[WINTER Series] R

WINTER Series

 

R

 

Roses are red, Snows are white

 

the first movie winter series by eunxiri

 

cast: Infinite’s Sunggyu & A Pink’s Bomi genre: fluff duration: ficlet rating: teen disclaimer: I only own the story

 

It doesn’t matter what color you would be. Because all the colors are special.

 read the series: W, I, N, T, E

–– — —

“Ugh!” rutuk Sunggyu sembari mengusap-usapkan kedua telapak tangannya karena hawa dingin mengusiknya. Kendati ia sudah berkali-kali mengumpat ringan, tapi setidaknya Bomi—gadis di sampingnya—harus bersyukur lantaran kalau Sunggyu tidak mengumpat, mungkin tidak akan ada yang berbicara selama mereka masih di sana. “Hei Bomi,”

 

Bomi hanya menolehkan kepalanya. Membuat anak rambutnya bergerak ringan. Mata cokelatnya nampak sudah kehilangan cahaya, mereka terlihat redup dan murung. Sunggyu tahu apa penyebabnya. Sederhana sebenarnya, hidupmu akan terasa lebih menyenangkan kalau kau punya banyak teman untuk berbagi bukan? Tapi bagaimana jika kau hanya punya satu teman. Seumur hidupmu. Well, Sunggyu rasa itu cukup memberi peran besar dalam perubahan sorot sepasang iris cokelat Bomi.

 

“Kau lebih suka warna apa. Merah atau putih?” tanya Sunggyu. Sepasang irisnya yang selalu berbinar menatap gadis di sampingnya dengan tatapan teduh. Dan seharusnya, gadis itu akan merasa lebih baik ditemani sorotan mata seperti itu.

 

“Aku lebih suka abu-abu.” Ucap Bomi lirih. Matanya kemudian kembali menerawang jauh menempus kaca transparan di depannya.

 

“Hei itu tidak ada di dalam pilihan.” Protes Sunggyu dan Bomi hanya mengedikkan bahunya.

 

“Merah berarti mawar. Jika aku memilih merah, maka aku adalah orang yang manis. Putih berarti salju. Jika aku memilih putih, maka aku adalah orang yang lembut. Abu-abu berarti kelambu. Jika aku memilih abu-abu, maka aku adalah orang yang hidupnya dikelilingi oleh kelambu.” Ucap Bomi sembari masih menerawang jauh di sana.

 

Alih-alih terkejut, Sunggyu sebenarnya senang karena baru kali ini ia mendengar kalimat panjang dari bibir Bomi. Tapi bagaimana pun, kalimat panjang Bomi mempunyai arti yang sedikit membuat hatinya teriris. Ia mengerti Bomi gadis yang kesepian. Tapi ia tak pernah mendengar pengakuan yang nyaris dengan gamblang diutarakan oleh gadis itu.

 

“Bomi,” ucap Sunggyu pelan lalu tangan kanannya bergerak melingkari bahu Bomi. Sedikit mengeliminasi jarak, dengan harapan apa yang akan diutarakannya nanti, dapat dimengerti sepenuhnya oleh Bomi. “Kita sudah berteman sejak kau lahir—ya, mengingat aku empat tahun lebih tua darimu—tapi bukankah itu sudah jauh lebih baik?”

 

“Entahlah oppa aku merasa tidak ada yang mau mendekatiku.” Ucap Bomi lirih hingga nyaris tak terdengar.

 

“Hei bukankah kau sudah menjadi kekasihku? Kau akan segera mempunyai teman. Teman kecil yang lucu dan menggemaskan.” Ucap Sunggyu kemudian merubah posisinya dan memeluk Bomi dari belakang.

 

Bomi membeku. Hawa dingin yang mengelilinginya seakan tak terasa lagi seiring nafas Sunggyu menyapu lembut lehernya. Ia kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap Sunggyu. Berusaha menuntut penjelasan untuk beberapa hal.

 

“Mereka adalah teman kecil yang akan memanggilmu ibu, dan memanggilku ayah.” Ucap Sunggyu.

 

Bomi membulatkan matanya. Tak percaya jika Sunggyu ternyata bahkan sudah berpikir sejauh itu. Alih-alih melayangkan sepucuk kalimat protes, ia malah sibuk menyembunyikan pipi meronanya.

 

“Aku mengerti kau sangat kesepian. Kau mungkin merasa semua orang bahkan tidak menoleh ke arahmu. Tapi kau tak perlu merisaukannya. Karena semua orang tercipta spesial untuk seseorang yang lain,” ucap Sunggyu kemudian menundukkan kepalanya memandang Bomi lekat-lekat. “dan kau tercipta spesial untukku.” Lanjutnya kemudian mencium pucuk kepala Bomi dengan lembut.

 

Tidak oppa, bukan aku yang tercipta spesial untukmu. Tapi kau tercipta untuk membuat hidupku spesial.

 

“I Love you,” bisik Sunggyu lalu mengecup pucuk pipi Bomi dengan lembut.

 

— — —

Roses are red, snows are white

— f i n —

A/N: astaga akhirnya berakhir sudah perjuanganku membuat FF Winter Series *tebar konfeti

Dan ini ff termasuk yang paling aku suka sih. Soalnya aku ngerasa Sunggyu di sini terlalu romantis /padahal biasa aja/ /buang author/

Oke abaikan itu. Aku agak pesimis sih sebenernya bikin fluff grgr sering gagal /buang author abal/ tapi ya semoga fluff yang ini enggak gagal gagal amat /gagal banget thor sumpah/

Oke sekian dan terima kasih.

Kritik, saran, dan komentar nggak penting sangat diharapkan demi kemaslahatan umat di muka bumi /kicked/

Bye!^^