[4th Fanfiction Contest] D3VIL – Galaxysyf

D3VIL – G – Galaxysyf

Title: D3VIL

Scriptwriter : Galaxysyf

Main Cast(s) : Kai of EXO, Shannon Williams and Vernon of Seventeen, Joshua of Seventeen

Durations : 3 ficlets

Genre : AU

Summary: When you look in the eyes of devil, what will you see?

____

Lihat matanya, apa yang bisa kaudapat?

Tidak ada.

Bahkan ketika aku duduk di hadapannya selama lebih dari 2 jam terakhir, aku masih tak mendapatkan apapun. Padahal ekspektasiku sudah sangat besar tentang apa yang bisa kudapat dari pria ini. Wajahnya seperti mampu mengatakan banyak hal, namun matanya sama sekali tak mampu memberi petunjuk. Semakin dalam aku menatap kedua mata itu, aku semakin tidak mengenali dirinya. Selama bertahun-tahun aku menggeluti pekerjaanku ini, tak pernah sebelumnya aku menemukan orang sepertinya.

Dalam penilaianku sendiri, sebenarnya, dia pria yang cukup tampan. Dia juga masih terlalu muda untuk mengenakan seragam oranye sampai duduk berhadapan denganku begini. Dia punya banyak hal yang bisa ia lakukan, hidupnya masih panjang.

Kenyataan bahwa dia sudah mencabut lebih dari 10 nyawa dalam kurung waktu tidak lebih dari 48 jam memang sulit dipercaya. Untuk pria yang umurnya belum genap 21 tahun, melakukan tindakan sekejam itu sudah terlampau mengerikan. Namun yang membuatku masih tidak mengerti adalah dia terlihat tidak menyesali perbuatannya itu, seperti  tidak merasa telah melakukan dosa besar.

Sudah hampir seminggu aku selalu bertemu dengan Kim Jongin di jam yang sama setiap harinya, melakukan pekerjaanku sebagai seorang psikolog forensik dengan mengajukan pertanyaan dan menganalisisnya sebagai hasil kerjaku. Cukup merepotkan, terlebih sekarang Jongin adalah subjekku dimana dia merupakan orang yang sulit untuk ditebak.

Setiap kali aku bertanya, mengapa dia sampai tega membunuh sebelas temannya, maka dia akan menjawab, “Aku tak punya pilihan lain karena saat iblis datang menghampirimu, kau tidak akan bisa berbuat apa-apa.”

Tanggal 13 Februari 2015, Kim Jongin ditangkap karena terbukti membunuh 11 orang di rumah salah satunya yaitu Do Kyungsoo. Tetangga yang merasa janggal dengan aktivitas yang terjadi selama 2 hari terakhir pada akhirnya menghubungi polisi.

Ketika tiba di TKP, polisi mendapati Jongin terduduk frustasi di hadapan 11 mayat temannya, dimana 10 di antaranya menggantung dengan tangan terikat dan luka tusuk yang merobek jantung mereka dan satu satu orang lagi tergeletak dengan luka sayatan di lehernya yang mengeluarkan begitu banyak darah di garasi mobil.

Ya, dia memang punya masalah dengan kejiwaannya, tapi sayangnya aku tidak pernah bisa menyimpulkan masalah itu sampai sekarang.

Berulang kali kuputar rekaman CCTV dari ruangan ini, membawa semua data riwayat hidupnya bahkan sampai mempelajari latar belakang keluarganya. Hasilnya semua nihil. Dia tidak pernah punya riwayat sakit jiwa sebelumnya atau mengalami kekerasan di lingkungan sekitar hingga menimbulkan trauma.

“Dokter.”

Terkadang suara yang ditimbulkannya membuatku merinding. Seperti ada yang membuatnya berbeda, terkesan dingin sampai membuat suasana seolah berubah jadi mencekam. Berurusan dengan seorang psikopat tidaklah mudah.

“Bukankah kau selalu ingin tahu kenapa aku membunuh semua temanku?”

“Apa kali ini kau akan memberitahuku, Jongin?”

“Sebenarnya aku hanya membunuh satu di antara mereka.”

Aku tidak mengatakan apapun karena aku tidak mengerti. Entah apakah yang ia katakan adalah kebohongan atau bukan, tapi pernyataan bahwa dia hanya membunuh satu dari 11 orang memang membuatku bingung. Jika dia memang hanya melakukan satu pembunuhan, lalu siapa yang membunuh kesepuluh orang yang lain?

“Seperti yang selalu kukatakan padamu, ketika iblis datang menghampirimu, kau tidak akan punya pilihan lain. Kau pikir kenapa hanya Kyungsoo yang tidak tergantung disana?”

____

Lihat mata mereka, apa yang bisa kudapat?

Sesuatu yang tak pernah kulihat seumur hidupku. Bola mata yang begitu merah seperti darah dengan sejuta imajinasi otakku yang belum pernah terbayangkan. Fisik mereka terlihat seperti remaja 17 tahun, tapi aku tahu, mereka sudah hidup lebih lama dari itu.

Aku masih disini, duduk tak berdaya di atas tanah hutan bersalju, memandangi mereka yang terus berdiri menatapku, seorang laki-laki dan perempuan, yang tak berusaha membersihkan jari-jari mereka yang kotor karena darah serigala yang berberapa waktu lalu hampir membunuhku.

Wajah mereka begitu pucat, tapi mereka terlihat baik-baik saja dan masih bugar. Si anak perempuan memiliki rambut ikat kecoklatan yang mirip dengan rambut si anak laki-laki. Dari apa yang terlihat, tak ada yang terlalu aneh dari cara berpakaian mereka; pakaian gelap dan jubah bertudung menutupi kepala mereka. Hanya saja melihat bagaimana mereka membunuh 5 ekor serigala dengan tangan kosong membuatku tak bisa bicara.

“Kau tidak apa-apa?” si anak laki-laki bicara.

Aku hanya mengangguk pelan, masih tak bisa bicara sepatah katapun. Aku tahu, dia sedang berusaha jadi ramah, tapi cara bicaranya masih terasa begitu dingin.

“Siapa namamu?” Kali ini si anak perempuan yang bicara.

Rasanya masih berat untuk membuka bibirku, tapi pada akhirnya suaraku mampu keluar meski sedikit bergetar. “Wendy.”

“Hai, Wendy. Namaku Shannon.” Anak itu terlihat cukup mengerikan bahkan ketika dia mencoba tersenyum. “Dan ini saudaraku, Vernon—”

“Kau seharusnya tak berada disini.”

Oke. Sepertinya mereka sudah tidak bisa terus berpura-pura ramah di hadapanku. Terlebih anak bernama Vernon itu, wajahnya bahkan terlihat seperti ingin membunuhku kapanpun dia mau. Dan mendengar apa yang baru anak itu katakan, apa yang perlu aku takutkan? Serigala liar atau mereka?

Membunuh sekawanan serigala dengan tangan kosong akan terlihat jauh lebih mengerikan daripada serigala-serigala itu sendiri. Mereka mengerikan. Wujud mereka juga terlampau mengerikan untuk dua anak remaja biasa. Siapa mereka sebenarnya? Makhluk apa mereka?

“Matahari hampir terbenam. Sebaiknya kau cepat kembali keluar dari hutan ini.” Kini Vernon mulai memperingatkanku. “Kau tidak membawa lentera atau obor kemari. Kau bisa terjebak dalam gelap nantinya.”

Sebenarnya, ada sesuatu yang terpikir olehku. Di desaku beredar legenda jika di hutan ini telah hidup iblis mengerikan selama lebih dari ratusan tahun. Iblis itu akan mampu memangsa makhluk hidup apapun ketika malam tiba. Mungkin iblis itu yang kedua anak itu maksudkan.

Matahari terus bergerak turun dan aku masih berdiri di tanah ini, bertatap muka dengan dua anak aneh yang juga tak bergerak seperti ikut menunggu. Langit pun semakin gelap dan hutan semakin sunyi. Entah perasaanku saja atau memang wajah kedua anak itu semakin memucat bahkan urat nadi mereka sampai terlihat.

Baiklah, tidak ada waktu lagi untuk bermain-main.

“Apa yang harus aku takutkan?” tanyaku.

Wajah mereka semakin tak terlihat ketika tak ada lagi cahaya. Namun kedua mata merah mereka semakin terlihat menyala terang seiring hari yang semakin malam, menimbulkan Susana yang bahkan lebih mencekap ketimbang saat aku di hadang oleh sekawanan serigalan. Terlebih lagi ketika ku lihat bibir Shannon mulai bergerak.

“Kami.”

____

Apa yang bisa kudapat dengan hanya melihat ke dalam matanya?

Setiap kali aku melihatnya, jujur, aku merasa kasihan. Dia satu-satunya orang yang bisa kami dapatkan dari puluhan manusia sepertinya, selama bertahun-tahun. Dia sama sekali tidak bisa merasakan apapun, atau melakukan apapun yang ingin ia lakukan. Pandangannya kosong setiap kali aku berusaha mengajaknya bicara.

Namanya Joshua. Dia adalah salah satu dan menjadi satu-satunya manusia buatan yang diprogram untuk menjadi pasukan pembunuh terkejam di dunia. Kami berhasil melumpuhkannya setelah merusak daya hidupnya dengan listrik bertenaga tinggi di pusat Kapital Uni Asia.

Sejak tahun 2021, program manusia buatan mulai berkembangan setelah benua Asia berubah menjadi satu negara kesatuan. Selama Perang Dunia III, Provinsi Timur yang mencakup Korea, Jepang dan Cina berkerja sama dalam usaha mengurangi angka kematian prajurit. Manusia buatan terus diperbanyak jumlahnya hingga prajurit “manusia asli” tak lagi digunakan.

Perang terjadi selama lebih dari 10 tahun. Meski sudah berlalu, program manusia buatan tetap dan terus berkembang. Dan meskipun jumlahnya semakin sedikit, namun kekuatan menusia buatan menjadi jauh lebih kuat, bisa 10 kali lipat kekuatan manusia biasa. Produksi manusia buatan super jadi tak terkontrol dan menyebabkan mereka jadi sulit untuk dikendalikan.

Banyak dari manusia buatan super itu yang berhasil melarikan diri dari tempat dimana mereka diciptakan dan menyebarkan terror dimana-mana. Kami sedang dalam upaya untuk memusnahkan semua manusia buatan yang ada. Mencegah angka kematian terus meningkat karena kekejaman manusia buatan.

Itu akibatnya jika berusaha untuk bermain menjadi Tuhan. Pada awalnya memang ingin menciptakan manusia atau malaikat, tapi, percayalah, karena satu-satu makhluk yang bisa diciptakan hanyalah iblis.

Kami masih berusaha untuk mengembalikan kondisi jantung buatan Joshua dengan menyambungkan  power cabel pada pusat daya di tengkuk lehernya, membuatnya kembali hidup untuk saat ini. Kami memang ingin memusnahkannya, tapi kami masih membutuhkan informasi dan harus banyak belajar darinya.

Namun pada suatu hari, hari ini, tanggal 13 Februari 2043, aku baru saja kembali dengan data perkembangan baru Joshua ketika aku tak menemukannya di labroratorium. Aku berusaha menghubungi keamanan  dan kemudian aku melihat Joshua berdiri di belakangku.

47 tanggapan untuk “[4th Fanfiction Contest] D3VIL – Galaxysyf”

  1. SUKA!

    Aku suka ficlet pertama dan ketiga. ficlet pertama ngetwist banget di endingnya, ternyata sang iblis yg sebenarnya itu kyungsoo kan? cmiiw.
    sementara utk ficlet ketiga berasa banget latar era modernnya.
    tulisan kamu keren 🙂

    Suka

  2. SUKA

    Ini mah horor, thriler, misteri,apalah pokoknya yang gelap2, 😀
    duh bikin merinding disco,
    walaupun fic yang pertama bikin salah fokus, :D, habisnya kenapa juga Kim Jongin membunuh Do Kyungsoo???? Kejam nih authornimnya, hehehe *just kidding*,

    Fic yang kedua mengingatkan sama film Twillight. Vernon sama Shannon itu vampir kan?
    Terus Fic yang ketiga, walaupun awalnya gak begitu menegangkan, tapi karena endingnya gantung, jadi bikin penasaran, hiks,
    Nanti kalo authornim menang, bikinin sekuelnya dong dari ketiga fic ini, *ngarep banget*. 🙂
    Sumpah ini ceritanya bagus-bagus. 🙂

    Suka

  3. SUKA
    🙂 ide ceritanya keren, sesuai sama prompnya walaupun di fic yang ke tiga aku kurang paham, mungkin otakku yang lelet hehe. paling suka sama fic yang pertama, thriller wow!
    sedikit typo di fic kedua tapi gak ganggu gak masalah 🙂

    Suka

  4. Dari 1-3 semuanya sama. Sama2 nyenengin. Alasan mereka membunuh itu menyenangkan sekali kalau para pembaca bisa ikut berimajinasi.

    Suka

Leave Your Review Here!