[Movie Festival 4] Gold by Sasphire

Gold - Sasphire

“Berani bertaruh, dia hanya dapat perak.”

Hoshi mengernyit saat mendengar Minhyun berucap. Mereka sedang memperhatikan penampilan Yuna, dan Minhyun, si manager yang sudah menemani Yuna selama bertahun-tahun malah pesimis akan hasil akhirnya?

“Kenapa begitu? Man, di short program kemarin dia peringkat 1 kan?”

“Di short program ‘kan?” Minhyun masih menatap Yuna yang baru saja terjatuh saat hendak melakukan lompatan di awal musik. “Selisih skor antara Yuna dan si Sotnikova—gadis Rusia amatir itu—tidak beda jauh kok. Sama-sama 74 lebih.”

“Yeah, tapi—“

Man, Ketua IOC (International Olimpic Committee) yang sekarang dari Russia.”

Alright, Alright.” Hoshi langsung berhenti berdalih. Sekuat apapun dia berargumen, temannya yang satu itu pasti lebih tahu banyak tentang figure skating. Suatu hal yang sudah mendarah daging dalam dirinya, setidaknya beberapa tahun belakangan ini. Hoshi ingin berbicara tentang hak wanita yang harusnya didapatkan oleh Yuna, terlebih saat Hoshi tahu betapa liciknya KSU dalam memengaruhi kehidupan Yuna. Tapi dia jelas tidak tahu menahu soal politik yang memengaruhi Yuna.

“Tapi, untuk hadiah pensiunnya, masa tidak dapat emas, sih?” Hoshi kembali bergumam.

“Aku—dan seluruh warga Korea—tentunya menginginkan itu. Tapi mau bagaimana lagi?” Minhyun tersenyum sambil menerawang.

Sejak awal karirnya sebagai manager, Yuna adalah orang pertama yang memercayainya untuk menjadi managernya. Sejak Yuna masih kecil—hanya mengikuti turnamen-turnamen kecil untuk menambah pengalaman—sampai sekarang Yuna telah menjadi juara di berbagai even internasional, tentunya banyak suka-duka yang pernah mereka alami bersama.

Minhyun adalah orang pertama yang menyadari cedera di kaki Yuna dan membawanya ke ahli terapi, dia juga yang menyadari bahwa tulang punggung Yuna sedikit bermasalah—lalu dokter memvonis bahwa tulang punggungnya terkena hernia karena posisi layback yang sering dia lakukan, dan yang pasti, dia juga yang menyadari konflik batin antara Yuna dengan pelatihnya dan Yuna dengan orang-orang KSU (Korean Skating Union).

Yuna selalu kuat mengatasi semua masalah sendirian, tapi Minhyun tahu Yuna cuma manusia biasa yang suatu waktu dapat menangis juga. Seperti setelah Olimpiade Musim Dingin di Vancouver, saat Yuna berhasil meraih medali emas, Yuna sudah kehilangan motivasi untuk mendapatkan tujuan lainnya dalam berkarir—tujuan terbesarnya adalah medali emas olimpiade, dan dia sudah mendapatkannya lengkap dengan rekor dunia!—tapi KSU memaksanya untuk mengikuti Kejuaraan Dunia satu bulan setelah olimpiade. Para fans jelas berada di pihak Yuna, tapi semua orang yang tak memahaminya jelas memaksanya dan percaya bahwa dia bisa menampilkan yang terbaik.

Dan akhirnya dia hanya mendapatkan perak. Tanpa rekor dunia. Yuna dan Minhyun tertawa bersama setelahnya, lalu fokus pada penyembuhan beberapa cederanya.

Saat Yuna istirahat selama season 2011-2012 pun, tekanan masih datang bertubi-tubi. Dia mengambil hiatus untuk fokus promosi Olimpiade musim dingin di Pyeongchang tahun 2018, juga menjadi duta Youth Olympic Games di tahun 2012, bahkan menjadi Grand Ambassador untuk UNICEF, tapi beberapa pihak masih memaksanya untuk bertanding. Minhyun jelas tak habis pikir, tapi Yuna memaklumi. Tak banyak tunas-tunas figure skating yang bisa bertanding sekuat dirinya di dunia internasional. Selain faktor tehnik, tak banyak dari mereka yang memiliki mental juara. Padahal mereka diberikan anugerah tubuh yang tahan banting, tak seperti Yuna yang sejak tahun pertamanya sudah mengalami cedera.

Minhyun pernah berinisiatif untuk membakar kantor KSU, Yuna mengiyakan dengan tambahan memakan habis seluruh orang KSU. Akhirnya Minhyun mengurungkan niat. Bagaimanapun dia tidak mau berakhir menjadi kanibal.

Akhirnya Yuna memutuskan untuk kembali di season 2012-2013, demi bisa bertanding di Olimpiade Sochi di tahun 2014. Awalnya Minhyun marah besar karena Yuna sudah lama tidak bertanding, ditambah banyaknya cidera yang ada di tubuhnya. Tapi dia langsung bungkam saat Yuna mengatakan,

“Aku mau pensiun setelah itu.”

Minhyun hanya mengernyit.

“Aku mau Olimpiade Sochi menjadi panggung terakhirku. Dengan penuh rasa percaya diri, dengan pernuh kebanggaan sebagai orang Korea, dan memberikan yang terbaik yang bisa  kulakukan. Bukan Kejuaraan Dunia ditahun 2011 yang kulakukan dengan buruk.”

“Oke. Tapi ingat? Dulu kamu ingin berhenti setelah Vancouver, tapi kamu masih bilang ‘iya’ pada para tua bangka ‘disana’.”

Yuna tersenyum jahil. “Aku tahu kamu akan membantuku. Iya ‘kan?”

Dan yah, Yuna benar. Karena sebelumnya Yuna mendiskusikannya terlebih dulu, jelas KSU menolaknya. Saat itu, Minhyun menyarankan satu cara paling efektif: langsung mengumumkan rencananya untuk pensiun di Olimpiade Sochi pada media massa. Ucapan yang sudah didengarkan dan disebarkan oleh media massa tak mungkin ditarik lagi kan?

“Hei,” ucap Hoshi. “Setidaknya semangatlah sedikit.”

Minhyun tersenyum kecil. Dia melihat ke tribun penonton di belakangnya. Tepat 10 tahun lalu, tak ada bendera Korea maupun poster Yuna dimanapun. Tapi lihat sekarang? Bahkan semua tokoh figure skating mengakui kemampuannya. Semua butuh proses memang.

Hoshi bertepuk tangan dengan penuh semangat tepat setelah penampilan Yuna selesai, kontras dengan Minhyun yang bertepuk tangan setengah hati. Tapi di dalam hatinya terharu. Apalagi kalau bukan karena penampilan kali ini adalah pertandingan terakhir Yuna? Memang bukan penampilan terakhir Yuna—2 bulan setelahnya mereka merencanakan showcase terakhir untuk melepas Yuna sebagai figure skater—tapi tetap saja, Sochi adalah panggung yang berarti bagi Yuna. Panggung pensiun Yuna.

Kalau mengingat Yuna harus melewatkan grand prix di season itu dan harus melewatkan latihan selama 6 minggu karena parahnya cedera di kaki kanannya, penampilan sempurna yang barusan Yuna lakukan terasa mustahil. Tapi, hei, semua orang akan menjadi profesional begitu melakukan apa yang disukai sejak lama, kan?

Yuna melambai dengan penuh senyuman pada Minhyun, sementara Minhyun hanya balas melambai tanpa senyuman. Selalu begitu. Jika skor penampilan Yuna belum keluar, Minhyun selalu bersikap dingin untuk menutupi rasa gugupnya.

“Santai sedikit, Bung.”

Minhyun mendesah. Matanya masih melihat ke layar besar di atas arena es. Dia sangat menunggu nilai skor-nya, tapi disana yang terlihat hanya wajah Yuna yang berseri-seri bersama pelatihnya sambil memeluk boneka maskot Sochi. Sepertinya dia lega karena semua penderitaannya akan berakhir.

“Yuna Kim’s free skate score please…”

Hoshi yang dari tadi terus-terusan mengganggu Minhyun kini turut bungkam mendengar ucapan si announcer barusan.

“She has 144,19.”

Hoshi terbelalak. Minhyun kehabisan kata-kata meskipun semua sesuai dengan dugaannya. Dia tersenyum sinis.

“Minhyun, bagaimana mungkin? Kok bisa sih??! Bagaimana?! Kenapa??! Maksudnya apa??!!”

Minhyun dapat melihat dengan jelas bahwa Yuna tersenyum dan tertawa, berdiri, lalu melambaikan tangan pada semua orang di sana—yang lebih dari separuhnya menyorakkan kemenangan Adelina, si gadis Rusia. Minhyun juga tidak terima. Tapi melihat betapa besar hati Yuna—disaat hampir semua orang disana tak mengharapkan kehadiran dan kemenangannya–membuatnya semakin sakit hati. Dia tahu setiap tetes air mata karena rasa sakit yang Yuna rasakan setiap memasuki arena, dia tahu betapa banyak keringat yang dikucurkan, dia juga tahu betapa sulit membangun kembali rasa senangnya setiap dia bertanding setelah Olimpiade Vancouver… dia tahu semuanya. Tentu saja Yuna lebih tahu perasaannya daripada Minhyun. Semua itu membuatnya ingin menangis, entah mengapa.

Dia berjalan menghampiri Yuna. Membuang semua rasa sakit karena ketidakadilan yang terlihat nyata di olimpiade itu, tersenyum, lalu merentangkan kedua tangannya.

“Sini, Nak.”

Yuna tertawa, lalu memeluknya. Yuna sangat ingin tetap tersenyum karena inilah momen yang dia tunggu. Terlepas dari medali apa yang akan dia dapatkan—atau malah dia tidak akan mendapatkan medali sama sekali seperti yang dia pikirkan sebelumnya—dia hanya ingin menampilkan yang terbaik yang dia bisa untuk terakhir kalinya. Tapi sulit. Tentu saja dia tak selamanya mendapatkan emas. Dia pernah mendapatkan perunggu, dia pernah mendapatkan perak. Tapi untuk pertama kalinya dia merasa pertandingan yang ia ikuti terasa begitu tidak adil. Sangat tidak adil.

Dia menangis.

“Kamu bahagia, kan? Bukankah kamu sudah menantikannya?”

Yuna mengangguk. Masih berusaha meyakinkan diri bahwa dia memang pantas mendapatkan perak.

“Meskipun kamu tidak dapat emas, bagiku—bagi seluruh rakyat Korea, bagi semua orang yang memahami figure skating, kamu tetap dapat emas.”

Yuna melepas pelukan Minhyun dan mengangguk. Lalu tersenyum. “Benar, kak. Lagipula, aku melakukan kesalahan kecil tadi.”

“Tuh, kan?” Minhyun tertawa kecil. “Tadi kamu hampir jatuh di Triple Toe.”

Triple Lutz,” Yuna meralat. “Sudah bertahun-tahun jadi managerku, masa masih belum bisa membedakan jenis lompatan?”

“Yang kulakukan selama bertahun-tahun sebagai managermu itu mengatur jadwal latihanmu dan jadwal syuting CFmu, juga jadwal pictorial. Menjaga pola makan agar tidak diet sembarangan, menjadi penengah saat kamu ada pertengkaran dengan KSU, mengantarkanmu ke dokter saat kamu terapi, belum lagi menjagamu saat masuk rumah sakit. Kamu pikir aku sempat menghapalkan lompatanmu dengan seabrek rutinitasmu dan segudang keegoisanmu, huh? Belum lagi aku menangani artis lain.”

Yuna tertawa kecil. Minhyun pun mendorong kecil Yuna. “Sudah, sana. Medal ceremony tuh.”

Yuna mengangguk, lalu melepas jaketnya dan memberikannya pada Minhyun.

“Selamat, ya.”

Saat Yuna membalikkan badan, Minhyun menggerutu lirih, “Bahkan si medali emas melakukan lebih banyak kesalahan darimu lho!!”

Tapi Minhyun tersadar saat melihat beranda Twitter-nya. Semua orang membicarakan betapa anehnya penilaian hari itu. Dengan kesalahan tehnik yang banyak, bagaimana mungkin skor si medali emas mencapai 149,95, mendekati rekor dunia Kim 4 tahun lalu 150,06? Dari segi artistik pun jauh dari kata mendekati.

Bahkan ada yang bilang bahwa medali yang didapatkan Yuna itu bukan perak, tapi platinum. Hanya saja cahaya di Rusia redup, jadi kilaunya tak begitu kentara.

Minhyun mengangkat kepalanya. Terdengar lagu nasional Rusia yang entah sudah dia dengar berapa kali selama olimpiade Sochi. Dia tersenyum melihat Yuna tersenyum. Medali perak sudah menggantung di lehernya. Minhyun menghela napas.

“Itu bukan perak, Minhyun. Itu platinum.”

Lagipula, siapa yang butuh emas sekarang? Yuna sudah pernah mendapatkan emas sebelumnya, maka dari itu dia tak terlalu berambisi di kompetisi ini. Tapi Rusia belum pernah mendapatkannya di cabang figure skating putri, jadi mereka lebih ‘membutuhkan’nya.

Dan, semua orang tahu. Malam itu penampilan terbaik dimiliki Yuna.

.

.

.

Note:

Ya ampyun hellow.. glad to be back here geeiiisss… apa kabar?? Masih inget nggak sama aku hehe….

Yeah aku udah lama banget nggak kambek ya… berat lho balik lagi ke dunia FF, lagian banyak tunas-tunas baru bermunculan, line 2000-2001, 2002, bahkan karya mereka lebih asik gitu lho aku bisa apa. apalagi sekarang aku lebih fokus bikin cerpen original wkwk… untung ada mbak Yuna ya… karena ada mbak Yuna aku jadi punya keinginan buatin ff homage to her… dia inspiring banget… somehow quote-quote-nya dia bikin aku nangis, apalagi penampilan terakhirnya dia di Sochi. Coba aca cari di Yutub…

Dan di FF ini dia memainkan Program Adios Nonino. Artinya kurang lebih Selamat Tinggal. Jadi pas banget untuk penampilan terakhirnya dia… ih sumpah terharu… :”)

And… HAPPY ANNIVERSARY MY BELOVED IFK!!! Udah ya fikh ini menebus kesalahanku soalnya tahun lalu nggak ikutan… semoga kedepannya IFK event-nya tambah aneh-aneh tambah nyenengin wkwk… 

P.S: Kalo kalian merasa gaya nulisnya beda wajar ya… haha… kayaknya gaya nulis yang tegas tapi ringan (?) ini udah fix jadi gaya nulisku deh, tapi nggak tahu juga sih kalo udah nulis surreal sama thriller haha

P.P.S: Kalian kalo kangen aku mungkin aku bakal balik haha (digampar) (pengen banget eksis)

Dan berhubung banyak yang kurang tahu figure skating dan ada yang bilang bingung, aku kasih keterangan beberapa yang penting aja ya… istilah lain yang ada di sini nggak harus kalian paham banget kok hoho

di atas disebutin adanya Short Program dan Free Skate. nah di setiap kompetisi Figure Skating, dibagi jadi dua sesi, hari pertama itu Short Program dimana durasinya sekitar 1.30-2.30 menit, sementara Free Skate (biasanya jeda 2 hari dari Short Program) durasinya sekitar 3.30-4.30 menit.

Untuk Skoring itu ada 2, yaitu Technical Component/Technical Element dan Program Component, dan biasanya disingkat TES sama PCS. TES itu skor buat tehnik yang wajib ada yaitu berbagai macam lompatan (seperti Lutz, Flip, Loop, Toe Loop, Salchow dan Axel. sengaja nggak aku sebutin secara detail karena esensi di cerita ini kan gimana Yuna menghadapi konflik batin dia dan gimana Minhyun si manager tetep memahami apa yang Yuna inginkan… selain itu rempong juga jelasin satu persatu jenis lompatan wkwk), Spin (ada banyak jenisnya… kalian bisa cari di wikipedia), Spiral dan Step Sequence (keahlian Skater dalam memenuhi arena es sama pergantian dari kaki kiri dan kanan. Juri biasanya memperhatikan kaki). untuk PCS, itu dari segi keartistikan dan musikalitasnya. biasanya semakin ahli seorang skater semakin tinggi nilai PCSnya, kan udah berpengalaman juga dalam mengimplementasikan musik. kayak Yuna di tahun 2007 PCS untuk freeskate cuma 60+, pas dia pensiun PCS dia sampe 74.

Intinya aja soal lompatan sebelum kujelaskan skandal dicerita ini, lompatan di skating itu berputar di udara, dan ada tingkatannya. triple, double dan single. kadang ada yang bisa quadruple. rotasinya harus 360 x 3, bisa dilihat dari posisi kaki skater ketika take-off untuk lompatan. urutan kesulitan lompatan dari yang paling mudah: Salchow (S), Toe Loop (T), Loop (L), Flip (F), Lutz (Lz), dan Axel (A).

Skating itu untuk Skoring TES kebanyakan orang ngelihatnya 70% kesempurnaan lompatan, selebihnya elemen lain. Maka dari itu, cerita yang aku tulis disini (50-50 antara kisah nyata dan fiksi yahh) menjadi Skandal terbesar dalam sejarah Figure Skating. dimana Adelina Sotnikova, di kejuaraan dunia 2013 total skornya cuma 179, tapi di Sochi dia bisa dapet 224+, padahal secara tehnik untuk lompatan Lutz yang dia lakukan harusnya 0 karena tehniknya salah, di lompatan loop dia landing dengan 2 kaki (padahal semua jenis lompatan harus landing dengan satu kaki), lompatannya under-rotated (nggak 360 x 3 dilihat dari sudut kakinya pas landing), dan artistik yang jauh dari level skater yang lain (ketika ngeliat skater lain setidaknya bisa kebawa emosi, tapi ketika liat Adelina, ekspresiku cuma, “Yeah, aku aja nggak bisa skating sebagus dia” dan udah gitu doang). tapi skornya dia tinggi banget… ya nggak heran lah ya 9 juri plus 4 (tehnical editor) itu dari negara Rusia + mantan Uni Soviet…

di awal aku sebutin Grand Prix, ya sama kayak olahraga lain selalu ada Grand Prix Series ya, mungkin ada 6-8 kompetisi Grand Prix, dan melihat kemampuan skater juga untuk bisa sampek final. terus Season. kompetisi olahraga mirip-mirip kok, jadi di skating itu satu season diitung dari Juni/juli sampek tahun depannya lagi, kayak tahun ajaran getooohhh

nih penampilannya Yuna

18 tanggapan untuk “[Movie Festival 4] Gold by Sasphire”

  1. Bener tuh. Sekarang pertandingan atlet macam gitu aja udah masuk ke permainan politik. Awalnya ga percaya sama hal itu, sampe akhirnya ngeliat sendiri dan akhirnya cuma bisa ngeringis kering 😂

    Karena mereka hanya peduli dengan kepentingan mereka dan omong kosong politik doang. Huh jadi sebel. Padahal atlet macam kim yuna itu kan jarang.

    Dan salut sama atlet yang kaya kim yuna gitu. Tetep menjunjung tinggi sportivitas 😂😂😂

    Disukai oleh 1 orang

  2. hai Sasaaaa…..
    kita pernah kenalan belum sih? kayanya pernah sih wkwkwk. pas jaman dulu (?)

    first, ihirrrrrrr ad a MINHYUN!!!! Betapa senangnya aku menemukan fict bercast NU’EST. walau dia jadi managernya Kim Yuna. as long as ada nama member NU’EST aku pasti bahagiaaaaa hahhahaha xD

    first movie week nih~ udah lama banget ngga ngunjungin IFK. Udah movie week mau anniv lagi aja cieeee :3

    fanfict genre sport macem yg kamu post ini baru pengalaman pertama buat aku. penggambaran olahraganya kental banget. ngga nyangka ya bisa jadi tulisan gini hehehhe.

    Penggambaran sepak terjang Kim Yuna itu udah yang paling jos di sini. jadi sedikit tau lebih banyak ttg dunia skatingnya Kim Yuna dari fictmu. hehhe. dari riwayat kejuaraan sama duta duta itu. wiiih… mantep lah.

    btw, kok lucu bayangin Minhyun pas bagian “sini nak”. dasar jiwa ibu si Minhyun mah.

    sudah lah. aku ini komen apa sih. wkwkwk. intinya selain warna baru di fict yg aku baca, aku senang sekali ada Minhyun di siniiiii. kyaaaaaa

    see ya~

    Disukai oleh 1 orang

  3. MINHYUUUUUUUUUNNNNN😍😍😍😍
    Eh salam kenal dlu ah sama yg nulis 😃 /salaman/ 😆

    Aku bingung mau nulis apa😖
    Satu, karena materi tulisannya berat (buat gue😭) gak pernah nulis ide bgini dan sedetail ini, jdi klo aku yg nulis referensinya mungkin kek org cari bahan buat bkin skripsi 😭😭 kecup dulu sini, ini kece bgt 😚 (ajarin akuuuuuu)
    Dua, padahal bukan romens dan klo kuliat tulisannya (seperti author note-mu) ringan tapi tegas jd tokoh tokoh di dalam ceritanya meski diceritakan perasa tpi tahan banting. tegar tegar gmn gitu.
    Tiga, jujur aja dgn cerita yg diangkat bgini biasanya aku orgnya malesan baca tapi pas bca ini terenyuh eh sampe ending (ini mah jujur dah ga perez)
    Salut buat kamuuu.. terus bkin cerita cerita keceee yaaawwhh

    Disukai oleh 1 orang

  4. Kak aku spot dulu, tapi sebelum itu aku cuman pengen kasih saran, karena banyak banget kata2 yg gak aku ngerti aku nyaranin akan lebih enak kalo ada vocabulary-nya sekalian buat nambah wawasan hehe. (( maaf kalo ada kata2 yg salah atau terkesan gak sopan :” ))

    Disukai oleh 1 orang

  5. Aku balik lagi, honestly ini ff bergenre olahraga terkeren yg pernah aku baca. Jarang jarang loh ada ff yg membahas tentang olahraga dan juga pantang menyerah. Terus, ff ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia olahraga terutama skating.

    Makasih juga kak saphire yg udah berbaik hati menjelaskan figure skating >< walopun sedikit, tapi aku puas kok malahan aku jadi tertarik sama olahraga skating (( malah curcol ga jelas –" ))

    KEEP WRITING KAK SAPHIRE~

    Disukai oleh 1 orang

  6. aku paling sebel sama namanya curang, dan konfliknya kena bgt. kakak berhasil bikin pesannya sampe ke hati. bahasanya ringan, jadi enak bacanya.
    btw, aku jdi ikut tegang kayak minhyun karena emg nyampe di hati.
    but, aku bingung sama perannya hoshi. dia termasuk tim dari korea? sayang gak dijelasin.
    semuanya bagus! good job kak

    Disukai oleh 1 orang

  7. HAI SASA~! ^^
    Do you remember me? Kita satu line, rumah cuma selat pelabuhan ketapang, dan aku rindu sekali chat’an sama kamu huhu :’)

    Btw aku baca ff ini pas awal di post yg Hoshi awal castnya si Wonu kan? Hehe typo nama kayanya si sasa mah xD

    Setelah dapet acc budir klo sc tetap boleh komen, aku langsung cus kesini soalnya AKU SUKAA BANGETTT IDE CERITA KAMU INI SA! ASTAGA KOK KAMU BISA SIH BAWA-BAWA DUNIA OLAHRAGA GITU ADUH KUSENANG MBA YUNA SAMA SI MINHYUN DISINI DAN NAMBAH PENGETAHUAN JUGA MASALAH PER’SKATINGAN ASTAGA MASIH GAK NYANGKA AKU! 😀

    A.N mu ngena sekali sa huhu betapa susahnya nyari referensi macem gitu aduh mana mba yuna disini strong woman banget sih kusuka :’ Minyun yg bilang ‘Sini, Nak.’ nya juga kenapa KIYEOWO SEKALI SIH SASA TANGGUNG JAWAB!

    Bahasamu di ff ini aku suka banget. Ngalir lancar jaya deh pokoknya best! Konfliknya juga gak jauh-jauh dari rl banget yaa sering nih denger atlet-atlet hebat yg gak dilirik sama petinggi-petinggi negara atau cuma di jadiin mainan mereka sebel banget dengernya 😥

    Oke, Sa, aku cukupkan komenan tak bermutu ini~
    Kip nulis pokoknya kutahu juga dirimu sibuk sama sekolah /sok tau mah juls/ sukses aja semuanya!
    Pankapan mampir di grup dong chat-chatan sama kita :’)

    Bhay~! ❤

    Disukai oleh 1 orang

  8. halo, sasphire~ aku lupa juga pernah kenalan atau ga, tapi yang pasti dulu sering baca ceritamu disini. ya mengingat aku udah jarang muncul di kotak review lagi, jadi tidak bisa disebut pernah kenal juga wkwk.
    satu hal yg bikin tertarik baca: dunia ice skating! bukan penggemar berat sih, cuma tahu dikit. gaya bahasa yg ringan bikin suasana cerita jadi santai, cocok sama maksud dari sang ratu es korea yang memang hanya ingin muncul sebagai seorang skater tanpa mementingkan medali. para olahragawan ini selalu terlihat keren :”)
    sekian dulu komennya. tetep semangat nulis! kemunculan kembali selalu ditunggu~

    Disukai oleh 1 orang

  9. Salam kenal, Sasphire-ssi!

    Mari aku mulai reviewnya!

    Judul:
    GOLD. Emas. Itu aja judulnya? Dari dudulnya aku gak menangkap kalau cerita ini tentang olimpiade.

    Isi cerita:
    Dimulai dari percakapan Hoshi dan Minhyun yang membuatku penasaran. Ada apa dengan Yuna? Kenapa Minhyun meragukan kemenangannya?

    Lalu aku scroll.

    Oh, dia sakit. Oh dia begitu. Oh dia begini. Semua terjawab.

    Lalu diakhir cerita. Jadi Yuna itu kalah sama orang rusia? Aku gak terlalu dapet maksudnya. Dan menurutku judul dengan isinya kurang cocok, sih. Kurang spesifik.

    Tapi, bagus kok. Aku suka. Cerita ini menyadarkan politik di dalam dunia olahraga.

    Terima kasih sudah memberikan bacaan seperti ini! 🙂

    With Love,

    Energytea

    Disukai oleh 1 orang

    1. wah menantang yah ni komen jadi terharu… makasih lho reviewnya

      untuk judul… mbak… paham nggak kalo ada judul yang tersurat dan tersirat? dengan judul Gold bukan berarti ceritanya tentang olimpiade dan lagi fokus ceritanya bukan olimpiade, but Yuna’s Struggle for her entire career as a skater… get t?

      Isi cerita….
      yah maaf ya aku emang punya banyak kekurangan hehe… karena ini fiksi singkat dan aku bukan termasuk orang yang suka cerita ngalor-ngidul-ngetan-ngulon nggak ada jluntrungannya, jadi udah fokusku cuma Yuna’s Struggle di sini… dan nggak terfokus di politiknya… dan kalo emang nggak terlalu dapet maksutnya, ciri khas aku emang gitu ya mbak.. menyimpan misteri di masing-masing cerita…

      makasih lho mbak reviewnya membangun banget sumpah

      Suka

  10. Halo! Tob disini dan salam kenal^^

    Ketika baca judul dan baca kalimat pembuka yang aku pikirkan kalau pemeran utama bakalan dapet gold. Tapi, setelah scroll ke bawah… ternyata ini tentang sport dan politik. Sejujurnya, ini cukup baru buat aku karena jarang dan bahkan hanya sekali pernah baca yg bergenre sport. Tapi, ini cukup nambah wawasan walaupun aku masih belum paham. Ehehehe.

    Makin bawah dan makin bawah cerita ini menyadarkan bahwa ternyata dunia luar itu persaingannya ketat banget dan beberapa kecurangan sempat terjadi kalau atasannya memiliki koneksipemain. Seolah koneksi itu berperan penting ban ge t .

    Jujur, pas baca yuna, yg aku pikirin yuna dari girlfriend tapi ternyata bukan (hehe).

    Overall aku suka ceritanya, apalagi ini butuh referensi banyak. Keren! Terimakasih sudah membuat cerita seperti ini. Semangat! Dan nice ff!^^

    Disukai oleh 1 orang

  11. Wah, /claps/ untuk saya yang nggak ngerti soal skating dan beberapa vocab baru ttg olahraga ini nambah wawasan dan pengetahuan.

    Untuk ceritanya, awal-awal agak kurang sih feelnya.. setting dari pertandingannya nggak diperjelas mungkin krn itu.
    Tapi, overall ceritanya menyentuh sekali, keren. Saya suka. Pemilihan diksi yang ringan juga bikin pembaca jadi gampang mengerti (y)

    Salam kenal ^

    Disukai oleh 1 orang

  12. Halo!
    Salam kenal, kak!

    Ceritanya ngalir, rapi juga. Aku gak menemukan typo. aku suka penggambaran karakter Yuna. Yaampun dua strong banget😂 dan dia ikhlas aja gitu lho ndak menang… yaampun aku terharu:”) Pesannya dapet banget!

    Nice, kak! Keep Writing!^^

    Disukai oleh 1 orang

  13. Oke, Sasa…Sebelum baca penjelasanmu di akhir tadi, kamu membuat saya bener-bener bingung nih heeheheehe…

    Saya benar-benar bisa melihat effortmu yang besar dalam membuat cerita ini dan saya salut ketika ada penulis yang menuliskan sesuatu yang beda dari yang lain..Saya jadi kangen buat cerita bertema sepakbola lagi hehehehe.

    Saya enggak mau kasih komen yang panjang-panjang takut enggak jelas ujungnya. Saya udah jarang nulis juga sih heheheheehe..
    Apapun itu, sukses selalu untukmu, Sasa!!

    Disukai oleh 1 orang

Leave Your Review Here!