[Vignette] P S Y C H O T I C

Psychotic

P S Y C H O T I C

Title: PSYCHOTIC

Scriptwriter: Second-Line / Line4mbleast

Cast: MBLAQ Lee Joon and 4MINUTE Nam Jihyun

Genre: Thriller

Rating: PG-17

Duration: Vignette

Disclaimer: Warning! There are so many adult things and some harsh words! Read, Comment, and Like is a must! Plagiator and Silent Reader are not allowed! This story is mine and please respect me as Scriptwriter! Kindly to follow my wordpress for another fanficts at http://double2line.wordpress.com/

~

She is Psychotic

Pria itu melenguh. Mengerang merasakan panas dan sesak pada kedua pergelangan tangannya. Kepalanya menggeleng pelan mengusir pening yang ia rasakan. Mata elangnya perlahan terbuka. Pengelihatan ganda telah memudar dan kembali menemukan titik fokusnya. Ia berniat memijat keningnya dan mengurut perlahan, namun sesuatu menghalangi kendali atas lengannya. Matanya membuka lebar saat sadar bahwa dirinya terpancung di atas ranjang.

Menarik kuat lengannya berkali-kali, pria itu mencoba melepaskan dua buah rantai yang mengikat indah dirinya. Usahanya membuat kepala ranjang, pangkal ikatan berdecit. Namun itu sama sekali tak memberi efek pada rantai yang mengekangnya.

Merasa lelah, pria itu menyerah. Lebih memilih untuk diam dan mengamati sekitarnya. Sorot tajamnya menatap lekat sekeliling. Mengabsen satu persatu yang ada di dalam ruangan yang terbuat dari kayu ini. Sebuah ruang yang terkesan kumuh dengan sebuah ranjang yang sekarang menjadi penjaranya dan beberapa meja kursi yang juga terbuat dari kayu.

Dada bidangnya yang terbuka karena dua buah benik yang tak terkancing pada kemejanya naik turun secara cepat dan teratur. Menahan luapan emosi yang mendidih dalam dirinya ketika seorang gadis dengan santai memasuki ruangan. Gadis itu memilih sebuah kursi yang ada dan membawanya serta. Meletakkan kursi tersebut sejajar dengan pandang mata sang pria.

Gadis itu tersenyum. Terlihat tulus namun tersirat banyak makna di dalamnya. Sang pria melengos acuh, tak ingin pandangannya terikat pada gadis itu. Jika saja ia dalam keadaan normal, bisa ia pastikan dirinya akan tergoda dengan gadis yang hanya mengenakan kemeja pria kebesaran disana. Tubuhnya tercetak jelas oleh sinar matahari yang berasal dari jendela besar dibelakangnya.

Perlahan sang gadis beranjak dan menghampiri pria yang menggerakkan lengannya pun tak mampu. Gadis itu terduduk di tepi ranjang. Jari lentiknya membelai mesra dada sang pria yang terbuka. Tersenyum bangga ketika ia bisa menyentuh pria itu sesuka hatinya.

‘Cuuihh’

Pria itu melemparkan ludahnya tepat di wajah sang gadis. Ia menghentikan permainannya sejenak dan tersenyum. Mengambil beberapa helai tissue untuk membersihkan wajahnya dan kembali melanjutkan kegiatannya membelai dan memainkan dada bidang pria itu. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada sang pria dan memeluknya erat.

“Kau milikku, oppa! Tak adil jika aku yang lebih mengenalmu namun dia yang bisa bersamamu! Bukan untuk sehari, tapi untuk selamanya!” ujar sang gadis. Nada bicaranya terkesan dingin namun sarat akan kepedihan.

Pria yang menjadi sandaran hanya acuh dan menatap jijik pada gadis tersebut. Bersumpah pada dirinya sendiri untuk membalas gadis ini ketika ia terlepas dari rantai-rantai sialan ini.

“Kau sungguh menjijikkan, Jihyun-ah!” hardik sang pria pada gadis ternyata bernama Jihyun. Jihyun hanya tersenyum pahit menanggapi kalimat tajam dari pria itu.

“Tak masalah!” jawab Jihyun enteng. Ia menarik kedua kerah kemeja pria itu dan menatapnya lekat. Kepalanya perlahan mendekati pria itu dan mengecup bibirnya lembut. “Selagi Lee Joon oppa tetap menjadi Lee Joon oppa-ku!”

Jihyun beranjak meninggalkan ruangan setelah sebelumnya merapikan kemeja Lee Joon, namun tetap membiarkan kemeja tersebut terbuka di bagian atas. Lee Joon meludah beberapa kali untuk menghapus bekas bibir Jihyun pada miliknya. Merasa jijik teramat sangat ketika bibir tipis Jihyun menyentuh bibirnya.

~

Bau harum daging yang khas menusuk indra penciuman Lee Joon. Wanginya melambai memanggil perut keroncongan Lee Joon. Lebih dari satu hari ia berada di tempat yang sama. Dalam penjara virtual yang dibuat oleh Jihyun. Perutnya yang meronta terus menerus menuntut pertanggungjawaban atas bau sedap yang Jihyun buat.

Jihyun membawa meja kecil beserta beberapa macam makanan diatasnya. Mengantarkan meja kecil tersebut ke atas pangkuan Lee Joon. Ia berniat mendaratkan bibirnya di pipi Lee Joon namun pria itu dengan cepat menghindar. Membuat Jihyun jengkel dan tersenyum pahit.

“Kau bisa menghindariku, oppa! Tapi perutmu tak akan bisa menghindar dari mereka. Buka mulutmu~”

Jihyun memotong kecil daging di hadapan Lee Joon dan mengarahkan daging tersebut ke mulut Lee Joon. Namun lagi-lagi Lee Joon menghindar. Harga dirinya menolak untuk menerima asupan yang dibutuhkan perutnya.

Menggeleng kecil, Jihyun tanpa jera mencoba menyuapkan makanan pada Lee Joon. Yang disuapi hanya melengos tak peduli dan terkadang membuat Jihyun jengah.

Jihyun menggigit sepotong daging dan mengunyah daging tersebut di dalam mulutnya. Dirasa cukup, ia mendekatkan diri pada Lee Joon dan menarik kerah kemejanya. Memposisikan satu lengannya dibelakang kepala Lee Joon, Jihyun secepat kilat menyambar bibir Lee Joon. Susah payah ia menahan lengannya ketika Lee Joon terus meronta dibawah kendalinya, berusaha menyingkirkan tubuh dan bibir Jihyun.

Lee Joon membuka mulutnya ketika Jihyun dengan lihai memainkan tubuh bagian atasnya. Membelai lembut choco abs miliknya yang membuatnya menyerah atas tingkah laku Jihyun. Lee Joon dapat merasakan ketika lidah Jihyun menyeruak rongga mulutnya, mendorong makanan dimulutnya untuk dapat Lee Joon cerna dengan cara yang hina.

“Brengsek kau, jalang!!” hardik Lee Joon ketika Jihyun melepaskan ciuman panas mereka. Nafas keduanya tidak teratur dan cenderung cepat. Tubuh Lee Joon terasa panas akibat amarah tak berujung dan sentuhan Jihyun pada tubuhnya. Jari-jari lentik Jihyun dengan tanpa berdosa mengeksplore dada bidang Lee Joon dan membuatnya kalang-kabut dengan sensasi yang ia rasakan. Jihyun hanya tersenyum lebar melihat hasil kerjanya.

Jihyun tertawa dan kembali menyuap sesendok makanan untuk Lee Joon dan dengan berat hati Lee Joon menerimanya daripada harus beradu mulut dengan Jihyun untuk kedua kalinya.

“Kau benar-benar bajingan!”

“Benar! But the one who made me become a bitch was you, oppa! So, don’t blame me about this!” Jihyun meremas kemeja yang ia gunakan. Pikirannya kembali mencari memori saat terburuk dalam hidupnya.

 

“Jihyun-ah!”

Lee Joon menggenggam erat kedua tangan Jihyun dan menatap gadis cantik dihadapannya lekat-lekat. Mata tajamnya kini memancarkan pesona lembut yang menghangatkan, membuat dada Jihyun bermain-main dan berdegup kencang. Jihyun hanya terdiam dan menunggu kelanjutan perkataan Lee Joon. Berharap sesuatu yang baik berpihak padanya.

Raut serius Lee Joon membuat Jihyun semakin bertanya-tanya. Berharap bahwa Lee Joon akan mengungkapkan sesuatu, seperti ungkapan cinta mungkin. Hatinya semakin berdebar membayangkan hal itu. Sudut bibir Jihyun tak henti-hentinya tersenyum manis, antara bahagia dan tersipu.

Lee Joon yang melihat wajah lucu Jihyun tertawa dan mencubit kedua pipi gadis dengan senyum menawan itu. Suasanya hatinya benar-benar baik hari ini. Dan ia berniat membagi kebahagiaan itu dengan sahabat kecilnya, Jihyun.

“Aku akan menikah!”

“Ne?” Ekspresi Jihyun berubah sepenuhnya mendengar ‘Aku akan menikah’ dari mulut Lee Joon. Seperti pesawat yang terbang dalam awan hampa udara dengan mesin tiba-tiba mati dan kemudian meluncur jatuh ke lautan. Hatinya tertohok telak dengan tiga kata yang menghancurkan perasaannya.

Hendak ia tanyakan dengan siapa Lee Joon akan menikah, namun yang hendak ditanya menjawab dengan tegas dan penuh perasaan, “Aku akan menikah dengan Gayoon! Kau tak tau bahwa oppa-mu ini punya kekasih bukan? Aku akan menikahinya sebentar lagi, Jihyun-ah!”

“Andwee!!!” teriak Jihyun. Ia mengepalkan kedua talapak tangannya dan bangkit. Air mata yang membanjir di pelupuknya ia tahan agar tidak jatuh. Seperti perasaannya, dari dulu hingga sekarang ia menahannya. Menimbulkan sesak yang teramat saat kesempatan tak datang untuk mengeluarkan perasaan tersebut.

Lee Joon tak mengerti dengan sikap Jihyun. Seharusnya ia ikut bahagia, pikirnya. Tapi yang terlihat justru sebaliknya. Wajah Jihyun memerah, berbagai ekspresi bercampur menjadi satu disana. Antara marah, sedih, bingung dan putus asa. “Wae? Kau tak suka?”

“Kau milikku oppa! Sampai kapanpun kau tetap milikku!”

“Jangan bodoh, Jihyun-ah! Aku mencintai Gayoon, sangat! Tak ada yang bisa merubah keputusanku untuk menikah dan hidup bersamanya!”

“O – Oppa~” Jihyun meloncat dalam pelukan Lee Joon untuk mencegahnya pergi. Namun Lee Joon justru mendorong Jihyun dan membiarkannya tersungkur. Membuangnya beserta kenangan masa kecil mereka dan berniat untuk memulai lembar kenangan baru bersama wanita yang berbeda. Membuat Jihyun kehilangan tuntunan dan satu-satunya alasan hidup yang ia yakini selama ini.

 

Lee Joon menundukkan kepalanya. Merasa kejam ketika ia dengan tanpa perasaan mengatakan pernikahannya pada Jihyun. Merasa bodoh ketika hatinya sama sekali tak bisa merasakan hangatnya cinta dan kasih sayang yang Jihyun berikan sepanjang hidupnya. Dan merasa bersalah ketika ia merubah pribadi malaikat menjadi sosok iblis yang tak punya perasaan.

“Jihyun-ah~” dengan suara yang lembut Lee Joon mengucap nama Jihyun, membuatnya terduduk kembali untuk men-sejajarkan dirinya dengan Lee Joon. Lee Joon menunduk dalam, “Mianhae~

Jihyun meraih dagu Lee Joon dan menggeleng pelan, “Aniya, oppa! Selama kau bersamaku saat ini dan selamanya, itu sudah cukup.”

“Jihyun-ah~”

“Hmm?”

Lee Joon menatap lekat Jihyun, “Cium aku!” Ia menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya kata laknat itu keluar dari mulutnya.

Dengan senang hati Jihyun mendekatkan tubuhnya kearah Lee Joon yang tak berdaya. Perlahan menyatukan bibirnya diatas milik Lee Joon yang menggoda. Keduanya saling mengecup pada awalnya, namun tak lama kecupan itu berubah menjadi panggutan kecil.

Jihyun mengalungkan tangannya pada leher Lee Joon. Membuang asal meja beserta makanan di pangkuan Lee Joon dan membiarkan daging-daging tersebut berserakan di ranjang tempat mereka bercumbu. Perlahan Jihyun merangkak naik keatas tubuh Lee Joon tanpa melepas panggutan mereka. Tangan mungilnya kembali terulur untuk bermain di dada bidang dan choco abs milik Lee Joon. Membuat sang empu hanya bisa melenguh oleh perlakuan Jihyun.

Lee Joon ingin meraih tubuh Jihyun, namun lengan kekarnya tertahan oleh rantai yang masih tersampir indah di pergelangannya. Dengan sigap Jihyun mengambil kunci di saku kemejanya dan membuka rantai yang mengikat lengan kiri Lee Joon. Tersenyum dengan kebaikan Jihyun, Lee Joon meraih tengkuknya dan menciumnya semakin dalam.

Hendak membuka kemeja yang Jihyun kenakan, tangannya kesulitan karena hanya satu lengan yang baru terbuka. Kembali Jihyun membuka ikatan rantai di lengan kanan Lee Joon. Membuat Lee Joon benar-benar bebas untuk menggunakan kedua tangannya.

Lee Joon meraih pinggang ramping Jihyun, menggapai gadis mungil itu dalam dekapannya. Membalik posisi, Lee Joon kembali mencumbu Jihyun yang saat ini ada di bawah kendalinya. Membuatnya melayang dengan sentuhan lembut Lee Joon pada tubuh mulusnya.

Manik mata Lee Joon berubah. Sorotnya menjadi tajam dan penuh dendam. Ia memandang sekilas kearah Jihyun yang masih terbuai dalam peluknya. Tangan kirinya perlahan terulur untuk menggapai sebilah pisau makan yang tak jauh dari tubuhnya.

Menjauhkan tubuhnya dari Jihyun sejenak, mengambil celah dari kegiatannya dan akhirnya menjatuhkan bilah pisau tersebut di perut rata Jihyun. Menyebabkan darah segar tak hanya mengalir dari tubuhnya, namun juga memuncrat melalui bibir manis Jihyun. Wajah dan tubuhnya bersimbah darahnya sendiri. Mengalir mewarnai putih ranjang yang kontras dengan darahnya.

Jihyun hanya menatap lirih kearah Lee Joon yang sedang membersihkan dirinya dari cipratan cairan kental berwarna merah itu. Tak tampak perasaan perasaan bersalah terselip dalam ekspresi datar wajahnya. Tak hanya luka gores yang Lee Joon berikan pada hati malaikat Jihyun, namun juga luka yang mengoyak isi tubuhnya.

Lee Joon hanya menampilkan senyum kemenangan atas diri Jihyun. Melenggang pergi dan meninggalkan tubuh ringkih Jihyun melemah tak berdaya. Menghembuskan nafas perlahan dan teratur, Jihyun bersiap untuk pergi dari dunia dimana pria yang selalu menyakitinya berada. Menuju dunia yang lebih tenang, dimana ia bisa menemukan pengganti pria gila itu.

At least, both of them are Psychotic

 

*END*

5 tanggapan untuk “[Vignette] P S Y C H O T I C”

  1. jeng jeeeng jeeeenggg……
    ini siapa yang jahat siapa yang baiiiik heeeh D:
    koook akhirnyaaa astaga….
    itu leejoon cepet banget ganti kepribadiaaan 😮

    kalo jihyun dia terlalu polos untuk jadi psycho /?

    beneran deh ini ngetwist .__.

    dan lee joon di poster aw aw aw aw kok menggoda sekali u,u
    oke cukup thi cukup /? sekiaan yaa^^

    Suka

Leave Your Review Here!