[Ficlet] A Night When

by jojujinjin (@sanhaseyo on Twitter)

.

starring NCT U’s Jaehyun and Taeyong

Ficlet // T

.

“Ayolah, Jaehyun. Untuk apa aku takut pada orang yang membawa-bawa pisau dapur?”

***

“Damn.”

“Kenapa?”

“Netflix-ku betulan tidak bisa dibuka,” aku mendesah, jemari menekan-nekan remot atas dasar kesal. Sudah hampir empat puluh lima menit aku berkutat dengan benda itu, namun nihil. “Dan operatornya akhir-akhir ini menyebalkan, aku malas jadinya.”

Taeyong di sampingku merogoh-rogoh kantung besar pop corn. “PMS, kali,” jawabnya asal. Meski sebenarnya ia tak peduli sama sekali, asalkan Taeyong bisa merebahkan diri di atas sofa empuk kondominiumku dan nyemil sampai kenyang. “Ya, sudah. Nonton TV biasa sajalah.”

“Ya sudah.”

Seperti yang sudah kuduga; sulit menemukan acara bagus di larut malam hari kerja. Lagipula aku memang tak begitu suka menonton televisi. Aku lebih suka menghabiskan waktu untuk membaca atau tidur.

Salahkan saja Taeyong yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemenku, mengaku bosan di rumah dan merindukan diriku yang segera kubalas dengan tiruan suara muntah dari ujung kerongkongan. Lalu detik berikutnya Taeyong bilang lagi kalau ia hanya ingin menumpang nonton film.

Tapi toh akhirnya aku berhenti memencet tombol channel ketika layar memunculkan acara berita salah satu stasiun televisi ternama yang tengah memaparkan headline news.

“….kasus pembunuhan lainnya terjadi di Yangju, Korea Selatan. Mayat korban ditemukan pagi ini dengan kondisi terpotong-potong di kamar apartemennya sendiri. Sampai saat ini, pihak kepolisian belum menemukan alat yang digunakan pelaku untuk memutilasi korban dan tengah memburu pelaku yang diyakini masih berkeliaran di daerah Yangju—“

“Uijeongbu dengan Yangju tak begitu jauh, ya?” tanyaku memecah hening, bermain dengan bantal-bantal sofa di pangkuan.

“Ya, sepertinya,” Taeyong menggaruk kepala, acuh tak acuh. “Jaehyun, Netflix-mu serius tidak bisa dipakai?”

Aku menggeleng.

“Ah, kau ini,” Taeyong bangkit dari posisinya. “Aku tidak datang ke sini untuk menonton siaran berita dan makan pop corn tahu.”

“Lho, kau mau pulang?” aku mengernyit melihat Taeyong yang mengabiskan sisa hasil olahan jagung tersebut dengan satu tangkupan besar.

“Iya, aku mau tidur saja.”

“Kenapa tidak menginap?” aku ikut bangkit, mengekor Taeyong yang sudah memakai mantel tebalnya lagi. “Baru saja kita mendengar berita kalau seorang pembunuh sedang berkeliaran di daerah sini.”

Taeyong tertawa kecil. “Ayolah, Jaehyun. Untuk apa aku takut pada orang yang membawa-bawa pisau dapur?” menggeleng, Taeyong membuka pintu kondominiumku sebelum berujar dengan nada bercanda. “Aku ini jago karate, tahu! Tenang saja.”

Dan aku berusaha—aku berusaha—tersenyum lebar, sebelum Taeyong mengucapkan salam perpisahan dan jemari gemetarku bergerak mengunci pintu dengan satu gerakan cekatan. Keringat dingin membanjiri wajah.

“Keparat.”

.

.

.

That was a night when a murderer sat right next to me eating pop corn, just wanting to watch Netflix so bad.

Fin.

.

.

a/n: diangkat dari sebuah riddle yang nggak riddle riddle amat tapi mengerikan saya ngeri pas pertama kali baca sungguh. jadi jangan kaget kalo suatu waktu saya ngespam tl pake drabble-drabble creepy pasta ya kayak waktu itu HEHE. sebenarnya ada yang lebih serem cuma saya lagi UKK jadi ga bisa bikin yang panjang-panjang. dadah!

xx