[Ficlet] Of Forgotten Book, Annual Pass, and Him

Title : Of Forgotten Book, Annual Pass, and Him | Scriptwriter : futureasy

Main Cast : [NCT-U] Moon Taeil, [OC] Louisa

Duration : Ficlet | Genre : Hogwarts!AU, Fluff | Rating : T

---

Summary :

Sejak kapan Taeil Moon tahu namanya?

.

‘It’s not unusual to find twenty people standing outside the common room door, all trying to work out the answer to the day’s question together. This is a great way to meet fellow Ravenclaws from other years, and to learn from them – although it is a bit annoying if you’ve forgotten your Quidditch robes and need to get in and out in a hurry. In fact, I’d advise you to triple-check your bag for everything you need before leaving Ravenclaw Tower.’—Robert Hilliard, Prefect.

.

Yup! Seharusnya Louisa tidak boleh lupa membawa apa pun—diulangi—apa pun yang dibutuhkannya untuk dua jam mantra^[1] dan satu jam ramalan^[2] sebelum jam makan siang. Sayangnya, alih-alih membawa kitab mantra standar untuk tingkat tiga, ia justru menemukan tiga gulung perkamen berisi tugas ramuannya^[3] di dalam tas. Bukan kebiasaannya, sih, hanya saja pikiran dan tenaganya sudah terkuras habis dengan latihan quidditch^[4] selama tiga malam berturut-turut. Jadi, di sanalah dia berdiri, sebelah bahu diganduli tas, sementara tangannya sibuk mondar-mandir dari pinggang ke kening. Uh, menara Ravenclaw^[5] saja jauhnya sudah minta ampun, dan dia masih harus memecahkan pertanyaan dari pengetuk pintu perunggu berbentuk elang di depannya.

“Mana yang lebih dulu muncul, phoenix^[6] atau nyala api?”

Sudah tiga tahun Louisa menjadi seorang Ravenclaw, dan ia masih saja tertahan di pintu masuk. Gadis bersurai pirang dengan ikat kuda itu masih berdiri diam, sedikit gelisah, well, sangat gelisah. Dia baru saja mendapat gambaran dari pertanyaan itu ketika seseorang lagi muncul di sampingnya, seorang anak kelas lima, mungkin sedang mempersiapkan O.W.L^[7]. Louisa ingat namanya, cowok itu termasuk prefek^[8], Taeil Moon.

 

“Well?”

“Aku belum menemukan jawaban yang pasti.” jawabnya.

“Apa pertanyaannya?”

“Mana yang lebih dulu muncul, phoenix atau nyala api?”

Cowok Taeil itu diam, menimbang-nimbang. Gerakannya tidak terburu-buru, seolah keberadaannya di sana saat jam pelajaran adalah suatu hal yang wajar. Louisa tidak mau ambil pusing, tapi dia benar-benar butuh jawaban. Profesor Flitwick pasti bakal kecewa dengan keterlambatannya yang acap-acap, Louisa yakin sekali. Dia melirik kakak kelas itu, yang rupanya sedari tadi menambatkan pandang pada dirinya, lantas melejitkan sebelah alis. Iya, Louisa semalas itu buat bertanya.

“Menurutmu apa jawabannya?”

Bagus sekali, batinnya. Kalau aku sudah tahu jawabannya, tentu aku tengah berada di kelas mantra sekarang, dan bukannya berdiri resah seperti seorang Ravenclaw tolol. Tapi toh Louisa tidak mengatakan itu semua, dia malah menjawab, “Aku mendapat ide dari sebuah lingkaran.”

Si pemuda menaikkan sebelah alis, bibir membentuk seringai yang anehnya ramah. Wajahnya seakan menyiratkan kata menarik. Louisa membalas tatapannya, menunggu kelengkapan jawaban.

“Pemikiran bagus, bukan begitu?”

“Ya, tapi mana yang lebih dulu?”

Woho, Louisa jarang mendengar elang perunggu itu menyetujui pujian seminimal tadi.

“Sumpah, aku bisa menjawab ini kalau aku tidak diburu waktu untuk mantra dan ramalan. Please, sekali ini saja?”

Louisa benci memohon, tapi jadi harus dilakukan kalau dia mau cepat-cepat pergi. Taeil kini bersedekap, ada senyum yang tertahan di sudut bibirnya, pula pandangan mata yang jahil. Louisa tahu-tahu mendapat pemikiran lain.

“Kurasa jawabannya adalah sebuah lingkaran tak—“

“Tak berawal. Sebuah lingkaran tak berawal. Ide bagus, Louisa.” potong cowok itu.

“Bagaimana?”

“Cukup beralasan.” sahut suara magis si elang, dan pintu berayun membuka.

Tidak ada kata-kata yang ditukar, si gadis sudah melesat sebelum salah satu dari dua orang itu bisa berucap ‘bye’. Louisa mengambil bukunya, mengecek ulang isi tasnya lalu kembali ke ruang rekreasi ketika ditemuinya Taeil berdiri memandangi entah apa di luar salah satu jendela besar ruangan itu. Ada dorongan tiba-tiba untuk berjalan tepat di belakang cowok itu, yang kemudian dinilainya sebagai ide yang oke. Karena, well, Taeil is a nice boy.

“Trims untuk yang di luar tadi, meskipun sebetulnya aku bisa menjawab sendiri.”

“Oh, ya?”

“Ya.”

Taeil balas menatap matanya dari pantulan di jendela, Louisa bisa melihat senyum pemuda itu.

“Gagasan yang menarik, Louisa. Aku menunggu pemikiran-pemikiran lainnya darimu, besok malam, di sini. Oke?”

Louisa belum sempat menjawab ketika Taeil menepuk bahunya, “Kelasmu, Louisa.”

Dan dengan segala kebodohan yang bisa dimiliki seorang Ravenclaw, Louisa pergi.

.

.

.

Besok malam?

.

.

Pemikiran lainnya?

.

.

Taeil, kelas lima, prefek

.

.

Damn, Louisa terkejut cowok itu tahu namanya!

—fin.

A/N:

[1] Salah satu mata pelajaran di Sekolah Sihir Hogwarts yang diajar oleh—pada era itu—Profesor Flitwick, yang merangkap sebagai kepala asrama Ravenclaw. Mantra merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan kepada seluruh murid semenjak tahun pertama bersekolah di Hogwarts.

[2] Salah satu mata pelajaran di Sekolah Sihir Hogwarts yang muncul sebagai pilihan untuk mata pelajaran tambahan di tahun ketiga bersama dengan Aritmanchy, Pemeliharaan Satwa Gaib, Telaah Muggle dan Rune Kuno.

[3] Salah satu mata pelajaran di Sekolah Sihir Hogwarts yang diwajibkan kepada seluruh murid semenjak tahun pertama bersekolah di Hogwarts.

[4] Olahraga sihir yang dimainkan di atas sapu oleh tujuh pemain, yaitu seorang keeper, dua orang beater, tiga orang chaser, dan seorang seeker. Terdapat tiga bola yang digunakan, yakni bludger, quaffle, dan golden snitch.

[5] Menara Ravenclaw merupakan lokasi dari asrama Ravenclaw yang terletak di sisi barat sekolah. Ruang rekreasinya berbentuk bulat dan penuh dengan hiasan biru dan kursi-kursi empuk dengan langit-langit berbentuk kubah yang dicat bentuk bintang-bintang. Terdapat patung replika Rowena Ravenclaw di tengah ruangan, lengkap dengan diadem di kepalanya.

[6] Burung api yang digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan. Burung ini dikatakan dapat hidup selama 500 sampai 1461 tahun, dan lahir kembali dari abunya setelah ia membakar diri.

[7] Ordinary Wizarding Level (Level Sihir Umum) adalah ujian pelajaran sihir tingkat awal yang hasilnya merupakan prasyarat bagi pelajaran-pelajaran yang diambil di tingkat NEWT. O.W.L dilaksanakan oleh seluruh siswa kelas lima.

[8] Seorang murid laki-laki dan seorang murid perempuan yang dipilih di tahun kelimanya di Hogwarts untuk membantu mengawasi dan menertibkan perilaku murid-murid lainnya. Ada dua orang prefek di setiap tingkat dalam satu asrama. Prefek hanya diperbolehkan memotong poin murid yang berasal dari asramanya.

• Haha, i solemnly swear that im up to no good
• HOHOHO HAPPY COMEBACK FOR ME YEAHEAY
• Adakah yang ingat aku? Aku dhiloo98 yang kini mengganti nama pena menjadi futureasy. Dhila 98l di sini!
• Reviews are highly appreciated