[ONESHOT] THE LOVER’S DICTIONARY

tumblr_static_9unrs6ad3aosw0o8s08w8co8o_640_v2

THE LOVER’S DICTIONARY

A Pseudonymous LOVE STORY

starring 2PM’s Nichkhun & Girls’ Generation Tiffany duration Oneshot rating PG-15 genre Romance

Inspired by David Levithan’s “The Lover’s Dictionary”

***

A.

aberrant, ks. menyimpang dari kebiasaan.

Dua minggu setelah perkenalan kami dan obrolan panjang perihal buku, Tiffany meminjam salah satu buku favoritku karya Shin Kyung Sook, Please Look After Mom dan mengembalikannya tidak lama sembari berkomentar, “Beberapa halamannya telah terlepas. Bukan aku. Seharusnya kau membungkus bukumu dengan rapi.”

Tiffany punya kebiasaan membubuhi tandatangan, tanggal pembelian buku pada halaman pertama, dan membungkus bukunya dengan rapi hingga kau sulit menemukan cacat dari koleksi bukunya.

“Aku tidak mau merusak bukunya,” kilahku. Tapi Tiffany tahu bahwa aku hanya tidak tertarik untuk melakukannya.

Sejak itu, aku mulai memintanya untuk menandatangani bukuku dengan tandatangannya dan menulis catatan kecil di bawahnya. Buku terakhir yang ia tandatangani adalah karya Mitch Albom, The First Phone Call from Heaven. Ia menulis catatan kecil di bawah tandatangannya, Aku mencintaimu, Khun.

***

abstain, kki. berpantang.

“Aku tidak mau lagi minum-minum,” ujarnya. Tapi aku tahu Tiffany sedang tidak sungguh-sungguh. Aku tahu ia akan melakukannya lagi, tapi mungkin tidak dalam waktu dekat.

“Mengapa?” tanyaku.

“Kau ingat saat aku mengirimkanmu pesan singkat yang tidak masuk akal itu?”

Aku tidak ingat.

“Aku sedang dalam keadaan mabuk saat mengirimkan pesan singkat itu. Ibuku marah besar saat menangkap basah aku muntah tengah malam. Ia tidak akan mengizinkanku keluar lagi,” lanjutnya tanpa menunggu jawabanku.

“Baguslah,” komentarku.

“Apa?”

“Aku bilang, kau memang seharusnya jangan terlalu sering minum. Lebih baik kau kurangi.”

Tiffany diam sejenak. Matanya menerawang melalui kaca depan mobil dan ia menyahut tidak lama kemudian, “Aku pikir kau benar.”

Kuharap ia benar-benar akan memikirkannya.

***

abstraction, kb. abstraksi; sesuatu yang abstrak.

Di hari-hari ketika aku sedang sangat merindukan Tiffany, aku sering melihatnya di mana-mana. Aku melihatnya di antara dahan-dahan pohon pada musim gugur. Aku melihatnya berdiri di terminal bus, sedang berdiri menunggu bus berikutnya. Atau aku akan melihatnya pada diri orang lain, seorang wanita yang berdiri di antrian paling depan di sebuah kedai kopi dan membeli sekotak donat. Aku tidak yakin bagaimana penglihatan itu bisa membawaku pada sosok Tiffany, namun begitulah adanya. Dan terkadang, penglihatan itu membuatku bingung, pada siapa aku harus datang.

***

adamant, ks. tidak mau menyerah; ngotot.

Sebelum kami menjalin hubungan, aku ingat pernah nyaris bertengkar dengan Tiffany di tempat umum hanya karena aku menggodanya soal seorang pemuda yang pernah ditaksirnya. Kami membahasnya lagi di kemudian hari.

“Jujur saja, kau hampir menangis saat itu, ‘kan?” godaku lagi.

“Tidak.” Tiffany bersikeras, tapi sudut bibirnya tampak berkedut ragu.

“Matamu tampak berkaca-kaca,” ujarku pantang menyerah.

“Tidak. Aku tidak mungkin menangis hanya karena laki-laki itu.”

Tawaku pecah. “Tapi matamu berkaca-kaca.”

“Itu karena aku kesal kau menggodaku terus dengan pemuda itu.”

“Benar begitu?” Aku mengelus daguku, tidak percaya. Senyumku mengembang melihat Tiffany menarik napas panjang.

“Terserah kau.”

Aku diam. Seandainya saja ia tahu bahwa aku sebenarnya cemburu.

***

akin, ks. sama.

Pertama kali saat bertemu Tiffany, persis empat tahun lalu saat kami masih sama-sama duduk di bangku kuliah, sebelum ia mengenal eyeliner dan maskara, aku tidak pernah mengira bahwa Tiffany adalah seorang gadis kutu buku. Ia terlalu cantik untuk menjadi seorang gadis kutu buku. Ia benar-benar mengejutkanku tatkala ia dengan penuh gairah berbicara soal penulis-penulis favoritnya. Kami nyatanya sama selektifnya dalam persoalan memilih buku.

***

alfresco, kk. di luar ruangan; di udara terbuka.

Aku membuka foto-foto lama milik Tiffany di Facebook dan menemukan beberapa gambar pemandangan gunung. Tiffany berpose dengan riang dengan pemandangan indah itu di belakangnya, menunjukkan betapa cintanya ia dengan alam. Tiffany tidak pernah mengajakku untuk mendaki, karena ia tahu aku tidak suka membuang-buang waktu dengan kegiatan menikmati alam tapi setelah melihat fotonya, aku mulai mempertimbangkannya. Dengan satu syarat, Tiffany harus menemaniku.

***

aloof, ks. menyendiri.

Ada kalanya saat kami sedang bersama, aku ingin menikmati waktu untuk diriku sendiri. Lalu aku akan diam dan menyembunyikan wajahku di balik buku. Tiffany tidak pernah gusar saat aku melakukannya. Justru sebaliknya, ia juga akan mengambil salah satu buku dari raknya dan ikut membaca bersamaku di atas tempat tidur. Aku rasa ia juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.

***

anarchronism, kb. sesuatu yang sudah tidak pada zamannya.

Seusai bercinta, Tiffany duduk di atas pahaku, masih dengan setengah telanjang dan kami mengobrol tentang banyak hal. Malam itu aku bercerita soal film lama yang baru saja kutonton, berjudul When Harry Met Sally, dan mengatakan padanya betapa aku tidak menyesal menghabiskan banyak waktu untuk duduk di depan layar komputer dan menghabiskan film tersebut.

Tiffany jelas tidak tahu soal film itu. Ia memiringkan kepalanya ke kanan, mengalungkan kedua lengannya di leherku, dan berkata, “Seleramu sungguh unik. Kau suka hal-hal yang berbau klasik.”

Dan aku senang karena ia memerhatikannya.

***

anthem, kb. lagu kebangsaan.

Aku menjauhkan diri darinya tepat di saat lagu milik The Isley Brothers, Don’t Say Goodnight, berdendang melalui pengeras suara mobil. Aku memandangi Tiffany lekat-lekat dan ia balik memandangiku. Ia sepertinya memiliki pikiran yang sama denganku.

“Kau ingin mencoba sesuatu?” bisikku padanya.

“Apa?” balasnya berbisik. Napasnya yang harum mengenai puncak hidungku.

“Bagaimana kalau kita berciuman sepanjang lagu ini?”

Ia tersenyum dan tersipu-sipu malu. “Boleh juga.”

Lalu, kami berciuman selama lima menit empat puluh delapan detik.

***

antiperspirant, ks. deodoran.

Tiffany memiliki kebiasaan aneh. Ia sering mencium ketiakku. Aku sebenarnya sangat malu jika ia melakukannya. Pada awalnya, aku takut ia akan membenciku karena menghirup bau keringatku. Namun, ia tidak membencinya. Justru, ia sangat menyukainya dan selalu mencuri kesempatan untuk mencium ketiakku setiap kali aku sedang menyetir mobil. Dan untuk pertama kalinya, ia berkomentar sesudah mencium ketiakku saat itu.

“Kau menggunakan deodoran apa?”

“Apakah itu penting?” ujarku dengan wajah bersemu merah. Aku pikir ia akan mulai mengomentari selera burukku dalam memilih deodoran.

“Aku juga ingin menggunakan deodoran yang sama. Bau ketiakmu enak sekali,” jawabnya sambil terkekeh.

Aku lega bukan main.

***

antsy, ks. gugup; tidak sabar; gelisah.

Aneh sekali rasanya setiap kali aku menunggu Tiffany di area parkir dan melihatnya berdiri di seberang jalan melalui kaca spion mobil, aku akan gugup bukan main. Isi perutku berputar sedemikian rupa dan jantungku melompat-lompat di belakang tulang rusukku kala ia semakin mendekat ke arahku.

Seolah aku belum terbiasa dengan kehadirannya di sisiku. Seolah setiap pertemuan yang kami hadapi adalah pertemuan pertama kami.

***

arcane, ks. misterius; rahasia; hanya dipahami segelintir orang.

“Apa kata dokter?” Tiffany bertanya.

Aku membanting stir mobil ke kanan dan mobil kami memasukki jalan layang. “Tidak ada.”

Tiffany mengerutkan dahi tidak mengerti. “Apa maksudmu tidak ada?”

“Ia bilang aku baik-baik saja,” sahutku tanpa memalingkan wajah dari jalan.

“Kau sudah mimisan selama seminggu dan dokter hanya mengatakan kau baik-baik saja?” Nada suaranya naik. Tiffany tampak kesal karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

“Aku baik-baik saja,” ujarku, kali ini kuberanikan diri untuk menatap matanya. “Kau tidak perlu khawatir.”

Tiffany menggelengkan kepalanya, tidak percaya, dan mengalihkan pandangannya pada pemandangan di luar kaca. “Jika kau ditemukan meninggal suatu saat nanti, aku tidak mau menerima kabar tersebut dari mulut siapa pun, kecuali dari arwahmu sendiri.”

***

ardent, ks. berahi; bergairah; bernafsu.

Ketika pertama kali kami mencoba untuk bercinta, akulah yang memulai segalanya. Meski aku terlihat ragu-ragu karena takut menyakiti Tiffany, ia akan menenangkanku dengan berkata, “Biarkan segalanya mengalir begitu saja.” Dan kami akhirnya benar-benar bercinta.

***

arrears, kb. kewajiban yang tidak terpenuhi; tunggakan.

“Besok aku punya tugas untuk dikumpul, tapi belum kukerjakan sama sekali,” aku Tiffany.

“Kalau begitu kerjakanlah malam ini,” saranku.

Tiffany mengangkat bahu. “Entahlah. Aku malas.”

Tapi Tiffany akan tetap mengerjakan tugas kuliahnya dengan sedikit desakan dariku. Lalu, aku akan mengawasinya hingga tengah malam, hanya untuk memastikan apakah ia benar-benar menyelesaikannya atau tidak.

***

B.

barfly, kb. orang yang menyukai minuman alkohol.

“Apa kau ingat apa yang terjadi kemarin malam?” tanya Tiffany ketika kami sedang di jalan pulang selepas dari makan malam di sebuah restoran cepat saji favoritnya.

“Tidak,” sahutku ragu. “Apa yang terjadi?”

“Kau mabuk,” katanya.

“Aku? Mabuk?”

“Setelah meneguk sebotol Smirnoff, kau mabuk,” ulangnya untuk menyegarkan ingatanku yang buruk.

“Aku bukan kau. Aku memang payah.”

Tiffany tertawa. “Benar. Kau payah. Tapi, aku suka melihat kepayahanmu tersebut.”

Aku mengerutkan dahi. “Mengapa?”

“Ketika kau tidak sadarkan diri, kau jadi begitu panas saat sedang bercinta,” cengirnya.

***

belittle, kk. meremehkan.

Kami pernah berada di kelas yang sama. Dan setiap kali kami berada di kelas yang sama, aku tidak pernah duduk bersampingan dengan Tiffany. Aku lebih suka duduk di deretan kursi bagian belakang dan ia akan duduk di bagian depan bersama anak-anak sok tahu itu.

***

better, ks. lebih baik; membaik.

Tiffany yang dulunya sering terlambat, kini menjadi orang yang tepat waktu.

***

beware, kk. berhati-hati.

Di kencan pertama kami di sebuah restoran cepat saji favoritnya, Tiffany yang belum tahu bahwa aku naksir padanya, bertanya padaku sebelum kami pulang, “Apakah kau tidak ingin bertanya apakah aku mau menjadi pacarmu?”

Lalu, aku menunduk malu dan mengapit kedua tanganku yang berkeringat di antara pahaku. Tiffany melihat perilakuku dan tertawa terbahak-bahak setelahnya.

***

bolster, kk. mendukung.

Tiffany adalah orang pertama yang membaca tulisanku. Dan ia bilang ia amat sangat menyukainya.

***

breach, kb. pelanggaran.

Kami pernah nyaris saja berpisah setelah adu mulut tentang pria ini, yang kutahu pernah menjalin hubungan dengan Tiffany. Aku marah besar mengetahui Tiffany beri-memberi kabar dengan pria ini. Aku tahu, aku mungkin keterlaluan jika saja Tiffany tidak membalas pesan singkat pria itu dengan manis. Apa yang akan terjadi jika saja aku tidak mengetahuinya?

***

breathing, kb. pernapasan.

Di sela-sela ciuman kami, aku biasanya dengan usil akan meniupkan udara ke mulut Tiffany hingga pipinya menggembung.

***

breathtaking, ks. mendebarkan; memesona.

Aku memandangi Tiffany di seberang meja dan menatap gadis itu lekat-lekat. Kemudian, Tiffany akan bertanya dengan wajah seperti lobster rebus, “Ada apa? Kenapa kau melihatiku seperti itu?”

Aku tersenyum dan menggeleng, “Bukan apa-apa.”

***

buffoonery, kb. berlagak seperti pelawak.

Tiffany selalu menirukan gaya pidato Donald Trump yang kontroversial itu dan aku selalu berhasil dibuat terbahak-bahak olehnya.

***

C.

cajole, kk. membujuk.

Aku payah dalam hal membujuk.

Jika Tiffany marah karena suatu hal, yang kulakukan adalah berusaha menciumnya, menggenggam tangannya, atau berusaha menggelitikinya. Namun, itu justru berdampak buruk. Ia akan bertambah marah dan bisa diam selama seharian sebelum marahnya reda.

Aku memang payah dalam hal membujuk.

***

candid, ks. terus terang; jujur.

Sesudah kami melakukan ciuman pertama kami, Tiffany memandangiku dengan malu-malu dan berujar, “Jangan melihatiku seperti itu. Kau membuatku ingin menciummu lagi.”

Aku melihatinya tanpa berkedip dan ia menangkap pipiku, lalu kami berciuman lagi.

***

composure, kb. ketenangan; kesabaran.

Aku tidak bisa menghitung sudah berapa banyak kali kesempatan yang Tiffany lewatkan untuk melarikan diri dariku yang senang marah dengan meledak-ledak ini. Anehnya, aku tetap melihatnya duduk di jok sebelahku dengan tenang dan mencengkeram tanganku.

***

confluence, kb. pertemuan.

Pertama kali bertemu dengan Tiffany, aku tidak pernah menduga bahwa ia akan menjadi bagian penting dalam hidupku.

***

D.

dissonance, kb. disonansi; ketidakcocokan.

Tiffany sangat mudah bergaul dengan siapa saja. Aku bahkan kesulitan menemukan satu teman untuk diajak bicara. Tiffany sangat lihai jika menyangkut kegiatan flirting. Aku lebih baik mati ditelan bumi daripada diminta untuk menanyakan nomor telepon seseorang.Tiffany senang dengan film-film bergenre drama. Aku lebih suka komedi atau kartun. Tiffany bisa menyebutkan seluruh nama penyanyi abad ke-21. Aku bisa menyebutkan seluruh nama penyanyi abad ke-19.

***

E.

ebullient, ks. penuh semangat; sangat antusias; meluap-luap.

Tiffany selalu tidak sabar jika menyangkut restoran baru, film baru, atau pakaian baru.

***

epithet, kb. julukan.

Tiffany tidak pernah marah jika aku memanggilnya Nicki Minaj. Karena kenyataannya Tiffany memang punya bokong yang besar.

***

F.

finances, kb. finansial.

“Berapa banyak yang kau punya?” tanya Tiffany.

Aku mengeluarkan dompet hitamku dari saku belakang dan membukanya lebar-lebar. “Banyak, bukan?”

Tiffany mengamati isi dompetku dan melengos kecewa. “Itu sedikit.”

Lalu, aku ikut melengos kecewa.

***

fledging, ks. masih muda dan belum berpengalaman.

Tiffany adalah yang pertama. Dan ia terus-terusan mengejekku setelah kali pertama kami bercinta karena aku tidak sengaja mengucapkan kata ‘aduh’ saat orgasme, di mana ia menganggapnya sangat lucu sekaligus aneh.

***

G.

gingerly, ks. berhati-hati.

Aku menghadiahi Tiffany dua buah kalung untuk ulangtahunnya, meski belakangan kutahu bahwa ia tidak begitu menyukai aksesoris. Namun, kuharap ia menyimpan kalung itu dengan baik-baik karena ia tidak tahu betapa lelahnya aku mengelilingi pusat perbelanjaan itu hanya untuk mencarikannya kalung-kalung itu.

***

gregarious, ks. senang kumpul-kumpul.

“Aku akan pergi dengan teman-temanku malam ini,” kata Tiffany, menatapku duduk di dalam cermin.

Aku menaikkan pandanganku dari buku yang kubaca dan balas menatap Tiffany yang berdiri di depan cermin. “Selamat bersenang-senang,” bisikku.

Seandainya aku bisa seluwes Tiffany dalam hal pertemanan, mungkin aku tidak akan menghabiskan malam minggu yang indah ini hanya dengan membaca buku.

***

H.

hubris, kb. arogansi berlebihan; keangkuhan.

“Aku adalah salah satu orang yang paling pintar di kelas drama,” ujar Tiffany, lalu ia terbahak-bahak mendengar pengakuannya sendiri. Tapi, aku membenarkannya dalam hati bahwa Tiffany memang gadis yang pintar.

***

I.

I, kb. aku.

Aku, hanya aku, tanpa Tiffany.

***

J.

jerk, kk. brengsek.

“Ia pernah mencoba menyentuh dadaku,” aku Tiffany.

Aku tertegun. Tidak sadar meremas gelas minumanku. Tapi, aku tidak mengatakan apa-apa. Jika aku bertemu dengan pria itu, aku mungkin akan menghajarnya habis-habisan.

***

K.

kerfuffle, kb. huru-hara; keributan.

“Khun, aku mohon. Jangan di sini.” Tiffany meminta dengan sepasang mata yang telah berkaca-kaca. Tangisnya hampir pecah.

Aku berusaha menahan diri dan memerhatikan sekelilingku. Tidak ada orang di sekeliling kami. Meski begitu, aku sangat menyesalinya sesudahnya.

***

L.

libidinous, ks. membangkitkan berahi.

Kami baru saja usai bercinta saat Tiffany menawarkan diri, “Apa kau ingin melihatku menari telanjang di hadapanmu?”

Aku menyelipkan kedua lenganku di belakang kepala dan mengangkat bahu. “Kau bisa mencobanya.”

Kalimatku yang bernada meremehkan rupanya memacunya dengan cepat. Ia menyingkirkan selimut dari tubuhnya yang bersih dan mulus, kemudian melompat dari atas tempat tidur ke depan komputer yang tidak jauh dari situ. Tiffany mencari lagu John Legend, She Don’t Have to Know, di folder-nya kemudian mulai menari begitu lagunya berdendang. Ia meliuk-liuk seperti ular di hadapanku dengan senyum menggoda. Aku tertawa melihat gayanya dan ia berhenti dengan segera.

***

love, kb. cinta.

Tidak ditemukan.

***

M.

misgivings, kb. perasaan waswas; perasaan khawatir.

Taeyeon bahkan tidak bisa memberiku jawaban di mana Tiffany berada dan aku menjadi panik bukan kepalang. Tidak lama setelah aku terus mencoba menghubungi Tiffany yang tidak kunjung mengangkat telepon genggamnya, ia muncul dari seberang jalan seolah tidak terjadi apa-apa.

“Darimana saja kau?” bentakku, bahkan sebelum ia sampai di mobil.

“Aku? Aku mencarimu ke mana-mana,” jawabnya tenang.

Aku yang mencarimu ke mana-mana. Aku bahkan harus menghubungi Taeyeon.”

“Kau menghubungi Taeyeon?”

Aku diam saja dan mengatur pernapasanku yang terengah-engah. Lalu, aku mulai berpikir bahwa aku pasti sangat mencintai Tiffany.

***

N.

narcissism, kb. narsisme.

Diam-diam aku bersyukur bahwa Tiffany tidak mempunyai ponsel dengan resolusi kamera yang tinggi, karena jika tidak, ia tidak akan menggunakan ponselku untuk menyimpan foto-foto yang diabadikannya selama ini sejak kami bersama.

***

O.

only, ks. satu-satunya; hanya.

Victoria masih sering mengirimiku pesan singkat. Dan aku juga masih sering mengingatkannya bahwa aku sekarang masih bersama Tiffany.

***

P.

posterity, kb. anak-cucu; keturunan.

“Aku tidak siap punya anak,” kata Tiffany. Entah apa yang sedang kami obrolkan sehingga tiba-tiba membuatnya berkata demikian.

“Aku ingin punya anak,” ujarku.

Tiffany mengendikkan bahu. “Kita bisa memberi kesempatan pada anak-anak yatim piatu yang kurang beruntung kalau begitu.”

***

Q.

qualm, kb. perasaan muak.

Aku benci setiap kali Tiffany berkata Siwon-ini-itu. Maksudku, tidak bisakah ia berhenti berkata seperti itu di hadapanku? Apakah ia tidak memikirkan perasaanku?

***

R.

recant, kk. menarik kembali; mengakui kesalahan.

Kami sama-sama tahu bahwa seusai kami beradu mulut, yang kami butuhkan hanyalah saling berpegangan tangan, dan kami akan baik-baik saja setelahnya.

***

retrospective, kb. kilas balik.

Setiap kali kami memasuki bulan-bulan, atau tahun-tahun di mana kami memperingati hari jadi kami, hal yang kami lakukan adalah mengingat kembali apa yang kami lakukan sebulan sebelumnya, dua bulan sebelumnya, tiga bulan sebelumnya, setahun sebelumnya, atau dua tahun sebelumnya. Dan setiap kali kami mengingat hal-hal tersebut, kami akan terkikik-kikik malu mengingat kejadian-kejadian canggung tersebut yang telah membentuk kami yang sekarang.

***

S.

sacrosanct, ks. keramat; sakral.

Akulah yang pertama mengusulkan bahwa seharusnya kami merayakan hari jadi kami di setiap bulan. Tiffany menganggapnya itu konyol. Tapi beberapa lama kemudian, ia mulai lupa bahwa ia awalnya tidak setuju dengan ideku.

***

T.

taciturn, ks. pendiam.

Aku menikmati setiap keheningan yang terjadi di antara kita. Karena jika kita saling mencintai satu sama lain, kita tidak perlu terus berbicara melewati kata-kata. Kalbu yang akan mewakilkannya.

***

U.

unabashedly, ks. tanpa malu-malu.

Aku terkejut saat Tiffany tidak menolak untuk bercinta denganku. Dan aku bertanya-tanya pada saat itu, apakah ia juga bersikap ini pada semua pria atau hanya padaku saja?

***

V.

voluminous, ks. produktif.

Aku terus menunjukkan tulisan-tulisanku pada Tiffany.

***

W.

whet, kk. merangsang; membangkitkan.

Tiffany pernah beberapa kali menginap di rumahku di mana orangtuaku dan adik-adikku juga tinggal bersama. Meski orangtuaku tahu bahwa kami berdua tidur di ranjang yang terpisah, mereka tidak tahu bahwa pada setiap malam, Tiffany beringsut perlahan dari tempat tidurnya menuju tempat tidurku dan mulai menciumku. Dan tentu saja, kami bercinta.

***

X.

x, kb. x.

Aku kebingungan. Sepertinya aku butuh Tiffany.

***

Y.

yell, kk. berteriak.

Aku mendengar dari Taeyeon bahwa Tiffany punya cara yang unik untuk menunjukkan ketertarikannya pada seseorang. Tiffany akan berbicara dengan suara keras. Dan sejak saat itu, aku tidak masalah jika harus menjadi pekak karenanya.

***

Z.

zenith, kb. titik puncak.

Berulang kali aku melakukan kesalahan dan aku begitu takut jika Tiffany mengatakan sesuatu seperti, “Aku rasa kita perlu bicara.”

Dan aku berpikir, “Apakah ini saatnya? Apakah ia akan meninggalkanku sekarang?”

10 tanggapan untuk “[ONESHOT] THE LOVER’S DICTIONARY”

  1. I’M BACK!!!
    ya ampun kak tirzsa, aku suka fic2 singkat aneka length begini dan semuanya sweet! ada yg bikin ketawa ketiwi, ada yg bikin ‘awwww pingin banget kalo pacaran seromantis ini’, ada yg rada ‘ehem2’ juga (kurasa anda mengerti maksudku krn kata bercinta di sini sepertinya lumayan sering ditulis), tapi aku suka semua ^^
    pas banget pula mantan2 nya sama yg aku duga, khuntoria-sifany hahaha
    dan dari semua fic ini terbayang jelas karakternya ni org berdua. aku suka chara mereka yg sama2 kutu buku *lagian aku kaget juga waktu kak khun pasang foto bukunya ditandatanganin paulo coelho ya kalo ga salah, bacaannya langsung berat gitu ih* tapi sama2 ga culun gitu. dan tiffany yg lebih ekxtrovert dan sering bikin khun malu2 itu lucu ^^
    bagian yg aku suka yg ‘deodorant’. hadeuh bapak khun mohon maaf lho ya ibu tiffany emang suka gitu orangnya XD
    kalo masalah kekurangan di fic ini…. apa ya, barangkali lengthnya terlalu panjang? padahal bahasanya enak banget buat dibaca, enggak njelimet dan berasa novel/? sekale, tapi biasanya passersby reader (seperti aku ini yg tidak ngebias khun nor fany) sukanya baca yg singkat2. bagus juga kalo dipecah sebenernya.
    sayangnya shipper khunfany ga muncul2 nih ah, anak2 lama SM-JYP-YG di IFK ga dapet perhatian :p padahal aku suka mereka
    udah gitu aja rantingnya kali yak. suka ide2 fresh di sini dan keep writing kakak!

    Suka

    1. Iya, fiction ini kayaknya lebih pantas dikasih rating 17 ke atas sih hihi, soalnya aku terinspirasi dari tulisannya David Levithan. Kontennya emang agak dewasa, fokusnya emang ke pasangan yang udah matang, bukan anak abg lagi tapi cuma sebatas itu sih, nggak ada penjelasan detail yang gimana-gimana >,<
      Masalah panjangnya fiction ini, sebenarnya aslinya bisa lebih panjang lagi lho. Cuma banyak bagian yang aku pangkas juga biar nggak kepanjangan. Tahu-tahu ini berasa masih kepanjangan juga ya? Hehe. Nanti deh aku pertimbangkan lagi 😛
      Tapi makasih banyak ya udah komen. Komentarnya sangat membantu! 🙂

      Suka

  2. tirzsa, apa kabar? lama banget ga baca tulisan kamu! kangeeeen banget! hahahaha. gila, sekalinya comeback keren gini. ini emang panjang banget tapi gatau kenapa aku betah buat baca sampe abis. tema yang diangkat juga ya sesuai lah sama umurku lah wkwk. cara bercerita kamu masih seenak yang kuinget, simple… tapi ya ga simple juga sih. bagus lah pokoknya 😀
    keep writing ya, sweet banget ih ceritanya ❤

    Suka

  3. halo, kak tirzsa! ah, khunfany! keinget ff chapter punya kakak di blog sebelah deh. dan itu bikin inget juga ternyata udah lama banget kak tirzsa ga keliatan di ifk huhu.
    ah beginilah khunfany ditangan kak tirzsa. manis yang mature 🙂 suka banget sama ide dictionary gini. selain menambah pengetahuan kata dan makna, aura manis tiap ceritanya lebih terasa. kalau aku suka sama yang abstraction, anarchronism, antsy, recant X)
    semangat nulis, kak!

    Suka

  4. *mencoba mengingat lagi tadi ngeklik link apa aja sampe bisa nyasar ke fanfic ini*

    ini kisah nyasar yang berujung indah, sepertinya, karena aku bisa nemu cerita yang jempolan ini. sukaaaa bgt sama cara penceritaannya (the lover’s dictionary-nya david levithan kudu dimasukin ke reading-list nih), suka juga sama bahasanya yang ringan, dan pengetikannya yang rapi (seingatku gak ada typo di sepanjang cerita). seorang yang bukan khunfany shipper spt aku aja bisa betah bgt baca cerita ini dari awal sampe akhir. aku jadi pengen baca tulisan kamu yang lain 😀

    Suka

Leave Your Review Here!