[IFK Movie Request] Mix & Match

Poster Phynz20 Mix and Match by NJXAEM

MIX & MATCH!

A Short Movie by Phynz20 (@putriines)

.

Sujeong bukannya tak menyadari bahwa sebuah pernikahan membuat hidupnya berubah. Ia tak pernah menyangkal sama sekali pun menggerutu terhadap nasibnya kali ini.

.

Tapi semuanya berubah ketika keabnormalan Taehyung menyerangnya.

.

Starring:  Lovelyz’ Sujeong as Kim Sujeong  BTS’ V as Kim Taehyung  || Rated: PG-17 || Genre: Marriage-LifeComedy, Romance,   || Duration:  Vignette

.

Bigbig thanks to NJXAEM@The 7th Sense of Your Dream for cute poster!^^

.

Sabtu pagi yang cerah, dengan suara burung terdengar juga angin semilir. Seorang gadis yang telah melepas masa lajangnya selama satu setengah tahun silam kini berkutat di dapur rumah minimalis itu sembari menyenandungkan lagu yang didengar melalui headset ponsel pintarnya.

Mental pembantu kampungan kalau kata kakaknya, tapi dirinya selalu saja tutup kuping jika diteriaki seperti itu.

Asal ia terhibur, tak jadi soal.

Mungkin itu juga yang membuatnya tak ambil pusing ketika sesosok alien menyunting dirinya dua tahun yang lalu dengan arak-arakan super ribut dan lamaran luar biasa norak yang sengaja digelar di dekat Sungai Han supaya banyak orang yang melihat.

Kalau saja itu Solbin atau Yuju, mungkin mereka sudah menenggelamkan sang lelaki sebelum kata-kata, “Will you marry me?”-nya terlontar. Namun yang sedang kita bicarakan itu Kim Sujeong.

Kim Sujeong yang berotak encer tapi punya selera humor receh, yang bersuara bagus namun gaya tawanya tak jauh beda seperti mulut alligator, yang kendati sangat relatable ternyata jatuh cinta pada sosok Kim Taehyung.

Kim Taehyung, suatu makhluk yang masih diragukan kewarganegaraannya, bukan karena ia tak mirip orang Korea, tapi orang-orang meyakini kalau dia adalah titisan alien. Bahkan Sungjae dan Sanghyuk yang notabene sahabatnya sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama mengakui kalau Taehyung bukan orang bumi.

Realitanya bahwa kedua orang yang tadi kita bicarakan itu kini sedang membangun rumah tangga dengan Kim Sujeong sebagai istri, Kim Taehyung sang suami dan tambahan Kim Daeyoung sebagai pemanis keluarga.

Dan kalian bisa membayangkan betapa berantakannya rumah minimalis tersebut.

“Sujeongie!”

Sujeong jelas tak bisa mendengar panggilan suaminya.

“Sujeong-ah!”

Kan dia masih asik dengan lagu-lagu dan piringnya itu.

“Kim Sujeong!”

Mungkin kali ini harus Taehyung yang mengalah. Ia menyibakkan selimutnya dan mengusap-usap wajahnya. Ia belum seratus persen terbangun tapi suara burung dan pencahayaan yang terang mengusik otaknya untuk membangunkannya. Satu hal yang selalu ia lakukan setelah bangun ialah mencari sang istri. Entahlah, itu sudah menjadi kebiasaan sejak satu setengah tahun silam, kendati ia harus pergi keluar kota atau bermalam di tempat lain, hal itu tetap ia lakukan.

Dan hidup bersama selama satu setengah tahun, Taehyung sudah hapal kebiasaan sang istri.

“Pagi-pagi rajin benar sih sudah cuci piring.”

Taehyung mendekatkan dirinya ke tubuh Sujeong dan memeluknya dari belakang. Walau sudah sering Taehyung melakukan hal ini, tetap saja Sujeong terkaget. Karena mendengarkan lagu, ia jadi tak awas dan berdampak kaget diperlakukan seperti itu.

Maka, ia melepas sarung tangan juga headset-nya dan berbalik ke belakang. Kalau saja ia seperti wanita lain, mungkin yang di hadapannya adalah pemandangan menjijikan. Bisa dilihat dengan mata yang masih setengah tertutup, piyama bergambar teddy bear, rambut awut-awutan, dan… apa ada iler di dekat bibir Taehyung? Ah, Sujeong tak pernah mempedulikan tampang parah suaminya, ia sudah terbiasa. Sebagai ganti memprotes tampangnya, Sujeong dengan suara lembut berbicara, “Ada apa?”

“Poppo.”

Tanpa ekspresi, Sujeong mendekatkan dan menempelkan bibirnya pada bibir Taehyung sebentar dan melepasnya lagi. Kemudian ia merapikan sedikit rambut Taehyung yang berantakan, “Cha, sudah duduk dulu, aku belum menyiapkan sarapan.”

Tapi Taehyung belum beranjak. Walau matanya sudah sepenuhnya terbuka dan rambutnya sudah tak seberantakan tadi, sepertinya masih ada yang ingin ia minta dari sang istri.

“Sujeongie, susu!” Nahkan.

“Nanti kalau aku sudah selesai cuci piring ya? Sekarang duduk dulu, nanti aku tidak selesai-selesai.”

Kepala itu mengangguk dan berbalik badan, melangkah menuju meja makan dan duduk sembari mengamati Sujeong. Tepat setelah Sujeong melepas sarung tangannya untuk yang kedua kali, ia berteriak lagi, “Sujeongie, susu!”

Sujeong terkekeh sebentar kemudian menyiapkan gelas dan membuka stoples yang berisi bubuk putih, namun Taehyung menginterupsinya, “Bukan itu, tapi susu Daeyoung.”

Sujeong menoleh dan menautkan alisnya, “Hah?”

“Daeyoung yang minta, dia sudah bangun tuh.”

“OPPA-YAAA!”

Sujeong bahkan tak sempat melepaskan celemeknyanya dan berlari menuju kamar. Kalau Daeyoung benar sudah bangun, bisa-bisa ia berguling-guling sampai membentur terali. Ia mengutuk Taehyung, sudah tahu Daeyoung bangun, bukannya digendong atau apa kenapa malah dibiarkan seperti itu?!

Dan sempat-sempatnya lagi minta cium?!

Ayah macam apa.

Tapi setelah ia sampai kamar, ia melongo untuk kesekian kalinya. Ternyata Taehyung sudah mengantisipasi agar Daeyoung tak membentur terali. Tapi ia tak habis pikir dengan cara itu.

Daeyoung masih tiga bulan tapi sudah dibedong seekstrem itu?! Seluruh badannya tertutup kain yang dililit cukup rapat. Bisa-bisa ia tidak dapat bernapas!

“YA OPPA, DAEYOUNG KAMU APAKAN?!”

Dan dengan secepat kilat ia menguraikan kain-kain itu.

.

“Sujeong-ah.”

“Kim Sujeong.”

“Ibu Daeyoung.”

“Kim Daeyoung, sepertinya kamu harus memberitahu Ibumu untuk tidak mengabaikan Ayah.”

Bayi mungil itu tidak bersuara. Ia kini terlelap dalam gendongan sang Ibu dan tak mungkin menanggapi apa yang diperintahkan sang Ayah. Jika ia bangun pun, mana mungkin ia bisa menegur sang Ibu. Astaga, umurnya baru 7 bulan lebih. Kosakata yang bisa ia keluarkan hanya puluhan kata, itu pun banyak yang tidak dimengerti.

Kembali ke Kim Taehyung dan Kim Sujeong. Sebenarnya alasan mengapa Sujeong cenderung mengabaikan dan mengeluarkan aksi protes dalam bungkam seribu bahasa karena kejadian tadi pagi. Ya, wanita itu tahu kalau Taehyung memang suka ada-ada saja tapi ia tak sampai pikir kalau Taehyung bisa membelit Daeyoung seperti itu. Untung saja tadi hanya beberapa menit, coba kalau satu atau dua jam, mungkin putranya yang berada dalam dekapannya ini hanya tinggal nama.

Oh mungkin itu berlebihan.

Tapi Sujeong tak mau berpikir bagaimana itu terjadi.

“Sujeong-ah, ayolah. Itu kan tadi upaya penyelamatan Daeyoung juga.”

Penyelamatan ndasmu, pikir Sujeong. Memang ya, suaminya itu selalu saja ada tingkahnya.

Yah, sekali-kali memperlakukan suami seperti ini tak apalah. Hitung-hitung agar Taehyung tak melakukan eksperimen aneh lagi pada Daeyoung.

Setelah satu jam berusaha membujuk Sujeong, Taehyung pun akhirnya meninggalkan istri dan anaknya. Mungkin lelah? Atau ikut marah? Apa pun itu semoga tidak membuat Sujeong kewalahan membereskan hasil perbuatan Taehyung.

Melihat Taehyung yang sudah masuk, Sujeong akhirnya mendudukan diri di ayunan dan menggoyang-goyangkan ayunannya. Saat-saat seperti ini, ketika angin membelai wajahnya dan meniup-tiup kecil surainya, keheningan membungkus telinganya dengan nyaman, matanya dimanjakan dengan nuansa hijau yang ada di tamannya, rasa-rasanya otaknya kembali segar hingga mampu memutar memori lama yang tersimpan bertahun-tahun silam.

Ia senang, ah ralat, mungkin bahagia sekarang. Taehyung itu satu-satunya lelaki yang bisa meluluhkan hatinya. Bukannya ia keras kepala, dingin atau apalah namanya. Bukan. Sujeong hanya tak pernah menanggapi kedekatannya dengan pria lain adalah sesuatu hal yang dinamai perasaan tertarik pada lawan jenis. Hanya Taehyung dengan sikap konyolnya itu mampu membuat Sujeong merasa bahwa ia benar-benar normal karena berdebar didekat Taehyung.

Namun Sujeong tak pernah menampik jika permainan konyol lah yang berjasa membuat dia dan suaminya bisa menikah hingga mempunyai anak dan berbahagia seperti sekarang.

Nama permainan itu Mix and Match. Permainan yang dibuat sendiri oleh Kim Taehyung.

Ah, omong-omong apa yang dilakukan pria itu sekarang ya?

.

Sujeong mendengus tatkala mendapati Taehyung pada kamar Daeyoung–nantinya— dengan beberapa kertas dan papan miliknya sejak delapan atau sembilan tahun silam. Taehyung mulai lagi.

Papan itu, papan yang Taehyung buat semasa SMA. Terdiri atas tiga lingkaran yang bersinggungan dan dapat berputar seakan ada roda di belakangnya. Sujeong pun tak pernah tahu apa rahasia Taehyung sehingga bisa membuat papan seperti ini. Tapi Sujeong menamainya sebagai Papan Takdir Kim Taehyung.

Bukan apa-apa, sebetulnya papan itu hanyalah papan biasa untuk bermain Mix and Match. Namun, permainan dan papan itu sendiri sudah digunakan Taehyung sebagai penentu nasibnya. Ketika ia ingin menyatakan cinta pada Sujeong saja, ia harus bermain dengan papan ini untuk menentukan apakah ia harus menyatakan perasaannya sekarang atau nanti.

Yah, yang jadi soal waktu itu, ternyata ketika Taehyung melemparkan panah ke arah papan itu dengan mata terpejam, Sungjae dan Sanghyuk berinisiatif untuk menangkap-panah-dan-memindahkannya ke kertas bertuliskan, ‘Tembak saja dia daripada diambil orang lain dan kamu akan menyesal sampai mati.’

Taehyung pernah bercerita kepada Sujeong kisahnya itu dan mengakibatkan Sujeong terbahak hingga terjatuh dari sofa rumahnya. Sesungguhnya Taehyung sudah tahu kerjaan kedua sahabatnya, tapi toh ia lakukan. Bagaimana mungkin ia tidak tahu, ia kan tidak pernah menulis kalimat seperti yang ada pada kertas yang terkena panahnya.

Tapi Taehyung masih saja menggunakannya, bahkan ketika ia mengambil tindakan yang begitu penting. Misal, saat melamar Sujeong atau haruskan ia menjadi artis alih-alih jadi programmer di perusahaan kakaknya dan banyak hal lain.

Sujeong tadinya mau memaki habis-habisan Taehyung tapi ia sudah terbiasa.

Kim Sujeong sudah seperti menghirup oksigen menanggapi keabnormalan Taehyung.

“Kali ini apalagi yang harus diputuskan?” tegur Sujeong sembari mendekat ke arah Taehyung. Suaminya itu sudah menempelkan kertas kertas yang ia acak dan kini siap-siap menutup matanya dengan kain.

Tapi diurungkan karena kemunculan sang istri, “Apa?”

“Itu.” Sujeong mengendikkan kepalanya alih-alih menunjuk dengan jarinya.

“Oh Mix and Match? Aku bingung harus mendidik Daeyoung seperti apa.”

Uh, mendengar penuturan Taehyung, ia jadi lupa dengan aksi protes dan ngambek-nya. Malahan ia kini jadi ikut penasaran apalagi yang ada di otak Taehyung. Dan apa tadi? Mendidik Daeyoung? Apa benar Taehyung kini sudah jadi sosok Ayah yang dewasa? Sungguh manis caranya memikirkan masa depan si anak. Sujeong mau tak mau jadi tersenyum geli.

“Kamu yakin sedang memikirkan Daeyoung?”

Taehyung hanya mengangguk.

Ah okelah, mungkin sosok Kim Taehyung sudah bertobat gara-gara insiden hampir membunuh sang anak. Mungkin juga ia mendapat hidayah harus menjadi Ayah yang baik. Siapa yang tahu bagaimana cara kerja otak Taehyung, kedua orangtuanya saja tak akan mengerti.

Istrinya jadi mau tak mau penasaran akan apa yang dipikirkan baik untuk sang anak. Ia melangkahkan kaki mendekatkan diri menuju papan tersebut. Hanya untuk sekadar mengetahui pilihan-pilihan Taehyung. Meski suaminya itu terkesan bodoh dan sinting karena menggantungkan nasibnya pada papan permainan, tapi selama yang Sujeong lihat, pilihan-pilihannya selalu realistis. Setidaknya Taehyung tahu apa yang akan menjadi resiko dibalik pilihan-pilihannya itu.

Kali ini Sujeong salah.

“Apa-apaan ini?!”

Mungkin memang tidak seharusnya mempercayai otak Kim Taehyung.

“Itu papan Mix and Match. Seperti biasa Sujeong-ah.”

Sungguh, kalau saja tak ada Daeyoung dalam dekapannya, mungkin ia sudah melempar guci yang berada di sebelah papan sinting itu ke otak orang yang tak kalah sinting di hadapannya.

“Kamu bisa jelaskan untuk apa Daeyoung melakukan Bungee Jumping di usia tiga tahun?!” geram Sujeong.

“Kita bisa melatih kebiasaan berani Daeyoung kan? Toh dia laki-laki.”

“Dan apa benefitnya mengajak anak umur lima tahun untuk berkemah di hutan Amazon?!”

“Jelas untuk memperkuat mentalnya. Aku tidak mau Daeyoung jadi cowok lemah….”

“Dan mendaki Himalaya pada umur tujuh tahun?! Kamu pikir dia tidak sekolah, dia bisa mati disana! Anak umur tujuh tahun?!”

“Itu untuk melatih mentalnya juga Sujeong-ah.”

“Dan dari semua itu…. Astaga apa sih yang kamu pikirkan saat menulis ini?! Kamu mau anak kamu jadi pembunuh kejam atau apa?!”

“Dia hanya mencari bagaimana cara mutalasi yang benar dan apa motif psikopat sebenarnya, Sujeong-ah. Siapa tau kan dia menjadi detektif terkenal seperti cita-citaku dulu atau jadi polisi bidang pembunuhan? Semua bisa saja. Ya tapi kalau dia memang lebih tertarik terhadap musik sepertimu ya kita tidak akan mengenalkan ilmu itu.” Taehyung menjawab dengan senyum semanis mungkin. Tapi Sujeong sudah kehabisan akal.

Sujeong menarik napas sebentar lalu menghembuskannya. Sungguh, menghadapi Taehyung tidak mungkin bisa dengan tarik urat.

“Mendidik anak bukan seperti itu, Ayah Daeyoung. Melatih mentalnya tidak perlu dengan cara ekstrem yang membahayakan nyawanya. Kita didik pelan-pelan ya?”

Taehyung mengangguk, kali ini dengan senyum sumringah. Ia segera mengambil papan Mix and Match dan mematahkannya menjadi dua. Mata Sujeong hampir keluar melihat perbuatan Taehyung.

“Tae oppa….”

“Sepertinya aku tidak memerlukannya lagi. Aku tidak perlu mencampurkan semua ideku dan mencocokkannya untuk mengambil keputusan. Toh sudah ada kamu yang memberikan aku pencerahan hehe.”

Entahlah, apa ini pertanda seorang Kim Taehyung sudah benar-benar tobat, atau malah membangun sebuah ide yang lebih gila lagi.

Hanya Kim Taehyung dan Tuhan yang tahu.

FIN

p.s 1: Khildaaaaa, aku mau minta maaf sama kamu gara-gara lama banget bikin Fic-nya dan hasilnya ngecewain banget TT (Iya aku tahu aku ga maksimal banget dalam bikin FFnya dan romance-comedynya tuh ga nendang banget huhuhu). Maaf yaTT

p.s 2: yah, buat yang suka baca fic aku (gaada nes……..) maaf juga aku baru muncul setelah lama hilang ditelan bumi hahaha. aku masih sibuk (atau sok sibuk gatau juga sih hahaha) nyari kuliahan hehehe. eh, siapa tau ada yang mau doain aku supaya masuk sbm? (yah modus terselubung). dan ini comeback(?) fic aku huehue. Tapi aku gajanji bakal sering sering lagi karena….. yah, utangku banyak dan kesibukanku mulai segunung wkwkwk. Jadi maafkanTT dan maaf juga kalau ficnya nggak bagus ya? :”)

p.s 3: (lah banyak amat psnya huehue) Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak (likes dan komentar diterima dengan senang hati)! 

Phynz20’s signing off~

10 tanggapan untuk “[IFK Movie Request] Mix & Match”

  1. Kakak aku suka iniii…. koplak ucu gaje ngakak gimanaaa gituu 😀 waks
    Oyaa aku juga baru sibuk nyari kuliahan juga kak.. semoga kita semua diterima sbm yaaa ^^9

    Suka

    1. Halo asanayuuki! Aku ines dari garis 97lines! Salam kenal yaaa hehehe
      Makasih udah suka :”)))) aku takut banget komedinya failed sebenernya :”
      AMINNNNN! Semoga kita keterima SBMPTN :”))))
      Oiya, kenapa manggil kak? Kalo seangkatan panggil nama aja._.
      Oke makasih udah mau likes dan komentar yaaaaaa ❤

      Suka

    1. Sama sama Khilda hehehe aku juga seneng kamu udah ngerequest ke aku XD
      Gapapa kokkkkk
      Hehehe makasih, untung deh nggak ngecewain :”)
      Emang dasar udah gangerti lagi deh sama Taehyung-_-
      Makasih udah request, baca, dan komentar Khildaaa ❤

      Suka

  2. pasutri gaje nih :v wanjirr saya malah bawa-bawa judul komk XD
    yakali punya suami kaya gitu dari awal saya udah minta cere XD yaawoh mutimut, muanis gimana gitu, jadi pengen punya yang kaya gitu nanti kalo udah geled *blushing

    keep writing ya thor~

    Suka

    1. Halo amandzaty! Ines, 97lines disini, salam kenal yaaa~
      Emang yah aku juga heran kenapa bisa sih kedua orang itu disatukan, kan jadi gaje parah hahahaXD
      Nggak sanggup kan? Ah emang cuma mbak Sujeong deh yang sanggup ngehadepin alien satu itu TT
      Ih aku juga, eh tapi nggak deh, aku maunya yang cetakannya kaya Jungkook aja bisa nggak? TT (Tambah delusi)
      Siappppppppp makasih udah baca dan komentar yaaaa!

      Suka

  3. bapak macem apa itu si tae-tae? Omegad, gak kuat. Ampun deh. tapi dia imut banget, minta diculik. Uhhh. Thor makasih. Ni ff bagus banget. Meski absurd. Keep writing. Banzai!

    Suka

    1. Halo miftaaaaa
      Nggak ngerti lagi sama dia heran yaampun :”)
      Iya kan? Dia kayaknya lebih cocok jadi anaknya deh daripada jadi bapaknya wkwkwkwk XD
      Eheheheheh aku yang makasih karena kamu udah mau baca dan komentarrrr! ^^

      Suka

Tinggalkan Balasan ke phynz20 Batalkan balasan