The Story of Nine Angels: “The Sealed Demon” (part.19)

Tittle: The Story of Nine Angels: “The Sealed Demon”

Scriptwriter: Andri Valerian

Main Cast: Kim Taeyeon (SNSD) and Other SNSD members

Support Cast: Many Korean Star, My self

Duration: Novel Length, atau mungkin disebut long series.

Genre: Fantasy, Action

Summary:

Pintu Neraka sudah terbuka. Monster-monster haus darah berkeliaran dimana-mana. Seluruh agen SSC sudah bersiap untuk bertarung, mempertahankan kota Seoul dari ancaman para penguasa neraka!

CHAPTER 19

“ATTENTION, HELL GATE IS OPEN”

            Kim Taeyeon sudah menunggu di lobi SSC Aerial Base.  Pakaian bertarung Quincy sudah melekat di badannya. Sekarang sudah pukul 06.15, sudah telat 15 menit dari waktu yang dijanjikan Jessica kemarin. Kangta, satpam SSC menyapanya ketika ia sedang menggerakkan kepalanya untuk mencari Jessica.

“Selamat pagi, Agen Taeyeon!” sapa Kangta dengan suara ramahnya yang khas.

“Selamat pagi juga, Mr.Kangta.” balas Taeyeon.

Kangta yang mengamati Taeyeon sejak ia tiba di lobi tahu bahwa ia sedang menunggu seseorang. “Sepertinya Agen Taeyeon lagi menunggu seseorang ya?”

“Hmm, iya. Aku sudah menunggu Jessica. Ini sudah telat 15 menit dari janji kami kemarin.”

“Sabar, agen Jessica memang seperti itu. Susah sekali untuk bangun pagi.” Kata Kangta sambil tersenyum sendiri.

Taeyeon hanya membalasnya dengan senyum. Ia lalu duduk di sebuah sofa yang ada di dekat meja tempat Kangta sedang bekerja. Ia dapat merasakan tekanan aura dari Kangta, cukup besarnya tapi tekanannya halus.

“Agen Taeyeon, aku dengar kelompok kalian punya misi baru?”tanya Kangta sambil melepas topi satpam yang membuat rambutnya coklatnya terlihat.

“Oh, Iya. Kelompok kami bertemu seseorang yang mengatakan bahwa dia akan membuka gerbang neraka hari ini.”

Kangta mengerutkan dahinya. “Gerbang Neraka? Aku tidak pernah mendengarnya.”

Beberapa lama kemudian, Taeyeon melihat Jessica keluar dari elevator dengan langkah tergesa-gesa. Ia terlihat sedang menarik-narik lengan cardigannya yang belum dipakainya dengan rapi. Sepertinya ia tahu bahwa ia sudah telat dari waktu yang ia janjikan kemarin.

“Maaf, Tae!!Aku telat bangun tadi!” kata Jessica.

Taeyeon menekuk bibirnya. “Ya sudah. Ayo kita berangkat sekarang. Kita harus mengawasi Seoul World cup stadion dari pagi hari.”

“Iya, iya.” Jessica kemudian membalikkan badannya dan pamit pada Kangta. “Mr.Kangta, kami permisi dulu.” Ia lalu membukukkan badannya dan Taeyeon mengikutinya.

“Semoga sukses misinya, Agen Taeyeon dan Agen Jessica!” kata Kangta yang juga membungkukkan badannya.

Mereka berdua melangkah dengan cepat ke basement. Dengan Hyundai Tucson milik Jessica, kali ini Taeyeon yang mengemudi. Sadar bahwa ia sudah terlambat, Taeyeon melesat dengan kecepatan lebih dari 80 km/jam. Cara mengemudinya yang kacau membuat Jessica yang duduk di sampingnya menahan nafas. Ia tak habis pikir pada petugas polisi yang menemani Taeyeon saat ujia praktek untuk mendapatkan SIM.

Takut mobilnya menabrak sesuatu, Jessica mencoba memperingatkan Taeyeon. “Tae, aku tahu kita terlambat. Tapi jangan ngebut begini dong. Kita ini tidak sedang balapan di need for speed!”

“Oh, maaf kalau begitu.” Taeyeon memperlambat laju mobilnya. “Aku memang belum terlalu mahir mengemudi, apalagi kalau lagi ngebut.”

“Iya, iya. Tapi bukannya konser itu biasanya mulai malam hari?”

“Memang konsernya akan dimulai pukul 7 malam. Tapi para penonton pasti sudah berkumpul di sana sejak pagi. Biasanya mereka lagi merencanakan project untuk artis idolanya.”

Jessica menganggukkan kepalanya. “Kau bicara seperti itu sepertinya kau sudah pernah menonton konser mereka?”

“Oh jelas. Sebagai murid SM Academy, aku diwajibkan untuk selalu menonton konser ini. Jadi aku tak pernah absen sejak pertama kali digelar tahun 2008. Sepertinya hanya tahun ini aja aku absen.”

Taeyeon kembali focus pada kemudinya. Tapi tak lama kemudia ia bertanya lagi pada Jessica. “Jess, Mr.Kangta itu sudah berapa lama kerja sebagai satpam?”

“Kenapa kau tiba-tiba menanyakan soal Mr.Kangta?”

“Tidak ada apa-apa. Dia itu orangnya ramah dan aku merasakan tekanan aura yang halus.”

“Mr.Kangta dulunya adalah seorang agen sama seperti kita. Bahkan dia dikenal sebagai 3 agen legendaris di SSC bersama BoA sunbae.”

“3 agen legendaries? Kangta, BoA, lalu satulagi siapa?”tanya Taeyeon.

“Aku tidak tahu. Sejak di akademi aku hanya diberitahu 2 dari 3 agen itu saja.” Jawab Jessica.

Beberapa lama kemudian, mereka sampai di Seoul World cup Stadium. Stadion itu terlihat dipenuhi oleh orang yangmemakai kaus official dari fandom para artis yang tergabung dalam SM Entertaiment. Ada warna pink, merah, biru, hijau dll.

Taeyeon dan Jessica memarkir mobilnya lalu mereka berjaga-jaga di pintu gerbang Seoul World Cup Stadium.

Š

          Kang Gary sudah siap melakukan ritual untukmembuka gerbang neraka. Baju serba hitam bertudung kepala sudah ia kenakan. Ia sudah berada di dekat Elizabeth yang masih terikat di sebuah meja panjang.

“Apakah kau sudah siap?” tanya Kang Gary yang berbicara di hadapan wajah Elizaveth.

Elizabeth meludahi wajah Kang Gary yang hanya 3 jengkal dari wajahnya. “Lakukanlah sesukamu!! Tuhan akan mengirimkan orang yang akan menggagalkan rencanamu dan membunuhmu!!!” katanya dengan penuh emosi.

“Okay. Akan kulakukan sekarang!!”

Kang Gary mengeluarkan secarik kertas lusuh dari dalam sakunya. Kertas itu bertuliskan huruf-huruf berbahasa latin. Ia mulai melafalkan mantra itu.

Ianua Magna Purgatorii Great door of Purgatory

Clausa Est Ob Nos That is closed for us

Lumine Eius Ab Oculis Its light is kept away

Nostris Retento From our eyes

Sed Nunc Stamus Ad Limen Huius But now we’re standing on this threshold

Ianuae Magnae Et Demisse Of the Great door, and humbly

Fideliter Perhonorifice Faithfully, respectfully

Paramus Aperire Eam Are preparing for its opening
Creaturae Terrificae Quarum Ungulae Terrible creature, whose claws

Et Dentes Nunquam Tetigerunt And teeth have never touched

Carnem Humanam Aperit Fauces Human flesh, is opening its jaws

Eius Ad Mundum Nostrum Nunc Toward our world now

Ianua Magna Great door

Aperta Tandem! Open at last!

Setelah Gary selesai membacakan mantra itu, Langit siang ditutupi kegelapan. Gerhana Matahari membuat cahaya matahari terhalang menyinari bumi ini. Sebuah lubang besar perlahan muncul di hadapan Gary. Ia menyambutnya dengan senyum kemenangan.

Lalu setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan kembali melafalkan mantranya.

Hoc Pro Vos  This is for You

            Tolle Virgo Haec Anima  Take this Virgin Soul.

            Elizabeth merasakan sebuah kekuatan yang luar biasa menghisap jiwanya. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa pasrah menjadi bagian dari neraka.

Dari lubang itu, berubah menjadi sebuah gerbang besar dengan ornament monster di bagian atasnya. Perlahan, gerbang besar itu terbuka. Hawa panas menyeruak keluar, lebih panas dari sinar matahari di Hawaii.

3 sosok manusia berwajah sayu keluar dari gerbang itu. Mereka bertiga itu sama sekali tidak mengenal sosok manusia bernama Kang Gary yang ada di hadapan mereka. Tapi setelah mengetahui aura yang ada di dalam tubuhnya, mereka langsung tahu siapa itu.

“Samael? Kaukah itu?” tanya salah satu dari ketiga orang itu.

Gary memandangi ketiga orang itu tanpa menjawab pertanyaa Sampai Samael berbicara dalam pikirannya.

Dari sini biar aku yang ambil alih”

            “Baik.”

Sekarang, Samael yang berbicara melalui tubuh Gary. “Ya ini aku. Sudah lama tidak bertemu ya, para saudaraku. Ibis, Egyn, dan Azazel.”

Samael, Ibis, Egyn, dan Azazel adalah 4 iblis yang merupakan 4 dari 8 penguasa neraka.

“Kukira kau semua sudah lupa dengan kami, Samael!!” kata Egyn, salah satu dari ketiga orang itu yang badannya paling pendek.

“Apa kabarmu sekarang setelah dikurung beribu-ribu tahun di dalam batu itu, Samael?” Tanya Azazel sambil memainkan tongkat abu-abu miliknya yang pegangannya berupa sebuah tengkorak. Azazel memiliki wajah seperti kakek tua. Rambutnya, Jenggotnya, kumisnya semuanya terdiri dari uban 100%. Tapi badannya yang tinggi besar dan berotot sama sekali tidak sesuai dengan wajahnya.

Wajah Samael menjadi kesal. “Jangan Tanya aku seperti itu.” Ia mengamati ketiga iblis saudaranya itu. “Kemana yang lain? Kenapa Cuma kalian saja yang keluar?”

Iblis dengan kulit berwarna merah dan rambutnya yang berwarna merah seakan terlihat seperti lidah api menjawab. “Kami bertiga saja sudah cukup untuk menguasai dunia manusia ini. Bukankah itu tujuanmu?”

Tawa sengit kemanagan keluar dari mulut Samael. Ia yakin bahwa ketiga saudaranya itu akan membantunya menguasai dunia.

“Hmm, kalau begitu kau panggilkan pasukan Ghoulsmu itu, Azazel. Aku membutuhkannya untuk menjalankan rencanaku.” Pinta Samael.

“Baiklah.” Renspon Azazel. Ia lalu memutar-mutar togkatnya di udara lalu ia tancapkan di tanah. Mulutnya mulai melafalkan sebuah mantera.

Segumpalan asap hitam keluar dari gerbang neraka yang telah terbuka. Asap hitam itu sangat banyak dan pekat, seperti asap dari ribuan pabrik yang digabungkan menjadi satu. Asap itu menyebar ke seluruh bagian gereja dan keluar melalui ventilasi dan jendela yang ada.

Samael melangkahan kakinya ke halaman gereja. Langit yang penuh kegelapan, menghadirkan suatu kenikmatan sendiri bagi seorang iblis sepertinya. Hari ini, Ia akan meluapkan seluruh amarahnya yang terpendam selama ribuan tahun ia tersegel di dalam sebuah batu tulis. Sebagai seorang penguasa neraka, tentu ia tak menyukainya.

Walaupun sebtulnya manusia yang ada di Kota Seoul ini tak berdosa atastersegelnya dirinya, ia tak peduli. Yang penting baginya sekarang adalah meluapkan amarahnya. Tak peduli siapa yang jadi sasarannya.

“Matilah kalian semua, manusia sampah!!”

Š

            Taeyeon memandangi langit siang yang terlihat jauh lebih gelap dari biasanya, ditambah lagi dengan adanya gerhana matahari membuatnya tak enak  .Sebuah gerhana matahari yang terjadi secara tiba-tiba adalah hal yang tidak biasa, pikirnya. Ia pikir ini ada hubungannya dengan Kang Gary yang ingin membuka pintu neraka.

“Jess, coba kau hubungi Sunny dan tanyakan padanya apa yang sedang terjadi.”

“Ah kau ini terlalu paranoid. Kau seperti tidak pernah melihat gerhana matahari saja.” Kata Jessica yang sedang sibuk mengambil gambar dari gerhana matahari yang terjadi.

“Ini berbeda. Kemarin aku sama sekali tidak mendengar pengumuman dari Badan Antariksa di TV ataupun di Koran. Biasanya kalau gerhana seperti ini, dibetitahukan terlebih dahulu oleh mereka.”

Jessica berhenti mengambil foto dari gerhana matahari yang terjadi. “Baiklah, baiklah!! Aku akan menghubungi Sunny sekarang.”

Tapi saat ia akan menekan tombol untuk menelepon, ia merasakan sebuah aura besar sedang bergerak mendekati tempatnya berdiri sekarang, Seoul World Cup Stadion. Untuk lebih yakin, ia bertanya pada Taeyeon.

“Tae, apa kau merasakannya juga?”

“Iya.”jawab Taeyeon pelan. Dengan kemampuan merasakan auranya yang tidak terlalu baik atau bisa disebut buruk, ia mampu merasakan aura berkekuatan cukup besar sedang mendekati mereka dan lebih bahayanya aura ini bernuansa negative.

Tentu ini tidak baik bagi mereka dan warga yang ada di sini.

Kekhawatiran mereka berdua terbukti. Segumpalan asap hitam bergerak mendekati Seoul World Cup Stadium. Itulah sumber aura besar yang mereka berdua rasakan. Perlahan, asap hitam itu berubah menjadi ratusan Ghouls yang langsung membuat histeris warga di sekitar Seoul World Cup Stadium.

Taeyeon sudah siap bertarung. Ia sudah menggenggam busur Ginrei Kojakunya. Sama halnya dengan Jessica yang sudah siap dengan 2 bilah pedang esnya.

“Jess, lebih baik kau mengevakuasi warga di sini masuk ke dalam Stadion. Suruh para polisi itu membantumu. Para monster ini, aku yang akan menahannya.” Seru Taeyeon yang mulai menembakkan anak panah.

“Kau serius? Apa kau yakin?”

“Sudah lakukan saja. Dan jangan lupa hubungi pusat. Minta bantuan pada mereka. Kita berdua tak akan kuat menaham gempuran sebanyak ini!!”

Jessica memandangi wajah Taeyeon sebentar. “Baiklah!!” Ia lalu lari meninggalkan Taeyeon. Tapi baru beberapa langkah, ia berhenti dan membalikkan badannya. “Tae, Hati-hati!!”

“Baiklah!” jawab Taeyeon sambil mengangkat jempol kanannya untuk menjawab keraguan Jessica. Setelah itu, Jessica langsung berlari ke kumpulan warga.

“Licht Regen!!” Taeyeon langsung melepaskan 1200 anak panah untuk menghemat waktu dan tenaga. Jika ia melepaskan satu persatu anak panah, itu tidak akan efisien melihat melimpahnya musuh yang akan dihadapinya.

1200 anak panah belum cukup untuk menghentikan para Ghouls itu. Mereka terus berdatangan, seakan tak ada habisnya.

Sial. Kalau begini terus, aku tidak akan kuat!! Batin Taeyeon.

            Sementara itu Jessica sibuk mengevakuasi para warga yang ada di sana masuk ke dalam stadium. Kapasitas 75.000 orang yang dimiliki Seoul World Cup Stadium lebih dari cukup untuk menampung mereka semua. Beberapa polisi berseragam lengkap terlihat membantu Jessica. Dari raut wajah mereka, mereka sepertinya kaget. Tadinya mereka hanya ditugaskan untuk mengamankan konser SM Town, sekarang mereka harus melakukan hal seperti ini dan berhadapan dengan Monster pemakan manusia.

Sesekali Jessica harus mengayunkan pedangnya untuk menghalau beberapa Ghouls yang mengancamnya. Setelah merasa suasana dapat dikendalikan oleh beberapa polisi berseragam yang membantunya, ia berjalan sedikit dari pintu masuk Stadion. Ia mengambil handphonenya dan langsung menghubungi Sunny di markas pusat untuk meminta bantuan.

Karena kalau tidak, ia dan Taeyeon akan menjadi santapan empuk para monster-monster ini.

Š

            Seluruh member kelompok SNSD sudah berkumpulnya di ruangannya ketika mereka melihat gerhana matahari yang muncul. Selain itu 2 anggota Super Junior, Kangin dan Kyuhyun ada di sana. Juga ada Lee So Man, komandan tertinggi SSC.

Jaringan komunikasi SSC yang terhubung dengan computer yang ada di meja Sunny menerima sebuah panggilan. Itu adalah panggilan dari Jessica. Sunny pun menjawab panggilan itu.

“Yak, di sini Sunny.”

Sunny, ini Jessica. Bisakah kau kirimkan bantuan ke sini? Aku dan Taeyeon sedang menghadapi ratusan bahkan lebih monster-monster yang muncul.”

Sunny mengaktifkan loud speaker sehingga semua yang ada di ruangan bias mendengarkan pembicaraan mereka.

“Ok Jessica, jelaskan kondisi di sana sekarang.”

“Aku sedang membantu polisi-polisi di sini untuk mengevakuasi warga masuk ke dalam stadion. Lalu Taeyeon sedang bertarung di sisi yang berbeda denganku. Monster itu kira-kira datang 15 menit yang lalu.”

            “Baiklah. Laporanmu diterima. Tunggulah sebentar. Kami pasti akan mengirimkan bantuan ke sana.”

“Jangan lama-lama, pendek!!!”

            Sunny langsung memutuskan sambungan setelah kata “pendek”.

“Ok.” Lee So Man angkat bicara. “Sepertinya keadaan sudah situasi darurat tingkat merah. Untuk semua Agen SSC yang ada di sini siapkan diri kalian. Kalian semua akan langsung berangkat ke TKP dan bantu Agen Jessica dan Agen Taeyeon!!”

“Siap, Pak!!” semuanya menjawab secara serentak.

“Sunny, kau tetap di sini. Kau cari darimana asal semua monster-monster itu. Lalu kau hubungi semua stasiun TV dan Radio untuk menyiarkan iklan himbauan pada masyarakat agar mereka jangan keluar rumah. Kau juga hubungi seluruh pos polisi yang ada di kota Seoul untuk membantu proses evakuasi di daerah mereka.”

“Siap!!”jawab Sunny.

“Yang lainnya, berangkat sekarang. Aku akan pergi ke TKP sesegera mungkin.”kata Lee So Man.

Seluruh agen SSC yang ada di ruangan, kecuali Sunny segera menuju ruang peralatan yang berisi sejumlah senjata dan perlengkapan untuk berperang. Mereka mengambil sebuah hand gun dan beberapa buah granat.

2 buah Jeep sudah menunggu mereka di basement. Jeep yang pertama diisi oleh Kangin, Sooyoung, Yuri dan Yoona. Sedangkan Jeep yang satu lagi diisi oleh Kyuhyuh, Seohyun, Tiffany dan Hyoyeon.

Mereka mengendarai mobil secepat mungkin. Mereka harus menyelamatkan kedua rekan mereka yang sedang berjibaku dan tentunya, menyelamatkan Kota Seoul dari kehancuran.

Š

            Sementara itu di toko kacamata milik Taeyeon, Andri Valerian sedang memandangi langit siang yang gelap dari depan tokonya. Ia berniat menghubungi Dunia Roh untuk bertanya apa yang terjadi tapi dairanshekinya tidak bisa ia gunakan untuk menghubungi dunia roh sekarang.

“Kenapa jadi begini? Apa ada yang salah?”katanya sambil memukul-mukul Dairanshekinya.

Ia merasakan sebuah aura besar sedang bergerak mendekatinya. Aneh, pikirnya. Ia tak mendapat pemberitahuan dari Dunia Roh mengenai adanya aura aneh yang muncul di dunia manusia.

Menyadari hal yang tak wajar, Andri mengambil lencana shinigaminya. Lencana ini berbentuk hexagon dan terbuat dari logam berwarna putih. Ia menekan tombol yang ada di tengah-tengah lencana itu. Tubuhnya diselimuti cahaya putih. Dari balik cahaya putih itu terlihat Andri yang sudah dalam wujud shinigaminya, memakai kimono serba hitam dengan sebuah pedang yang tergantung di pinggangnya. Pedang itu adalah Zanpakutou, Pedang berkekuatan khusus yang dimiliki oleh Shinigami.

Sekumpulan asap hitam mendekati rumah Taeyeon dan Andri yang sedang berdiri di depannya. Andri terus memperhatikan asap hitam itu. Aura besar yang ia rasakan berasal dari asap hitam ini. Yang Jelas, ini bukan sesuatu yang baik baginya.

Ghouls-Ghouls mulai bermunculan dari asap hitam itu. Tatapan mata mereka saat mereka melihat Andri seperti menganggapnya sebagai makanannya.

“Wah, wah. Sepertinya aku harus menggunakan pedangku ya?” Andri memperhatikan keadaan sekitarnya, sepertinya suasana sedang sepi dan tak ada satu orang pun yang ia lihay. Ia bisa bertarung dengan nyaman.

Andri mencabut katananya. Ia menusukkan pedangnya pada perut seekor Ghouls yang datang menyerangnya. Ghouls itu terjatuh sampai Andri mencabut kembali pedangnya. Kemudian ia bergerak dengan cepat ke arah kumpulan Ghouls, menebaskan pedangnya dengan halus namun mematikan.

Tapi hal dilakukannya sepertinya sia-sia. Beberapa Ghouls kembali muncul dari gumpalan asap hitam yang datang. Bertarung dengan keadaan seperti ini tidak menguntungkan baginya. Apalagi ia belum menyesuaikan diri dengan baik dengan keadaan di dunia nyata ini.

Kemudian, ia menghunuskan pedangnya ke langit. Ia berniat menggunakan shikai (pelepasan 50% kekuatan Zanpakutou Shinigami).

“Sambarlah semua yang ada di sini dengan petirmu, Raijin (Japanese god of thunder)!!” Ia meneriakkan kalimat itu dengan lantang.

Sebuah gelombang listrik menyambar dari langit, mengenai pedang Andri dan menghanguskan beberapa Ghouls yang berkumpul di sekitarnya. Itulah kekuatan Zanpakutou milik Andri, Raijin. Zanpakutou yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan mengeluarkan petir.

Ia lalu berpaling pada sekumpulan Ghouls yang kembali muncul tak jauh darinya. Ia bersiap mengayunkan pedangnya. “Rasakan ini! Raikosen!(Tebasan halilintar). “ Sekumpulan gelombang listrik berbentuk pedang menghantam dan menghancurkan kumpulan Ghouls itu menjadi butiran debu.

Andri mencoba merasakan aura dari Kim Taeyeon. Dari tekanan aura yang ia rasakan, ia tahu bahwa Taeyeon sedang bertarung sekarang.

“Kelihatannya ia juga sedang bertarung sekarang ya! Aku tidak akan mau kalah!!” seru Andri sambil kembali menggerakkan pedangnya, menghabisi para Ghouls yang ada di sekitarnya.

Š

            Kim Taeyeon menghela sebuah nafas panjang. Ia baru menembakkan sebuah anak panah untuk membunuh seekor Ghouls yang menyerangnya. Ia mencoba bergerak menjauh dari kumpulan Ghouls dengan langkah yang gontai, mencari suatu tempat untuk menyandarkan tubuhnya.

Staminanya sudah habis dan mencapai limitnya. Ia sudah bertarung hampir 30 menit lamanya dan tanpa jeda sedetikpun. Tangannya terluka karena terlalu banyak menembakkan anak panah. Perihnya makin terasa setelah lukanya terkena keringat yang terus mengucur dari tubuhnya.

Ia tak bisa berhenti sebentar saat bertarung. Jika itu dilakukannya, dirinya dan warga yang ada di sekitarnya mungkin bisa tewas, menjadi santapan dari monster-monster ini.

Jessica berjalan mendekati Taeyeon. Kondisinya tak jauh berbeda dengan Taeyeon, sepertinya dia juga kelelahan setelah bertarung melawab Ghouls yang terus dating tanpa henti.

“Bagaimana keadaanmu Jessica?” Tanya Taeyeon sambil mendudukkan diri di aspal.

“Kau bisa lihat sendiri kan!” jawab Jessica dengan suara pelan.

“Kau sudah memanggil bantuan?” Tanya Taeyeon.

“Sudah. Tapi mereka tak dating-datang.” Kata Jessica sambil mengumpat dalam hati.

Sekarang, mereka berdua terduduk di tengah kumpulan Ghouls yang ada di hadapan mereka. Berdiripun mereka sudah tak kuat, apalagi kembali bertarung. Pedang es di tangan Jessica sudah mulai mencair, tanda auranya sudah di ambang batas.

Jessica merasa tak enak duduk di hadapan para Ghouls seperti ini. Rasanya seperti seonggok daging mentah segar yang diletakkan di tengah-tengah binatang buas yang kelaparan. Ia hanya bisa berdoa agar bantuan dari markas pusat segera dating.

Dan doanya pun terkabul. Ghouls yang mengelilingi mereka tiba-tiba terbakar. Jessica tahu, Aura dari api ini adalah milik Kwon Yuri. Ia menghela nafas panjang, bantuan yang ia tunggu akhirnya datang.

“Rupanya kalian berdua masih hidup ya? Kukira kalian sudah ada dalam perut monster-monster itu!” ejek Yuri ketika melihat dua rekannya sedang terduduk lemas di antara monster-monster yang ia bakar.

“Kenapa kalian lama sekali sih datangnya? Kalian mau membuat kami mati ya?” omel Jessica.

“Sudah, sudah. Orang terluka minggir saja. Aku akan menghabisi monster jelek ini.” Kata Yuri bersemangat.

Jessica mengulurkan tangannya pada Yuri. Ia ingin dibantu berdiri. “Tolong bantu aku berdiri dong!”

Tapi Yuri tak mengindahkannya. Ia malah menyuruh Yoona untuk membantunya berdiri. “Hei Yoona!! Bantu dua orang ini berdiri!!”

Yoona langsung datang ketika mendengar dirinya dipanggil. “Baik Unnie!!” Ia kemudian membantu memapah Jessica dan Taeyeon ke samping mobil jeep yang dinaikinya dan mulai menyembuhkan luka-luka mereka.

Sementara itu, agen SSC yang lainnya sudah siap bertarung melawan para ghouls itu. Mereka sudah berdiri dengan tegak menyongsong musuh-musuh mereka.

“Hei, bagaiamana kali ini kita berkompetisi!!” kata Yuri sebelum mereka mulai bertarung.

“Kompetisi apa maksudmu?” Hyoyeon langsung antusias jika berkompetisi dengan Yuri.

“Jadi begini, kita berlomba dalam jumlah membunuh monster-monster ini. Siapa yang paling banyak, dialah yang menang!!”

“Lalu bagi yang menang apa hadiahnya?”Tanya Kyuhyun.

“Yang menang akan ditraktir selama sebulan penuh oleh yang membunuh monsternya paling sedikit. Bagaimana?”jelas Yuri.

Semuanya mulai berpikir. Ikut atau tidak? Mereka semua tak sadar selama mereka berpikir Ghouls semakin banyak berdatangan.

Akhirnya sebuah teriakan keras dari Jessica menyadarkan mereka.

“Hei, Apa yang sedang kalian lakukan? Mengheningkan cipta? Kita tak punya banyak waktu!!!”

Akhirya mereka semua memutuskan untuk menerima tawaran Yuri dan mengikuti kompetisi itu.

“Seo, kau diam di sini saja. Tak usah terlalu banyak membunuh monster itu.” Kyuhyun memberikan instruksi pada Seohyun yang ada di sampingnya.

“Kenapa Oppa?” Tanya Seohyun yang bingung.

“Begini, aku akan menjadi juara dengan membunuh sebanyak-banyaknya monster. Nah, kau biarlah berada di posisi terakhir. Jadi biar kita bisa makan bersama terus selama sebulan. Bagaimana?”

“Betul juga ya Oppa! Berjuanglah!!” Seohyun mengepalkan jari tangannya untuk memberikan semangat pada Kyuhyun.

Semuanya mulai bertarung. Yuri mulai mengeluarkan apinya, membakar Ghouls yang ada di hadapannya. Satu persatu ia ubah menjadi abu. Ia tak mau sampai kalah di kompetisi yang ia usulkan sendiri.

Hyoyeon juga tak kalah semangatnya. Jika sudah berkompetisi dengan Yuri, ia harus mengerahkan segenap kemampuannya. Sejak di akademi dulu mereka berdua sudah menjadi rival dan terbawa sampai sekarang. Bahkan Hyo mempunyai satu prinsip, “Aku boleh kalah dengan siapapun tapi tidak dengan Yuri.”

Tiffany terus mengayunkan pedangnya, menebas tubuh para monster itu. Ia sebetulnya tak terlalu peduli dengan kompetisi ini. Karena yang penting baginya adalah ia harus dengan cepat mengalahkan monster-monster ini dan menyelamatkan kota Seoul. Paling tidak jangan sampai dia ada di posisi terakhir.

Sooyoung bergerak dengan cepat di antara kumpulan Ghouls itu. Tak hanya bergerak saja, ia juga menggunakan pedangnya untuk menghabisi mereka. Ia mengincar kemenangan agar bisa makan gratis di kantin selama sebulan, sesuai dengan hobinya.

Sementara itu dua member Super Junior juga tak mau kalah. Kangin dengan kekuatan pasirnya dan Kyuhyun dengan kekuatan listriknya menghabisi para Ghouls itu. Kangin tak mau sampai kalah di kompetisi ini, ia tak mau kehormatannya sebagai laki-laki turun di hadapan para wanita. Sedangkan Kyuhyun harus menang jika ingin terus makan di kantin bersama Seohyun.

Š

            “Samael, sepertinya ada beberapa manusia yang menganggu rencanamu. Aku bisa merasakannya. Mereka membunuh banyak pasukanku.” Kata Azazel, memberi laporan pada Samael.

“Hmmm, Apa di sana ada wanita yang menggunakan api sebagai senjatanya?” Tanya Samael.

“Aku periksa lagi.” Azazel kembali menerawang ke Seoul World Cup Stadium. Di dalam pikirannya terbayang sosok Kwon Yuri dengan apinya menghabisi pasukan miliknya.

“Sepertinya ada.”katanya, seraya membuka mata.

Samael tersenyum. Rupanya gerombolan manusia sampah yang melawannya waktu itu belum jera setelah tak mampu mengalahkannya. Sekarang dia akan pergi ke Seoul World Cup untuk menghabisi manusia-manusia yang menghalanginya. Tapi, Azazel menghentikannya.

“Samael, biar aku saja yang pergi. Aku saja sudah cukup untuk menghabisi mereka semua.”kata Azazel.

Samael memadang mata Azazel. “Baiklah kalau begitu. Kuserahkan semuanya padamu!! Bunuh mereka semua!! Jangan biarkan seekorpun hidup.”

“Aku pergi dulu!” Azazel keluar dari gereja itu dan bersiap menghabisi para agen SSC yang sedang bertarung di sana.

Š

            “Aku menemukannya!!” teriak Sunny memecah keheningan ruangan SNSD yang hanya ada dirinya dan Mr.Lee So Man. Wajahnya terlihat lega, sudah 30 menit ia terus mencari asal muncul monster-monster yang menyerang kota Seoul melalui satelit pelacak milik SSC.

Lee So Man langsung bertanya pada keponakannya itu. “Di mana? Dari mana asalnya?”

“Sebuah gereja yang letaknya 10 KM di barat Seoul World Cup Stadium.”

“Baiklah.” Lee So Man langsung memberikan perintah. “Segera hubungi mereka. Suruh beberapa orang dari mereka untuk segera pergi ke gereja itu.”

“Ok. Akan langsung kuhubungi.” Sunny mengambil Headphonenya dan menghubungi alat komunikasi yang ada di Jeep yang dikendarai mereka.

“Halo.. Di sini markas pusat.”

“Ya. Di sini Im Yoona. Ada apa?”

            “Yoona, aku sudah menemukan asal munculnya monster itu. Tolong perintahkan beberapa orang dari kalian untuk segera pergi ke lokasi yang akan aku kirimkan melalui GPS.”

“Sepertinya aku tak bisa berbicara pada mereka semua. Mereka semua sedang bertarung. Di sini Cuma ada Jessica dan Taeyeon.”

            “Hmm, Yuri? Di mana Yuri?”

“Yuri Unnie juga sedang bertarung. Coba saja hubungi dia.”

            “Ok. Suruh Jessica dan Taeyeon bersiap-siap untuk pergi. Aku akan coba hubungi Yuri dulu.” Sunny memutuskan hubungan dengan Yoona dan sekarang ia mencoba menghubungi Yuri.

“Halo. . di sini markas pusat?”

“Ada apa pendek? Kau mengangguku saja!”

            Ada hening sebentar.

“Ini perintah dari Pak Komandan. Segera pergi bersama Jessica dan Taeyeon ke lokasi yang akan kukirimkan melalui GPS.”

“Dasar!!! Kau mengangguku saja!! Ya sudah!!”

            Yuri memutuskan teleponnya.

“Sudah kuhubungi mereka. Jessica, Yuri dan Taeyeon yang akan ke sana.” Lapor Sunny. Ia lalu melepaskan headphone yang sedikit mengganggunya.

“Baiklah. Kalau begitu, aku juga harus ke Seoul World Cup Stadion sekarang. Aku titip markas padamu.”kata Lee So Man yang langsung meninggalkan ruangan

“Siap Pak!!”kata Sunny yang memandangi pundak pamannya sampai akhirnya menghilang dari pandangannya.

Š

            Yuri berjalan mendekati Taeyeon dan Jessica yang sudah terduduk di dalam Jeep. Wajahnya kesal, sepertinya ia tidak akan bisa jadi pemenang dalam kompetisi yang ia buat sendiri. Jessica dan Taeyeon hanya memperhatika wajah Yuri yang kesal itu.

“Ada apa?” Yuri merasa terganggu dipandangi oleh dua rekannya.

“Tidak ada apa-apa. Kau saja yang mengemudi. Aku dan Taeyeon tubuhnya masih sakit.” Kata Jessica. Taeyeon hanya menganggukkan kepalanya untuk mendukung Jessica.

Yuri memanyunkan bibirnya. “Awas saja kalian nanti ya!!” Dengan terpaksa, Yuri duduk di kursi kemudi mobil itu.

Tapi saat mereka akan berjalan, tiba-tiba seseorang tinggi besar dan berwajah tua muncul di hadapan mereka. Orang itu membuat jalan beraspal menjadi retak dan sesaat mereka merasakan seperti ada gempa bumi.

“Tidak ada satupun yang boleh meninggalkan tempat ini. Karena kalian semua, akan mati di sini.” Kata Azazel dengan pandangan mata setajam singlet, eh salah, Silet.

TBC

            Sekian Chapter 19nya.

Bersambung ke Chapter berikutnya, “Eletrick Shock, Ice Princess, and Fire.” Wait until Next Week!!

23 tanggapan untuk “The Story of Nine Angels: “The Sealed Demon” (part.19)”

  1. di akhir chapter 19 ini.. author masih sempet-sempetnya bercanda ya.. -__- .. padahal readernya disini lagi tegang-tegangnya karena takut sama nasibnya Yuri,Jessica, sama Taeyeon.. -__-
    Lanjut gih..! ^^ next chapter ditunggu.. ^^

    Suka

  2. daebak thooorrr!!!!!!kya kya kyaaaa, kereeeeennnn!!!!sebenerny kmaren ak udh baca, tpi baru sempet comment skrg, mianhaeeee ku tunggu next chap!!

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Jihan Salma Batalkan balasan