Let Me.. (2/4)

Let Me..

Scriptwriter:  skyblue

Main Cast:

  • Sandeul as Junghwan
  • Gongchan as Gongchan
  • And another B1A4 member

Genre:  Angst

Duration:  2/4 {chaptered}

Rate:  T

a/n: kind of yaoific. Don’t like yaoi, don’t read. Bash not allowed. Dedicated to ChanDeul shipper.

~~~~~~~~~~~~~~

August 12th 2012

 

Gongchan menatap pantulan dirinya di cermin.

Buruk..

Ingin rasanya ia pecahkan cermin itu. Atau, ia yang menghilang dari cermin tersebut.

Gongchan menyentuh ujung bibirnya. Lebam ..dan perih. Ia meringis.  Tangannya pun menyusuri lehernya yang jenjang. Ia sentuh pundaknya yang terbalut seragam, kemudian ia lepaskan seragamnya dari tubuhnya.

Ia memperhatikan biru lebam dan luka sundutan di kedua pundaknya. Entah sejak kapan luka tersebut berada di sana. Ia tak pernah mengingatnya. Dan tidak pernah mau mengingatnya.

Gongchan kembali memakai seragam, lalu menyandang ransel di pundak. Tidak lupa ia menaruh bedak di wajahnya. Ya, untuk menutupi wajahnya yang lebam. Ia tidak ingin terlihat menyeramkan di hadapan teman-temannya, terlebih Junghwan..

 

~~~~~~~~~~~

 

“Channie! Buka mulutmu~ pesawat datang~” Gongchan membuka mulut dan membiarkan Baro menyuapinya. “Enak?”

Gongchanmengangguk.

“Hati-hatikeracunan, Channie. Makanannya telah terkontaminasi berbagai bakteri dari hamster-hamster di rumahnya!” Junghwan mencibir.

PLETAKK

“Enak saja, Hamsterku bersih. Selalu kubersihkan tiap hari.Tak pernah adas ejengkal pun kotoran hamster dirumahku!”

Junghwan meringis, “tetap saja bau. Hamster dan pemiliknya sama saja. Bau”.

Mendengarnya, Baro meremas sumpit di tanganya dengan tatapan gemas ke arah Junghwan yang  memasang wajah tidak berdosa.

“Hyung punya hamster? Hyung tidak pernah cerita padaku.” Gongchan memajukan bibirnya. Ia tidak pernah tahu kalau Baro mempunyai hamster.

“Ya, hamster dengan berbagai warna, dan tersebar di seluruh rumahnya. Ajaibnya, dia bisa hapal semua nama hamster-hamsternya dan tahan dengan bau yang semerbak itu.” Shinwoo menyahut dan menatap Baro. Ia menahan tawa, tetap mengunyah makanannya.

“Tidaklucu” Baro menampakkan wajah kesal. Walaupun sebenernya itu malah membuat ia semakin bertambah lucu.

Gongchan mencubit pipi Baro. “Hyung~ Junghwan hyung dan Shinwoo hyung hanya bercanda. Jangan diambil hati, ne? Aku percaya Hamster-Hamster hyung bersih! Kapan-kapan ajak aku ke rumahmu ya?”

“Tentu saja!! Channie memang paling baik!!” Baro mengecup pipi Gongchan.

“A-akh!!”

Baro terkejut dengan ringisan Gongchan, begitu juga dengan yang lain, terutama Junghwan. Gongchan memegangi pipinya yang terkena ciuman Baro.

“Channie, pipimu kenapa?!” Junghwan menarik tangan Gongchan dari pipinya dengan kasar. Ia hanya ingin melihat apa yang terjadi dengan pipinya.

Gongchan menepis tanganJunghwan. “Aku tidak apa-apa” Gongchan beranjak dari kantin, meninggalkan 3 orang yang lain tadi dengan wajah terheran.

“Channie!!”

 

~~~~~~~~~~~

 

Junghwan menepuk bahu Jinyoung, “Jinyoung hyung, lihat Gongchan?”

Jinyoung menggelengkan kepalanya. “Why?”

Junghwan menggigit bibirnya. “Akan kuceritakan di jalan. Antarkan aku ke rumahnya.”

Junghwan menarik tangan Jinyoung keluar gerbang sekolah. “Kalian..bertengkar?”

Junghwan mengeleng dan menunduk. “Dia..bersikap aneh di kantin… dan dia menghindariku, sampai jam pelajaran terakhir.. dia juga tidak menungguku. Sepertinya dia pulangs endiri..”

Jinyoung menghela nafas, “pasti ada alasannya..”

Junghwan menatapnya.

“Ada alasan kenapa dia menghindarimu. Kau harus bicara dengannya.” Junghwan mengangguk mengerti, “lagipula, dia pasti sedang mencari buku matematikanya..” Jinyoung tertawakecil.

“Drrtt..Drrtt..Drrtt”

Jinyoung mengambil handphonenya yang bergetar. “Telpon..”

“Jawablah.”

Jinyoung mengangguk. Junghwan menatap Jinyoung yang sedan gmenelepon dengan tatapankosong. Pikirannya penuh oleh Gongchan. Tatapan dinginnya saat Junghwan mengejarnya.. Junghwan tidak pernah melihat hal itu sebelumnya. Dan Junghwan tidak ingin melihatnya lagi. Junghwan benci tatapan itu.

Itu bukan dia…

“Halooo, kembalilah ke bumi Junghwan!” Junghwan tersadar dari lamunannya. “Sebegitukah tampannya aku, Junghwan? Kau sampai menatapku tanpa berkedip.”

Junghwan memajukan bibirnya, “percaya dirimu terlalu tinggi hyung.”

Jinyoung tertawa, “oh ya. Aku harus pergi. Kakakku yang di Amerika ingin aku menjemputnya di bandara. Maaf aku tidak bisa menemanimu.”

“No problem hyung, aku tidak ingin melihat kau dimarahi kakakmu. Pergilah” Junghwan tersenyum.

Jinyoung menepuk pundaknya,  “take care, Junghwan! See ya!”

Junghwan membalas lambaian tangan Jinyoung, kemudian kembali berjalan sambil menghela napas. Beruntung, rumah Gongchan sudah terlihat. Junghwan tersenyum dan berlari kecil ke arah rumahnya.

 

~~~~~~~

“Cih, kau memang tak berguna. Sampah.” Mr.Gong menendang tubuh Gongchan hingga membentur dinding. Gongchan terkapar tanpa berbuatapa-apa. Tubuhnya terlalu sakit. Ia hanya dapat terisak menahan sakit.

“A-appa..m-mianh..uhukkk!”  Darah segar kembali mengalir dari mulut Gongchan. Entah sudah keberapa kalinya ia mengeluarkan darah.

Mr.Gong meludahinya. “huh, mencoba mendapatkan simpatiku?” ia menarik rambut Gongchan ke belakang sehingga wajah Gongchan yang memar dapat menatapnya.

Gongchan meringis. Appanya menarik rambutnya terlalu keras. Ia tidak suka siapapun yang menyentuh rambutnya dengan kasar. Ia tidak suka melihat helai rambutnya berjatuhan. Ia benci itu.

Karena Junghwan menyukai rambutnya.

Junghwan tidak pernah suka siapapun menyentuh rambut Gongchan, begitu juga Gongchan. Ia benar-benar menjaga rambut ini. Ia berjanji kepada Junghwan

 

Tapi sekarang.. Gongchan sendiri yang melanggar janji itu. Ia membiarkan ayahnya berbuat kasar kepada rambutnya. Pemuda itu mendorong tubuh ayahnya dengan kaki, “jangan sentuh rambutku..”

Gogchan menatap tajam ke arah ayahnya yang masih terkejut dengan perlawanan anaknya.

“Mengancamku?” Mr.Gong meninjunya. Gongchan kembali tersungkur. Ia menangis.

“J-Junghwan..h-hyu-ng..” lirihnya.

 

~~~~~~~~~

Junghwan tersenyum sumringah. Ia membayangkan betapa senangnya Gongchan saat melihat dirinya. Ia menggenggam gagang pintu, bersiap-siap membuka ketika ia merasa ada yang janggal. Rumahnya gelap. Hanya ada sedikit sinar yang terlihat.

Mati lampu..? Impossible.

Junghwan menutup hidungnya. Ia mencium asap rokok yang bercampur dengan bau alkohol, begitu menyengat. Ia mengernyitkan alis.

Gongchan tidak pernah merokok. Dan tidak mungkin minum-minuman beralkohol.

Junghwan kembali mengernyitkan alis, ketika ia mencium bau yang lain. Bau yang juga sangat menyengat, lebih menyengat dari bau alcohol dan asap rokok tersebut.

Darah segar.

 

“Gongchan!!” Junghwan berusaha membuka pintu rumah Gongchan.Namun nihil. Pintu tersebut terkunci dari dalam.

Dobrak..ya..dobrak!

Junghwan mengambil ancang-ancang. Lalu ia membenturkan tubuhnya ke arah pintu.

Berhasil.

Junghwan menutup hidungnya. Ia benar-benar ingin muntah mencium ketiga bau yang bercampur menjadi satu itu. Namun bukan ketiga hal tadi yang membuat Junghwan terkejut. Ia membelalakkan mata, tidak percaya akan apa yang dilihatnya.

Gongchan, dengan wajah yang -menurutnya-  hampir hancur dan berlumuran darah disana-sini terkapar di sudut ruangan. Beberapa helai rambutnya terjatuh di lantai. Junghwan menatap seorang pria di hadapan Gongchan yang juga sedang menatap dirinya sendiri.

Tatapan pria tersebut penuh dengan amarah, “APA YANG KAU LIHAT BOCAH TENGIK??!!” pria tersebut mengambil sebilah pisau dan berjalan ke arah Junghwan. Sebelum pria tersebut menancapkan pisau tersebut di tubuhnya, Junghwan berlari keluar dari rumah tersebut. Ia terus berlari tanpa melihat ke belakang. Hanya satu tujuannya.

Kantor polisi!

 

~~~~~~~~~~

Annyeong, saya kembali setelah sekian lama gak mempublish fanfic ini ._.

Fanfic ini sempet ngilang dari komputer saya.Maka dari itu maaf atas ketelatan saya ngepublish ff ini>< *bow*

Comment ditunggu~

Kamsahamnida! ^^

5 tanggapan untuk “Let Me.. (2/4)”

Tinggalkan Balasan ke skyblue Batalkan balasan