[ONESHOT] 100% to 0%

cover-100to0

100% to 0%

Dilaribear’s present

Starring BTS’s Park Jimin and TWICE’s Kim Dahyun

Also find others

Genre romance; friendship; fluff; slightdrama • Rating PG-15 • Duration Oneshot

 

Hanya sebuah kejadian kecil mampu membuat seorang laki-laki jatuh cinta 100%,  sedangkan seorang gadis harus merasakan cinta lebih dalam lagi agar mencapai 100% jatuh cinta.

***

Hari ini merupakan minggu kedua bagi seorang gadis berkulit putih berada di lingkungan barunya. Sulit bagi gadis tersebut untuk mencari teman, dan kerap membuatnya pergi ke Taman Kaca tak jauh dari tempatnya tinggal sendirian. Disana, hanya terdengar suara kicauan burung yang terbang kesana-kemari, kupu-kupu yang hinggap di bunga-bunga yang indah, berbagai tanaman hias mengelilingi ruangan kaca besar tersebut membuat gadis itu merasa lebih baik.

Gadis itupun membuka smartphone-nya dan membuat status terbaru di Path.

 

Kim Dahyun di Taman Kaca

Kenapa hanya alam yang dapat membuatku merasa lebih baik?

Sedang sedih 8.30 AM, 19 April 2016

 

Kemudian dia secara acak membuka profil teman-teman barunya disini karena kelewat gabut. Beberapa dari teman-temannya telah memiliki kekasih, ada juga yang baru memiliki kekasih yang tidak jelas asal-usulnya. Namanya Park Jimin, yang semalam memasang status ‘Berpacaran dengan Singa’. Singa sendiri adalah nama terang sebuah akun di Path yang merupakan teman Dahyun juga.

Ada juga yang sebenarnya ingin Dahyun incar, tapi ternyata laki-laki yang dia incar sudah punya kekasih. Dan laki-laki yang tidak beruntung itu adalah Kim Taehyung yang sudah taken.

Jadi sebenarnya, kenapa tiba-tiba Dahyun memikirkan soal ‘kekasih’?

Kembali dia mengingat tujuannya berada disini adalah untuk mencari teman, bukan untuk mencari jodoh. Karena dewasa ini, internet sudah menjadi raja mesin pencari jodoh, jadi Dahyun hanya tinggal memilih website mana yang menarik. Ah, tapi Dahyun bukan tipe gadis yang murahan. Lagipula, dia benar-benar tidak memiliki nafsu apapun pada laki-laki, karena sebuah trauma kecil yang dia alami setahun lalu.

Kim Dahyun tak ingin jatuh cinta, hanya teman yang ia inginkan.

***

Hingga sebuah musik aneh terdengar samar dari tempat Dahyun duduk didalam Taman Kaca. Dan tiba-tiba keluar dari pintu masuk Taman Kaca, seorang lelaki berisi yang menari-nari membelakangi Dahyun dengan pakaian pelayan berwarna merah muda yang membuatnya tampak imut.

“Kayak pernah kenal…” gumam Dahyun sambil terus memandangi pertunjukan aneh yang… ditujukan untuknya? Dahyun melihat ke belakang, tidak ada siapapun di taman ini selain dia dan, laki-laki aneh itu.

Kemudian musik berhenti, laki-laki itu berteriak, “Gimana, lucu, kan?” tanpa membalik tubuhnya, membuat Dahyun makin penasaran siapa gerangan.

“Aku lebih tertarik untuk tahu siapa kamu.” Timpal Dahyun tanpa beranjak dari tempat duduknya.

Laki-laki itu kemudian melepas baju pelayan merah mudanya dan menyisakan kaos tanpa lengan putih polos dan celana pendeknya, disertai otot lengannya yang tampak jelas. Baiklah, Dahyun sudah tahu siapa laki-laki itu. Dia mengibaskan poninya ke belakang lalu membalik badannya, “Masih sedih, gak?” tanyanya.

Dahyun menggeleng, “Kukira tadi Jimin ini hanya mau menakut-nakutiku.” Ucapnya datar.

“Astaga!” pekik Jimin kesal, lalu menghampiri Dahyun dan duduk di hadapannya. “Aku lihat kamu ‘sedang sedih’ di statusmu.”

“Darimana Jim tahu aku disini?” tanya Dahyun.

“Mungkin kamu lupa mematikan mode lokasimu!” jawab Jimin disertai senyuman lebarnya.

Dahyun menepuk jidatnya, merutuki dirinya sendiri. Lantas menyadari kalau Jimin sedang memandanginya, cepat-cepat Dahyun berdehem, “Terima kasih atas usahamu menghiburku. Tapi yang tadi itu sama sekali gak lucu dan malah menakutkan…” ucapnya jujur.

“Kenapa… kamu sangat…”

“Ya?”

“Ah, gak apa-apa.” Sahut Jimin sambil memasukkan baju pelayannya kedalam kantong plastik yang sudah ia bawa tadi. “Jadi, kenapa kamu sedih?” tanya Jimin dengan ramah.

“Apa itu penting buatmu?” Dahyun balik bertanya.

“Kita sebagai teman harus sharing suka duka, dong!”

Dahyun berpikir sejenak untuk menjawabnya, “Berarti, aku boleh minta pajak jadian dong sama kamu, Jim?” ucapnya sambil tersenyum.

“Apa maksudmu?” tanya Jimin, pura-pura tidak mengerti.

“Semalam kamu barusan berpacaran sama Singa, kan!” goda Dahyun.

“Kamu minta apa?” tanya Jimin.

Dahyun bergumam, “Aku minta kamu jadi teman dekatku!” jawabnya dengan antusias. Baginya ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan seorang teman.

“Hmm, baik. Permintaan dikabulkan!” seru Jimin, kemudian kami merencanakan untuk membuat status terbaru yang sama.

 

Kim Dahyun berteman dekat dengan Park Jimin

Permintaan terkabulkan!

9 AM, 19 April 2016

Park Jimin berteman dekat dengan Kim Dahyun

Makin dekat ya!

9 AM, 19 April 2016

 

“Terima kasih ya, Jim!” ucap Dahyun dengan sangat gembira.

“Suka banget ya, punya teman dekat?” tanya Jimin, Dahyun hanya tersenyum-senyum senang. “Gak minta jadi pacar sekalian?”

Dahyun menurunkan senyumannya, “Jangan bercanda, apa gunanya aku minta jadi teman dekatmu kalau bukan karena Singa itu pacarmu.” Sahut Dahyun, agak terkejut dengan ucapan Jimin barusan.

Jimin memalingkan mukanya, “Aku udahan.” Timpal Jimin.

Dahyun terkejut, lantas meminta maaf, “A-aku gak tahu kalau kalian putus, maaf…” kemudian menambahkan, “Tapi, kenapa?”

Alih-alih menjawab, Jimin terkekeh, “Singa gak jawab.” Dia akhirnya menjawab dengan singkat.

Dahyun tak habis pikir. Jimin yang semalam kasmaran bahkan memposting foto Singa dan menyatakan cinta, putus begitu saja? Eh, atau Jimin saja yang mengaku jadi pacarnya Singa padahal Singa tidak menjawab apa-apa ketika Jimin menyatakan cinta.

“Kayaknya, kamu yang lebih butuh hiburan daripada aku!” Dahyun berseru sambil tersenyum, berusaha menghibur Jimin.

“Aku gak butuh hiburan kalau kamu ada disini.”

Dahyun terdiam lagi, “Apa sih kamu ini, Jim!” sahut Dahyun sambil memaksakan tawa kecilnya. Namun kemudian dia mendapat tatapan dalam dari Jimin, tatapan yang baru kali ini dia melihatnya. “Hei, jangan menatapku seperti itu!” sentak Dahyun yang lama-lama merasa risih dengan tatapan dalam itu.

Jimin tertawa melihat Dahyun keheranan, “Aku cuman bercanda, kok!” serunya. Dahyun menghela napas lega sekaligus merasa kesal pada Jimin.

Tungkling.

Smartphone Dahyun berbunyi nyaring berkali-kali. Begitu pula dengan milik Jimin. Mereka segera melihat notifikasi yang meledak begitu saja beberapa menit setelah mereka membuat status terbaru yang sama. Notifikasi-notifikasi itu berasal dari teman-teman mereka yang menyukai status dan berkomentar di status tersebut.

Yerim Kim Uhuyy yang barusan taken nih yee

Tzuyu Ayo beri kami pajak jadian cepadd

Kim Taehyung WOI PJ WOI GUE

Kim Taehyung SUMPAHIN KALIAN CEPET PUTUS KALO KAGAK KASIH PJ

Jeon Somi Astaga Dahyun-ku sudah jadian T_T aku dikemanakan T_T

Jiyeon Jimin X Dahyun ❤

Park Hye Kalian cepat beri PJ!!!

Dan keduanya mengangkat kepala, saling bertatapan. Dahyun angkat bicara duluan, “Ini… apa mereka mengira kita pacaran?” ia hampir tak bisa berbicara dengan jelas.

“Wah, sialan.” Sahut Jimin dengan muka khawatir.

“Bisakah… kamu menjelaskannya pada… mereka?”

Sedangkan Dahyun terus melempari komentar-komentar itu dengan kembali menjelaskan bahwa dia dan Jimin hanya berteman dekat, Jimin hanya diam memandangi Dahyun yang tampak panik.

“Apa kamu gak suka sama asumsi mereka?” tanya Jimin ditengah-tengah Dahyun berjuang dengan sekeras mungkin menyangkal komentar teman-temannya yang tiba-tiba menjadi dekat dengannya.

Dahyun mendongak, “Ya?” tanyanya.

“Apa kamu mau jadi pacarku?”

Dahyun terpaku mendengar suara cempreng Jimin yang mendadak terdengar hangat dan tulus tersebut. Baiklah, Dahyun harus memastikan seribu kali mengenai, apa barusan Jimin benar-benar memintanya (atau menembaknya) menjadi pacar? Mereka pacaran? Terdengar agak asing dan aneh sebenarnya.

“Apa… apa kamu gak salah orang?” tanya Dahyun dengan merendahkan suaranya. Dahyun sangat mengenal Jimin yang terkenal suka menggoda gadis-gadis (sebenarnya semua orang juga tahu sifat paten Jimin ini), dan ini adalah satu-satunya pertanyaan dari beribu pertanyaan yang ada di pikiran Dahyun mengenai alasan Jimin menembaknya.

“Entahlah, aku merasa gak ingin melihatmu sedih lagi, aku… ingin membuatmu bahagia.” Jawab Jimin dengan sejujurnya. Dahyun ingin tertawa keras mendengar jawaban tulus tersebut, tapi Dahyun menahannya. “Jadi, apa jawabanmu?”

“Kamu meminta jawabanku sekarang?” Dahyun bertanya hampir memekik. Jimin mengangguk-angguk, dia tampak merasa sangat yakin, sedangkan Dahyun ingin mati saat itu juga. “Apa aku boleh memberimu sebuah syarat?”

Jimin tersenyum lebar, “Boleh! Apa syaratnya?” sahutnya dengan antusias.

“Jim… maukah Jim selalu bersama…ku?”

Jimin terdiam sejenak, “Apa gak ada syarat lain? Aku juga punya banyak pekerjaan dan gak bisa selalu bersamamu, maaf…” Dahyun agak terkejut mendengarnya, bukan karena Jimin tidak bisa melaksanakan syarat itu, tapi karena, wah, itu jawaban yang sangat bijak dari seorang Park Jimin yang terkenal supel dan konyol tersebut.

“Ya, kalau begitu, maukah Jim menerimaku apa adanya?” Dahyun secepat mungkin mengganti syarat tadi dengan syarat yang satu ini, mengingat dirinya jauh dari kata ‘seksi’ yang selalu diincar-incar oleh Jimin.

“Tentu saja!” jawab Jimin.

Dahyun tersenyum simpul, “Selamat, Jim Oppa lulus!”

“Jadi kita pacaran beneran?” tanya Jimin dengan gembira, Dahyun mengangguk-angguk. “Wah, terima kasih, chagiya!” seru Jimin sembari melompat dari bangkunya dan duduk di sebelah Dahyun.

“Um, jangan panggil ‘chagiya’, ya?” pinta Dahyun, “Aku… gak suka…” jawabnya jujur.

“Oh, baiklah, tembem-ku!”

 

Park Jimin berpacaran dengan Kim Dahyun

She’s Mine ❤

9.10 AM, 19 April 2016

 

Kim Dahyun berpacaran dengan Park Jimin

9.10 AM, 19 April 2016

 

***

“Selamat pagi, tembem!” sapa Jimin saat Dahyun membuka pintu asrama putri. Dahyun terkejut, kemudian tersenyum pada Jimin. “Ayo, berangkat bersama!” seru Jimin sembari mengenggam tangan Dahyun dan berangkat ke tempat kerja mereka bersama.

 

Park Jimin merasa senang

Berangkat bersama Dahyun

7.30 AM, 22 April 2016

 

Setibanya di tempat kerja, mereka mampir ke kantin. Jimin belum sarapan, jadi dia hendak membeli roti untuk mengganjal perutnya. “Kenapa Oppa membeli sarapan kecil kalau Oppa bahkan mampu membeli mobil?” tanya Dahyun.

“Ha? Apa maksudmu?”

“Kamu itu loh, kaya raya, kok beli sarapan aja cuman roti?” tiba-tiba suara lain menyahut, seorang lelaki yang lebih tua dari mereka berdiri bersama Taehyung. Dia adalah Kim Seokjin.

Jimin mengangguk-angguk, paham. “Dan kamu itu kaya raya, kok kasih PJ ke teman-temannya aja gak mau?” timpal Taehyung.

Jimin tertawa, “Kalian mau apa, sih?”

“Mau semua uangmu kembali ke perusahaan aja, kok.” Jawab Taehyung asal, membuat Jimin, Taehyung, dan Seokjin tertawa bersama.

“Hei Jim, kita duluan ya, jangan lupakan pacarmu itu!” timpal Seokjin sambil menarik Taehyung untuk pergi dari kantin, Jimin mengangguk.

Jimin dan Dahyun saling bertatapan, lalu tersenyum satu sama lain. Setelah membeli roti, mereka duduk di kantin, Dahyun menemani Jimin menghabiskan sarapan kecilnya. Sedangkan teman-teman satu perusahaan terus saja mengerumuni mereka berdua dan menuntut pajak jadian.

Untungnya, Jimin adalah orang dalam. Jadi dia bisa melakukan apapun dengan perusahaan, terlebih karena dia pernah mendekati si Singa, yang sebenarnya adalah akun milik perusahaan yang digunakan untuk mempererat tali persaudaraan member perusahaan. Selain itu, Jimin memang dilahirkan di keluarga orang yang mampu (sangat mampu, malah). Dan mungkin, ini juga alasan kenapa Jimin dengan mudahnya mendapat baju pelayan merah muda.

“Ayo beri Yerim PJ!” seru Yerim, mencegat mereka berdua di gerbang depan perusahaan saat jam pulang kerja.

“Kamu minta apa, Yer?” tanya Jimin dengan santai.

Yerim tersenyum senang, “Aku cuman minta adik aja, kok, hehe…”

“Sialan, dasar bocah!” umpat Jimin.

“Adik? Kamu kan udah punya adik, Somi tuh.” Timpal Dahyun.

“Ih, adik dari kalian, lah!”

Dahyun masih melongo, tidak paham. “Udah mbem, jangan dengerin Yerim, nanti kamu ternodai.” Sahut Jimin sembari merangkul Dahyun dan berjalan pergi ke asrama Dahyun tanpa menggubris teriakan Yerim memanggil mereka untuk serius memberi pajak jadian.

“Jimin Oppa!” panggil seorang gadis yang muncul dari persimpangan jalan membawa sepedah motor, menghentikannnya saat berpapasan dengan Dahyun dan Jimin.

“Wah-wah, habis darimana?” tanya Jimin dengan ramah pada gadis yang berpakaian ketat tersebut.

Gadis berambut sebahu itu tersenyum-senyum, “Biasa, nongkrong di Plaza!”

Oppa, siapa?” Dahyun menyikut Jimin yang tampak melupakannya lagi-lagi.

“Oh, pacar baru ya, Oppa?” tanya gadis itu, tampak baru saja menyadari kehadiran Dahyun disebelah Jimin yang lebih tinggi darinya.

“Dia pacar pertamaku disini!” jawab Jimin sambil mengacak puncak rambut Dahyun. “Sudah dulu, ya, aku mau mengantarnya pulang!” pamitnya.

“Oh, baiklah, Oppa…” timpal gadis itu tanpa melepaskan pandangan pada Dahyun dengan tatapan, yang benar saja?.

Setelah gadis itu benar-benar pergi, barulah Dahyun menghakimi Jimin. “Dia siapamu?” tanyanya dengan nada tak suka.

“Teman. Ya, kamu tahulah, banyak teman di lingkungan ini!” jawab Jimin dengan senyuman, membuat kedua matanya menyipit dan tampak menggemaskan.

Tetapi Dahyun tidak luluh begitu saja. “Masih menggoda gadis-gadis ternyata.”

Jimin mengeryit, “Kamu cemburu, mbem?” godanya.

“Ya iyalah.” Jawab Dahyun yang kemudian memalingkan mukanya. “Aku maunya Oppa cuman goda Dahyun, gak ke gadis-gadis lain lagi.”

Jimin terkekeh, “Iya, Jim gak akan goda cewek lain deh, cuman kamu!”

“Janji?” Dahyun mengacungkan jari kelingkingnya, kemudian tanpa ragu Jimin menautkan kelingkingnya pada jari kelingking Dahyun, “Janji.” Jawab Jimin.

 

Park Jimin merasa senang

Dia pacar pertamaku disini, dan aku harap dia juga menjadi yang terakhir ❤

Tag Kim Dahyun

3 PM, 23 April 2016

Chanyeol WOI ELU JADIAN KAGAK BILANG-BILANG JIM

Irene Wuss ada juga yang mau sama elu Jim

Park Jimin berisex kalian -_-

Jinyoung aku dikemanain, Jim? Katanya nanti malem mau main 😦

Wu Yifan gue tikung ahh~

 

Kim Dahyun berteman dengan Wu Yifan

9 PM, 23 April 2016

 

Ponsel Dahyun berdering keras, ada panggilan dari Jimin tepat setelah Dahyun menekan tombol ‘tambahkan sebagai teman’ pada permintaan pertemanan yang dikirim Yifan.

“Ada apa, Oppa?” tanya Dahyun.

“Kenapa kamu berteman sama Yifan, sih?”

“Bukannya dia temanmu juga, Oppa?”

“Tapi dia laki-laki yang berbahaya buat kamu, Tembem.”

“Bahaya gimana?”

“Ya pokoknya berbahaya, hapus dia gih.”

Dahyun terdiam sejenak, sampai kemudian dia berkata, “Aku juga ingin punya teman banyak kayak Oppa, apa aku salah?” dan sukses membuat Jimin seratus persen luluh dan akhirnya memperbolehkan Dahyun berteman dengan temannya Jimin diluar perusahaan.

“Besok minggu mau nongkrong bareng mereka?” tawar Jimin.

“Mau ngapain dulu disana?”

“Ya ngopi, ngobrol-ngobrol, biar kamu bisa temenan sama mereka juga.”

“Jangan-jangan nanti disana Dahyun jadi yang ter-kudet…”

“Santai aja, Tembem. Selama ada aku, jangan khawatirin apapun, oke?”

“Kok Oppa romantis, sih…”

Terdengar suara tawa renyah Jimin dari seberang sana, “Udah, sana tidur, udah malem!”

“Iya, Oppa. Selamat malam, ya! Mimpi indah~”

“Malam juga, Tembem. Jangan lupa mimpi’in Oppa ya! Jim sayang Dahyun!”

Setelah sambungan telepon mereka terputus, Dahyun menghempaskan dirinya keatas kasur empuknya yang minimalis. Mendadak dia merasa beruntung. Suatu sikap menggemaskan dari seorang gadis seperti dia mampu membuat laki-laki langka seperti Jimin jatuh cinta padanya. Pernah melihat drama korea The Heirs? Dahyun adalah Cha Eun Sang versi buruk rupanya.

“Aku benar-benar mencintaimu. Maukah kamu mengulang kembali semuanya dari 0?”

Dahyun merasakan udara dingin menyergap ujung-ujung jemari tangan dan kakinya. Sepertinya, dia pernah merasakan perasaan cinta ini sebelumnya. Cinta yang membuatnya hampir tidak memiliki teman sama sekali dalam setahun terakhir ini.

***

Sore itu, Dahyun mengenakan kaos croptee biru muda dan rok wiro putih selutut. Ia mengikat rambutnya ke belakang dan memoleskan make-up tipis di wajah gemuknya. Sejenak ia memandangi cermin di kamar asramanya, “Apakah kamu mencintainya?” tanyanya pada pantulan dirinya didalam cermin.

“Aku rasa, aku hanya harus menikmati kesempatan yang diberikan Tuhan padaku, untuk memilikinya.” Jawab Dahyun sendiri, kemudian melemparkan senyuman kepada cermin, dan pergi keluar asrama untuk berkencan nongkrong bersama Jimin dan teman-temannya sambil berharap gadis yang bertemu dengannya kemarin tidak akan datang.

 

Kim Dahyun bergabung dalam grup Aku Khilaf Squad di ruang klub

Halo teman-teman! Aku Kim Dahyun~

4 PM, 25 April 2016

 

“Astaga, imut sekali pacarmu, Jim!” komentar Chanyeol ketika Dahyun dan Jimin baru tiba di ruang klub Jimin dan teman-temannya biasa menyewa.

“Aku pikir Jimin bakal pacaran sama cewek seksi di pinggir Plaza!” ledek Amber sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

“Kalian minta ditabok, sumpah.” Umpat Jimin sembari mengambil tempat duduk bersama Dahyun.

“Hei, Dahyun,” panggil seorang lelaki bertubuh tinggi dan tampan, Dahyun menoleh, “Aku jadi engas melihatmu.”

“Sialan, musnah sana lu, Fan!” umpat Jimin spontan, hampir saja dia memukul Yifan yang sebenarnya lebih tua darinya itu.

Dahyun hanya tersenyum, “Aku gak ngerti engas itu apa, maaf…” ucapnya lirih, terdengar malu-malu.

“Sumpah?” pekik teman-teman Jimin bersamaan.

“Jim, kamu gak ngajarin pacarmu apa?” timpal Soojung.

 

Kim Dahyun di Ruang Klub

Sedang canggung

6 PM, 25 April 2016

 

“Mbem, dinner bareng, mau?” tawar Jimin saat mereka menaiki sepedah motor milik Jimin. Dahyun hanya mengangguk. Jimin menengok ke belakang, menatap Dahyun yang tampak murung. “Kamu kenapa? Hari ini kelihatan gak baik.”

“Maaf ya, Oppa, aku tadi canggung banget sama temen-temenmu, terutama yang cowok…” ucap Dahyun lirih, sementara sepedah motor belum juga dijalankan oleh Jimin. “Aku cuman, punya kenangan buruk tentang cowok…” ia berkata jujur.

“Ah, pantas aja, kamu dari awal kelihatan gak nyaman,” sahut Jimin, lalu mulai menjalankan sepedah motor, “Kamu mau makan dimana?”

“Di warung kecil aja.” Jawab Dahyun ringan.

Jimin tertawa mendengar jawaban Dahyun, tapi menurutinya. “Jadi, Dahyun trauma sama cowok?” tanya Jimin, Dahyun hanya mengangguk sedangkan kedua tangannya berpegangan di pinggang Jimin. “Astaga, apa yang cowok itu lakuin sampe bikin kamu trauma?” Jimin hampir memekik tak terima.

“Ya gitu deh, bikin Dahyun sakit hati, terus menghilang gitu aja. Tapi poin pentingnya, Dahyun trauma disakitin sama cowok lagi.” Dahyun menceritakannya secara singkat. “Maaf, Dahyun kelihatan banget kalau gak nyaman ya?”

“Aku suka kamu yang jujur gitu, Tembem,” komentar Jimin, “Oppa akan berusaha buat gak buat kamu sakit hati.” Ucapnya penuh keyakinan, membuat Dahyun mengulum senyuman lebar.

“Dahyun percaya sama Oppa.”

 

Park Jimin di warteg bersama Kim Dahyun

Katanya mau sedekah ke rakyat kecil

7.43 PM, 25 April 2016

 

“Ya ampun, penuh banget…” lirih Dahyun saat melihat suasana warung tersebut sangat penuh dan menyisakan satu bangku kosong di sudut warung. Jimin tak berkata apapun dan langsung menarik Dahyun ke sudut warung dan dia duduk disana. “Kita ke tempat lain aja, Oppa, bahkan aku gak dapet tempat duduk.” Ucapnya.

Alih-alih memperhatikan Dahyun, Jimin malah memesan jjajangmyeon satu porsi dan satu botol soju. Dahyun hanya memanyunkan bibirnya sambil memandangi Jimin yang tampak santai. “Sini duduk.” Kata Jimin sambil menepuk pahanya.

Dahyun melotot, “Oppa gila, ya? Disini ramai, Oppa!” Dahyun berbisik dengan nada memekik.

Tanpa basa-basi, Jimin langsung menarik pinggang Dahyun dan membuat Dahyun terduduk diatas pahanya. “Udah, duduk sini aja, daripada capek berdiri.” Sahut Jimin sambil tersenyum manis kepada Dahyun yang masih berusaha melepaskan diri dari Jimin, “Hei, nanti kita dikira lagi aneh-aneh, loh.” Goda Jimin dengan setengah berbisik, sukses membuat Dahyun menyerah.

Tak lama kemudian pesanan mereka tiba. “Kok cuman satu porsi?” rengek Dahyun.

“Sepiring berdua!” seru Jimin sambil tersenyum puas. Dahyun lagi-lagi tak bisa menolak dan akhirnya mereka berdua makan sepiring berdua dan saling suap-menyuap.

Awalnya Dahyun malu-malu karena banyak pelanggan yang memandangi mereka dengan tatapan sinis, bahkan rombongan sekeluarga segera minggat dari sana demi menjaga kesucian buah hati mereka. Karena Jimin terus menyuapi Dahyun dengan tulus, Dahyun tidak merasa malu lagi bahkan menjahili Jimin dengan memakan sesuap jjajangmyeon yang sudah disodorkan pada Jimin.

“Aaa~” pandu Jimin sambil menyodorkan sesendok pada Dahyun.

“Bentar, Oppa, belum aku kunyah habis, nih.” Timpal Dahyun dengan mulut yang masih penuh.

“Ayo, Tembem biar makin gendut!” seru Jimin saat menyuapkannya pada Dahyun.

“Ih, aku udah, ah! Gak mau gendut!” sahut Dahyun setelah menelan suapan Jimin tersebut.

Jimin tertawa renyah lalu berkata, “Kan kalau gendut jadi makin tembem dan gemesin, deh!”

 

Park Jimin bersama Kim Dahyun

Aku sayang kamu apa adanya, makin tembem makin sayang

Sedang bahagia sekali

 

“Dahyun mau?” tawar Jimin saat ia menuangkan soju kedalam gelas kaca kecil.

Oppa aja, Dahyun kan masih dibawah umur.” Jawab Dahyun saat Jimin mulai meneguk soju gelas demi gelas. “Jangan banyak-banyak ya, Oppa.” Dahyun memperingatkan saat melihat Jimin semakin kecanduan meminum soju.

“Mbem, sejak kapan kamu suka sama Taehyung?” tanya Jimin tiba-tiba, barangkali soju-nya sudah mulai bereaksi. Sedangkan Dahyun segera turun dari paha Jimin dan memilih duduk di kursi sebelah Jimin.

“A-aku cuman mengagumi kok, Oppa. Dia juga udah ada yang punya, jadi mana mungkin—“ Jimin buru-buru menempelkan jari telunjuknya pada bibir Dahyun.

“Udah keliatan semuanya! Kamu sering malu-malu waktu sama Taehyung!”

Dahyun menghela napas, “Aku emang suka sama dia, tapi aku cinta sama Oppa.”

“Aku bahkan sayang sama kamu, Dahyun!” Jimin setengah berteriak, untungnya warung itu mulai sepi pengunjung, menyisakan mereka berdua dan para pekerja di warung tersebut.

Oppa salah paham, aku—“

“Aku gak peduli. Menurutmu gimana kalau aku godain cewek lain dan bilang, ‘Mereka cuman temanku, tapi aku sayang sama kamu’? Sakit, kan? Sama, Dahyun!” Jimin terus mengoceh, “Aku pengen kamu hapus Taehyung, sama kayak aku janji buat gak godain cewek lain!” tambahnya dengan nada frustasi.

Dahyun terdiam, ia lalu memeluk Jimin dari samping, “Maaf, Oppa. Dahyun gak akan lagi suka sama Taehyung lagi, bakal hapus Taehyung, bakal… kasih semua hati ini buat Oppa seorang.”

Jimin mulai tenang setelah itu, lantas ia mengecup kening Dahyun dengan lembut, “Jimin sayang sama Dahyun, gak mau kehilangan kamu…”

Dahyun merasakan kedua matanya memanas, ingin menangis rasanya. “Iya, Oppa, aku percaya sama Oppa…”

Asal kamu tahu, kalimat “Aku percaya sama kamu”

Lebih kuat daripada “Aku sayang kamu”

#pathdaily

 

***

 

Oppa, mulai besok, Dahyun mulai ujian, jadi harus bangun pagi-pagi, terus kerjanya cuman sore sampai malam.”

“Wah, kode keras minta dibangunin nih?” canda Jimin saat Dahyun menelepon Jimin malam-malam, malam itu.

Dahyun tersenyum senang, “Syukurlah kalau Oppa paham, hehehe…”

“Ah, itu mudah, kok!” seru Jimin. “Udah, sekarang tidur ya, besok harus bangun pagi-pagi.”

“Iya, Oppa, ini juga udah diatas kasur.”

“Apalagi ini? Kode minta ditidurin?”

“Eh, enggak!” pekik Dahyun. “Aku tidur dulu ya, Oppa, selamat malam!”

Terdengar tawa Jimin sebelum ia membalas, “Selamat malam juga, cintaku. Mimpiin Oppa ya~ muah~” kemudian telepon terputus.

Dahyun meletakkan ponselnya di rak sebelah ranjangnya dan menarik selimutnya. Mematikan lampu, memejamkan mata dan meringkuk dibalik selimut. Sayangnya, Dahyun lupa menurunkan senyumannya yang terus mengembang.

Jimin selalu tahu cara membuat seorang gadis bahagia.

 

Kim Dahyun sedang tidur (mode malam)

10.14 PM, 10 Mei 2016

***

“Tembem~” panggil Jimin saat Dahyun baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Ini adalah hari pertama ujiannya. Dengan pakaian keren seperti itu, teman-teman sekolah Dahyun otomatis saling berbisik mengomentari Jimin.

“Eh, itu pacarnya Dahyun bukan sih?” lalu yang lain menyahut, “Dia anak klub, tau! Onni-ku kenal sama orang itu!” dan ada juga yang menyahut, “Wah, terkenal gitu ya, cowoknya? Ganteng juga loh!” kemudian ada yang berkomentar lain, “Ah, masa cewek kayak Dahyun pacaran sama orang kayak gitu, sih?”

Dahyun langsung mendorong Jimin ke sebelah sekolah, tempat yang agak sepi, mengingat Dahyun tidak suka jadi bahan perbincangan orang banyak—atau lebih tepatnya, Dahyun tak ingin teman-temannya jadi naksir sama Jimin.

Oppa kok gak bilang dulu mau jemput aku?” tanya Dahyun yang tampak panik.

Jimin mengacak puncak rambut Dahyun dengan gemas, “Aku cuman mau kasih ini, kok!” serunya sambil mengacak isi tas tangannya, lalu mengeluarkan sebuah bonekah gajah yang tidak begitu besar berwarna abu-abu dengan pita merah muda diatas kepalanya. “Tada~ hasil main di pasar malam kemarin sama temen-temen klub!”

Dahyun merasa jatuh cinta saat melihat bonekah tersebut—sayangnya, hanya beberapa detik saja sebelum Dahyun menyadari sesuatu. “Tunggu, apa ini adalah kode dari Oppa buat minta Dahyun gemukin pipi?”

“Betul sekali, sayangku~”

“Dan, kenapa gak ajak aku ke pasar malam kemarin? Pasti Oppa selingkuh, kan!”

“Kamu kan lagi ujian, Dahyun. Gimana mau selingkuh, orang yang main cuman anak-anak cowok, udah gitu balik lagi ke klub, clubbing deh.”

Kadang bukan tentang seberapa lama kau mengenalnya,

Tapi sejak kau mengenalnya, semua menjadi lebih baik.

Pagi menjadi lebih cerah, siang menjadi lebih teduh,

Dan ketika malam datang, yang paling kau inginkan adalah,

Semoga esok cepat datang.

#pathdaily

 

Kim Dahyun di Sekolah

Ujian terakhir, semangat!

6 AM, 25 Mei 2016

 

“Dahyun, nanti sepulang ujian, Jim jemput, ya. Ini kan, hari terakhirmu ujian, jadi ayo kita jalan-jalan bersama! Oke?” Pesan manis itu tertinggal di pikiran Dahyun selama ujian terakhir berlangsung, membuatnya semangat dan tersenyum sepanjang hari.

Ketika bel pulang berbunyi, Dahyun segera membereskan barang-barangnya kedalam tas dan berlari keluar gedung sekolah. Ddrrt ddrrtt. Dahyun berhenti di halaman depan sekolah saat merasakan ponselnya berdering di sakunya. Lantas ia mengambil ponselnya dan terpaku melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

“Halo, Onni?”

“Ini hari terakhir ujianmu, kan?”

“Iya, Onni. Tumben menelepon, lagi gak sibuk, ya?” Dahyun berusaha seramah mungkin.

Terdengar tawa dari kakak kandungnya, “Kenapa nadamu terkesan mengusirku, hm?”

“Begitulah, rencananya setelah ini aku akan bermain keluar bersama teman-temanku, jadi aku harus mengusirmu, hahaha…”

“Sayang sekali kamu gak bisa mengusirku begitu aja, adikku sayang.”

“Kamu dimana, Onni?” tanya Dahyun, sedangkan perasaannya jadi tak enak.

“Aku tepat didepan gerbang sekolahmu, ayo, pulang!”

Dahyun mengangkat kepalanya, menatap lurus kearah gerbang sekolah, mendapati seorang gadis yang sangat cantik bersandar di gerbang sekolah dengan ponsel di tangannya. Itu kakaknya, dan beberapa meter dari situ, Jimin berdiri menunggu Dahyun.

Dahyun membalik badannya, hendak memberitahu Jimin via pesan singkat. Tangannya bergetar, ia tak mau kakaknya tahu mengenai Jimin. Dahyun sangat mengerti sifat kakaknya, sekalipun ia sangat menyayangi kakaknya yang bagaikan ibu kedua baginya. Tapi, kenapa harus di saat yang seperti in—

“Dahyun!” suara kakaknya terdengar jelas bersama dengan derap langkah. Dahyun menoleh, “Ayo, pulang!” kakaknya merangkulnya, segera Dahyun memasukkan ponselnya kedalam sakunya dan tersenyum paksa kepada kakaknya.

Dahyun dan kakaknya pun berjalan keluar sekolah. Dahyun menatap Jimin dari kejauhan, melihat Jimin sedang melambaikan tangan padanya. Kakak Dahyun berhenti melangkah, Dahyun mengikutinya. Kakak Dahyun menoleh ke belakang, lalu menatap Dahyun, “Kamu kenal laki-laki itu?” tanyanya sambil menunjuk Jimin.

Dahyun menarik napas, lalu mengangguk. “Apa yang kamu maksud bermain dengan temanmu itu, dia?” tanya Kakak Dahyun lagi. Dahyun mengangguk lagi. “Siapa dia? Pacarmu?” Dahyun menatap kakaknya, dan mengangguk pelan. Sayang sekali, Dahyun tidak pernah bisa membohongi kakaknya, sekeras apapun ia mencoba.

Spontan kakaknya tersenyum sinis, “Onni, aku… aku baru saja hendak memberitahumu, aku—“

“Sejak kapan?”

Dahyun menoleh, menatap Jimin yang kini tak jauh dari mereka berdua, “Sejak aku mulai mencintainya…”

***

Kim Dahyun di Taman Kaca

Bersama Park Jimin

10.14 AM, 19 Mei 2016

 

Oppa, ini tanggal berapa?” tanya Dahyun sambil tersenyum-senyum.

Jimin terkekeh, “Hari ini kita udah satu bulan, tapi Dahyun, aku gak bisa membuat perayaan yang romantis kayak pasangan kekasih lain,” ucap Jimin, tahu betul kode dari Dahyun.

“Kenapa, Oppa?” tanya Dahyun.

“Jim lebih suka membuat perayaan romantis saat satu tahun, first anniversary,” jawab Jimin, “Maafkan Oppa, ya.”

Dahyun tersenyum, Jimin benar. Mungkin, jika mereka bertahan lebih lama lagi, Dahyun akan merasakan kejutan romantis dari seseorang seromantis Jimin ini. Kemudian Dahyun tersenyum, “Kalau begitu, Dahyun mau dong, diajarin sesuatu sama Oppa!” Dahyun menggeser tubuhnya, merapat pada Jimin.

“Apa maksudmu, hm?” tanya Jimin sambil mengacak rambut Dahyun.

Dahyun tersenyum-senyum, “Ya, kudengar, Oppa itu mesum, semua gadis di klub suka baper kalau digodain Oppa, terus, kenapa aku gak merasakan kalau Oppa itu mesum?”

Jimin ingin tertawa saat itu juga, Dahyun sangat menggemaskan, pikirnya. “Karena aku tahu, kamu masih dibawah umur, belum boleh dimesum-mesumin sama orang mesum, hahaha…” Jimin tertawa akhirnya, sembari memeluk Dahyun dengan gemas.

“Oh, Oppa belum tahu kalau Dahyun juga bisa mesum, eoh?” tantang Dahyun.

“Maksudmu, menggodaku? Memang kamu bisa?”

Dahyun berdiri, lalu menarik Jimin untuk berdiri dihadapannya. “Aku akan buktikan!” serunya, merasa tertantang. Jimin hanya tersenyum dan menunggu Dahyun menggodanya.

Dahyun memejamkan matanya, lantas menarik napas panjang sebelum tangannya bergerak menyentuh pinggang Jimin yang dibalut kaos putih polos. Ia membuka matanya, lantas tangannya mulai meraba perut Jimin.

“Oh, kamu mau menyentuh otot perutku?” tanya Jimin, dan tiba-tiba menarik kaos putih polosnya keatas dan membuatnya telanjang dada didepan Dahyun.

Dahyun membulatkan matanya, dan terpaku melihat otot perut Jimin yang sangat keren. Ia meneguk saliva-nya, lalu tersenyum dan menyentuh otot perut Jimin. “Seumur hidupku, baru ini aku melihat otot perut yang… sangat keren…” ucap Dahyun sambil terus menyentuh otot perut Jimin, membuat Jimin merasa geli, tapi dia menahannya.

Dahyun mendongak, menatap Jimin yang hanya menatapnya dengan datar. “Lihat apa, Tembem?”

O-oppa gak geli?” tanya Dahyun, Jimin hanya menggeleng. Lantas Dahyun melanjutkan aksinya. Dia meraba otot perut Jimin dengan lembut, “Bagaimana dengan ini?” tanya Dahyun sembari merapatkan tubuhnya pada Jimin dan terus menyentuh otot perut itu dengan hatinya.

“Kamu ngapain, sih? Menyentuh otot perutku saja? Itu bukan menyentuh dengan mesum, tapi menyentuh dengan cinta!” sahut Jimin.

“Ah, Oppa pasti cuman menahannya kan!” bantah Dahyun dengan memanyunkan bibirnya, dia gagal menggoda Jim—

Mendadak Dahyun merasa bibirnya hangat. Ia terkesiap, menyadari Jimin sedang mencium bibirnya dengan mata terpejam. Hatinya berdegub kencang, terlebih saat ia merasakan bibir Jimin bergerak lembut diatas bibir Dahyun, Jimin melumat bibir Dahyun dengan lembut.

Jimin selalu tahu cara membuat hati seorang gadis berdebar.

Dan tampaknya, Dahyun semakin mencintai Jimin.

***

“Tahu apa kamu soal cinta?” tanya Kakak Dahyun dengan sinis. Dahyun hanya menatap kakaknya dengan derai air mata yang membasahi pipinya, “Kamu tahu artinya jatuh cinta itu apa? Kamu bakal sakit hati lagi! Kamu pikir aku mau lihat kamu disakiti laki-laki lagi? Jeon Jungkook, cukup nama itu saja yang aku dengar, Dahyun!”

“Tapi Onni, aku tahu dia mencintaiku dengan tulus! Aku bisa merasakan itu!” Dahyun membantah, air matanya semakin deras.

“Putuskan.” Ucap Kakak Dahyun dengan tegas.

Dahyun meraih kedua tangan kakaknya, “Apakah Onni akan tetap menyuruhku meninggalkannya jika aku berkata bahwa, dia adalah laki-laki yang mengobati traumaku?”

“Berandalan.” Sahut Kakak Dahyun. “Itu yang diucapkan penampilan pacarmu padaku, apa kamu pikir aku bakal percaya sama laki-laki yang punya penampilan berandalan begitu? Dia pasti suka menggoda gadis-gadis, kan?”

“Tapi, Onni…”

“Dia akan menyakitimu, percayalah. Aku gak mau menemuimu sebelum kamu putus sama dia.” Timpal Kakak Dahyun seraya menepis tangan Dahyun dan berlalu meninggalkan Dahyun disana, menaiki kendaraannya dan pergi pulang.

Dahyun menghapus air matanya, lalu menghampiri Jimin yang tampak sudah menunggu lama disitu. “Oppa, aku…”

“Aku dengar semuanya.”

Dahyun menatap Jimin, lalu menghambur kedalam pelukan Jimin dan menangis. “Aku gak mau kehilanganmu, Oppa. Maafkan Dahyun…” ia terisak. Jimin mengelus punggung Dahyun, berusaha menenangkannya.

“Kakakmu hanya gak suka sama Oppa, gak apa-apa, Sayang…” ucap Jimin, lalu mengeratkan pelukannya pada Dahyun. “Ayo, aku antar pulang ke asramamu, kamu harus istirahat…”

Dahyun menggeleng, “Tapi aku mau jalan-jalan sama Oppa…”

Jimin melepaskan pelukan itu dan tersenyum pada Dahyun, “Ujianmu pasti sangat berat, kamu butuh istirahat. Kita jalan-jalan lain kali, ya?”

 

If you only knew how much those little moments

With you mattered to me

#pathdaily

***

Dddrrtt… ddrrtt… ddrrtt…

“Heung…”

Ddrrtt… ddrrtt… BRUK

“Ah!”

Dahyun terbangun saat mendengar suara benda jatuh. Ia mengusap kedua matanya, lantas mengintip ke bawah ranjangnya dan mendapati ponselnya menyala-nyala, ada panggilan masuk.

5 missed call

19 new mesagge

Dan semua itu dari Jimin. Dahyun terdiam sejenak, “Apa Jim Oppa ingin jalan-jalan?” gumamnya, lantas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya.

From: Bantetku

Dahyun, aku tau kamu belum bangun, tapi ijinkan Oppa ngirim sms ini ke kamu

Sejak awal aku udah nyaman sama kamu, dan langsung nembak kamu gitu aja, bukan karena aku pengecut, tapi aku gak mau diduluin sama yang lain,

Aku takut kehilangan kesempatan buat jadi milikmu

Kata temen-temen, aku bakal gagal soalnya Jim sering godain cewek lain

Jadi mulai saat itu sampe kapanpun, Jim mau serius sama Dahyun

Jim mau jadi kekasih yang selalu ada buat Dahyun

Dan buat Dahyun jadi nyaman

Kalo Oppa malah berlaku sebaliknya,

Jim rela mati…

Jim mau ucapin terima kasih banyak sama Dahyun

Udah mau nerima Oppa di kehidupan Dahyun

Udah mau selalu percaya sama Oppa

Ngajarin Oppa bahwa gak semua cewek itu sama kayak yang selama ini ada di sekeliling Oppa

Makasih udah ngilangin Taehyung dihatinya demi Oppa

Makasih udah membiarkan Oppa berjuang buat Dahyun

Oppa sayang banget sama kamu

Jim gak mau kehilangan Dahyun, serius

You’re my everything

*kiss*

Aku selalu berpikir bahwa semuanya bisa berakhir kapan saja

Tapi yang terpenting, kamu bersamaku sekarang

#pathdaily

Ketika Dahyun semakin mencintainya, semakin pudar pula cinta Jimin padanya. Ia mulai menyadarinya saat ia merasa Jimin jarang mengajaknya jalan-jalan, menolak untuk makan malam bersama, dan mulai menggoda gadis lain lagi.

Itu terjadi ketika Dahyun pergi ke Taman Kaca, dia mengurungkan niatnya untuk masuk kedalamnya saat melihat Jimin sedang bersama seorang gadis disana. Ia segera pergi dari sana dan berubah menjadi seorang detektif seperti biasanya, Dahyun pergi kemanapun untuk mendapatkan informasi mengenai gadis yang bersama Jimin itu.

“Aku mau memberitahumu tentang ini, tapi kamu udah tahu duluan. Iya, dia pacarku.”

Dahyun menarik senyuman palsu sedang matanya mulai menitikkan air mata. “Tampaknya, Onni-ku benar. Kamu akan menyakitiku.”

Lantas, itu berakhir begitu saja. Dahyun enggan mengingatnya kembali. Karena mulai saat itu, dia mungkin tidak akan jatuh cinta lagi. Dahyun sakit hati, bukan karena Jimin selingkuh. Tapi karena ia semakin mencintai Jimin dari hari ke hari, dan berpikir akan mencintainya 100% padahal Jimin tidak lagi mencintainya, dengan jelas 0%.

Suatu hari nanti, seseorang yang lebih nyata akan mengeggam tanganmu dan memelukmu erat

Saat hari itu tiba, aku hanya bisa berharap, kau bahagia bersama dunia barumu,

Sebab kau kulepas agar kau bahagia

#pathdaily

THE END

A/N: SAD ENDING GAK SIH? 

Sebenernya aku pengennya endingnya menggantung biar kayak film-film Indonesia gitu, tapi kayaknya jadi gak nyambung sama judulnya kalo gak dikasih ending yang langsung jleb gitu /ketawa dulu/

Dan, gak bosan-bosan aku memperkenalkan diri (pasti banyak yang gak tau aku, jarang muncul soalnya eheh). Singkatnya, panggil “Dil” aja oke ^^

Jangan lupa mampir ke blogku juga, iambearain.wordpress.com yang isinya juga fanfict dan cerpen buatanku ^^ Budayakan Read, Like, Comment ya!

2 tanggapan untuk “[ONESHOT] 100% to 0%”

  1. pertama, seneng bgt Bias gua shipper satu FF – Jimin Dahyun.
    gua ngakak bacanya. Jimin dalam gang Aku Khilaf Squad, dan kelakuan konyol pasangan yg baru kasmaran. serta kelakuan temen2 di path Jimin. karna menggunakan bahasa ringan, basaha sehari-hari jadi FF ini nyantol bgt dari pertama bacanya. endingnya nyesek author, gua kira Jim mau insyaf & langgeng ama Dahyun. tp ternyata semua berubah jadi 0%. sedih gua mah.
    keep writing author!! salam dari readers baru. hehe

    Suka

    1. Halo, reader L! Terima kasih udah mampir, baca, dan berkomentar! Berhubung mereka itu dua orang yang kepribadiannya berkebalikan (yang Jimin konyol sedangkan Dahyun kalem) jadinya keliatan banget kelakuan pasangan yang baru kasmaran itu hehehe~

      Aku sendiri juga gak tega kasih ending sad gitu sih :” tapi sekali-kali lah bikin readers sedih HAHAHA /ketawa setan/

      Thank You, ya! ^^

      Suka

Leave Your Review Here!