[Vignette] A (Wrong) Concept

1410943164342

A (Wrong) Concept

by jojujinjin (@laissalsa on Twitter)

.

starring GOT7′s Kim Yugyeom and OC’s Lean

Vignette —  romance, life, slight!Sad, a.. bit fluff…?, Hurt/Comfort

.

.

.

summary

Mereka benar-benar sama. Kata-kata Lisa seolah berhasil mengusik sudut pandang Yugyeom dalam menjalin hubungan—haruskah dia berubah? Sifat yang berlawanan dengan Lean agar, mereka… bisa saling melengkapi?

.

Akhir musim dingin yang buruk.

Dingin nyaris memijak suhu terandah sepanjang sejarah musim dingin di Korea Selatan. Hening menari-nari dalam tiap jengkal kafe ujung Myeongdong itu. Sukses membekukan pita suara setiap pengunjung juga membuat Lean hanya mampu susah payah menyesap kopi dengan lidah yang tertidur. Sementara, mesin penghangat yang menyala kala itu, tidak ada separuh dari jumlah yang semestinya. Tinggalkan melodi lembut yang dibalut suara Taylor Swift dari album lamanya bertajuk Speak Now.

Dan Yugyeom yang masih berkutat dengan laptop—yang diam-diam dikutuk oleh gadis di hadapannya, Lean, namun dia terlalu malas untuk membuka percakapan—mengutak-atik website pribadinya tanpa ingat pada secangkir caramel macchiato pesanannya setengah jam yang lalu. Membiarkannya mendingin di tengah tenggorokannya yang kering kerontang.

 .

Di mana?

Dua kata itu baru saja muncul di layar telepon genggam Lean dengan nama pengirim Lisa, kakaknya. Segera saja Lean membalas cepat.

Ia sempat melirik Yugyeom sebentar, melihat apakah pria itu bereaksi dengan bunyi notification handphone-nya. Nyatanya, tidak. Yugyeom seolah tidak bernyawa.

  .

Seperti biasa.

Lalu, balasannya datang tidak lama setelahnya. Lean mengambil cangkirnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya sibuk menekan pass code.

 .

Seperti biasa? Bersama Yugyeom? Dengan dia bersama laptopnya dengan wajah idiot? Tidak ada perbincangan yang berarti? Wow.

Tegukan terakhir cappuccino Lean terasa pahit sekali. Lekas Lean membalasnya ketus.

 .

Diam saja.

 .

Tidak bisa! Kamu terlalu pendiam untuk cowok yang juga pendiam seperti dia.

Kening Lean berkerut. Kini, kakaknya mulai mengulang kesamaan-kesamaan antara dirinya dan Yugyeom.

 .

Memangnya kenapa?

Pesan itu sudah terkirim. Dua menit, Lisa sepertinya sudah melepaskan jemarinya dari telepon genggamnya.

Lean memilih untuk menelengkan kepalanya.  Ketika sepasang irisnya tak sengaja menangkap sepasang kekasih—yah, dia bisa langsung menyimpulkannya—sedang bermesraan di bawah kanopi, tulang lehernya langsung kembali berputar. Ia merasa tertohok.

Tepat setelahnya, telepon genggam putih Lean kembali berdering.

 .

“Siapa itu?” suara serak Yugyeom mengalihkan perhatian Lean dari balasan Lisa ke pria tampan itu.

Punggung Yugyeom kini menyender di sandaran kursi kafe yang keras. Dan, untuk yang pertama kalinya di hari itu, dia mulai meminum caramel macchiato-nya.

 .

“Lisa.” Jawab Lean sembari menarik napas pendek, “Mengatakan kalau aku, yang pendiam, tidak cocok untuk cowok yang pendiam seperti kamu.”

Yugyeom yang tadinya terpejam kini kembali menatap lampu yang tergantung rendah. Sudut matanya menangkap raut Lean yang begitu datar. Mirip sepertinya, memilih untuk tidak menaruh ekspresi yang berarti ketika mengatakan sesuatu.

 .

“Dia bilang begitu karena pacarnya sangat berbeda dengannya.” Seulas senyum tipis terlukis dengan mudah di wajah Yugyeom kemudian, “Kalau tidak, juga dia tidak akan bilang seperti itu.”

Lean hanya menanggapinya melalui sebuah anggukan asal. Lagipula, mereka berdua juga sama-sama lihai mengurung pikiran lain yang mendadak muncul ketika sedang membicarakan sesuatu, mengandung pemicu perdebatan—mungkin itu salah satu faktor hubungan mereka masih bertahan sampai sekarang.

 .

“Lagipula..” Yugyeom berdeham kecil. Posisi duduknya kini sudah tegap dan ia menatap Lean hati-hati, “Aku pikir kamu sudah nyaman dengan kita yang seperti ini.”

 .

“Iya..” tiba-tiba, sisi cool-nya entah hilang kemana. Tergantikan dengan rasa gugup dan sedikit perasaan aneh menangkap sinyal lain dari tatapan Yugyeom. “M-maksudku, ya, aku sudah nyaman, kok.”

Yugyeom lekas tertawa.

 .

“Apa?!”

 .

“Tidak.” Tidak lama kemudian, rambut Lean sudah acak-acakan setengah mati.

 .

“Mau pulang?”

Tanpa aba-aba, Yugyeom mengulurkan tangannya selepas berdiri. Tidak mempedulikan protes sang pemilik rambut yang usai diacaknya gemas.

 .

“Aku tidak mau pulang.” Ujar Lean sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kening Yugyeom berkerut seketika.

 .

“Lalu…?”

 .

“Ke taman saja, yuk?”

Lean pikir dengan ajakan konyolnya (sekaligus tolol) itu Yugyeom akan menolak lalu menariknya keluar café. Tapi tidak—Yugyeom mengangguk meski sempat menatap Lean dengan mata menyipit.

 .

***

 .

Taman yang dikelilingi bunga dandelion itu terletak di ujung jalan rumah Lean.  Luasnya tidak lebih dari luas sebuah kelas berisi tiga puluh enam anak. Hanya saja, isinya yang sedikit—sepasang ayunan dan tiga kursi panjang, sisanya, rumput setinggi betis yang tertata rapi—membuat taman itu terlihat luas.

Ayunan bercat merah muda yang sudah pudar dilapisi salju tipis menjadi pilihan Lean sementara Yugyeom lebih memilih duduk di salah satu kursi panjang. Sembari menatap satu sama lain, Lean terayun pelan direngkuh angin bulan itu. Mereka berdua seolah tidak peduli dengan suhu yang makin merendah meski salju sudah tidak turun.

 .

“Hei.”

 .

“Apa?”

 .

“Tidak ada yang ingin kamu bicarakan?” Tanya Lean, dilengkapi cengiran tipis nan konyol.

Yugyeom menunduk, lengannya terlipat di depan dada beberapa sekon kemudian. Entah bagaimana hingga benang pikirannya menarik kembali perkataan Lean tadi, ‘Mengatakan kalau aku, yang pendiam, tidak cocok untuk cowok yang pendiam seperti kamu’.

 .

“Menurutmu…” Yugyeom berdeham, mencari pertanyaan yang sekiranya tepat sebelum menuju pertanyaan inti. “Aku orangnya bagaimana?”

Lean mengernyit, memasang wajah datar, lalu terkekeh sebelum menjawab pertanyaan Yugyeom—yang dijawab pertanyaan lagi.

 .

“Menurutmu sendiri, aku bagaimana?”

 .

“Hm? Pendiam, dingin? Tapi sebenarnya punya sisi yang tidak keras juga.”

 .

“Ya begitulah kamu.” Sudut bibir Lean terangkat tinggi. Membuat sepasang lesung pipitnya muncul.

Yugyeom termenung mendengarnya. Otaknya mendadak kosong karena jawaban Lean memang benar adanya, namun dia tidak tahu apakah Lean senang karenanya atau tidak. Mereka benar-benar sama. Kata-kata Lisa seolah berhasil mengusik sudut pandangnya dalam menjalin hubungan—haruskah dia berubah? Sifat yang berlawanan dengan Lean agar, mereka… bisa saling melengkapi?

Saling melengkapi?

 .

“Sudahlah. Kata-kata Lisa tidak usah dipikirkan. Kita yang seperti ini sudah cukup untukku, Yugyeom.”

Bersamaan dengan itu, Yugyeom mulai berspekulasi kalau kata pepatah ‘jodoh saling melengkapi’ itu tidak sepenuhnya benar.

 .

“Dingin, ya.”

 .

Yeah,” Yugyeom akhirnya tersenyum. “Seperti kita.”

Lean mengerling datar.

 .

“Itu kamu tahu.” Katanya, lalu memasang raut masam. “Pulang saja, deh. Yuk.”

 .

“Nanti saja.” Kini, giliran Yugyeom yang enggan pulang.

 .

“Ada yang perlu dibicarakan?” Alis kanan Lean terjingkat kala mengatakannya.

 .

“Tidak.”

 .

“Lalu…? Apa manfaat kita kedinginan di sini?”

Yugyeom memutar bola mata bingung.

 .

“Entah.” Bahunya mengedik singkat. Namun, belum sempat Lean meracau, ia sudah lebih dulu menambahkan. “Waktu kebersamaan kita, mungkin?”

Mendadak, salju putih yang Lean pijak memancarkan warna-warni di matanya. Seorang Kim Yugyeom, baru saja menyebut sesuatu yang sangat asing untuk indra pendengarannya. Waktu kebersamaan mereka. Detik demi detik di antara mereka yang diam-diam diharapkan akan terus seperti itu meski hening lebih mendominasi.

 .

“Mungkin aku juga tahu kenapa selama ini kita lebih sering saling berdiam diri.” Lean tersenyum, lagi. Manis sekali hingga Yugyeom merasa kakinya makin mati rasa—selain karena dingin.

 .

“Hm?”

 .

“Karena.. kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan rasa cinta kita?” Lean meringis.

Siapa bilang tidak ada perbincangan yang berarti?

 .

***

 .

Dua minggu kemudian, Lisa putus dengan pacarnya.

Setidaknya, itulah yang Lean tangkap ketika menemukan Lisa menangis dengan foto Jackson—ya, sang kekasih—di tangannya. Serta, jangan lupa, lagu Best Mistake oleh Ariana Grande yang terputar dengan suara kencang dari speaker telepon genggamnya.

 .

Bastard.”

Foto Jackson sudah terbelah menjadi dua.

 .

“Lisa..”

 .

“Keparat.”

Menjadi empat.

 .

“Hey, Lis…”

 .

“Kenapa dulu aku mau, ya, berpacaran dengannya?” Lisa mengucapkannya dengan kedua telapak tangan menangkup wajahnya, itu membuat Lean benar-benar prihatin.

Lupakan tentang foto Jackson yang sekarang sudah tinggal serpihan-serpihan kecil. Lean sekarang beranjak merapat. Lalu menepuk-nepuk pundak saudari satu-satunya yang ia miliki.

 .

“Ceritakan, dong.”

Lisa melirik Lean kesal.

 .

“Pokoknya, selama ini dia tidak seperti yang aku pikirkan. Sifat aslinya sungguh bertolak belakang dengan sikap yang biasanya dia tunjukkan padaku. Dan aku membencinya.”

 .

“Ooh,” Lean manggut-manggut. Terbesit suatu hipotesis di benaknya.

Ternyata, saling melengkapi bukan berarti saling membahagiakan.

 .

“Jadi,”—jeda sejenak karena Lisa susah payah menyeka air matanya—“Apa kamu bahagia bersamanya?”

Lean mengangguk mantap.

 .

“Pertahankanlah.”

 .

“Oh, apa kamu baru saja merubah pandanganmu tentang jodoh?” Senyum jahil Lean mendorong Lisa untuk menoyor kepala gadis itu.

 .

“Iya.” Lisa mengambil satu tarikan napas. “Mungkin kalian berdua terlihat begitu sama satu sama lain. Tapi, aku tahu masing-masing dari kalian saling mencintai dan bahagia meski tidak tampak. Dan.. dengan kebahagiaan itu, kalian berdua sudah lengkap.”

 fin?

.

.

.

.

Matahari hari minggu sudah muncul sejak dua jam yang lalu. Lean terbangun hanya karena telepon genggamnya bergetar di bawa sikutnya. Namun setidaknya, dia tidak menyesal melihat nama pengirim beserta isi pesan itu.

 .

Sender: Yugyeom aka ice

Aku menyesal mendengar Lisa putus. But, pfft. Karma does exist, right? Hahahah. Good morning.

.

.

A/N: Lol idk what’s this seriouslyy ini terinspirasi berat dari posternyaa woi ganteng banget sih mas. Terus iya, ini alurnya cepet bangeeet. Dan maksudnya Yugyeom karma itu karena si Lisa udah bilang mereka ga cocok HAHAHA yy

Mind to review? xx, lais!

what are they

24 tanggapan untuk “[Vignette] A (Wrong) Concept”

      1. LAIZ

        FIX. YA TOLONG JANGAN KAGET KALAU BAKALAN FULL OF CAPS!!!! /warning keras/

        INI SUMPAH. BAGUS BANGET! TERLEPAS DARI SEGALA DIKSI, AKU LEBIH ENJOY DENGAN CERITA DAN SEGALA YANG ADA DI SANA. KAMPRET EMANG. KAYAKNYA GUE JADI NAKSIR YUGYEOM SETELAH INI (padahal asal tau aja ya plz, dari semua anak GOT7, aku mengabaikan yugyeom) IYA. SAMA SEKALI GA SIMPATIK SAMA TUH BOCAH. HAHAHAHA tapi karma does exist. DAN GUE KENA. HAHAHAH /apaan sih rusuh banget/

        Plis ya. Aku suka sama Lisa disini! Hihi ceritamu jadi menarik karena ini dari sudut pandang seorang cewek (kakak dan adik). Fams nya kerasa banget loh gils…. Serius. Dan apa ya, karakter Lean-Yugyeom disini juga gemesin bgt. Mereka sama sama pendiem tapi….. AHAHAHAHA lovely pastinya :3

        Terus apalagi ya, pokoknya scene favoritku waktu si JACKSON WANG YG AKU NISTAKAN itu muncul! HAHAHAHA SUMPAH JACKSON EMANG PANTES DAN LAYAK DIJADIIN KARAKTER TENGIL. Pantesan aja kalau si Lisa akhirnya gak kuat ya ampun. HA HA HA /nangis bawang/

        Sekali lagi, aku selalu suka bagaimanapun bentuk diksimu. Dan untuk takaran vignette, tulisanmu udah berkualitas banget. Worth it dan yeah feelingnya kerasaaa! Itu yang penting. Apalah arti diksi tinggi tapi kalau narasinya membosankan dan jenuh? Terus feelnya jadi kerasa hambar? Haha tapi tulisan kamu tidak seperti itu. Alhamdulillah yah tulisan kamu sukses bikin aku senyam senyum gak jelas ngebayangin lucunya si Lean-Yeom ini :3 hihihi

        Oke deh. Sekian dulu ya, Is. Inget pesanku di Line. Jangan pernah minder lagi ya deque. Kamu tuh berbakat. Sayang kalau gak diasah. Jadi seringlah berkaryaaa! Yehet! 🙂

        xx
        Sari.

        Suka

    1. Kak Sari
      .
      .
      .
      .
      .
      Aku gatau mau bales apa
      .
      .
      .
      .
      .
      Since kita lagi chat
      .
      .
      .
      .
      .
      Pokoknya
      .
      .
      .
      .
      .
      MAKASIH BUAT KOMENNYAAAA KAKAKKKKKKUUUUUUU SAYAAAAANGGG seperti yang kubilang waktu itu ketika melihat komen kakak yang ini; MADE MA DAAY!<3456789

      Suka

  1. Aku first kah?? /tebar bunga melati/
    Aaaa dede Yugyeom, another giant maknae yang dingin dingin sweet gimanaaa gitu yaaa /di fict doang tapi/ /aslinya? Uknowlah/ Ceritanya keren. Setuju banget deh kalo jodoh itu ngga harus saling melengkapi ! Semoga Lisa menemukan Jackson yang tepat yaaaa. Huhu.

    Suka

  2. Aisshshh aissshhh
    Tapi emang bener sih punya sifat yang sama kayak pacar itu kadang enak kadang enggak
    Tergantung gimana kita menyikapinya /ecciiie bahasa gue beuhh/
    kalo sama sama pendiem apa yang mau diomongin coba 😉
    tapi balik lagi ke fakta gimana kita nyikapinnya /apa banget dah bahasa gue/
    tapi sama sifat bukan berarti gak bisa nyatu
    Bahasa gue ga nyante udah aahhhh /terbang ke langit ke tujuh dan kabur karna udah nyepam pake bahasa ngelantur/ditabok author/

    Suka

    1. cieeee cieee aduh bahasamuuu gakuaaat xD lho lho aku gabakal nabok readersku sendiri, kok, tenang aja:v anyway, nama kamu sama kayak nama panggilanku di rumah. Makasih yaa udah baca dan komen, lais 00liner di sinii salam kenaaal^^

      Suka

  3. Dan aku juga mulai merubah pandanganku tentang jodoh.
    Great job thor,ini tu simple tapi manis terasa banget ditengah si Lean dan Yugyeom punya sifat yg dingin itu.
    Ga selamanya kebahagiaan itu harus nampak oleh orang lain.

    Waaah,daebak lah pokonya mahh,
    Oh y slam kenal ya, aku Hanny dari line ’95.

    Suka

  4. Lais, tau gak aku sebel banget bacanya. tapi ujung2nya ngakak pas bag ENDINGnya HAHAHAHAHA ini sesuatu sekali. kalimat yang tersusun, penataan alurnya, aduh diksinya aduhai membelai hati ini….. yabg tadinya ikutan dingin kayak salju malah meleleh sekali HAHAHAH
    sekian.

    JI XD

    Suka

    1. Halooo, kak! Salahkan saja saya yang lupa sama kakak tapi kakak inget sama saya……….;___; makasiih pujiannyaa kak, aamiin:’) thanks udah baca dan komen ya, kak Ji!<3<3 (salahkan saja kalau misalkan nama panggilan kakak salah juga…)

      Suka

  5. KALAIS TUHAN SUDAH LAMA AKU TAK MELIHATMU YAH BUKAN SECARA LANGSUNG SI TAPI UDAH LAMA GA BACA FICNYA KALAIS DAN BEGITU NGELIAT BOOM!

    Hahaha… Gabisa berhenti ini ngebayanginnya Yugyeom-Yerin tau ga. Padahal jelas jelas ini oc dan dengan Yugyeom yang ooc (yah, gaterlalu ooc juga si), cuman pas dengan muka Yerin di otak. Salah banget-_-

    Dan itu Jackson…
    Jackson…
    Kamu jadi anak brengsek nak di sini saya bangga:””””””””””””””””””D emang muka dia mah digimanain juga ya gitu, brengsek. Tapi, brengsek tampan mah gamasalah gampang dapet yang baru lagi.

    Dan itu endingnya…. AKHIRNYA DIA JADI HANGAT HOH. Fighting Yugyeom (OK, secara random aku sendiri gangerti kenapa aku bilang fighting)

    The end. BYE KAK
    Zyan

    Suka

    1. HAAALLLLLOOO ZYAN! Tbh aku juga kangen lihat komen kamu, lho 🙂 kamu khas banget pen-name sama gravatarnya, tapi udah ganti, ya? Hahah. Anyway, makasih buat pujian-pujianmu, dekku! Juga, makasih lagi udah di-share di blog pribadimu, sama udah baca, sama udah komen. I love you to the moon and back!<3

      Suka

  6. Yugyeom ya.
    Yugyeom ya.
    Freak banget sih kamu sist, pilih cast rendem amat 😉
    Ya, HAHAHAHAHAHA boleh dong bagi ketawa dulu karena aku juga senyum ngeliat ini XD dan btw tau gak kalo aku mikir hal yang sama kek Lisa? menurut aku, emang orang yang pendiemxpendiem biasanya yang sifatnya sama ga bakal akrab bikos udah tau sifatnya sendiri malah orang yang kek kucing anjing yang mainstream diceritakan hihiw XD
    talk less, do more, ini interesting! my mind kayak diapain gitu baca ini XD dan habis itu yang keren dibawahnya ada kata-kata yang selalu di pake kakmer dan aku kalo ngumpat.
    “karma does exist”
    BANGET LAIS BANGET!
    SUKA SEKALEEEEE ❤ I LAFF IT TO THE MOON AND BACK TO PELUKAN YANG TERSAYANG JUNGKOOK!
    dan yah, lagi lagi jackson.
    jackson.
    lagi. terus besok-besok tambahin aja jackson dan jimin.
    kapan-kapan jadiin jackson jimin daehyun.
    fix rombongan kena bully semua itu.
    SALAH MEREKA APA SIH? sial banget gue baca jackson itu udah nista banget sama anak ifk.
    1. fikha.
    2. kak sari.
    3. kamu.
    4. besok-besok fans jyp kek kak tiwi / kak vana / kak nisa mulai ..
    5. terus vanes ikut kereta pembully jimin part 2 bareng kakmer.
    AH YA SUDAHLAH. NASIB DIA ;( buang sj hatinya kalo takut sakit hati.
    Oke ini mulai oot dan sebelum diusir lais gue pulang deh ke alam masing-masing
    titip peluk untuk jackson dan salam dari nesskook disini 😉
    sukses selalu untuk selanjutnya ya lais XD

    Suka

    1. KAK VAAAAAAAANNNNNNNNNEEEEESSSSSSSSSZZZZZZ hehehehehhhh waa serandom apakah inixD emang yugyeom kenapa kak?? wkwk kayaknya korban bully bangeet yosshh hahahah bagus bagus (?). Kakak makasih yaa udah baca sama komen sama like, waa salam dari lais bersama bang jinwoo disini<3 thankseuuu!

      Suka

  7. LAISEUUU……
    DEK BOLEH JUJUR ENGGA? FIC KAMU MENGUBAH MINDED AKU DEK :’) AKU TERHARU BUKAN TERHURA DEK.

    ehmm. jujur ya aku punya perspektif kalo punya pacar yg bisa melengkapi itu pasti bahagia bgt. Soalnya sebenernya anaknya pendiem (hahaha) (tapi kalo udah kenal pasti aku cerewet)
    dan aku selalu mikir kalo punya cowok yg humoris trs asik trs lucuk kayak Jr yg pecicilan gidu pasti seneng deh :’) tapi ternyata pemikiranku ditepis setelah baca fic ini, aku justru mikir, “eh bener juga ya yg disampaikan Lais di sini. Gak selamanya melengkapi itu bahagia.”

    Well, ternyata kamu bisa menggambarkan sudut pandang yg ‘Wah’ bisa menyampaikan pesan yg baik. Tbh, aku salut sama kamu Lais! serius. It means, ngga selamanya saling melengkapi itu bikin bahagia.

    Dan entah kenapa aku mikirnya kalo sama Jeksen pasti susah langgengnya ((LHA emg lau siapanya Jeksen ci) xD dan Lisa feels that. dia gak betah kali sama karakternya Jeksen wkwk.

    dan aku bisa mengambil pesan lain dari fic ini juga sih, kamu menyampaikan kalau sebenernya definisi bahagia itu simpel. Jika kita saling menghargai satu sama lain, dan memahami karakter satu sama lain 🙂 how sweet you’re Lais! duh dek aku fixlah jatuh cinta sama tulisanmu.

    Selain diksi yg apik, enak utk dinikmati, tapi juga memiliki feel yg dalam dan membekas bgt ❤ terus ya pembawaan cerita kamu yg ini mengalirrr bgt Lais, aku sukaaa pokoknya! 🙂

    Keep writing ya Lais, karena kamu adalah adik yg hebat! 🙂 sukses selaluuu! mwaaaaah.

    xx, Uci.

    Suka

      1. KAK UCII! HAIII YEEEYY yaampun kak semoga konsep yang saya tebarkan di sini benar ya (?). wehee aku kaget ngeliat kakak di sini betewe..xD makasih yaa udah sempetin bacaa kakk. makasyi buat pujian dan komen kakak di sini, saya hanyalah sebutir debu di ifk:’) /nangis sedanau. HAHAHA yugyeom yugyeom pembantu kak vanna itu lho (HAH).

        makasihh kak uci!!!!<3

        Suka

  8. DEDEK LAIS KUCINTAKU PADAMU!
    EHEHEI EHEHEHEI EHEHEE Maafkeun aku baru bisa dateng sekarang aku tahu ini adalah sebuah dosa besar. Yes maafkan aku, laiiiiiiis. Actually aku baca ini udah dari hari kamis dan kenapa aku baru bisa komen sekarang, adalah karena : gapunya uang, gapunya pulsa, kehabisan paket. Yah, segini melelahkannyalah hidup ini.

    Pertama-tama, BAHAHAK Maz yugyeom serius is so wonderful mas ayo ngaku kenapa kamu jadi kalem begitu. Apakah itu bentuk karma seorang baek yerin? Karena yerin terlalu lama ngambangin mas, terus kepribadian kalian jadi tertukar, begitu? Ya Allah, gabisa bayangin yerin jadi dugong 😦 hashemeleh

    Aku suka Lean! Pribadinya unggul dan kesannya amat baik. Aku bisa bayangin dengan jelas gimana Lean dan Yugyeom duduk berhadapan dan mereka gak mengumbar apapun kecuali kesunyian dan argumen mengenai Lisa. Kondisi pacaran mereka begitu anti mainstream dan itu bagus buat dijadiin konflik. Aku seneng adikku yang satu ini pinter mengolah semuanya sampe bikin aku terobati rasa kangennyaaa. Aaaa alshela! Dhilu merindumu, naaak! Kapan kita fgan lagiiiii.

    Dan buat mbalisa. Ehehe mba… mba… MBA… YA MBO’YE PACARAN LIAT-LIAT DULU ATUH, SIAPA SURUH MACARIN LUTUNG SIRKUS KAN JADINYA DEMIKIAN. 😦 Keshian aku sama Lisa ini, pacaran sama Jackson aja udah merupakan kekhilafan tersendiri buat dia. Ya, semoga ia diberi ketabahan lebih lanjut yaaaaa :’)

    OIYA! Satu lagi kondisi paling menyenangkan di sini adalah. Latar tempat dan waktunya. Kafe merupakan tempat ideal di mana seluruh bentuk ide bisa dituangkan dengan baik di dalamnya, dan waktu musim dingin juga tepat banget untuk mendampingi suasana kafe. Aku suka semuanyaaaaa

    Apapun tentang Yugyeom di sini begitu candu, begitu pula diksi dan rangkaian kata kamu. Pokoke ai laf it, laiiis! Ganbatte!

    Poster kamu gulagilagilagilagilaaaaaaaak

    Suka

  9. HAAII KAK DHILA LOVE U TOOO dan tahu ngga yang aku perhatiin dari tadi itu kata ‘alshela’ omona asel temenku tersayang kenapa dikira aku:( HAHAHA anywayy kakak makasih lhoo udah sempetin komen dan baca fic abal iniiiii! Makaze buat segala pujian baiknya di atas sana, saya hanya bisa berusaha dan mengaamiinkan!:]] kak dhila, baydeway i miss youu hahah kakak kenapa jarang nongol di grup lagiii;__;

    MAKASIH LAGI QAQAQUE (sumpah alay) BAI BAI<3

    Suka

Leave Your Review Here!