[Movie Festival] INVISIBLE by SyenVIP

INVISIBLE

 

Pict credit from we heart it

Title: Invisible

Scripwriter: SyenVIP (@Syen_VIP)

Genre: Fluff, Romance

Duration: Vignette

Cast: Son Naeun || Lee Taemin || OC (Myunah & Jaerim)

Recommended song:

Jason Chen – Invisible, Taylor Swift – Invisible

a/n: Fanfict ini terinspirasi dari WGM Taeun episode 3, tapi keseluruhan cerita hanyalah fiktif belaka, kecuali bagian terakhir ^^. Happy reading J

.

.

.

To you I’m invisible

.

.

.

 

Lorong kelas sangatlah berisik pagi itu. Siswa-siswi berkeliaran, berkumpul bersama teman mereka, menggosip maupun bersenda gurau. Naeun berada di salah satu kelompok itu. Ia bersandar di tepi pintu kelasnya sambil menikmati sebantal roti coklat, mendengarkan teman-temannya yang sedang bercerita heboh.

Mereka sedang tertawa mendengarkan lawakan Myunah saat tiba-tiba saja suasana di lorong berubah. Suara gurau dan celotehan siswa-siswi digantikan dengan bisik-bisik. Bahkan Myunah yang sedang menikmati dirinya melawak sekali pun, berhenti. Gadis itu tengah melihat ke arah lain, terperangah, lalu memekik pelan. Naeun berhenti menggigiti rotinya.

“Ada apa?” tanya Naeun bingung.

“Belakang, belakang,” desis Myunah histeris.

“Apa?” Naeun mengernyit.

Teman di sebelah Naeun menyenggol sikunya dan berbisik, “Lihatlah belakang.”

Naeun memutar tubuhnya. Saat itulah dia mengerti apa yang membuat Myunah dan seluruh murid, terutama siswi, histeris. Di sanalah laki-laki itu berdiri. Jangkung, ramping, dengan rambut hitam hampir sebahu. Ia dan seorang guru baru saja melewati pintu utama sekolah. Laki-laki itu tampak tidak menyadari perubahan atmosfer yang terjadi di lorong itu karena dirinya. Naeun mengenali wajah populer itu. Tentu saja tidak ada yang tidak mengenalnya.

“Apakah kalian sudah melihat MVnya yang terbaru?” tanya Myunah.

“Dia keren banget!”

“Imut!”

“Ada rumor bahwa dia tidak seimut di televisi,” ujar Myunah. “Kurasa rumor itu salah.”

Teman-teman Naeun yang lain mengangguk setuju. Mereka masih sibuk memandangi laki-laki yang kini berdiri di depan pintu utama, menangguk-angguk sambil mendengarkan guru itu. Sekali ia tersenyum, menunjukkan sederet giginya.

“Oh tidak!” pekik Myunah. “Terlalu imut, Taemin ssi.”

Naeun melanjutkan kesibukannya menggigit roti coklatnya. Namun, ia sendiri juga tidak dapat melepaskan lirikannya pada laki-laki itu.

Lee Taemin. Naeun tahu bahwa laki-laki itu adalah seorang idola yang namanya baru melejit beberapa saat ini. Ia tampan dan imut. Tidak sedikit siswi sekolah yang mengidolakannya. Terlebih lagi setelah ia mengeluarkan MV terbarunya. Penggemarnya tidak pernah surut, melainkan bertambah banyak. Bahkan ada pula penggemar-penggemarnya yang berani berpura-pura menjadi murid sekolah mereka demi bertemu Taemin.

Naeun sendiri tidak dapat menyangkal kepopuleran Lee Taemin. Seperti gadis-gadis lain, ia juga diam-diam mengidolakannya. Meski demikian, ia tak mengidolakan Taemin hanya karena laki-laki itu tampan dan imut, melainkan karena ia kagum dengan kemampuan Taemin dalam menari. Naeun sendiri juga memiliki mimpi menjadi seorang idola, seperti Taemin.

‘Kringgggg’

Naeun bangkit dari lamunannya. Begitu pula dengan teman-temanya yang sedari tadi asyik diam memandang Taemin. Mereka bersama-sama berjalan memasuki kelas. Namun sebelum melewati daun pintu kayu itu, Naeun mengerling sekali lagi ke arah Taemin. Entah mengapa gadis itu tersenyum kecil.

 

 

Ever felt so close, and yet you’re so far away

.

.

.

Musim semi memanglah musim terindah. Ketika pohon-pohon yang semulanya gundul mulai muncul daun. Ketika bunga mulai bermekaran di mana-mana. Rumput hijau memerdani tanah yang dahulunya beku oleh es. Karena itu pula taman menjadi tempat paling indah di musim seperti ini.

Naeun sangat menyukai pemandangan itu. Pemandangan taman kecil di belakang sekolah. Ia tak pernah melewatkan satu hari pun di musim semi untuk menghampiri taman kecil itu. Di sanalah ia meluangkan waktunya setelah pulang sekolah. Duduk di bawah pohon yang teduh, mengeluarkan buku gambar kesayangannya, dan mulai menggambar. Naeun sangat menikmati suasana tenang dan rindang seperti ini. Ia bersyukur tidak banyak murid yang tahu ada taman kecil di belakang sekolah mereka. Saat-saat seperti inilah ketenangan diperlukan baginya.

Gadis berambut hitam panjang itu baru saja akan mulai menggambar pemandangan favoritnya itu ketika ia mendengar suara gesekan rumput. Ia mengernyit, memeriksa sekitarnya, namun tak ada apapun. Heran, gadis itu berdiri untuk memastikan. Naeun bergeser sedikit melihat bagian belakang pohon dan hampir terpekik kaget ketika melihatnya. Ia membelalak tidak percaya melihatnya.

Sedang menyandar dengan kedua mata terpejam, di sana lah seorang Lee Taemin berada, masih dengan seragam sekolah lengkap. Perlu waktu beberapa detik bagi Naeun untuk memastikannya tanpa menimbulkan sepercik pun suara. Gadis itu memperhatikan rambut hitam laki-laki itu, matanya yang terpejam, tulang pipinya yang cukup tinggi, serta bibirnya yang terlukis penuh di wajahnya. Tak salah lagi. Itu Lee Taemin.

Pikiran Naeun mulai berlomba-lomba mencari jawaban mengapa seorang Lee Taemin dapat dapat menemukan taman ini, dan mengapa ia bahkan tertidur di tempat seperti ini. Selama beberapa menit, Naeun menghabiskan waktu memperhatikan laki-laki itu. Memperhatikan per detail wajah Taemin. Memperhatikan angin musim semi yang meniup pelan rambut Taemin. Memperhatikan gerak-gerak kecil yang ditimbulkan oleh laki-laki itu. Gadis itu menimbang-nimbang sejenak.

Akhirnya, Naeun memutuskan untuk duduk perlahan-lahan di sebelah laki-laki itu. Ia mengeluarkan buku gambarnya sekali lagi, lalu menoleh ke arah Taemin. Wajah laki-laki itu tampak sangat dekat dengannya sekarang. Dari jarak sedekat ini, Naeun dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun ia menghiraukan ketegangannya itu. Di angkatnya pensil batangnya, mengotaki wajah Taemin dengan jemari serta pensil itu.

Naeun tersenyum. Ia yakin ini pasti akan menjadi lukisan musim semi terbaiknya.

Entah berapa lama waktu yang dilewatkan Naeun di bawah pohon itu bersama seorang Lee Taemin yang sedang tertidur lelap. Hari sudah semakin sore dan hanya ada bunyi goresan pensil yang menemani keheningan mereka. Naeun masih terfokus untuk menggambar Lee Taemin. Ia sudah menyelesaikan hampir setengahnya ketika suara bel sepeda tiba-tiba menginterupsi. Naeun menoleh ke arah Lee Taemin dan mendapati laki-laki itu mulai menyadarkan diri. Spontan Naeun segera berdiri dan bersembunyi di sisi pohon yang lain.

Selama beberapa detik, Naeun tak berani mengintip. Namun akhirnya ia memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi di sisi pohon tempat Taemin berada. Ia memperhatikan Lee Taemin yang baru saja bangkit berdiri, mengangkat tangan meregangkannya, lalu tanpa curiga akan apapun ia mengangkat ransel hitamnya dan pergi meninggalkan taman itu.

Naeun menarik dirinya kembali, lalu menunduk menatap sketsa gambarnya, lalu memeluknya. Andai saja ia dapat menyelesaikannya. Kini ia hanya dapat berharap agar ia dapat bertemu lagi dengan Taemin esok hari di tempat ini. Namun harapannya tak kunjung terpenuhi.

Baby love is staring right at you,

but to you I’m invisible

.

.

.

Sudah hampir sebulan sejak hari itu, namun Naeun hampir tidak pernah melihat Taemin belakangan ini. Ia tahu bahwa Taemin pastilah sangat sibuk. Ia adalah seorang idola. Pekerjaannya menuntut hampir sepanjang waktu sekolahnya.

Naeun memperhatikan sketsanya lagi di buku gambarnya. Ia bisa saja melanjutkan sketsa itu dengan melihat mencari foto Taemin di google. Namun, ia tidak ingin kehilangan detail-detail asli yang ia perhatikan secara langsung. Karena sketsa gambar itu tak ‘kan sempurna bila tak asli.

“Apa yang kau gambar?”

Naeun sontak menutup buku gambarnya. Ia terlonjak dari bangkunya, lalu mengangkat kepala. Ia mendapati temannya, Myunah, yang sedang berdiri di sebelahnya dengan wajah penuh keingintahuan.

“Hanya sketsa.”

“Oh,” Myunah mengangguk. “Kau tidak sedang melanjutkannya ‘kan? Mau menemani aku dan Jaerim makan bekal di taman?”

Naeun mengangguk, meletakkan sketsanya di atas meja.

Bersama dengan Myunah dan Jaerim, Naeun mengunjungi tempat makan mereka yang berada di luar gedung sekolah. Mereka duduk di salah satu kursi yang berderet sambil menyantap bekal masing-masing. Naeun, yang tidak membawa bekal, hanya menyandarkan tubuhnya sambil menatap kosong pada murid-murid yang sedang berkeliaran di sana. Pikirannya sedang bermain-main dalam rongga kepalanya. Ia sedang membayangkan suasana taman musim semi. Membayangkan daun-daun hijau yang mendominasi. Lalu akhirnya pikiran itu kembali pada Lee Taemin. Ia membayangkan kelopak matanya yang terpejam, hidung, bibir, serta rambutnya yang hitam. Membayangkan setiap detail kecil pada laki-laki itu. Entah sejak kapan ia mulai terbayang-bayang akan keindahan seperti itu.

“Coba lihat ini,” kata Myunah tiba-tiba, menginterupsi lamunan Naeun. Teman Naeun itu sedang memperlihatkan ponselnya sembari mengunyah makannya. “Sedih banget deh.”

Naeun membacanya. Itu twitter Myunah, dan ia sedang menunjuk salah satu quotes. Beginilah isinya:

@FunnyFacts How I flirt: starring from distance

Naeun tersenyum. Lalu Myunah ganti menunjukkannya pada Jaerim hingga gadis itu terkikik geli. Mereka mulai berbincang heboh tentang isi quotes itu, namun kehebohan mereka diinterupsi ketika Myunah menoleh dan menyadari sesuatu. Gadis itu menyikut Naeun dan Jaerim, lalu menunjuk ke arah laki-laki yang sedang terbaring di meja belakang sambil menutupi wajahnya dengan topi. Laki-laki itu menggeser topinya, dan dari sana lah mereka mendapati kehadiran Lee Teaemin.

Myunah dan Jaerim tampak girang. Mereka melanjutkan bisik-bisik mereka dengan kedua mata berbinar memandang Taemin yang tampak setengah sadar menegakkan tubuhnya. Tampaknya laki-laki itu terbangun karena suara kikikan Myunah dan Jaerim yang berisik. Laki-laki itu melihat ke arah mereka, lalu tersenyum simpul. Myunah dan Jaerim saling pandang dan memekik riang tanpa suara.

“Dia tersenyum padaku!” seru Myunah pelan.

“Tidak, dia tersenyum padaku!” desis Jaerim.

Tampaknya tidak hanya mereka yang menyadari kehadiran Taemin. Gadis-gadis di tempat itu mulai heboh, berbisik-bisik sambil menujuk Taemin.

Di tengah kehebohan itu, Taemin berdiri dan meninggalkan tempat itu. Naeun mengernyit, namun sudut matanya masih mengikuti Taemin. Ia berpikir. Pasti pekerjaan Taemin yang sangat berat juga menuntut waktu istirahatnya selain waktu sekolah. Tak heran bila ia menemukan Taemin yang tertidur pulas saat itu. Ia hanya butuh sedikit istirahat, namun di mana ia berada, penggemarnya tidak akan diam saja.

Mata Naeun terus mengikuti Taemin hingga punggung laki-laki itu menghilang menuju belakang gedung sekolah. Naeun segera bangkit berdiri.

“Ada apa Naeun?” tanya Myunah.

“Ehm,” Naeun menggigit bibir, memandang kedua temannya yang menatapnya dengan bola mata separuh berseri-seri, separuh bingung. “Aku mau ke toilet.”

If you only knew me

 

We could be a beautiful, miracle, unbelievable

.

.

.

Ke mana laki-laki itu pergi? Naeun sudah berhasil mengambil buku sketsanya dan berlari-lari demi mencari laki-laki itu, namun ia tak kunjung menemukannya. Padahal sebentar lagi istirahat selesai, dan Naeun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya.

Padahal Naeun sudah yakin Taemin pasti menghampiri tempat ini. Taman kecil di belakang sekolah mereka. Namun rupanya dugaan Naeun salah. Ia sadar, mungkin itu hanya sebuah harapan kecil dalam lubuk hatinya. Mungkin hari itu, hanya secara kebetulan Taemin mengunjungi taman itu.

Kecewa, Naeun menyandarkan tubuhnya di pohon sambil memeluk buku sketsanya. Ia memandang langit dengan tatapan kosong. Apa sih yang sedang ia bayangkan? Apa sih yang sedang ia lakukan? Ia tidak mengerti kenapa ia begitu terobsesi melukis wajah Taemin. Sejak dulu ia sudah menggemari laki-laki itu, namun tidak dengan cara seperti ini.

Selagi pikirannya berlomba, ia mendegar suara gesekan-gesekan. Ia menurunkan kepalanya, lalu memperhatikan sebuah topi bewarna hitam yang terjatuh tepat di depannya. Ia segera mengambil topi itu dengan bingung.

“Ups, mian,” ujar seseorang. Naeun mengangkat kepala, mengangga menatap orang di depannya. Dia adalah laki-laki yang dicari Naeun sedari tadi. “Itu topiku.”

“Oh,” Naeun menjulurkan topi itu dengan canggung. Jantungnya tidak dapat berhenti berdegup, bahkan hingga Taemin melewatinya. Naeun memperhatikan sambil bersembunyi di balik pohon. Ia mendapati Taemin menyandar di sisi pohon yang lainnya, duduk di atas rumput hijau yang sedikit basah, dan tak lama kemudian tertidur. Sama seperti ketika mereka bertemu sebelumnya.

Naeun bersandar di pohon selama beberapa saat sambil memeluk buku sketsa dan memainkan rambut panjangnya yang terurai. Nah, apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia harus melanjutkan sketsanya? Tapi, bagaimana jika Taemin belum tertidur? Diam-diam ia melonggokan kepalanya untuk mengintip.

Ia sudah terlelap sambil memeluk topinya. Naeun tersenyum. Taemin tampak seperti bayi yang dapat tertidur dengan cepatnya. Perlahan gadis itu menggeser tubuhnya dekat dengan Taemin, ikut duduk di atas tatanan rumput. Naeun mulai mengeluarkan pensilnya, membuka buku sketsanya, lalu melanjutkan lukisan itu.

Entah butuh waktu berapa lama bagi Naeun untuk menyelesaikan sketsa itu. Gores demi gores  yang ia terahkan dalam lembar putih itu. Detail-detail yang hanya dapat dilihat dalam jarak sedekat ini. Namun akhirnya ia berhasil melukis utuh wajah Taemin. Akhirnya, ia meletakkan sketsanya di sebelah wajah Taemin, memastikan kecocokannya. Ia tersenyum puas dengan hasil pengamatannya.

Tiba-tiba saja Taemin bergerak. Jantung Naeun melompat tak karuan. Ia memperhatikan jemari Taemin yang bergerak menggaruk lehernya, lalu meletakkannya lagi di atas topinya. Naeun menghela napas lega. Ia menertawakan dirinya yang ketakutan.

Gadis itu memperhatikan wajah Taemin lagi. Entah bagaimana ia tak dapat berhenti tersenyum. Seakan kini ia sedang melihat lukisan yang paling indah yang pernah ada.

Oh tidak. Sejak kapan Naeun menjadi seperti ini? Sejak kapan Naeun memiliki perasaan aneh seperti ini? Gadis itu menggeleng, menepis segala pikiran aneh yang berkelabat dalam otaknya.

Ayolah Naeun, ia bahkan tidak mengenalmu. Ia seorang artis. Ia seorang yang populer. Dan kau bukan siapa-siapa. Kau tak terlihat dalam dunianya. Jangan bermimpi yang aneh-aneh.

Naeun menghela napas panjang lagi, lalu melepaskannya. Lalu gadis itu memutuskan hal itu secara spontan. Ia membuka buku gambarnya lagi, menyobek halaman gambar Taemin, lalu dengan ragu-ragu meletakkannya di sebelah Taemin.

.

.

.

 

Instead, I’m just invisible.

 

 

“Aku dulu sering duduk di sini,” kata Naeun sambil duduk di atas kursi itu.

“Jinjja?” Taemin membulatkan matanya. “Aku dulu sering tertidur di meja makan.”

Lalu ia menunjuk tempatnya.

Naeun tersenyum kecil. Aku tahu dan kita berada dalam jarang yang sangat dekat.

Lalu keduanya memasuki gedung sekolah. Tak banyak yang berubah dari gedung itu kecuali cat maupun peralatan yang lebih bagus ketimbang dulu. Mereka berhenti di salah satu lorong kelas.

“Di sini lah aku pertama melihatmu,” kata Naeun.

“Di sini?” tanya Taemin bingung sekaligus takjub.

“Ya, aku berada di tepi pintu kelas dan kau berada di sana,” kata Naeun menunjuk pintu utama.

Taemin menunjuk kedua tempat itu dengan bingung. Matanya tampak berbinar takjub melihat betapa mereka sudah berada sedekat ini bertahun-tahun yang lalu.

“Bagaimana ekspresiku waktu itu?” tanya Taemin bingung.

Naeun berpikir sejenak. Ia benar-benar berharap ia dapat menyembunyikan raut wajahnya, terutama dari para pengambil video. Namun akhirnya ia berdusta, “Aku tak dapat melihat wajahmu karena tertutup rambut. Rambutmu panjang. Bahkan aku tak melihat mulutmu.”

“Ah,” Taemin tampak kecewa.

Naeun tersenyum. Ia tahu, berbohong seperti ini tidak menyenangkan. Namun ia tidak dapat begitu saja jujur pada Taemin. Tentu saja ia masih ingat wajah Taemin saat itu. Ia ingat dengan detail ketika mereka bertemu saat itu. Ketika Taemin bahkan tidak menyadari keeksisan gadis itu.

Sebenarnya, Naeun ingin sekali membongkar semua potongan kecil kenangan itu. Sungguh. Ketika Naeun berhasil mengejar impiannya untuk menjadi seorang idola, ia tak pernah mengharapkan untuk bertemu Taemin lagi dan mengajaknya ke dalam gedung sekolah ini. Jelas A-Pink, group musik Naeun, serta SHINee, group musik Taemin, berada dalam naungan perusahaan yang berbeda. Tak pernah terpikirkan bagi seorang Naeun bahwa ia dapat mengenal dan dekat dengan Taemin.

Namun perkiraannya salah. Sekali ia mendapatkan sebuah peran singkat (cameo) dalam sebuah sitkom. Mau tak mau mereka pun harus berkenalan dan bekerja sama sebagai profesional. Namun perjumpaan mereka tak terhenti hanya sampai di situ, ketika Naeun mendapati bahwa pasangannya di program We Got Married adalah seorang Lee Taemin, potongan kenangan-kenangan singkat masa sekolah itu kembali menyerbu dirinya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Taemin ke tempat ini. Ke tampat di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya.

Sesungguhnya, Naeun ingin mengajak Taemin ke taman kecil di belakang sekolah mereka yang kini telah digantikan dengan lapangan parkir. Ia ingin sekali menanyakan apakah Taemin sudah melihat sketsa dirinya dan menyimpan gambar itu mungkin?

“Bagaimana kalau kita mempraktikannya?” ajak Taemin bersemangat, memamerkan senyumannya.

Naeun tersenyum. Oh sudahlah, ia punya banyak waktu untuk menanyakan pada Taemin suatu hari. Gadis itu berjalan menghampiri pintu kelas dan berhenti tepat di tempat ia berdiri hari itu.

“Tapi tidak mungkin, bagaimana aku tidak menyadarimu?” tanya Taemin yang rupanya masih tampak bingung. Ia sekarang sudah berdiri di depan pintu utama, sedangkan Naeun berada di tepi pintu. Naeun merasakan geli dalam perutnya. Ini seperti de javu baginya. Namun ia hanya menanggapi Taemin dengan senyuman dan angkatan bahu.

Taemin terdiam cukup lama untuk berpikir, namun akhirnya menyerah dengan ingatannya. Ia berjalan menghampir Naeun lagi sambil meringis.

.

.

.

Cause I was Invisible for you.

But now I could stand beside you without any hesitation, and hold your hand tight.

It’s like my dreams come true.

 

 

20 tanggapan untuk “[Movie Festival] INVISIBLE by SyenVIP”

  1. OMG, sebenernya aku bukan taeun shipper dan ga pernah nonton wgm mereka. tapi fic ini, omg so fluffy >< mereka teramat sangat unyu.
    Naeun! ayo dong cerita ke taemin!!! aku jadi penasaran nih tampang taemin! XD

    Suka

  2. astaga Syen!
    this is soooooooooooo sweet!!!!!!!! ><

    aku udah bilang belum sih kalau aku itu penggemar kamu?
    oh udah! sejak Seraph dan karena memang ini TaEun!

    ehem, percaya nggak percaya..
    aku malah sempet kepikiran gini pas nonton yg episode di sekolah itu,

    "Taemin kamu itu emank terlalu lugu atau nggak pernah merhatiin sekitar sih Dek? cewek semanis ini dicuekin."
    dan kemudian pengen ngePukpuk NaEun.. T.T
    *malah curcol*
    dan ya, adegan di koridor itu manis bangetttt..

    intinya yeah,
    this fic is too sweet! /ulangi/
    ringan dan enak dibaca.

    aku bisa ngebayangin perasaan Naeun..
    dan betapa bahagianya dia pas jadi WGM couple sama Taemin.
    yahaduhhh semoga ini fic ga cuma fic aja..
    ya siapa tau NaEun emank begitu.. (?)
    /walaupun tetep hati Taemin buat aku/

    last, makasih ya Syennnnnn.. 😀
    seneng aja banyak orang yang mendukung TaEun. ^^

    ps : Seraph… aku menunggu lanjutannya.
    btw, udah nonton City of Bones? /OOT/

    Suka

    1. Uwah eonni… aku belum sebagus itu *blush*

      Serius eonni juga kepikiran gitu?
      Uwoo.. kita sama :’)
      Nah ya makanya, kenapa bisa Taemin sampai nggak pernah nyadari Naeun
      apa mungkin sanking sibuknya ya?

      Huwehehe..
      Iya, aku juga kepenginnya gitu
      Kan keren banget kalo ternyata emang Naeun udah suka Taemin uwoo
      Hehehehe

      Iya, Seraph masih aku kerjain pelan2
      Dan aku nggak punya terlalu banyak waktu buat nulis ToT
      Udah dong 😛 aaku nonton dua kali \(^^)/
      hehehehe, eonni sendiri?

      Suka

  3. Annyeong~ New Commentator here… *bow
    Jadi… yang nulis Seraph juga author yang bikin ini?? Aku udah baca Seraph dan lupa apa belum sempat komen, tapi aku akan komen yang ini dulu…
    Aih~ senangnya dapat teman Taeun Shipper dan WGM episode itu juga salah satu yang kusuka! (Gag juga sih karena aku enjoy the show banget jadi sebenernya semua episode Taeun itu aku suka-hahahahaha)
    Senang membaca ff karya kamu yang berkualitas. Bermain dengan kata2 sangat menyenangkan, ya? Dan… aku rasa emang imajinasi yang baik pasti menghasilkan karya yang berkualitas.
    Next chapter Seraph belum keluar, ya? It’s okay meskipun agak lama, at least dengan ff yang ini, Taeun feel yang aku pengen udah tersalur dengan baik-hahahahahahahaha
    Nice to meet you~

    Suka

    1. Wah.. aku juga seneng ada Taeun shipper lagi \(^^)/
      Hehehehe
      Makasih ^^ Tapi ff ini masih banyak banget kekurangannya
      heheheheh
      next chapter masih dibuat, soalnya nggak ada banyak waktu buat nulis TT
      gomawo udah baca & review ^^

      Suka

  4. Aku shawol yang gapernah nonton WGM Taeun…
    paling cuma cutsnya doang
    TAPI MEREKA SWEET!

    dan fic ini bikin aku cinta banget sama mereka asdfghjkl
    jadi penasaran apa yang dia pikirin waktu pertama kali ngeliat Taem dulu hihihi :3

    Dan TaEun itu, dari masih jaman di sitkom bareng Minho itu aku udah sukaaa meskipun cuma kakak-adek tapi unyu munyu banget ❤
    makasih udah bikin ff fluffy begini hihihi ❤

    Suka

    1. Huehehe…aku juga nggk rajin2 banget kok nonton
      Tapi aku tetep shipper mereka ^^

      Iya… karena dari scene itu aku terinspirasi..
      Apa jangan2 sebenarnya Naeun dulu pernah suak Taemin :3

      Hehehe.. Iya.. Mereka unyu banget 😛

      Gomawo udah baca & review

      Suka

  5. aku suka shawol.
    agak kecewa waktu taemin ikut wgm.. tapi aku juga suka ama Apink.
    ternyata… TAEUN itu ccok satu sama lain.
    sperti merka sudah d gariskan bersama,
    mereka lucu dan terlalu polos.
    berharap hubungannya nggak cuma sampai d WGM
    hehehehe

    mksih ffnya.. tambah suka m TAEUN

    Suka

    1. Wah kita sama banget
      aku juga awalnya nggk suka banget Taemin ikut wgm
      tapi setelah ditonton, ternyata aku jadi shipper
      Nggak tau gimana kenapa mereka selalu sama di banyak hal
      uwahh

      gomawo udah baca & review ^^

      Suka

  6. whoaaa, taeun kenapa kalian so suit sihhhh??? huhuhu ;;;
    ngebayangin itu scene di koridor duhh, gatau deh…
    tapi naeun yg dulu ga pernah dikenal taemin skg malah jdi pasangan di wgm…huhuuiii

    Suka

  7. aku waktu ngebaca ini sempat agak bingung apa maksudnya. dan waktu ngebaca lagi kok mirip wgm gitu haha akhirnya aku ngerti. dan aku memutar ingatan tentang yang di sekolah. menurutku ini ff taeun terbaik selama aku ngobrak abrik google. awalnya aku rada males dgn wgm taemin, kayak aneh aja soalnya gak bias. trus nyoba eps 1 liat naeun astga itu bener-bener jatuh cinta dgn semua kpribadiannya. akhirnya aku menangis saat menonton ending. dan merasa bersedih ini ff rese banget tiba-tiba uda habis aja -_- aku gak terima. tapi diantar semua ff taeun ini adalah seumur hidupku aku meninggalkan jejak dengan berkomentar tanpa henti. aku ingin memberikan semangat! aku benar-benar suka ff ini kyopta >.<

    Suka

Leave Your Review Here!