[Vignette] Pull & Push

Boo ya!

elfxotic12152  present

a short film with Lee Jooheon of Monsta X  Hyeon Joon the OC featuring Lim Changkyun  a.k.a. I.M of Monsta X

Romance, cheesy!Fluff, AU |  Vignette (1.238 Ws) | General

.

WARNING!  Prepare your soul for lameness overload because this all just word-vomit. Bless y’all

.

.

Dalam sembilan tahun terakhir ini, aku hanya terjatuh dua kali.

Yang pertama terjadi di tahun ketigaku di SMP Dankuk. Itu gara-gara si Sialan Ilhoon. Dia tidak bisa berpikir, apa? Masa’ sudah kelas sembilan tidak tahu kalau kaki diselonjorkan bisa membuat jatuh orang? Apa dia pikir semuanya tahan banting seperti dia? Jadi ungu, ‘kan, sisi kanan dahiku untuk seminggu.

Yang kedua, terjadi akhir-akhir ini. Ini bukan gara-gara orang sialan seperti Ilhoon. Ini gara-gara rapper jurusan kedokteran hewan di universitasku. Namanya Jooheon—kalau tidak salah pipinya punya lesung pipit. Dia lucu, padahal image rapper seharusnya tegas, kuat, semacamnya. Semua orang tidak mengerti apa yang dia pikir di setiap waktu. Siapa, sih, yang bisa menebak pikiran orang yang rambutnya warna merah?

Kalau kalian kira dokter hewan yang sekaligus rapper underground yang rambutnya merah itu aneh, kalian harus lihat pakai mata kalian sendiri. Dia lucu sekali. Tidak kelihatan seperti orang aneh, serius, deh. Dia mungkin kadang suka makan patbingsu campur keju cheddar, tapi biarkan saja—katanya, sih, rasanya seperti minum susu asin. Tapi, kalian harus lihat jika dia sudah minum coke—dia berubah total.

Hari ini aku lihat dia sedang jalan dengan Changkyun setelah kuliah siangnya ketika aku sedang mencari inspirasi di tangga pelataran gedung tiga untuk fanfiksiku. Dia langsung ke kafetaria seperti biasanya. Aku lihat Changkyun beli satu porsi roti lapis ukuran jumbo yang isinya tuna dan timun, tapi aku tidak bisa lihat Jooheon makan apa untuk siang itu. Yang jelas dia habiskan cepat sekali, sampai-sampai begitu ia berbalik makanannya sudah habis, tapi masih ada coke digenggaman tangan sebelah kirinya.

Mereka pasti mau ke tempat parkir. Aku tahu itu, karena mereka berdua naik sepeda. Karena mereka mau ke tempat parkir, mereka harus melewatiku dulu. Aku tidak pernah salah. Kali ini juga, karena satu menit setelahnya, si Manis Changkyun menyapa, “Halo, Joon! Kau mengerjakan apa?”

Aku tahu Changkyun selalu manis. Karena itu tadi aku bilang ‘Si Manis Changkyun’. Tapi aku tidak yakin, apa Jooheon selalu sibuk dengan gelembung pada coke-nya tiap kali si Manis Changkyun bicara pada orang? Jadi aku harus menjulukinya apa? Si ‘Pecinta Gelembung dalam Botol Coke’ Jooheon?

“Fanfiksi, tapi jangan bilang-bilang ke orang lain, ya?” aku sengaja mengerling nakal sedikit untuk si Manis Changkyun. Jooheon ternyata masih tidak tertarik, tidak seperti dugaanku. Ia malah sekarang menyedot isi botol coke-nya keras-keras hingga terbentuk jelas dan panjang lesung pipitnya. Aku suka itu.

“Tidak akan, kok. Kita duluan, ya!”

Si Manis Changkyun kemudian melambai dan tersenyum, sedang si ‘Pecinta Gelembung dalam Botol Coke’ Jooheon masih sibuk dengan coke-nya dan hanya menatapku dengan mata kecilnya. Aku bahkan tidak tahu ia menatapku atau tidak, karena pertama, matanya terlalu kecil, dan kedua, bayangan dari snapback-nya mengganggu sekali. Aku bahkan masih mengomel dalam hati hingga mereka berdua lenyap dari jarak pandangku. Begitu akhirnya aku bisa mendapatkan kembali konstentrasiku, aku kembali menatap layar laptop. Setidaknya kupikir aku mendapatkan kembali konsentrasiku.

Aku suka sekali Jooheon.

***

Aku sering jatuh. Yang terakhir baru kemarin, gara-gara si Changkyun. Dia menyuruhku meluncur di atas pegangan tangga taman. Aku baru tahu kemarin dia baru saja dengan sengaja mengoleskan oli di atas pegangan itu. Jadi aku jatuh. Makanya aku harus memakai plester di atas alisku untuk seharian ini.

Tapi yang kali ini beda. Ini sudah terjadi dari entah kapan. Mungkin empat bulan yang lalu? Atau lima? Ini beda alasan dengan jatuh-jatuhku yang lain. Yang ini gara-gara gadis. Namanya Joon—seperti nama cowok, iya. Tapi dia orang paling manis yang pernah kukenal. Bahkan lebih manis dari si Changkyun. Aku bukannya melebih-lebihkan. Tapi dia memang manis sekali. Seperti patbingsu yang kumakan tanpa dicampur cheddar.

Dia suka menulis fanfiksi—dia suka Suga ‘Bangtan Boys’ atau siapalah itu. Tapi aku berusaha mengerti, kok, orang itu rap-nya memang bagus, tidak seperti rapper gadungan ala boyband manapun. Tapi aku tidak mau mengerti jika dia sudah teriak-teriak mencengkeram kencang-kencang layar laptop-nya kalau sedang lihat penampilan si Suga itu di M Countdown atau semacamnya. Memangnya si Suga setampan itu? Kata Changkyun lebih lucu mukaku, sih, karena rambut merah ini.

Sore ini aku lihat dia tidak keluar-keluar dari gedung dua. Aku tidak tahu apa dia masih membaca buku di perpustakaan atau dia lagi bercermin atau lagi minum kopi. Aku penasaran sekali, jadi aku memeriksa perpustakaan yang ternyata bukan tempatnya singgah. Di toilet dan kafe juga tidak ada. Untung temannya yang tidak sengaja melintas di depanku menyebut kata ‘taman’ keras-keras, jadi aku tahu dia ada dimana.

Joon ternyata memang ada di taman. Dia sedang menatap layar laptop-nya serius—mungkin menonton si Suga itu. Dia duduk sendirian di bangku kayu jalanan, tidak bersama teman-temannya. Aku tidak tahu apa aku harus menunggu sesuatu baru aku boleh duduk di sebelahnya atau tidak, jadi langsung aku menuju arahnya.

Dia menyadari kehadiranku. “Hai, Jooheon,” katanya. Dia tersenyum pelan. “Hai,” balasku tolol. Dia masih tersenyum, tapi air mukanya berubah sedikit kebingungan.

“Kok, tidak bersama Changkyun?” ia bertanya.

“Hehe, Changkyun sudah pulang duluan tadi. Dia tidak mau menungguku.”

Sial, kok, dia menanyakan Changkyun? Dia suka Changkyun, ya?

Sepertinya aku tadi sempat beli lollipop, mana, ya? Kurogoh-rogoh kedua kantung celana, dan ternyata ketemu. Aku membuka satu, dan langsung memasukannya ke dalam mulutku.

Sial, aku harus bicara apa, ya?

***

“Kau mengerjakan apa sampai jam segini?” Jooheon bertanya. Aduh, dia perhatian sekali, aku suka.

“Fanfiksi.” Ups, sepertinya aku kelewat dingin.

“Oh? Yang waktu itu sedang kaukerjakan waktu aku dan Changkyun ingin pulang?”

“Iya.” Aduh, mulutku kenapa, sih? Aku kepingin, lho, bisa bercanda-bercanda, dan bicara-bicara banyak dengan Jooheon. Tapi, kok, aku begini, ya?

“Hmmm… belum selesai, ya? Kok, lama? ‘Kan itu sudah dua hari yang lalu.”

“Iya, pikiranku tidak tetap di ide sebelumnya, soalnya ada yang menginterupsi.”

“Begitu?”

Lalu hening lagi setelah dia bertanya. Aku sendiri tidak tahu harus jawab apa. ‘Iya, Jooheon selalu keluar-masuk dari kepalaku. Bagaimana fanfiksiku mau rampung?’, aku harus bilang begitu?

Dia merogoh-rogoh saku celananya lagi sebelum tahu-tahu bertanya, “Mau tidak?” sambil menyodorkan lollipop. Aduh, dia baik sekali, memberi orang makanan gratis. Aku, yang cinta makanan gratis, mengambil lollipop itu tanpa pikir panjang, apakah lollipop itu dicampur narkoba atau tidak. Permen itu rasa stroberi. Jooheon tahu aku suka rasa stroberi, atau ini hanya kebetulan?

Aku masih sibuk mengetik seperti bocah SD tidak peka. Jooheon masih ada di sana. Mungkin sedikit tidak sabar, ia mulai mengayunkan kakinya yang hanya dialasi sneakers putih yang dicoret-coret spidol permanen warna-warni. Ia masih menunggu hal yang bahkan aku tidak tahu.

Lalu, tahu-tahu—

“Aku suka.”

—katanya.

Aku menghentikan ketikanku, sehingga kata ‘menatap’ hanya tertulis ‘menat’ di file words-ku. Aku tidak tahu dia bicara pada apa, jadi aku menoleh, memastikan. Dia tidak melihat apa-apa kecuali sneakers-nya yang warna-warni itu. Tapi aku yakin dia bukan mengagumi sneakers yang sudah ia pakai bertahun-tahun, apa dia… gugup? Ah, masa’?

“—permen lollipop-nya.”

Ah, sial. Dia cliché sekali.

“Joon juga.”

Apa?

Dia masih menatap kakinya yang diayun-ayunkan. Aku juga tidak tahu saat itu mulutku terbuka atau tertutup, yang jelas aku sudah tidak waras lagi hingga berani-beraninya membalas. Dengan senyum pula.

“Aku juga suka.”

Ia menghentikan ayunan kakinya tiba-tiba sekali. Secara perlahan-lahan, ia mengangkat kepala berambut merahnya. Matanya tidak sejalan dengan gerak kepalanya. Tapi setelah menahan pandang untuk tanah selama beberapa detik, ia menatap mataku.

“—permen lollipop-nya,” lanjutku.

Dan dia tersenyum amat, sangat lebar tanpa alasan jelas sebelum menunduk lagi. Aku tidak tahu dia menahan senyum itu hingga seberapa lama, tapi sampai ia kemudian menelepon seseorang, ia masih memasang senyumnya.

“Hey, Changkyun, dengar.” Oh, dia menelepon si Manis Changkyun?

“Joon suka denganku, jadi dia tidak akan bilang ‘Si Manis Changkyun’ lagi mulai sekarang. Dia cuma akan bilang ‘Si Manis Jooheon’.”

FIN.

Oke ini fix kambek aku. /MANSE DULU/ And btw guys monsta x bikin aku kepincut jadi yhaaaa

Review? (plis ini butuh banget review soalnya aku lagi pen nyicip rasanya nulis kasual kaya apa)

Zyan

21 tanggapan untuk “[Vignette] Pull & Push”

  1. gemese banget yawlaaaa >< kebayang sih Juhoneynya malu2 kambing gitu..
    tapi aku suka deh diksinya sederhana tapi tetep enak dibaca kayak, ehm…cheesy tapi gak terlalu cheesy gitu loh, takarannya pas banget. jadi gak terlalu eneg bacanya #digampar author

    Wah, chukkae author-nim sudah masuk kedalam lingkaran monbebe #plak

    nice ff, hwaiting (y) (y)

    Suka

  2. gakuna bacanya, mas juhun emng manis kek gulali kantin :”)

    beydewey, hai ka zyan(?) aku pira / sapiya dari garis nol-satu~ salken~ :”3

    Suka

      1. APALAH ITU KUKUKKKA GAKUNA BANGET APALAGI MATANYA NGILANG GITU ((tepar))
        huwihuwi okei ka zyan~ beydewey ((lagi)) aku jdi inget mantan wandi :”)

        Suka

  3. hahahaaa
    Jooheon si endut….
    itu lebih pas dan dukung pipi bakpau yg lebih mirip donat karna ada dimpplenya 😀 hahaha cubit abang Jooheon 😀
    ceritanya asik, walau sempet binggung di awal waktu ganti sudut pandang dari Joon ke Jooheon, entah aku yg keenakan baca apa gimana, tapi aku langsung sadar untungnya 😀 hehee

    Over all…
    Asik deh, ngehibur pasti…. 🙂

    Suka

    1. SI ENDUT OMONA MASA DEPAN AKU DIKATA ENDUT:””)

      Emang si Juhon tu sialan ya, lucunya ga kira-kira (oke cukup sampe sini) Mungkin juga yang salah akunya… alurku kecepetan ato gimana kali…

      Anw, makasi yaaa~
      Zyan

      Suka

  4. big love buat si manis changkyun ehhh salah maksudnya buat author nya kekekekeke. aku baca ff ini sampe 3 kali karna ga konsen bacanya bayangin mukanya mas juhon yaowoh T_T
    jadi si juhon cemburu sama si changkyun karna gak dibilang manis gituuh??? kamu tuhh manis bangetttt mas juhonnn apalagi kalo lagi kukukaka yawlaaa kin gakuna pen nyubit pipi yg ada dimple nyaa ituuu XD

    Suka

  5. KYAAAAAAAAAAA /tereak pake toak/ XD ♥
    Aku dari awal baca sampe akhir senyum-senyum terus mazaaa…… ih gemezzz ;((( /sengaja pake zet biar greget/
    Manis banget aku kudu otokeh buat kakak yang bikin ff Juhon ini /hiahahahah/ Aku nyari-nyari ffnya Juhon jarang ketemu yang romance begini. atau emang gak ada ya. huuuu sedih. ditambah ada suganya nyempil jadi bias lagi, lol, kok ini aku banget yhaa…. /plak/
    Aku syukak kak syukak pokoknya! ♥♥♥♥ ;;;;;;))

    Suka

    1. Aku juga gatau kudu otokeh sama juhon yang sekarang rambutnya kecoklat-coklatan aduh tambah manis sayangku;;;;;( Kamu tenang saja dear, aku bakal banjirin ifk pake lesung pipitnya juhon biar di ifk berkobar mukanya TUNGGU AJA:””)

      Makasih yaaa
      Zyan

      Disukai oleh 1 orang

  6. Haaa ini apaa😄😄 lucu bangeeett jooheonnyaa😆 fic nya maniss bangeet semanis lesung pipitnya juhonn wkwk feelnya dapet dan kata kata nya rapi❤ keep writing zyan!

    Suka

Leave Your Review Here!