[Ficlet] Class + Coffee

Dream and school image

Class + Coffee

by Authumnder

featuring [Red Velvet] Seulgi & [EXO] Kai

genre slight!Comedy, College-Life length 513 words, ficlet rating teen.

“Mau membantuku?
Tolong telepon ambulans kalau aku pingsan.”

***

Hari Minggu harusnya jadi hari menyenangkan, di mana aku bisa telentang seharian di atas ranjang tanpa perlu memikirkan remeh-temeh perkuliahan yang mengakibatkan tumbuhnya uban di kulit kepala. Harusnya, karena kemarin malam satu pengampu mata pelajaran “penting” tiba-tiba memberi kabar:

Pelajaran tambahan, diadakan hari Minggu pukul tujuh. Berlaku untuk semua tanpa pengecualian, kehadiran memengaruhi nilai.” 

Kurasa Pak Kim adalah titisan setan. Dugaanku kemungkinan besar benar, mengingat dia tak ada bedanya dengan iblis yang menyesatkan manusia. Maafkan kata-kata kasarku, habis bagaimana, aku telanjur kesal dibuat si Kepala Taring (julukan kreatifku untuknya).

Jadilah aku, pada Minggu pagi pukul tujuh, duduk di bangku kelas sembari menatap kosong papan tulis yang melompong. Belum banyak mahasiswa yang datang, masih ada kursi tanpa penghuni di sana-sini yang meminta diduduki. Terserahlah, aku meletakkan kepala di atas meja, barangkali sementara menunggu yang lain, aku bisa berkunjung ke alam mimpi sebentar.

Omong kosong. Rasanya baru sedetik semenjak aku mengatupkan kelopak mata, tiba-tiba saja sudah terdengar dehaman menyindir Pak Kim yang amat mengganggu. Mengerang, aku membenahi posisi duduk (juga mengeluarkan notes tebal dari tas untuk memberikan kesan anak rajin).

Kira-kira sepuluh menit pembelajaran, pintu kelas terbuka lagi, mendemonstrasikan sosok kusut di belakangnya. Wah, cari mati ini anak.

Untungnya (atau sialnya, karena Pak Kim pernah mengusirku keluar dari ruangan saat aku datang terlambat), Kepala Taring tengah dalam mood baik (mungkin membuat jengkel mahasiswa adalah kebahagiaan tersendiri baginya) dan mempersilakan mahasiswa tadi duduk. Tidak adil.

Cowok itu memindai sekeliling sebentar, kemudian menjatuhkan pilihannya ke bangku di sampingku.

Pelajaran dimulai kembali. Aku tengah sibuk mencatat materi, menguap sesekali, ketika gemerisik dari sebelah berhasil menyita atensiku. Fokusku beralih padanya, yang kini tengah menuang sesuatu ke kopinya. Hei, bukannya itu—

Monster Energy?!” Seruku, lebih mengikuti refleks ketimbang kesadaran. “Kau mau meminum itu bersamaan dengan kopimu?!”

Cowok itu bahkan tidak melirikku, hanya mengedikkan bahu sembari menggumamkan jawabannya. “Yeah. I’m gonna drink this in one shot and die.” Kemudian dia menenggak kopinya yang sudah terbaur dengan Monster Energy. Gila. Selesai dengan acara menelannya, dia bergeser menatapku, “Mau membantuku? Tolong telepon ambulans kalau aku pingsan.” Setelah itu dia berbalik lagi, mencatat apa yang tertera di layar.

Pembelajaran berlangsung kembali. Namun kali ini aku tidak bisa menghentikan diriku dari melirik cowok di sebelahku, memastikan kalau dia masih hidup dan bernapas. Bakal mengerikan kalau dia mati saat duduk di sampingku.

“Berhenti menatapku.” Ujar cowok itu tiba-tiba, menyentakkanku dari kegiatanku mengamatinya. “Namaku Jongin, omong-omong. Kau siapa?”

Aku menelan ludah. “Seulgi. Kau yakin kau baik-baik saja?”

Jongin tertawa, renyah dan rendah. “Jangan khawatirkan aku. Dan slide-nya sudah diganti, tuh.”

Aku buru-buru melanjutkan mencatat.

Saat pelajaran (akhirnya) berakhir, Jongin langsung berdiri dan melesat keluar dari ruangan (dia sudah memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel setengah jam sebelum Pak Kim menutup pembelajaran, omong-omong).

Sementara merapikan isi tas, baru kusadari ada sesobek kecil kertas di sisi meja yang tadi dipakai Jongin. Penasaran, kubuka lipatannya, hanya untuk mendapati  tulisan kecil-kecil yang sebelas-dua-belas dengan cakar ayam tertera di situ:

Yang barusan kuminum bukan Monster Energy omong-omong, cuma replika wadahnya saja. Tapi aku nggak tega mengatakannya padamu karena kau kelihatan sangat kaget. Tambahan, kau manis dengan kening berkerut mengecekku terus-menerus.
Sampai jumpa kapan-kapan.

end. 

finished: 19:40 | December 04, 2015. 

(a/n): aku Meyda, dari garis 99, fyi aja sih HEHE. terima kasih banyak sudah baca! ^^ dibuat berdasarkan:

monster-energy

21 tanggapan untuk “[Ficlet] Class + Coffee”

  1. Aduhh aduh seulkai :”3
    suka banget kak ini, seulgi dibikin khawatir sama jongin, tapi jongin malah keliatan seneng diperhatiin. Moga ketemu lg seulkai nya aku tunggu lho.

    Suka

  2. halo meyda! salam kenal jugaa, aku xian di sinii 😀
    setelah baca ini kok jadi pengen mahasiswa model kim jongin ada di kelasku juga ya :”””
    ahh, ficlet-nya nice sekaliii! aku suka gaya bahasamu yang ringan dan sungguh kekinian dalam cerita ini. sukses buat aku ikut berperan sebagai Seulgi yang kesel2 gimana gitu. hehe
    anyway, keep writing 😀

    Suka

    1. Halo Xian! (btw kamu kelahiran berapa aku bingung mau dikasih embel-embel kak apa enggak wkwk).
      Huhu terima kasih banyak kalo kamu berhasil menyerapi ini (padahal nggak ada yang bisa diserap .-.v) sekali lagi makasih ya udah mampir dan baca ini xD

      Suka

      1. lel, menurutku ada satu pelajaran yang bisa kita serap dari ficlet unyu ini; beruntunglah bisa diganggu oleh makhluk ganteng macam jongin, pasalnya mbak seulgi ga jadi malas-malasan kan ngikutin kelas. haha *apa ini, maksa bingitts*
        hee, mian aku lupa *padahal sengaja….* btw aku dari line 97 :3

        Suka

  3. HAI MEYDA, NABIL BEBERAPA KALI BACA FIKSI KAMU DI BLOG LAIN, EH TAUNYA AUTHOR JUGA YA DI SINI EHE 🙂 Salam kenal, Nabil 99L, kita seumuran I guess.

    Dari awal baca cerita punya kamu seneng, sih, bacanya. Kata-katanya ngalir terus ngga selalu baku 🙂 yang white lies apa ya? itu suka banget 🙂

    hope we can get closer

    nabil xox

    Suka

Leave Your Review Here!