PROMPT: #3 TIME

PROMPT: #3 TIME by Tob

Jeon Wonwoo [17] ft. Jeon Emmie [OC]

mention! Yoon Sanha – Moon Bin [ASTRO]

Family – Drabble – PG-15

Prompt based on here.

“Masih belum menemukan titik terang?”

.

.

.

“Masih belum menemukan titik terang?”

Lelaki yang sejak tadi menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan mata terpejam mulai terusik. Ia yang sedang berpikir untuk menyusun setiap keping petunjuk yang telah terkumpul itu tak berniat membuka mata. Tak perlu meminta bantuan Sherlock Holmes untuk mencari tahu siapa pemilik suara yang telah dengan sangat sopan menganggu konsentrasi. Wonwoo sudah hafal betul pemilik suara tersebut.

“Aku bawakan susu hangat dan cemilan,” ucap Emmie, gadis yang telah dengan sopan menganggu konsentrasi. Gadis itu lantas mendekat dan menyimpan nampan di atas meja. Selanjutnya, menarik kedua tungkai menghadap sang kakak.

Wonwoo akhirnya membuka mata begitu merasakan pijatan pada bahunya. “Kamu datang di waktu yang tepat. Tolong lebih kencang lagi. Nah, nah, sebelah sana.” Wonwoo kemudian menunjuk dahi. “Di sini juga tolong, ya.”

Emmie mencibir. “Aku bukan tukang pijat, loh.” Kendati demikian, gadis berkacamata itu masih melakukan kegiatannya sampai sepuluh menit kemudian.

“Sudah, ya.” Emmie melepaskan tangannya dari bahu Wonwoo. Ia kemudian pergi menuju salah satu kursi yang ada di ruangan tersebut setelah sebelumnya mengambil cemilan di atas meja. “Jadi, belum dapat titik terang dari kasus Yoon Sanha?”

Yang ditanya tak lantas menjawab. Wonwoo memilih untuk mengambil gelas berisi susu dan meminumnya hingga tandas dalam sekali tegukan.

“Haus atau memang sedang penat?”

Dengusan di keluarkan Wonwoo dari hidungnya. Detik berikutnya laki-laki itu berdecak dan kembali memejamkan kelopak mata. Melihat hal tersebut, Emmie memilih untuk kembali mendekat dan melihat berkas-berkas di atas meja. Salah satunya adalah berkas korban yang bernama Yoon Sanha.

Nama: Yoon Sanha

Umur: 17 tahun

Tinggal di Seoul sejak umur sepuluh tahun. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan dua minggu lalu. Sejak itu, Sanha hidup sendiri dengan sesekali di temani oleh sepupunya yang bernama Moon Bin. Korban di temukan dalam keadaan gantung diri di dapur.

“Bukankah ini artinya Sanha bunuh diri?”

Wonwoo menarik napas lalu mengeluarkannya sepelan mungkin. “Aku pun awalnya berpikiran seperti itu. Tapi, dua jam yang lalu Soonyoung memberitahukan perihal buku diari milik korban. Di halaman terakhir terdapat tulisan yang membuatku harus meninjau ulang setiap petunjuk yang ada.

“Diari?”

Selembar foto diterima Emmie dua detik kemudian.

Tidak! Tidak mungkin! Dia kembali menerorku. Tunggu, aku bisa mendengar suaranya. Dia pasti akan datang sebentar lagi. Aku harus mengambil pisau ke dapur untuk berjaga-jaga!

“Mungkinkah itu hantu?”

“Emmie, yang benar saja.”

“Siapa tahu? Atau mungkin dia masih shock karena kehilangan kedua orang tuanya.”

“Entahlah.”

“Kak Wonwoo, omong-omong, sudah jam satu siang.”

Wonwoo hendak melayangkan protes, tapi diurungkannya begitu menangkap maksud sang adik memberitahukannya perihal waktu yang sudah menunjukkan pukul satu. Waktunya makan siang bersama.

“Jadi mau makan apa? Tapi aku tidak punya waktu banyak,” ucap Wonwoo dengan raut muka bersalah. Ia buru-buru menambahkan, “maaf, maksudku—“

“Tidak apa-apa, kita makan di dekat kantor kakak saja. Aku ada perlu ke rumah Dahyun, rumahnya hanya beda beberapa blok, kok.”

FIN.