A Pound of Love (part.3)

a pound of love

Title: A Pound Of Love Part 3

Scriptwriter: Nabiritata

Genre: Romance, Angst

Rate: Adult, NC21+

Duration: Chaptered

Main Cast: Kim Himchan (Bap) , Han Sunhwa (Secret), Kim Jong In a.k.a Kai (Exo)

Previous part: 1. 2

Summary: Bagaimana rasanya saat orang lain begitu tulus memberikan kasih sayangnya padamu tapi tak kau indahkan? bagaimana jika kau menyadari bahwa sebenarnya kau membutuhkan kasih sayangnya justru saat dia telah pergi? bisakah kau coba pikirkan bagaimana besarnya peran seorang guru yang kau abaikan? lalu kemudian Tuhan memberikanmu kesempatan kedua melalui dua generasi yang berbeda, apakah kau bisa memperbaiki semuanya dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama?

***

 

Sunhwa POV

 

“Him..Himchan..bangun!” Dengan setengah takut aku mengoyang-goyangkan bahu Himchan yang masih terlelap, sepertinya masih terlalu pagi untuk membangunkan Himchan, tapi wajah gelisah Himchan saat tidur  yang kuperhatikan sejak subuh tadi benar-benar membuatku khawatir. “Ungh..!” Himchan mulai menggerakkan kepalanya dengan malas, namun saat ia membuka kelopak matanya yang menurutku masih lengket dan melihat wajahku Himchan langsung tersentak dan segera bangun dari posisi tidurnya “Himchan gwenchana?” tanyaku khawatir, aku bingung sekali kenapa ia memandangku dengan tatapan bingung seperti itu “Himchan apa kau baik-baik saja?” tanyaku lagi, aku akan memastikan dia baik-baik saja dan aku bertambah bingung saat ia menghela nafas panjang dan menekan pelipisnya lalu terkekeh kemudian menggeleng-geleng dengan frustasi “Kau ini kenapa sih?” oke kali ini aku benar-benar bingung, Himchan menoleh dan menatapku dengan tatapan yang tidak dapat aku artikan “Semalam aku ketiduran yah?” tanyanya serius dan akupun mengangguk dengan cepat “Miane Him..aku ingin membangunkanmu tapi sepertinya kau lelah sekali!” jawabku dengan cepat, aku takut ia marah karena semalam tidak kubangunkan “Jam berapa sekarang?” Himchan melirik kedalam selimutnya lalu menutupnya kembali dengan risih, aku melongok sebentar, mencoba mencari tahu apa yang ia cari “Jam delapan, kenapa? hari ini kan hari minggu!” dia menggeleng “Aku mau pulang!” ujarnya lagi, sepertinya ia lelah sekali tapi wajahnya kenapa merah begitu? “Jangan, aku sudah memesan sarapan untuk kita berdua, sebaiknya kau mandi dan sarapan dulu!” ujarku cepat, aku ingin sekali menahan agar Himchan lebih lama lagi berada disini, dan hei dia tidak beranjak dari sofa lantaiku, apakah dia mengurungkan niatnya untuk pulang?sejak kapan dia menjadi penurut begitu? bahkan tanpa kupaksa “Baiklah aku mandi!” aku tersenyum semanis mungkin padanya dan ya Tuhan, kenapa wajahnya semakin memerah begitu? jelas sekali dia berusaha menutupi senyumnya, tapi aku lebih baik diam saja, mungkin suasana hatinya sedang bagus dan aku tidak mau merusaknya dengan pertanyaan-pertanyaan bodohku “Kau masuklah kekamarku, kamar mandinya disana, aku ambilkan handuk dulu untukmu!” aku segera pergi ke beranda mengambil handuk untuk Himchan, saat aku masuk kulihat ia sudah tidak ada disofa, cepat sekali perginya.

 

Tokk..tokk..

 

“Himchan, ini handuknya!” tak lama kepala Himchan melongok, dia menaikkan alisnya, aku tidak dapat melihat kakinya, tapi sepertinya dia belum melepas semua pakaiannya “Ini handuk,dan ini sikat gigi untukmu!” kuserahkan handuk dan sikat gigi yang masih utuh dalam kemasan pada Himchan, tapi Himchan menatap handuk serta sikat gigi itu dan kemudian berganti menatapku dengan bingung “Kenapa? apa kau butuh sesuatu?” tanyaku cepat, sejak bangun dari tidurnya Himchan seperti orang yang ling-lung “Umm.. Sunhwa!”Himchan menggigit bibirnya sendiri “Ne?” “Umm..itu, apa kau punya umm..!” aku mengerutkan alisku”Punya apa? jangan bilang kau butuh pembalut?” Himchan tertawa lebar mendengar gurauanku dan itu terlihat sangat manis “Umm..yah semacam itu!” jawabnya asal, aku tersentak kaget “Omo..??!!” Himchan menjitak kepalaku dengan tanpa tenaga “Babo..mana mungkin, uumm..anu Sunhwa aku butuh celana dalam, umm..apa kau punya?” aku menepuk keningku “Oh ya ampun, miane..kau ternyata bersih juga ya? aku pikir laki-laki itu tak masalah kalau tidak ganti semalaman!” ia tertawa terkekeh mendengar ucapan polosku “Baiklah aku siapkan untukmu, ukuranmu apa?” Himchan sepertinya sudah berubah jadi kepiting rebus saat ini, wajahnya merah sekali “Miane merepotkanmu, tapi..yeah..ukuranku L!” Himchan menggaruk-garuk kepalanya, aku mengangguk “Baiklah kau mandi saja dulu, nanti kuantar!” ujarku sambil berlalu.

***

Aku menengok kekanan dan kekiri, mencoba mencari apa yang dibutuhkan Himchan dan tanpa hambatan aku langsung dapat menemukannya ditoko pakaian dalam ini, aku meraih kotak berisi celana dalam pria, warna abu-abu bagus juga kurasa, setelah memastikan ukuran yang kuambil sudah benar maka akupun segera pergi kekasir dan membayar. Rasanya kok senang sekali ya?seperti aku ini istrinya haha.. “Kau beli untuk siapa?”aku terkejut mendengar suara dibelakangku, suara berat yang aku kenal, dengan cepat aku menoleh kearah sumber suara itu “Ah dokter Kim..joheun achimieyo!” aku membungkukkan sedikit tubuhku, Dokter Kim melemparkan senyumnya padaku dan jujur saja senyumnya itu tak kalah tampannya dari senyum Himchan “Sudah kukatakan panggil aku Kai, tak perlu sungkan seperti itu Sunhwa!” lagi-lagi dia tersenyum, aku rasa wajah dokter Kim memang diciptakan Tuhan untuk selalu tersenyum “Ah baiklah Kai, sedang apa dokter disini ah ahni maksudku Kai..!” aku mencoba menutupi rasa risihku memanggilnya dengan nama itu, aku merasa canggung tapi karena dia yang meminta jadi aku menuruti saja toh tidak ada salahnya, ia terkekeh melihatku gelagapan seperti itu dan mengangkat kedua tangannya yang sedang menggenggam sebuah sandwich dan sekotak susu vanilla ditangan yang satunya lagi, aku ber O mengerti “Maklum, aku hidup sendirian jadi yeah kau tahulah, tadi aku melihatmu jadi aku masuk untuk menyapa!” aku mengangguk mengerti, hidup sendiri bagi seorang laki-laki memang agak sulit menurutku, aku saja yang perempuan sering mengalami kesulitan karena harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri “Sedang apa kau di Seoul, apa kau sudah tidak bertugas di Busan lagi?” tanyaku agak sedikit heran karena bertemu dengannya disini “Umm..aku masih bertugas di Busan, tapi ada tugas baru menungguku disini!” jawabnya ramah seperti biasa “Tugas baru?jauh sekali yah!” ujarku sedikit basa-basi, pikiranku sebenarnya agak kurang konsentrasi karena kepikiran Himchan yang sedang menungguku “Yeah, seperti itulah..tapi aku senang bisa bertemu denganmu disini Sunhwa, apakah keadaanmu baik? sudah sebulan ini aku tidak mendapat laporan darimu!” mimik wajahnya kini terlihat agak gelisah, aku mencoba untuk tersenyum setenang mungkin “Aku baik Kai, jangan khawatir, aku mulai terbiasa hidup sendirian di Seoul..rasanya Florida memang jauh lebih baik tapi Seoul terasa sangat menarik!” kilahku, aku mencoba mengalihkan sifat Kai yang terlalu over protective terhadapku dan sepertinya ia tahu maksudku “Apa karena laki-laki yang menginap di apartemenmu semalam?” Kai mengerling nakal padaku, kontan saja ucapannya membuat mataku membulat dengan sempurna bagaimana ia tahu ada laki-laki menginap ditempatku “Haha..aku melihatmu mengambil satu set celana dalam pria Sunhwa, ini masih pagi dan mana mungkin ada pria yang datang ke apartemenmu lalu tiba-tiba meminjam celana dalam kan?tenang saja aku tidak menguntitmu sama sekali!” seperti tahu apa yang ada dalam pikiranku Kai langsung saja menjawab pertanyaanku tanpa kutanya, mungkin ekspresi wajahku terlalu kentara “Anak jaman sekarang ckk..!” Kai menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan senyum “A..ahni, bukan seperti itu!” aku mengibas-ngibaskan tanganku dengan cepat,aku tidak mau Kai berpikiran bahwa aku berperilaku seenaknya saat aku jauh dari pengawasnnya “Haha..baiklah sebaiknya kau cepat pulang, kurasa dia sudah menunggumu!” aku mempoutkan bibirku kesal karena Kai sepertinya tidak bermaksud berhenti meledekku “Mian Kai, kau benar aku harus segera kembali!” Kai mengangguk penuh pengertian “Oke kita ngobrol lain waktu, sepertinya aku agak lama berada di Seoul!” mendengar ucapannya aku langsung pamit tanpa berlama-lama.

 

***

Himchan POV

Akhirnya aku keluar dari kamar mandi, dengan hanya melilitkan handuk dipinggangku, aku merasa risih tapi apa boleh buat, bajuku basah oleh keringat dan celanaku lebih basah lagi “Hufft..!” lagi-lagi aku menghela nafas panjang, bodoh sekali aku, kenapa aku bisa bermimpi seperti itu pada saat aku ketiduran di apartemen Sunhwa, dan yang lebih membuatku risih saat ini adalah mengapa partner mimpiku semalam itu Sunhwa? apa tidak ada wanita lain yang lebih seksi yang bisa menjadi partner mimpi berhargaku itu?. Kalau diingat-ingat lagi mimpiku semalam terasa nyata sekali, aku bahkan bisa merasakan dengan jelas tubuh Sunhwa yang menempel dengan tubuhku “Haaarrrgh…!” aku mengacak-acak rambutku yang masih setengah basah dengan perasaan kalut, entah bagaimana aku harus memasang wajahku saat melihat Sunhwa nanti.

 

“Himchan apa kau sudah selesai?” aku menengok dengan cepat kearah suara yang begitu kukenal akhir-akhir ini, Sunhwa terlihat terkejut saat menatap tubuhku yang tidak berpakaian ini “Umm..!” jawabku tanpa memandangnya, aku malu sekali, tapi aku juga tidak mungkin kan menunjukkan padanya bahwa aku merasa risih jika ia melihat tubuhku seperti itu? “Ini pakailah, aku akan mengambilkan baju salinmu, kurasa aku punya kaus dan celana pendek yang ukurannya besar!” aku meraih bungkusan yang ia sodorkan padaku “Maaf merepotkan!” ujarku tak enak, dia hanya tersenyum dan mengangguk lalu berjalan kearah lemarinya dan membuka lalu melilah-milah lipatan baju dihadapannya, aku hanya berdiri kikuk memandanginya, tubuh itu…”Aaaargh,,,!” aku berteriak histeris dalam hati, aku benar-benar tidak dapat menyingkirkan ingatanku tentang mimpi semalam, harusnya semua laki-laki didunia ini senang saat mendapat mimpi dewasa seperti itu, tapi kasusku kali ini benar-benar berbeda, mimpiku semalam membuat perasanku jadi tak karuan.

 

“Ini, cepatlah ganti baju lalu sarapan yah!” Sunhwa segera memberikan kaus navy blue ditangannya, aku mengangguk dengan cepat dan ia beranjak pergi keluar kamar. dan tanpa membuang waktu aku segera memakai baju yang diberikan Sunhwa, ukurannya pas, ternyata Sunhwa memang suka memakai kaus yang ukurannya besar. Aku beranjak menyusul Sunhwa ke meja makan, kebetulan perutku memang terasa lapar, aneh sekali karena biasanya aku justru tidak pernah sarapan, perutku suka bermasalah jika aku sarapan, aku melihat Sunhwa merapihkan meja makan, mataku terbelalak menatap makanan yang ia sajikan dihadapanku ini. Bagaimana tidak, Sunhwa menyiapkan menu sarapan yang lengkap ada galbi, Kongnamul bab, oi naengguk, moo saengchae dan solleotang. melihat oi naengguk air liurku terasa meleleh didalam mulutku, ya aku suka sekali sup mentimun dingin, sudah lama rasanya aku tidak makan-makanan ini.

 

“Apa kau biasa makan-makanan sebanyak ini?” tanyaku heran, untuk tubuh seukuran Sunhwa rasanya aku tidak percaya dia bisa makan banyak, Sunhwa tersenyum “Kita harus sarapan dengan baik Kim Himchan, karena awal hari yang baik selalu dimulai dari sarapan dipagi hari!”aku meraih Kongnamul bab, menyuapkannya perlahan kedalam mulutku, nasinya lembut sekali dan togenya juga gurih, aku yakin ini bukan masakan Sunhwa sebab rasa masakan Sunhwa buruk sekali. Aku tetap tidak banyak bicara seperti biasa, tapi Sunhwa juga tidak mencoba memulai percakapan denganku, entah mengapa ini terasa agak aneh sebab biasanya Sunhwa selalu berceloteh tentang segala hal yang tidak penting menurutku “Kau tahu Him? hari ini aku akan pergi kemana?” aku melirik sekilas padanya dengan ekspresi malas seperti biasanya “Bukan urusanku!” jawabku ketus, oke dia sudah mulai berceloteh itu berarti dia akan bersikap mengganggu seperti biasa “Aku mau ke apartemenmu!” uhuk..uhuk aku langsung tersedak mendengar ucapannya barusan, apa? apa aku tidak salah dengar? dia bilang mau kemana? “Pelan-pelan Him!” ia menyodorkan segelas air putih padaku dan langsung kusambar karena kerongkonganku sudah gatal akibat tersedak tadi, aku berusaha mengatur nafasku “Apa kau bilang tadi? apartemenku?” tanyaku memastikan kalau gendang telingaku ini masih berfungsi dengan baik, Sunhwa mengangguk dengan wajahnya yang riang “Yakk..apa-apaan kau ini Sunhwa? jangan seenaknya ya!” ancamku, diturunkan dari mana sih sifat terlalu percaya dirinya itu, apa yang ia pikirkan sehingga aku akan menyetujui ia datang ke apartemenku, huh aku tidak pernah membawa yoeja ke apartemenku sekalipun pacarku sendiri “Kelas tambahan kau ingat?” jawabnya cuek, aku menghela nafas menahan kesal “Andwe!” kali ini aku benar-benar tidak setuju mendengar permintaannya yang terdengar konyol itu “Kalau begitu kau harus menginap lagi malam ini dan seterusnya..dan seterusnya kalau perlu kau tinggal disini saja agar aku bisa berkonsentrasi pada turnamen!” mataku mendelik kearahnya dan seperti biasa ia tidak takut dengan ekspresi kesalku “Jadi bagaimana menurutmu? mana yang lebih baik?memintamu menginjinkan aku ke apartemenmu atau kau pindah keapartemenku?” tanyanya tanpa rasa bersalah “Konyol!” jawabku ketus “Baiklah mulai besok kau pindah ke apartemenku..!” “Baiklah..baiklah kau boleh ke apartemenku!” sambungku tanpa menunggunya selesai bicara, aku tahu tidak banyak yang bisa kulakukan jika dia sudah meminta, semakin aku menolak dia akan semakin memaksa dan itu menggangguku, kulihat Sunhwa tersenyum puas.

 

***

 

Author POV

Sunhwa melemparkan pandangannya keseluruh ruang kelas, tapi lagi-lagi ia tidak dapat menemukan sosok Himchan yang ia cari. Sunhwa melirik arloji kesayangannya, lima belas menit lagi kelas akan dimulai dan Himchan belum juga datang. “Kau sedang mencari Himchan?”Daehyun menepuk pundak Sunhwa “Tadi aku lihat dia pergi ke atap gedung!” ujarnya lagi “Ah begitu ya, gomawo!” tanpa mengulur waktu Sunhwa segera beranjak menuju atap gedung sekolah “Kenapa anak itu, tidak biasanya membolos saat jam pertama?” Sunhwa bertanya-tanya dalam hati, Tak lama Sunhwa telah berada diatap gedung, nafasnya sedikit sesak karena harus menapaki tangga yang jumlahnya lumayan banyak, matanya menyapu seluruh permukaan atap gedung dan senyumnya tersungging karena Himchan memang berada disana, tertidur dengan pulas hanya saja kali ini ia tidak menutup wajahnya dengan sweater seperti biasa. Sunhwa menghampiri Himchan tanpa menimbulkan suara, melihat Himchan tertidur dengan nyenyak seperti itu mengurungkan niat Sunhwa untuk membangunkannya.

 

Sunhwa menekuk lututnya dan memandang wajah Himchan dengan seksama, Alis tebal, bulu mata yang lentik, bibir kissable, wajah Himchan memang benar-benar sempurna. Sunhwa ingin sekali menyentuh wajah itu, tapi tentu saja Sunhwa tidak punya nyali yang besar untuk melakukannya, Himchan akan benar-benar marah jika ia mulai bersikap lancang dan Sunhwa tidak ingin itu terjadi, membayangkannya saja Sudah membuat Sunhwa ngeri. Sunhwa mendongakkan wajahnya memandang langit mendung dikepalanya, kepalanya terasa berat beberapa hari ini dan memandang langit yang teduh seperti ini membuat rasa sakit dikepalanya terasa lebih ringan.Sunhwa memejamkan matanya, mencoba merasakan semilir angin menerpa wajahnya dengan lembut.Payah, ya satu kata itulah yang selalu terngiang dibenaknya, sesuatu didalam tubuhnya kini terasa semakin menggerogoti staminanya tapi tidak dengan semangatnya, Sunhwa yakin itu. Sebab tekadnya terlalu besar untuk dikalahkan, sebelum ia berhasil ia tidak akan tumbang. “Sunhwa..!” perlahan suara itu memantul digendang telinganya yang kini terasa bebal, Sunhwa mencoba menerka apakah suara itu halusinasinya. Sebuah guncangan lembut menyentakkan Sunhwa dari lamunan singkatnya, Sunhwa membuka matanya, dan ia melihat wajah Himchan yang memandangnya dengan tatapan cemas. Sunhwa ingin bertanya ada apa, hanya saja pita suaranya terasa kusut “Sunhwa hidungmu berdarah!” suara Himchan lagi-lagi terdengar samar.

 

***

 

“Kau Cuma kurang istirahat nona Han!” mata Sunhwa mengerjap-ngerjap tak percaya memandang dokter dihadapannya. Kai..benar itu Kai dan Sunhwa bertanya-tanya dalam hati mengapa Kai ada disini? disekolahnya? Kai mengerling kearah Sunhwa dan mengedipkan sebelah matanya “Jadi dia baik-baik saja?” Himchan memastikan, Kai tersenyum dan mengangguk “Biarkan dia beristirahat disini, dan kau boleh kembali ke kelasmu Kim Himchan!” wajah Himchan melongo karena Heran, bagaimana orang yang sama sekali tak ia kenal bisa tahu siapa namanya. Tapi mendengar bahwa keadaan Sunhwa ternyata baik-baik saja maka Himchan memutuskan untuk kembali ke kelas “Sial…padahal aku ingin tidur di atap!” runtuknya dalam hati.

“Jadi dia yang bernama Kim Himchan?” lagi-lagi Kai mengerling pada Sunhwa tapi kali ini bukan kerlingan menggoda seperti biasa, tatapan Kai terasa begitu tajam dan itu selalu ia lakukan tiap kali Kai membicarakan tentang Himchan, Sunhwa membalas tatapan Kai dengan penuh curiga “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Kai “Seperti yang kau lihat, aku bertugas sebagai tenaga medis di sekolah ini!” Sunhwa menggeleng tidak puas mendengar jawaban Kai “Apa yang kau lakukan disini Kai?”Sunhwa mengulang pertanyaannya dengan nada sedikit mengancam, Kai menghela nafasnya dan kembali tersenyum “Aku sedang berusaha mengubah keputusanmu sebelum semuanya benar-benar terlambat Sunhwa!”Sunhwa menggeleng dengan cepat “Aku sudah mengambil keputusan Kai, semuanya tidak ada bedanya untukku!” Kai meraih tangan Sunhwa dan menggenggamnya erat “Tidak Sunhwa, masih banyak cara yang bisa kita lakukan!” Kai menatap Sunhwa penuh keyakinan “ Tidak Kai, waktuku tidak banyak dan tugasku masih menumpuk!” Sunhwa melemparkan pandangannya menghindari tatapan Kai “Aku tahu, kau sudah mengatakannya berkali-kali padaku!”Kai menghela nafasnya kembali, rasanya begitu sulit meyakinkan yoeja dihadapannya itu “Kalau begitu seharusnya kau mengerti bahwa aku ingin melakukan semuanya dengan cepat tanpa gangguan dari siapapun Kai!” tegas Sunhwa “Aku masih mampu bertahan Kai percayalah!”Sunhwa memandang Kai kembali dengan penuh permohonan “Resepku tidak bisa membantu banyak Sunhwa!” sanggah Kai penuh cemas “Kalau begitu berusahalah membuat semuanya menjadi lebih mudah Kai!” pinta Sunhwa “Sunhwa aku mencintaimu…jika kau tidak bisa menerima hatiku setidaknya biarkan aku membantumu, aku tak mau kau menyerah!” Kai mengusap pipi pucat Sunhwa “Kau pucat dan tirus Sunhwa ini tidak baik!”.

 

-To Be Continued-

 

Hai..hai..akhirnya bisa juga posting part3, miane yang udah nunggu lanjutan part fanfiction ini setelah ketunda beberapa waktu karena tugas kuliah yang bener-bener nyiksa (curcol dikit). ada Kai disini *kyaaaaa…aku suka bibir sensual Kai (lupakan) dan semoga kehadirannya bisa bikin cerita lebih complicated lagi hahaha…selamat bergalau yah. makasih udah mau baca dan setia menunggu.

bener-bener ngarep banget komennya..kajja…tinggalin komennya yawn.

pai-pai annyeong…

15 tanggapan untuk “A Pound of Love (part.3)”

  1. Oohhh jadi itu cuma mimpi wkwk himcan koplak.
    oiya sunhwanya sakit yaaa
    sebenernya dia dikasih tugas apasih sama ibunya?
    hoho next thor

    Suka

  2. hahah kasian Himchan
    sebenernya sunhwa gak dikasih tugas apa2, ibunya cuma suka cerita soal Himchan jadi sunhwa penasaran
    naaah pas kenal Himchan sunhwa jadi tau kenapa ibunya ngotot banget perhatian sama Himchan
    karna ibunya keburu meninggal sebelum himchan berubah jadi sunhwa pengen banget ngelanjutin “usaha” ibunya gitu

    Suka

  3. D sni kai usianya lebih tua dri himchan ya? Lebh tua dri sunhwa jugakan brarti?
    Sunhwa sakit apa sih? Hidung berdarah gtu, hmm?
    Dannn oh ada org ketiga yaitu Kai 😨😨

    Suka

  4. Kasian himchan ternyata itu semua cuma mimpi ckck.. lagian sihh himchan padahal kayanya tuh yaa udh suka sama sunhwa sayang aja karna sifatnya yg kaya begitu dia jadi belum terlalu percaya..
    Kaii jadi malaikat penolong plus orang yg bakal ngerebut sunhwa dari himchan nih, tapi ko kai ngomong gitu?? apa sunhwa sakit??

    Suka

Leave Your Review Here!