[Shonen-ai] It Took Me So Long Time part.1

 

Title: It Took Me So Long Time

Author: Lightless Star a.k.a Jung Jinra (previously schneeflocke)

Cast:

Lee Sungmin (Super Junior)

Cho Kyuhyun (Super Junior)

Kim Heejin (Original Character)

Support Cast:

Park Jungsoo (Super Junior’s Leeteuk)

Lee HyukJae (Super Junior’s Eunhyuk)

Genre: Romance, Hurt/comfort

Rated: PG (because of shonen-ai)

Length: Multichap (Chapter 1 of ?)

————————————————————————————————-

“Kau menangis? Ah, jangan seperti itu. Laki-laki tidak boleh cengeng.”

Suara tak dikenal itu membuat Sungmin menegakkan kepala, menatap sosok yang sedikit lebih pendek darinya itu. Anak kecil berumur delapan tahun itu kemudian berdiri dan menatap anak yang tampak lebih muda darinya dan sekarang berdiri dihadapannya.

“Tapi mainanku hilaaaang,” ucapnya lagi sambil masih mengusap mata kanannya dengan lengan baju.

Saat ia membuka matanya, ia dapati tangan itu terulur kearahnya.

“Ambil mobil-mobilanku saja, ini.”

Raut anak kecil berwajah manis itu seketika langsung berubah. Tak tampak sedih seperti yang beberapa detik lalu ia tunjukkan.

“Ah, kau siapa?” tanyanya kemudian setelah mengambil mobil-mobilan tadi dan berterimakasih pada yang telah memberikan.

“Aku tetangga barumu. Salam kenal,” ucapnya sambil tersenyum ramah menampakkan deretan giginya yang rapi.Sungmin memandangnya, rambutnya yang cokelat tua serta matanya sewarna dengan rambutnya. Kulitnya putih namun pucat. Dan wajahnya saat tersenyum itu manis sekali. tampaknya ia anak yang baik.

Setidaknya, ada yang bisa aku ajak bermain lagi selain Ryeowook, pikir Sungmin.

“Siapa namamu?”

“Ah, namaku——“

“Sungmin-ah!” suara seorang wanita memanggilnya keras. Membuat Sungmin tersentak dan langsung menoleh kebelakang.

“Ne, Eomma!” ia lalu berlari kearah ibunya yang berdiri didepan rumah mereka, padahal belum sempat mendengar potongan kalimat teman barunya tadi.

Sungmin berhenti didepan ibunya yang lalu menggandeng tangannya masuk kedalam rumah sambil menatap si rambut cokelat tadi sinis. Anak lelaki itu menundukkan kepalanya sejenak lalu mengangkatnya lagi dan tersenyum saat melihat Sungmin sekilas tersenyum padanya sebelum masuk kedalam rumah.

“Sungmin-ah, jangan main dengan dia lagi, ne?” ucap ibunya was-was.

“Wae, eomma? Dia tampaknya bukan anak nakal,”ucap Sungmin heran sambil memajukan bibir merahnya yang mungil.

“Kau tau? Ayahnya itu… bandar narkoba. Ayahnya orang jahat, Sungmin-ah. Ibu takut kalau kau bermain dengannya dan dekat dengan keluarganya. Pokoknya jangan main sama dia lagi, ne?”

Sungmin yang sebenarnya tak begitu mengerti hanya mengangguk.

“Janji sama eomma?”

“Ne.”

Sungmin tak pernah mengobrol dengan anak itu lagi. Ia hanya melihat dari jauh, dan kadang anak itu membalas senyumnya saat ia juga melihat Sungmin yang memperhatikannya. Tampaknya, anak itu tak punya kondisi kesehatan yang kuat karena wajahnya seringkali nampak pucat. Ia juga jarang bermain diluar rumah, mungkin karena tak punya teman.

Sungmin tak pernah tau siapa nama anak laki-laki yang meredakan tangisnya sore itu, padahal sungguh ia ingin mengenalnya, tak pernah ia begitu ingin tahu tentang seseorang seperti ini sebelumnya. Sungmin akan merasa senang saat melihat si rambut cokelat itu tersenyum, walau dari jauh. Sungmin akan merasa sedih jika melihat wajah itu murung, walau ia tak pernah tau.

Namun yang membuatnya makin sedih adalah saat ia tak bisa lagi melihat anak yang selalu duduk diberanda rumah didepan rumahnya tu.

Dia cuma tiga bulan tinggal disini, dan setelah itu pindah entah kemana.

xxx

It took me so long time

© Lightless Star

xxx

Disclaimers: I don’t own the charactes

Warning: Shonen-ai, alternate universe, out of character (maybe)

Requested by: Anna-sshi

Xxx

“Sungmin-sshi, ini kamarmu. Disini, satu kamar ada tiga orang. Ayo, ikut aku,” ucap Siwon, kepala asrama itu dengan ramah pada Sungmin. Ia akan menjadi murid baru di SMA yang muridnya tinggal di asrama ini sekarang.

Kreet…

Pintu kamar terbuka dan dua orang namja yang tak pernah ia kenal menoleh kearahnya.

Namja yang sedang berkutat dengan laptop itu berambut pirang, matanya hitam, tubuhnya tidak jauh berbeda tinggi dengan Sungmin. Saat Sungmin masuk ia menyambutnya dengan senyum yang ramah, membuat Sungmin merasa akan nyaman tinggal di kamar ini mulai sekarang.

Namja yang sedang asyik dengan PSP ditangannya itu berambut cokelat tua, sama dengan matanya, tubuhnya jangkung, tipe-tipe orang yang akan membuat Sungmin merasa enggan berdiri disampingnya. Tak seperti temannya yang tadi, namja itu bahkan tak melirik kearah mereka.

“Letakkan barang-barangmu disini. Ini akan jadi kamarmu mulai sekarang. Yang akur dengan dua temanmu yang lain, ya,” jelas Siwon lagi sambil menepuk pundak Sungmin dan sedikit mendorongnya memasuki ruangan kamar besar yang didominasi warna putih itu.

Sungmin menginjakkan kakinya dilantai putih gading ruang kamar ini, lalu ia mendengar suara pintu ditutup dibelakangnya.

“Ha—halo…”

“Halo! Kau teman sekamar kami yang baru? Senang bisa bertemu denganmu!” sambut namja yang sama tinggi dengan Sungmin itu riang lalu serta merta merangkul tubuh Sungmin dengan lengannya, akrab.

“Siapa namamu, hm?”

“Ng.. Lee Sungmin,” ucapnya gugup, ia tak tau akan seperti apa hidupnya di hari-hari berikutnya bersama orang-orang baru ini.

“Sungmin? Kenalkan, aku Hyukjae. Lee Hyukjae. Dan yang wajahnya seram itu Cho Kyuhyun. Mulai sekarang kita sekamar, ya!” masih dengan nada riang yang tadi.

“Jangan seperti itu pada orang baru, Hyung. Lihat, dia jadi takut padamu,” ujar Kyuhyun mengalihkan perhatiannya sejenak dari PSP kesayangannya dan melanjutkan kegiatannya tadi dengan serius.

“Kau berisik sekali, Kyu!”

“Nah, Sungmin-ah. Atau… Minnie-ah? Ranjangmu yang paling atas, ya. Aku paling bawah dan Kyuhyun ditengah,” jelas Hyukjae sambil menunjuk ranjang bertingkat beralas putih yang serasi dengan nuansa kamar asrama ini.

Sebenarnya, Sungmin takut untuk tidur ditempat yang paling atas. Namun, karena dia melihat tatapan Kyuhyun saat ia memasang wajah memohon—-ingin menolak—-ia tak berani bilang apa-apa lagi.

.

.

“Minnie-ah, bangun. Bel masuk dua puluh menit lagi dan kau belum mandi,” ucap Hyukjae tenang, padahal kalimat barusan itu mestinya membuat mereka semua panik.

“Mmh…” erangnya sambil mengucek mata dan mengusap rambut hitam pendeknya yang acak-acakan.

“Cepat, Minnie-ah. Kalau kau tidak cepat siap-siap, kita akan terlambat. Dua puluh menit lagi, loh,” ucap Hyukjae lagi sambil melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Sungmin perlahan membuka matanya dan mendapati Hyukjae dan Kyuhyun sudah siap dengan seragam sekolah mereka. Sementara Sungmin baru saja bangun dari tidurnya yang… sangat pendek.

Ia lalu menatap jam dinding yang tergantung di dinding kamar. Pukul 07.40. sementara ia baru bisa memejamkan mata sekitar jam Empat tadi pagi.

“AAAAAAA!” teriaknya panik dan langsung turun dari ranjang nyamannya lalu bergegas ke kamar mandi.

Selama dirumah, Sungmin biasanya bangun lebih awal dari ini. karena dia selalu bisa tidur cepat di malam hari. Namun sekarang, dia yang biasa memejamkan mata pukul sembilan malam harus mulai terbiasa untuk diundur jam tidurnya gara-gara dua makhluk berisik dikamarnya. Hyukjae yang asik menelepon temannya walau sudah malam dan Kyuhyun yang suaranya kalau bermain game berisik sekali. Suara dari konsol game-nya, atau dari Kyuhyun yang berteriak histeris baik kalah, maupun menang.

Sungmin—orang baru yang tak tau apa-apa—-hanya bisa diam dan mencoba tidur, walau kadang ia akan tersentak dan membuka mata lagi saat mendengar Hyukjae terpingkal-pingkal dengan lawan bicaranya di telepon atau teriakan Kyuhyun saat dia bilang, “Ah, sialan! Game over!”

Maka dari itu, Sungmin bangun dengan mata kantuk dan wajah lelah untuk menyambut pagi pertamanya disini.

.

.

Sungmin melihat apa yang dikenakannya dari atas sampai bawah. Blazer berwarna hitam yang melapisi kemeja putih dengan dasi yang sewarna. Lalu celana bahan yang sedikit kepanjangan untuknya, dan sepatu baru yang ia kenakan hari ini. Semuanya baru. Sekolah baru, teman-teman baru, seragam baru, dan mungkin saja… masalah baru.

“Yang semangat, Minnie-ah! Ini hari pertamamu!” ucap Hyukjae tanpa rasa bersalah sambil menepuk pundak Sungmin saat mereka sedang berjalan menuju kelas.

“Tak tahukah kau kalau dia susah tidur gara-gara mendengar suara tawamu di telepon tengah malam, Hyung?”

Hyung?

“Kau kira suara berisik orang yang teriak-teriak saat main game itu tidak mengganggu, heh?” ucap Hyukjae sambil melirik Kyuhyun dengan ekor matanya, kesal. Yang dilirik tak menanggapi.

“Kita harus berpisah sekarang. Sampai nanti, Sungmin, Kyuhyun!” Hyukjae berlalu sambil melambaikan tangan, Kyuhyun membalasnya. Dan Sungmin mulai menampakkan wajah panik.

“Hyukjae-sshi!” panggilnya sambil berteriak, tapi Hyukjae terus berlari.

“Kau dikelas berapa?” tanya Kyuhyun tanpa memandang Sungmin.

“11-C.”

“Kita sekelas, Hyung. Ayo, sini aku tunjukkan,” ucap Kyuhyun sambil memegang pundak Sungmin dan menunjukkan arah kelas mereka.

Sungmin menginjakkan kaki di ruang kelas barunya. Ruang kelas berdinding krem itu tampak rapi dan bersih. Sungmin melihat sekeliling, dan mendapati orang-orang juga melihatnya terus-menerus, beberapa juga ada yang saling berbisik. Dan sekumpulan yeoja dipojokan kelas sana malah histeris saat memperhatikannya. Dan itu membuat Sungmin sedikit bergidik.

“Kau duduk disebelahku saja. Dari wajahmu, nampaknya kau orang yang gampang ditindas, Hyung,” ucap Kyuhyun sambil menunjuk bangku disampingnya. Sungmin hanya mengangguk dan duduk di bangku sebelah tempat duduk Kyuhyun.

Gampang ditindas, katanya?

“Kenapa kau panggil aku ‘Hyung’? Bukannya kita sekelas?” tanya Sungmin sambil menatap Kyuhyun. Orang yang ia anggap menyeramkan dan membuatnya merasa semakin gugup di hari pertamanya.

“Aku yang paling muda disini. Aku pernah loncat kelas dua kali, makanya sekelas denganmu,” ucap Kyuhyun sambil tersenyum. Sejenak, Sungmin berpikir kalau orang ini sombong sekali.

“Bagaimana bisa, hm? Wajahmu… tidak seperti orang.. ehm.. cerdas,” ucap Sungmin ragu-ragu, lalu menundukkan wajahnya, terlalu takut untuk mendengar tanggapan Kyuhyun. Berlebihan.

Kyuhyun malah mengetuk-ngetukkkan jari telunjuk tangan kanannya di pelipis Sungmin, membuat pria yang lebih pendek darinya itu menengadahkan kepala.

“Salahkan otakku, Hyung,” ucapnya enteng, Sungmin mendengus sebal.

Bel masuk berbunyi beberapa detik setelah itu dan semua siswa yang masih sibuk dengan kegiatan mereka daritadi langsung berhamburan dan duduk dengan rapi ditempatnya lagi saat melihat sosok—sepertinya guru—-yang mulai masuk ke kelas.

“Aku baru melihatmu hari ini. Kau siswa baru?” ucap guru tadi—yang Sungmin ketahui namanya Jungsoo—-sambil menunjuk Sungmin. Ia hanya mengangguk.

“Kalau begitu perkenalkan dirimu dulu ke depan,” ucap Jungsoo-seonsaengnim  lagi sambil tersenyum. Sungmin melangkahkan kakinya kedepan kelas gugup. Apalagi setelah ia lihat siswa dikanan-kirinya meliihat kearahnya. Sungmin cuma berdiri. Ia tak tau harus apa. Dan saat ia melihat kedepan, ia melihat beberapa orang menahan tawa di tempat duduk mereka.

‘Ayolah, Sungmin! Kau sudah kelas 2 SMA!’

“Ha-halo, aku murid baru dikelas ini. Namaku Lee Sungmin. Tapi biasa dipanggil Sungmin. Salam kenal dan mohon bantuannya, teman-teman,” ucapnya gugup didepan kelas setelah itu sedikit membungkukkan badan lalu menarik ujung-ujung bibirnya, mencoba tersenyum walau keningnya berkerut melihat reaksi seisi kelasnya yang langsung hening.

“Manis sekaliiiii!” ia dapat mendengar suara yeoja yang di pojokan kelas tadi lagi. sekali lagi, Sungmin bergidik ngeri.

“Kau boleh duduk, Sungmin-ah,” ucap Jungsoo-seonsaengnim.

.

.

Hari pertama disekolah menurut Sungmin sangat buruk. Sangat amat buruk, tidak seperti yang di inginkannya. Sikap gugupnya yang ada sedari kecil belum juga bisa ia hilangkan, apalagi jika ada ditempat baru seperti ini. Jam pelajaran ia lalui dengan membosankan, kebanyakan siswa juga bilang begitu, karena gurunya maupun pelajarannya. Tapi mereka masih bisa menghabiskan waktu untuk saling berbisik-bisik atau menjahili temannya yang lain.

Tidak seperti Sungmin, yang rasanya untuk menyapa orang-orang tadi saja rasanya susah sekali. walaupun banyak dari mereka yang tersenyum ramah pada Sungmin. Ia tak berani mengajak orang lain untuk bicara, dan hanya berbicara kalau ada yang menanyainya.

Jadi, sepanjang jam pelajaran ia hanya diam. Tidak memperhatikan pelajaran geografi yang dijelaskan Jungsoo-seonsaengnim ataupun mengobrol dengan temannya dikelas. Tidak melakukan apa-apa.

Tidak melakukan apa-apa? Ah tidak juga. Karena dia tak bisa melepaskan matanya dari sosok yang duduk disampingnya dan memperhatikan penjelasan Jungsoo-seonsaengnim dengan serius dari awal tadi. Ekspresi wajahnya yang tadi begitu berbeda saat dia bercanda dengan Hyukjae atau membuat orang kesal dengan celetukan-celetukannya.

Entah apa yang membuat Sungmin memperhatikannya, ia sendiri tak tahu. Ia tanpa sengaja menangkap sosok itu saat matanya berkeliling ke penjuru kelas. Dan akhirnya berhenti pada sosok itu. Tertarik, ingin tahu, dan akhirnya mengamati lama sekali.

“Aw!” sentak Sungmin sambil mengusap dahinya yang menabrak tembok, dan buku yang disuruh Jungsoo-seonsaengnim untuk diantarkan keruang guru tadi berserakan dilantai. Segera ia bereskan semuanya dengan cepat, panik. Kalau-kalau ada yang rusak, basah atau kotor bagaimana?

“Gwenchana?” sebuah suara yang diikuti langkah kaki tergesa mendekat kearahnya, disertai seorang gadis berambut panjang hitam yang ikut membantunya membereskan barang yang berserakan tadi.

“Gamsahamnida,” ucap Sungmin sambil sedikit membungkukkan badan. Gadis cantik itu melengkungkan senyum di bibir mungilnya, mata hitamnya yang sipit ikut melengkung saat ia menarik ujung-ujung bibir tadi.

“Cheonmanneyo. Biar aku bantu bawakan, ne?” ucap gadis tadi masih sambil tersenyum, lalu mengambil beberapa buku dari setumpuk yang dibawa Sungmin.

Sungmin membalas senyumnya, mata hitamnya yang pekat menatap sosok yang berjalan didepannya itu masih sambil tersenyum. Orang ini baik sekali, Sungmin selalu gugup saat bertemu orang baru hari ini karena takut di tindas atau dikerjai.

Tapi, gadis ini tidak. Ia mampu menghilangkan rasa gugup Sungmin dan membuat pemuda itu merasa nyaman.

Love at the first sight?

Sungmin menggelengkan kepalanya. Tidak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Lagipula, ia belum kenal dan tidak tau apa-apa. Jadi itu semua tidak mungkin.

Ia hanya senang karena gadis ini begitu baik dan membuatnya merasa nyaman. Tidak seperti Kyuhyun yang terkesan ‘evil’ dan menyeramkan.

Oh, Kyuhyun lagi. Bahkan saat namja itu tidak berada disini dan mereka baru saling mengenal selama dua hari. Sungmin mengerjapkan matanya lalu menggelengkan kepala, berusaha mengusir bayangan aneh dari otaknya.

Pria bertubuh mungil itu membuka pintu dan masuk ke ruang guru dengan sopan sambil meletakkan buku yang disuruh  Jungsoo-seonsaengnim tadi, diikuti gadis berambut lurus yang dari tadi membantunya. Ada beberapa guru yang sedang duduk didalamnya. Setelah membungkukkan badan dan meminta izin, mereka keluar, dan berjalan ke kelas masing-masing yang tampaknya satu arah.

“Gamsahamnida,” ucap Sungmin lagi sambil menunjukkan deretan giginya yang putih dan berjejer rapi.

“Kau sudah dua kali mengucapkannya. Haha,” ucap gadis itu sambil tertawa kecil. Manis sekali.

Sungmin Cuma bisa melirik gadis itu lewat sudut matanya.

“Nampaknya aku baru melihatmu hari ini. kau murid baru?” tanyanya lagi. Sambil menolehkan kepalanya menatap Sungmin.

“Ah, iya. Aku dikelas 11-C. Ini hari pertamaku,” jawabnya.

“Kelas kita bersebelahan! Aku ada di 11-D. Disamping kelasmu. Ahaha. Wajahmu lucu sekali. Seperti adikku saja, kita tak tampak seumuran. Siapa namamu?” tanya gadis tadi, sambil menghentikan langkah didepan sebuah pintu kelas yang begitu berisik. Suara mereka yang sedang bercakap-cakap didalam bisa didengar jelas oleh Sungmin dari sini.

“Aku Lee Sungmin. Kau?” ucapnya sambil sedikit mengeraskan suara.

“Aku Kim Heejin, senang berkenalan denganmu. Kita berteman, ne?” saat ia menatap kedepan, gadis itu sedang mengulurkan tangan kanan padanya, mengajak bersalaman dan Sungmin menyambutnya.

“Ya, senang berkenalan denganmu juga, Heejin-sshi,”

“Jangan panggil pakai –sshi. Kesannya terlalu formal,”

“Baiklah, Heejin,”

Heejin membalikkan badan dan memegang gagang pintu saat hendak membukanya sampai ia dengar suara seseorang dari arah kelas 11-C.

“Sungmin-hyung!”

Sosok Kyuhyun yang berlari kearah Sungmin tertangkap mata cokelat tuanya. Dan wajah gadis itu langsung berubah… muram. Senyumnya hilang, tak seperti tadi.

“Wae, Kyuhyun-ah?” ucap Sungmin heran melihat ekspresi Kyuhyun yang berlebihan.

“Kemana saja, hah? Kau ditindas anak-anak berandalan, ya?” tanyanya, ada nada khawatir dalam suaranya.

“Tidak. Tadi aku bertemu teman baru. Ini, Heejin,” kata Sungmin tersenyum sambil meraih lengan gadis yang hendak masuk kelas tadi, membuatnya sekarang berdiri disamping Sungmin.

“Aku tidak ditindas, kok. Tadi dia membantuku, Kyu,” ucap Sungmin masih sambil tersenyum, tak peduli pada raut wajah Kyuhyun yang berubah saat dia menatap Heejin.

“Tsk. Hyung, ayo masuk kelas saja, ne. Cepat!” ucap Kyuhyun sambil menarik lengan pemuda yang lebih tua dua tahun darinya itu tergesa. Meninggalkan Heejin yang berdiri disana sendiri.

“Eh? Eh?  Kyuhyun! Kenapa, heh? Heejin kan baik padaku!” ucap Sungmin sambil mempercepat langkah karena Kyuhyun berjalan makin cepat sambil menyeret lengannya dan membuka pintu kelas dengan kasar.

“Kau mulai suka padanya, ya Hyung?” tanya Kyuhyun dengan nada menyelidik setelah ia melepas pergelangan tangan Sungmin dan sampai dikelas. Sungmin melihat pergelangan tangannya yang sedikit memerah karena dicengkeram terlalu keras.

Awalnya, tak ada reaksi. Ia masih memikirkan rasa sakit dipergelangan tangannya.

Namun detik berikutnya,

“Mwo?! Suka?”

 

-To Be Continued-

 

Author’s Note:

Current Song Mode Author: Hare Ame Nochi Suki-Morning Musume. Yah lagu yang cocok untuk fic saya yang entah kenapa mirip shoujo manga lol

Fic shonen-ai request-an. Yang entah kenapa terasa… gagal. -___- << author yang paling banyak menggunakan kata ‘gagal’ di author’s note-nya. Silahkan cek sendiri.

FF ini yang termasuk salah satu yang paling susah bikinnya dari semua FF shonen-ai yang pernah saya bikin. Asdfghjkl. Saya bukan ELF dan KyuMin Shipper. Tapi,Kyumin itu manis ya ternyata? Unyuuuuu */////*

Chapter dua bakalan diapdet secepatnya, mudah-mudahan. dan maaf kalau disini banyak sekali kekurangannya.;___; Apalagi karena saya baru pertama kali nulis KyuMin dan multichapter. Semoga suka, buat Ana-sshi yang request. Jadi… comment dan tolong kasih tau kekurangannya, ne? Supaya di chapter depan bisa diperbaiki :))

Sign,

Jung Jinra

6 tanggapan untuk “[Shonen-ai] It Took Me So Long Time part.1”

  1. keren kok ff nya chinggu,,cepet lanjut ya ,,aku suka cerita nya kok ,,apa lagi cerita nya kyumin satu asrama >/////<
    makasih ya ff nya udah di buatin 😀
    mf yah baru baca nya sekarang #bungkuk

    Suka

  2. Ah Anyeong Haseyo.. aku readers baru hahah… ff nya keren kok, aku suka ff nya, cerita nya hidup..
    . aish.. eomma nya Sungmin oppa galak amat.. 😛
    Kya~~~ Eunhyuk oppa pasti teleponan sama Donghae oppa.. kkekekeke *sok tau.. 😛

    Lanjut ya ff nya.. aku penasaran.. 🙂

    Suka

Leave Your Review Here!