[Ficlet] Things To Do

4108

a birthday-movie by tsukiyamarisa

starring [BTS] Kim Seokjin and [OC] Lee Yein with [OC] Park Minha duration Ficlet genre Friendship, slight!Fluff rating T

.

Hal-hal apa saja sih, yang seharusnya dilakukan sepasang kekasih?

.

.

.

.

“Jadi, Kak Yein sekarang sama Kak Seokjin, nih?”

Satu tanya itu cukup untuk membuat Yein nyaris tersedak jus stroberinya, kedua manik diarahkan pada Minha yang sedang terkekeh usil. Temannya yang berusia lebih muda itu kini sedang menyeruput minumnya sendiri—iced americano—seraya memasang muka sepolos mungkin. Seakan pertanyaan tadi bukan hal besar, berkebalikan dengan debar jantung Yein yang mendadak berpacu kala teringat kejadian beberapa hari lalu.

“Kak?”

“Sudah kubilang, jangan panggil aku dengan sebutan kakak,” gumam Yein, mengalihkan pandang seraya memainkan sedotannya. “Yein saja, Minha-ya.

“Tapi—“ Minha hendak memprotes, namun ucapannya seketika terhenti kala ia menyadari sesuatu. Memicingkan manik, gadis berambut pendek itu mengetuk-ngetukkan jemarinya ke atas permukaan meja foodcourt sembari berujar, “Apa ini usaha untuk mengalihkan pembicaraan?”

Tahu bahwa niatnya telah gagal total, Lee Yein hanya berdeham sekilas dan mengedikkan bahu. Memilih untuk meminum jusnya hingga tandas separuh, sebelum beralih untuk menyumpit ayam bumbu pedas yang tersaji. Hening datang mengisi, namun dari senyum kecil yang terpampang di wajah Minha, Yein tahu kalau gadis itu belum selesai menginterogasinya.

“Kak—“

“Yein.”

“Oke, Lee Yein,” Minha meralat, mengunyah sepotong tteokbokki sebelum melanjutkan, “Kak Seokjin itu lelaki yang baik, ‘kan?”

“Memang kenapa?”

“Maksudku, kamu tidak berpacaran dengan anggota gangster atau seseorang yang aneh, bukan?” Minha mengembuskan napas panjang-panjang, berdecak pelan. “Kalau begitu, kenapa susah sekali, sih, mengakui Seokjin itu sebagai pacarmu?”

Pernyataan Minha itu ada benarnya, tetapi—untuk kali kesekian—Yein memilih bungkam. Jemari bergerak memainkan sumpit, sembari benak sibuk mengingat bagaimana ia memilih untuk menerima pernyataan cinta Seokjin tempo hari. Yang Yein tahu, ia memang menyukai Seokjin. Walau sering enggan mengakui, tapi itulah realitanya. Dan tidak, Lee Yein jelas tidak menyesal telah menerima Seokjin sebagai kekasihnya. Ia hanya…

“Masih malu, ya? Berarti kalian belum pergi kencan?”

Terkadang, Yein mengira kalau Minha itu ahli membaca pikiran. Gadis di hadapannya itu kini tengah mengerjapkan kelopak dengan ekspresi sepolos mungkin, seakan ia tidak baru saja menyatakan fakta yang teramat tepat pada sasaran. Lagi-lagi membuat Yein bergeming, sampai akhirnya terpaksa mengangguk pelan.

“Aku tidak tahu harus bagaimana, Minha-ya. Membayangkan kami pergi jalan berdua saja aku…” Yein bergidik sedikit, menunjukkan rasa tidak sukanya pada skinship. “Biasanya, lelaki itu melakukan apa, sih, saat berkencan?”

“Hm…” Minha tak langsung menjawab, memilih untuk menelengkan kepala sembari melempar pandang ke kejauhan. Yein mengira gadis itu butuh waktu untuk berpikir, sehingga ia pun membiarkannya.

Sampai Minha berdiri dan melambaikan tangan, ekspresi riang tahu-tahu saja terpampang di wajahnya dan—

“Kak Seokjin!”

Uh-oh!

“Oh, Minha-ya! Yein-a, kamu juga di sini?”

Rasa-rasanya, Yein ingin sekali menenggelamkan diri dalam jus stroberinya yang tinggal separuh kala suara itu terdengar. Namun, belum sempat niatnya—yang jelas mustahil—itu terlaksana, Seokjin sudah lebih dulu mendudukkan diri di sampingnya. Tanpa permisi mengambil sumpit di tangan Yein, kemudian menggunakannya untuk menyuapkan sepotong ayam ke mulutnya sendiri.

“Kalian sedang apa? Menonton film?”

“Begitulah.” Yein menjawab, volume suaranya mendadak mengecil sementara Minha menahan kikik tawa. “Kamu sendiri?”

“Aku sedang menemani Jaehwan bermain di arcade,” sahut Seokjin, sumpitnya kali ini bergerak untuk mengambil tteokbokki. “Tadinya, aku kemari hendak membeli minum dan sedikit camilan. Eh, ternyata kalian juga sedang jalan-jalan. Kebetulan sekali, ya?”

Yap! Seharusnya, Kak Seokjin sekalian saja mengajak Kak Yein kencan!”

Itu Minha yang menjawab, lengkap dengan senyum lebar di wajah sementara Yein langsung menundukkan muka. Berusaha mengabaikan tawa Seokjin yang melantun akibatnya, berkomat-kamit agar dirinya tidak mengatakan sesuatu yang bodoh karena lelaki itu baru saja mendaratkan satu tepukan di pundaknya.

“A-apa?”

“Apa sebaiknya kita pergi kencan setelah kamu selesai makan?”

“Hah?”

“Mungkin menonton film atau—“

“Tidak, tidak.” Yein buru-buru menggelengkan kepalanya, lantas mengimbuhkan, “Maksudku, mana mungkin aku meninggalkan Minha sendiri? Jaehwan juga akan kesal kalau ditinggal kencan, bukan?”

Seokjin memikirkan hal itu sejenak, dengan berat hati akhirnya mengangguk setuju. “Kalau begitu, kita pergi kencan besok?”

“Besok?”

“Ada waktu, ‘kan?”

“Tentu saja ada, ini ‘kan, masa liburan!” sela Minha, membuat Yein lekas beralih memelototinya sementara Seokjin kembali terkekeh. “Aku tidak akan mengajaknya pergi besok. Kalian silakan berkencan!”

“Yein-a?”

Yein tak langsung menjawab, namun gadis itu bisa merasakan pipinya memanas. Untung saja ia memiliki helai rambut yang panjang, yang bisa ia gunakan untuk menyembunyikan ekspresi senang itu selagi bibirnya bergumam, “Uh, oke. Kurasa aku bisa pergi denganmu besok.”

“Sungguh?”

“Aku harus bilang berapa kali, Kim Seokjin?”

Seokjin menggeleng, sudut-sudut bibir terangkat tinggi. Lantas, tanpa diduga-duga, lelaki itu kembali bangkit berdiri. Telapak tangan terulur untuk menepuk-nepuk puncak kepala Yein, sebelum badan itu menunduk untuk membisikkan sesuatu di telinga gadisnya.

“Sampai besok, Yein-a.

Lalu, Seokjin pun melangkah pergi. Meninggalkan Yein yang hanya bisa termangu, terbagi antara rasa malu, senang, sekaligus kesal lantaran Seokjin baru saja menggodanya. Segalanya campur aduk, memaksa Yein untuk memproses reaksinya dengan kecepatan lambat ketika—

“Kak Seokjin, karena kalian sudah pacaran, kiss bye dulu dong, untuk Kak Yein!”

Teriakan Minha itu cukup keras, sehingga Yein langsung mengangkat kepalanya. Maksud hati hendak menegur, tetapi gagal lantaran Seokjin sudah memanggil namanya dan membuat ia—entah mengapa—mau saja memutar badan untuk menghadapi kekasihnya yang sedang melempar satu ciuman jauh. Satu tindakan yang sukses membuat Minha berdecak dan berkomentar ‘eww, dia benar-benar melakukannya!’; sementara Yein….

.

.

.

Ya! Batalkan saja kencan kita besok kalau kamu masih sok manis begitu, Kim Seokjin!”

.

.

fin.

ehe ehe, happy birthday Kak Seokjin!! Maaf kalau fic-nya receh dan gombal banget huhu, tapi Minha sama Kak Jimin sayang Kak Seokjin kok :3

Dan buat Kak Yeni, semoga ini tidak mengecewakan ya~

See ya all!

Satu komentar pada “[Ficlet] Things To Do”

  1. YA! BATAL AJA UDAH BATAL! YEIN MENDING KENCAN/? SENDIRI AJA *hmph*
    Ini juga ya park minha-ssi…………… ada aja buat njailin yein ya /.\ udah tau seokjin agak gak waras masih ditantang begitu ya pasti dilakuin dia mah ㅡㅡ akhirnya geli sendiri kan *pfft

    Duh aku lanjut di line ya mer. Ini lagi ngetik komen kamunya malah ngirim pesan apa itu di line > <
    UCAPAN MAKASIH BANYAK BANYAK DARI KIM SEOKJIN :3
    Very very nice fic ♥♥♥
    See ya ^^)/

    Suka

Leave Your Review Here!