[Ficlet] Happened During Rainfall

happened-during-rainfall

a movie by tsukiyamarisa

starring [SEVENTEEN] S.Coups (Choi Seungcheol) and You genre Friendship, Fluff, slight!Life duration Ficlet (800+ wc) rating T

.

Ini hanyalah sepenggal kejadian biasa, satu yang terjadi di saat hujan turun dan mampu membuat semua orang di jalan menggerutu

.

.

.

“Kamu bawa jas hujan tidak?”

Mungkin, itu adalah kalimat terpanjang yang Choi Seungcheol ucapkan padaku selama seharian ini. Kami sedang pergi mengerjakan tugas kelompok, dan walau tidak bisa dibilang dekat, Seungcheol adalah orang yang mau berbaik hati memberiku tumpangan menuju lokasi survei. Ia bahkan tidak keberatan mengantar diriku pulang, satu penawaran yang berbuah pada pertanyaan singkat barusan.

“Tidak.” Aku menjawab, sedikit mengeraskan suara lantaran kami sedang melaju menggunakan motor sport hitam milik Seungcheol. “Kenapa?”

“Sepertinya akan hujan,” balas Seungcheol, sedikit mengedikkan kepala ke arah langit sebelum kembali fokus pada jalanan yang membentang. Lamat-lamat, aku pun mengikuti arah pandangnya dan merutuk dalam hati. Oh, salahku memang yang lupa membawa jas hujan. Kalau begini caranya, sudah bisa dipastikan aku akan basah kuyup saat sampai di asrama nanti dan—

“Kita berhenti dulu saja, ya.”

Tanpa menunggu persetujuanku, Seungcheol tiba-tiba menghentikan motornya di depan sebuah toko. Mengajakku turun, lantas berteduh di bawah kanopi biru tua yang ada. Aku hanya bisa menurut, mengikuti Seungcheol yang kini mendudukkan diri di undakan depan toko. Kami bertukar lirikan canggung, dan benar saja, hujan deras tahu-tahu mengguyur sejenak kemudian.

Ng—”

“Sebenarnya aku bawa jas hujan.” Seungcheol membuka konversasi, memainkan kunci motornya dengan sebelah tangan. “Tapi, egois ‘kan, kalau aku pakai sendiri?”

Eum…”

“Kasihan kalau kamu kehujanan.”

Mendengarnya, manikku pun spontan melebar. Lamat-lamat kutatap Seungcheol yang kini kembali asyik dengan kuncinya, kemudian beralih untuk mengambil ponsel dari saku celana dan mulai mengetik pesan. Setahuku, Seungcheol adalah tipe lelaki kebanyakan. Ia bukan orang yang jago bertukar cakap dengan perempuan; lebih senang berkumpul dengan kawan-kawannya sembari terbahak keras—dan kadang juga diikuti beberapa kata makian. Ia adalah orang seperti itu, sehingga aku sama sekali tidak menyangka kalau Seungcheol bisa mengeluarkan kalimat seperti tadi.

“Terima kasih.”

Hanya itu yang sanggup kukatakan, seraya membiarkan hening kembali datang menyapa. Tapi, aku tak berniat memecahkannya. Kami tidak bisa dibilang dekat, sehingga alih-alih menambah kecanggungan, aku memilih untuk ikut diam dan menyibukkan diri dengan ponselku sendiri. Mengetikkan chat pada beberapa temanku, sambil mendengar derai air hujan yang agaknya tak menunjukkan tanda-tanda akan segera berhenti.

Menit-menit berlalu, yang kemudian berubah menjadi hampir satu jam penuh lamanya. Selama itu, sama sekali tak ada kata yang terlontar. Hanya embusan atau helaan napas, disertai dering notifikasi pesan masuk yang terdengar sesekali. Membuatku bertanya-tanya dalam hati, apakah Seungcheol juga merasakan kebosanan yang sama dengan yang kuhadapi. Atau mungkinkah, ia diam-diam sebal padaku? Yang telah dengan begitu bodohnya lupa membawa jas hujan, sehingga menghambat perjalanan kami dan—

“Kalau hujannya sudah cukup reda, kita berangkat saja, ya? Gerimis sedikit tidak apa-apa, ‘kan?”

Aku mengangguk. Sedikit kaget, tapi lega karena Seungcheol baru saja melempar seulas senyum singkat.

“Kamu pakai jas hujanku saja.”

“Ah—” Aku cepat-cepat menggelengkan kepala, menolak usul tersebut. “Tidak usah. Aku tidak apa-apa, sungguh.”

“Bukannya kamu sedang sakit?”

Seakan menjawab pertanyaan Seungcheol, aku mendadak terbatuk-batuk. Sukses membuatnya mengangkat alis, tapi aku hanya menggeleng lagi dan bergumam, “Bukan sakit parah, kok. Gerimis saja tidak masalah.”

“Yakin, nih?”

“Iya.” Kali ini aku mengangguk mantap, yang dibalas Seungcheol dengan satu kedikan bahu. Ia lantas mengedarkan pandangnya, menyadari bahwa rintik hujan tak lagi sederas tadi. Secercah sinar mulai tampak di atas sana, dan Seungcheol melangkah lamat-lamat ke arah motornya untuk mengelap jok yang basah. Awalnya, kupikir ia akan mengambil jas hujan dan mengenakannya—mengingat aku sudah menolak. Namun, di luar dugaanku, ia malah mendudukkan diri di atas motornya. Memutar kunci untuk menyalakan mesin, lantas mengulurkan helmku dengan sebelah tangan.

“Ayo. Sebelum hujannya bertambah deras lagi.”

Tak tahu harus berargumen apa, aku memilih untuk menurut dan mendudukkan diri di belakang Seungcheol. Dalam diam mengenakan helmku, seraya Seungcheol menoleh sekilas untuk memastikan diriku siap. Satu anggukan, dan lelaki itu pun langsung memacu motornya membelah jalanan.

Setelah itu, tak ada lagi obrolan yang terdengar di antara kami. Satu-satunya pengecualian hanyalah frasa ‘terima kasih’ yang kuberikan saat kami sampai di depan gedung asrama kampus, serta senyuman singkat yang mengiringi. Detik berikutnya kuhabiskan untuk memandang Seungcheol dan motornya yang bergerak menjauh, masih dengan ujung-ujung bibir berjingkat naik serta perasaan senang yang tak dapat kujabarkan.

Aku bukannya menyukai Seungcheol, pun jatuh hati setelah perlakuannya barusan. Yang kutahu, Seungcheol memiliki seseorang yang ia suka, yang sudah lama ia dekati kendati mereka belum berpacaran hingga kini. Aku pun demikian. Aku mengagumi salah seorang kakak tingkatku, seorang lelaki yang sering membantuku dan berhasil membuatku berdebar-debar. Kalau dilihat-lihat, agaknya kemungkinan bahwa kami akan saling suka itu kecil sekali. Kami hanya teman sekelas, dua orang yang terpaksa bekerja bersama karena pembagian kelompok waktu itu dilakukan berdasarkan absensi.

Namun, bukan itu inti dari kejadian hari ini.

Ini bukan soal kisah romansa, bukan pula cerita tentang lelaki yang berbuat baik untuk gadis yang diam-diam ia sukai. Ini hanyalah sepenggal kejadian biasa, satu yang terjadi di saat hujan turun dan mampu membuat semua orang di jalan menggerutu. Suatu perlakuan yang sederhana, yang mungkin dilakukan atas dasar kesopanan atau kebaikan hati. Oh, apa pun namanya, menurutku itu tadi adalah hal yang benar dan manis untuk dilakukan. Sebuah pelajaran berharga yang akan terus kuingat, membuatku berharap bahwa suatu hari nanti aku akan bisa melakukan hal yang serupa.

.

.

Karena terkadang, yang dibutuhkan oleh seorang manusia itu hanyalah sedikit perhatian serta rasa dihargai, bukan?

.

.

fin.

Sebelum ada yang tanya “CARI COWOK KAYA SEUNGCHEOL DIMANA” well, saya mau cerita dulu kalau fic di atas itu based on real story. Beneran. Salah satu temen kebetulan ada yang sikapnya kaya gitu, dan jujur, emang kaget sih waktu itu. Jadi, buat yang pengen, berharap saja kalian beruntung *wink* *dilempar*

Okay, see ya in another fics!

8 tanggapan untuk “[Ficlet] Happened During Rainfall”

  1. Halo, kamer. Duh, udah kelamaan gak pernah komen di fiksi kakak lagi tapi walo begitu, tetep aja gak berubah selalu ngena! ehehehe *cengegesan*

    SEDIH
    PADAHAL BUKAN ANGST TAPI KOK YA NGENES DI AKU KAK /jongkok bareng The8/ /Ciee yang gak pernah diperhatiin orang/ /SIALAN/

    Seneng sama maknanya, bener banget kok. Terkadang yang dipengenin dari orang sekeliling itu cuma rasa dihargai dan perhatian sedikit aja. Ini mah boro-boro, terkadang dianggep juga enggak, di ambil sari-sarinya aja, sepah dibuang sembarang. TAP YA ITU KAKMER BERUNTUNG BANGET MASIH KETEMU ORANG BEGITUAN DAN EKSIS DI DUNIA INI T_T

    Tapi aku kapan? Kapan-kapan ajalah, kalau Yonghwa ngelamar /eyak/

    Aku gak nemuin tipo atau segala macam kekurangan kak, mungkin kenikmatan baca jadi lupa. Tapi aku mah apa, gak jago ngereview gitu. Tahunya cuma nikmati fiksi yang bagus dan komen gak jelas. Okelah, makasih fiksinya kak! Maju teruuss!!

    Salam,
    Zen.

    Suka

  2. Karena terkadang, yang dibutuhkan oleh seorang manusia itu hanyalah sedikit perhatian serta rasa dihargai, bukan?
    .
    .
    BENER BGT ASTAGAAAA
    Hidup ga cuma soal romansa. Kadang kita dibuat kagum sama orang karena kebaikannya. Hmmm…
    Gatau harus komen kyk gimana xD aku sukaaaasama fict ini ❤ apalagi castnya ganteng duh 💋
    Keep writing, author-nim! ^^

    Suka

  3. Hai hai salam kenal
    Kebetula liat ff ini lewat dan kebetulan juga lagi menaruh perhatian sama di leader ini, kebetulan lagi tadi sore kejebak ujan :’) bukan sama Seungcheol sih.
    But. . . suka ceritanya, bener banget pernyataan ‘Karena terkadang, yang dibutuhkan oleh seorang manusia itu hanyalah sedikit perhatian serta rasa dihargai, bukan?’ ahh emang bikin ati adem kalo ktmu cwo gitu, bukan jatuh cinta sih tapi jatuh hati . . . etdah
    Haha abaikan komen ini 😀
    Keep writing!

    Suka

  4. Lagi galau abis nonton ulang video svt di mama pas seungcheol lupa lirik dan nemu fanfic ini di timeline wp :B

    Nggak tau kenapa Seungcheol itu cocok ya dikasih peran yang beginian hahaha ganteng 😀 bayangin dia naik motor sport~~ dan iya banget, makna dari fanfic ini tuh iya banget :3 seneng rasanya kalo masih punya temen macem gini dan alhamdulillah masih dikasih yang beginian meski ga seganteng seungcheol dan ga naik motorsport hahaha 😀

    Suka

  5. A man with manner emang enak dijadiin apa aja, Mer, termasuk temen. Dijadiin temen pun dia bakalan ngejagain kita walaupun bukan seweknya sendiri huhu aku jadi rindu temanku itu *plak* *malah curhat*
    Nice fic mer.. 😀 KAPAN2 BIKIN ESKUP LAGI YAK HAHAHA (DICETAK TEBAL TEBAL BERGARIS BAWAH) XD

    Disukai oleh 1 orang

  6. SUDAH KUDUGA INI PASTI BASED ON REAL STORY HWHWHW.

    Entahlah, kayaknya pasti selalu bisa baca mana yang ‘drama beneran’ mana yang ‘drama buatan’.

    But, yesh. Kujuga pernah diperlakukan hal serupa. /jadi curhat/. Bukan tentang sama-sama neduh pas lagi dibonceng. Tapi tentang dia yang menghargai kebersamaan(?) banget. Dan kutau kak…. itu rasanya emang…. ewhhh bikin senyum semaleman nggak ilang-ilang xD

    Ditambah ini bayanginnya si seungchol. Pacar gelapkuuuh 😍 /apa

    Kak amer tanggung jawab ku jadi baper lagi!!! 😂

    Suka

  7. ngena banget ini ffnya :””””) true story banget. sering digituin sama cowo. tapi pada php kan sakiiiit * itu mah lu nya aja yg geer * *plak

    ga jelas kan aku :((( aku suka ficnya niih sukaaaaa banget. bahasanya santai kaya di pantai. mana castnya bias pula huhuhu :”)

    keep writing authornim!

    Suka

Leave Your Review Here!