01:00 AM—Polaris

efs-1-baekhyun

EXO Fantasy Romance Series

The 2nd EXO Series presented by Tsukiyamarisa

.

cast Byun Baekhyun and You subcast Park Chanyeol genre Romance, slight!Fluff, AU, Fantasy duration Oneshot (4500+ words) rating T

disclaimer The magic village in this story is inspired by Harry Potter – J.K. Rowling. I owned the storyline and all the magical names inside Mavella. Do not plagiarize and/or copying this fic without my permission.

.

.

01:00 AM

Polaris

.

.

Sudah jam satu malam.

Aku memandangi jendela kamar seraya meregangkan kedua lengan, merasakan pegal mendera otot-otot yang bersemayam di sana. Selembar perkamen sepanjang satu meter tergeletak di atas meja, penuh dengan tulisan tanganku dan gambar peta rasi bintang di sana-sini. Tugas astronomi memang selalu berhasil menyita sebagian besar waktu tidur para siswa seperti kami—mengingat bintang-bintang hanya tampak di malam hari dan kami pun terpaksa membuka mata hingga larut demi mengamati susunan benda langit yang satu itu secara mendetail.

“Baiklah, satu nomor lagi lalu aku bisa tidur,” desahku seraya menguap lebar dan meraih pena bulu yang tergeletak di atas meja, mendapati tinta di ujungnya telah mengering karena terlalu lama kudiamkan. Setelah mencelupkan ujung runcing itu ke dalam botol tinta, aku pun mulai menulis di atas perkamenku dan meraih teleskop untuk mengamati rasi bintang Ursa Minor—salah satu rasi bintang yang paling dikenal.

Baru saja aku menggerakkan teleskopku sedikit ke atas untuk mencari objek yang dimaksud, sekelebat makhluk berwarna cokelat gelap sekonyong-konyong menutupi lensa teleskop dan membuatku terpekik kaget. Seraya memaki pelan, aku menjauhkan teleskop itu dari mataku dan mendapati seekor burung hantu yang tengah mengepakkan sayapnya.

Sebuah pos?

Uh, kau mengantar pos dari siapa malam-malam begini?” gumamku sambil berusaha meredakan rasa kaget, membiarkan burung hantu tersebut mendarat di atas meja belajarku dan mengulurkan surat yang terikat di kaki kirinya. Penasaran, aku pun lekas-lekas meraih surat tersebut dan mendapati tulisan tangan milik Byun Baekhyun yang tertulis di atasnya secara acak-acakan—bahkan nyaris tak bisa dibaca.

 .

Kau sudah menyelesaikan tugas astronomi? Boleh pinjam teleskop?

Baekhyun

 .

Helaan napasku pun spontan terdengar.

Byun Baekhyun adalah tetanggaku sejak kecil, atau lebih tepatnya, sejak kami terlahir di dunia ini. Well, mengingat ukuran desa kami yang kecil dan populasi penduduknya yang tak lebih dari enam ratus orang, wajar saja jika kebanyakan orang di tempat ini sudah saling mengenal semenjak mereka bisa berjalan dan berbicara. Ditambah lagi, Mavella—itu nama desa ini—terletak jauh di antara bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi, lembah curam yang tak pernah dikunjungi, serta di bawah naungan langit sebiru samudra yang tak akan pernah bisa dibayangkan oleh para manusia nonpenyihir mana pun.

Er, tunggu, kenapa aku jadi membahas letak geografis kampung halamanku ini?

Lebih baik kita kembali ke masalah seorang Byun Baekhyun saja.

Seperti yang kubilang tadi, kami sudah saling mengenal sejak masa kanak-kanak. Rumah Baekhyun adalah satu yang berbentuk lingkaran penuh dan menjulang layaknya menara, dengan tinggi mencapai empat tingkat dan genting yang disusun hingga berbentuk meruncing ke arah langit. Jaraknya hanya lima langkah dari rumahku sendiri—yang tentunya memiliki bentuk jauh lebih normal—dan hal itu membuat kedua orang tua kami sudah bersahabat dekat sejak entah kapan mereka mulai mengenal.

Jadi….

 .

Oke, tulisku sambil mengembuskan napas panjang. Toh, aku tidak akan bisa menolak permintaan lelaki cerewet yang satu itu. Bisa-bisa telingaku panas mendengar omelannya besok pagi di sekolah. Huh, aku tidak mau. Lagipula, menolong Baekhyun juga tidak akan mendatangkan kerugian apa pun, bukan?

 .

Tapi, aku belum menyelesaikan nomor terakhir. Kau mau mengerjakan bersama?

 .

Aku menuliskan balasanku tepat di kertas yang sama, lantas kembali mengikatkan pesan itu ke kaki si burung hantu yang masih menunggu dengan setia di ambang jendela kamarku. Makhluk pengantar surat itu pun langsung mengepakkan sayapnya tanpa diperintah, mengantar balasanku kepada Baekhyun dalam hitungan detik. Lalu, seraya menahan kuap yang mengancam hendak meluncur keluar dari bibirku kesekian kalinya malam ini, aku pun menyambar mantel cokelat panjang dan memasukkan kedua kakiku ke dalam sepatu.

Baekhyun sudah menunggu di depan teras rumahku, ekspresi wajahnya yang sempat diliputi kepanikan serta-merta berubah riang tatkala ia melihatku muncul sambil membawa teleskop lipat. Tetanggaku itu menepuk-nepuk kursi batu yang berada di teras rumah kami, memintaku untuk duduk di sampingnya dan bergegas mengerjakan tugas astronomi dari Profesor Spencer.

“Teleskopmu ke mana memang?” tanyaku langsung begitu aku mendudukkan diri di sampingnya dan menggelar gulungan perkamenku hingga terbuka. Dari sudut mata, bisa kulihat Baekhyun mendengus kesal sambil membuka lembar tugasnya sendiri.

“Chanyeol,” balas Baekhyun singkat, seolah satu nama itu sudah cukup untuk menerangkan kondisinya saat ini. Aku mengangguk paham. Park Chanyeol adalah lelaki tinggi yang memiliki tingkat keusilan di atas rata-rata orang normal, dan ia—kendati memiliki rumah tepat di samping gedung sekolah—terkenal atas sifat sering terlambat masuk kelas dan malas mengerjakan tugasnya.

“Ia tidak mengembalikan teleskopmu?” Aku berujar lagi, kali ini sambil mengarahkan pandangan ke atas sana dan berusaha mencari rasi bintang Ursa Minor. Seharusnya ini mudah mengingat Ursa Minor adalah rasi di mana bintang utara—atau yang lebih dikenal sebagai bintang penunjuk arah—berada. Kalau gunanya untuk menunjukkan arah, semestinya rasi itu mudah dicari, bukan?

Yeah, tipikal Chanyeol, selalu terlambat mengembalikan barang yang dipinjamnya.” Baekhyun mendengus pelan, meskipun aku tahu persis bahwa ia tak sungguh-sungguh marah pada sahabat baiknya itu. “Omong-omong, kau mencari apa, sih? North star?”

“Yep. Kau sudah mengerjakan yang itu?”

“Satu-satunya soal yang sudah kukerjakan sejak hari pertama tugas itu diberikan,” timpal Baekhyun dengan nada bangga sambil beringsut mendekat ke arahku. Lelaki itu lantas melingkarkan sebelah lengannya di bahuku dan membantuku mengatur arah teleskop, menggesernya beberapa senti hingga aku menangkap beberapa kerlip bintang yang membentuk pola seekor anak beruang berekor panjang. Gotcha.

Trims.

Baekhyun hanya mengedikkan bahu. “Tak masalah. Ursa Minor selalu menjadi favoritku sejak dulu, jadi aku mengerjakan soal yang satu itu dengan mudah. Entah dengan yang lain.”

Aku tertawa mendengar penuturan Baekhyun tersebut, sementara tanganku dengan cekatan mulai menggambarkan posisi bintang-bintang yang berhasil kulihat di atas perkamen dan menamai setiap bintangnya. Perlahan-lahan, kuarahkan teleskopku ke samping kanan—mengikuti petunjuk Baekhyun—hingga akhirnya aku berhenti pada sebuah bintang yang bersinar jauh lebih cerah dan mencolok jika dibandingkan dengan yang lain, satu yang terletak di ujung ekor beruang Ursa Minor.

“Aku menemukannya.”

“Apa?” Baekhyun ikut mendongak.

“Bintang utara,” jawabku puas sambil menuliskan frasa itu di bawah gambarku, lantas mengulurkan teleskop ke arah Baekhyun. “Nih, kau bisa memakainya sekarang.”

Baekhyun menerima teleskop yang kusodorkan tanpa banyak kata, dengan sigap mulai meneropong langit dan mengerjakan tugasnya sendiri. Dalam diam aku mengamatinya, enggan memecahkan keheningan yang ada atau merusak konsentrasi Baekhyun. Jujur saja, Baekhyun terlihat begitu berbeda jika sedang serius seperti ini. Rasanya seperti mendapati anak kecil yang mendadak berubah dewasa, semua ocehan tak pentingnya bagaikan lenyap ditelan desau angin malam.

Ia terlihat….

“Kalau kau terus menatapku tanpa jeda seperti itu, nanti kau naksir padaku.”

Aku mengerjap kaget, nyaris saja terjungkal kala Baekhyun mengangkat kepalanya dan membiarkan sepasang manik kelam itu bersirobok pandang denganku. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, bertumpu pada satu siku seraya mengamatiku lekat-lekat dan memasang ekspresi sok tampan. Aku mendengus pelan.

“Jangan bercanda,” sahutku datar, membiarkan telunjukku mendorong pelipis Baekhyun dan merentangkan jarak yang cukup lebar di antara kami. “Aku sudah mengenalmu selama bertahun-tahun dan—“

“Cinta bisa muncul kapan saja, Nona,” dendang Baekhyun dengan nada bak pujangga, lantas mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku mengembuskan napas lagi, membiarkan wajah ini berpaling demi menyembunyikan rasa malu yang agaknya terpancar jelas. Untunglah, Baekhyun tak memperhatikan reaksi aneh yang terjadi pada tubuhku ini. Alih-alih menggodaku, ia malah kembali berkonsentrasi pada tugasnya dan sibuk meneropong bintang-bintang di langit.

Sunyi merayap masuk dan, jujur saja, aku tak begitu menyukai suasana ini. Perkataan asal Baekhyun barusan—entah atas dasar apa—malah bercokol di otakku dan membuat pikiranku terbang kemana-mana. Omongan Baekhyun tersebut, meski terkesan asal, sebenarnya mengandung sekelumit kebenaran yang menghadirkan sejuta tanya di dalam benak.

Apa jodohku… eum, salah satu dari para lelaki yang kukenal di sekolah?

Atau mungkin, malah orang-orang seperti Baekhyun yang sudah menjadi tetanggaku sejak belia?

Well, aku bukannya mendadak naksir Baekhyun atau apa, tetapi letak terpencil Mavella dan fakta bahwa kami ini bangsa penyihir sama sekali tak membantu. Setengah dari penduduk Mavella biasanya menikah dengan teman atau kenalan masa kecil mereka, sama sekali tak memiliki niatan untuk pergi dari kampung halamannya atau menjelajahi dunia yang luas ini. Sebagian lagi memilih untuk berpasangan dengan nemagi—manusia nonpenyihir—sementara sisanya kadang bertemu dengan kaum penyihir dari negara lain dan memilih untuk menetap di tempat baru.

Aku tahu kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan hal-hal semacam itu, namun ucapan Baekhyun barusan—secara tak sadar—telah membangkitkan rasa penasaranku. Masa depan adalah sesuatu yang tak pernah kupikirkan, pun kupercaya kepastiannya kendati pelajaran Ilmu Ramal jelas ada dalam kurikulum sekolah kami.

“Kau memikirkanku?”

Aku terbatuk, membiarkan pemikiranku soal jodoh, takdir, dan masa depan buyar begitu saja. “Kenapa harus memikirkanmu?”

“Karena kau terlihat melamun?” tanya Baekhyun balik sambil mengedikkan bahunya. “Omong-omong, kau tak perlu menungguiku. Masuk saja, tugasmu sudah selesai, ‘kan? Teleskopmu akan kukembalikan besok.”

Aku mengangguk pelan, agak ragu untuk meninggalkan Baekhyun sendiri. Lelaki itu pun rupa-rupanya menyadari mimik wajahku yang terlihat cemas, karena sedetik kemudian, ia mengeluarkan kekeh pelan sambil berkacak pinggang dan memprotes, “Duh, aku tak akan merusak teleskopmu, kok. Memangnya kaupikir aku seusil itu?”

Lamat-lamat kugelengkan kepalaku, menampik ucapan Baekhyun tersebut sembari mengucap selamat malam. Sebelah tanganku mendorong pintu rumah hingga menimbulkan bunyi berderit, sementara kaki kananku baru saja akan menapak masuk tatkala suara rendah Baekhyun kembali terdengar dan membuatku sontak menoleh.

“—aku melupakan sesuatu.”

“Apa?” Aku mengerutkan kening, membiarkan sepasang pupilku terjerat dalam kontak mata yang baru saja digagas oleh seorang Byun Baekhyun. Lelaki itu mengamatiku tanpa berkedip seraya menggigiti bibirnya sendiri, terlihat sedikit ragu.

“I-itu….”

“Apa, sih?”

Um. i-ini… aku lupa kalau… uh, pokoknya ini untukmu.” Baekhyun mengangsurkan secarik kertas ke arahku, mendadak gagap dan terlihat salah tingkah. Garis-garis di keningku spontan bertambah dalam ketika melihat polah anehnya ini, mempertanyakan kemana hilangnya sikap percaya diri yang tadi ia tampilkan.

“Apa ini?”

“Baca saja dan—“ Baekhyun memaksakan tawa gugup, “—aku ingin dengar apa jawabanmu.”

“Jawaban?”

“I-itu ada hubungannya dengan tugas astronomi, kok. Ng, sampai jumpa besok?” Baekhyun melempar jawaban itu dengan nada menggantung, lalu lekas-lekas menggulung perkamennya, menyambar teleskopku, dan berlari menuju rumahnya sendiri dalam waktu kurang dari semenit. Meninggalkanku termangu di ambang pintu rumah, heran melihat perubahan sikapnya yang teramat tiba-tiba.

“Orang itu benar-benar…” desahku bingung sambil membuka lipatan kertas yang tadi Baekhyun berikan, hanya untuk mendapati sebaris kalimat bernada tanya yang jelas-jelas ditulis tangan oleh Baekhyun sendiri. Sebaris kalimat yang membuat lipatan-lipatan di keningku spontan memunculkan diri, sementara otakku sibuk memikirkan apa yang sebenarnya ingin Baekhyun sampaikan melalui surat ini.

.

.

Bolehkah aku menjadi Polaris untukmu?”

.

.

Susah bagiku untuk menghapuskan sebaris kalimat tanya yang diajukan Baekhyun melalui secarik kertas itu semalam, terlebih kala pelajaran astronomi hari ini malah membahas soal rasi Ursa Minor dan bagaimana cara yang benar untuk menemukan Polaris—si bintang utara yang tak pernah berpindah tempat.

“Jadi, seperti yang kalian ketahui, Polaris, atau yang biasa disebut lodestar—penunjuk arah, terletak di….”

Suara monoton Profesor Spencer—salah satu guru tertua di Stovenhale—sekolah kami—menggema di seluruh ruang kelas yang berbentuk lingkaran ini, membuat beberapa murid yang memang sudah terpaksa bergadang malam sebelumnya semakin terkantuk-kantuk. Aku sendiri baru saja menahan satu kuap agar tak lolos dari mulut, ketika sepasang manik ini tanpa sengaja menangkap sosok Byun Baekhyun yang sedang bersandar di kursinya dan mencatat semua perkataan Profesor Spencer tanpa berkedip.

Aneh.

Bagaimana bisa Baekhyun tahan mendengar ceramah guru kami tanpa menunjukkan tanda-tanda kantuk barang sedikit pun? Bukankah ia juga tidak tidur semalaman demi menyelesaikan tugas? Terlebih, ia baru mulai mengerjakan tugasnya sekitar pukul satu malam. Tidak mungkin bukan jika ia bisa menyelesaikan tugas itu dalam waktu setengah jam saja—mengingat sebagian besar dari kami membutuhkan hampir tiga jam lamanya?

“Sir?”

Kali ini Baekhyun mengacungkan tangannya tinggi-tinggi, membuat profesor kami yang bertubuh jangkung dan berambut ikal sebahu lekas-lekas memutar badan—nyaris saja menyapu Chanyeol yang kebetulan duduk di dekatnya dengan kibasan jubah lembayung itu. Tak hanya sang profesor, seluruh kelas pun mendadak tersadar dari fase melamun mereka dan ikut-ikutan mengalihkan pandang ke arah Baekhyun, penasaran.

“Ya, Mr. Byun?”

Eum, hanya ingin memastikan, bukankah selain dijadikan penunjuk arah, Polaris juga dijadikan inspirasi bagi karya beberapa sastrawan?”

Beberapa siswa perempuan mulai terkikik, mendadak paham benar dengan apa yang hendak Baekhyun sampaikan. Bukan rahasia lagi kalau si anak bungsu keluarga Byun amat menggemari karya-karya sastra dan puisi rune kuno—baik itu buatan penyihir ataupun para nemagi. Beberapa kali ia malah menunjukkan baris-baris puisi itu pada kami, berkoar-koar tentang betapa romantisnya para lelaki yang bisa membuat kalimat-kalimat indah seperti itu.

“Ya, kau benar,” jawab Profesor Spencer sambil meluruskan topi tingginya yang bertengger di atas rambut keperakan itu, binar matanya mendadak muncul kala ia mengamati Baekhyun lekat-lekat. “Shakespeare misalnya, ia amat dikenal di dunia nonpenyihir dan….”

Love is the star to every wandering bark,” potong Baekhyun sambil mencondongkan tubuh, sepintas membiarkan arah pandangannya bersirobok denganku. “Shakespeare, sonnet 116.”

“Tepat sekali.” Profesor Spencer mengangguk setuju sambil menepukkan tangannya sekali, lantas melanjutkan, “Seperti yang dikatakan Mr. Byun tadi, bintang utara bukan hanya digunakan sebagai penunjuk arah bagi yang tersesat saja. Beberapa pujangga bahkan mendefinisikan makna ‘petunjuk’ itu dalam konteks romantis, sementara dalam ilmu ramalan, kita bisa….”

Seluruh kelas kembali menguap lebar, lalu melanjutkan keasyikan mereka bermain tebak-tebakan dengan teman sebangku masing-masing atau mencorat-coret tepian buku mereka dengan muka bosan. Topik ramalan yang mendadak diangkat Profesor Spencer tak ubahnya Ramuan Lesu—satu yang membuat mereka tak lagi berminat mendengarkan pelajaran. Kendati begitu, aku tetap membuka sepasang kelopak mataku selebar mungkin, lamat-lamat melirik Baekhyun yang tengah mengacak-acak rambutnya dengan sebelah tangan dan terlihat sedikit frustasi.

Mau tak mau, aku pun kembali teringat pada surat Baekhyun kemarin.

Sebenarnya, apa sih mau lelaki ini? Apa ia sedang begitu terobsesi dengan Polaris? Atau ada alasan lain? Mengapa ia terlihat begitu bersemangat saat membacakan puisi tadi, namun berubah cemberut tepat ketika kelas berakhir?

Dan bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan Baekhyun, jika aku bahkan tak mengerti apa mau—

“Aku akan mengembalikan teleskopmu nanti di rumah.”

Baekhyun berjalan melewatiku begitu saja tatkala kelas berakhir, menggumamkan kata-kata itu sambil memasang tampang suram. Langkah kakinya bergema di sepanjang koridor, membuat beberapa siswa tingkat pertama yang sedang mengobrol sontak meminggirkan diri dengan wajah takut-takut.

“Anak itu kenapa—aduh!”

“Maaf! Kaulihat ke mana Baekhyun pergi?”

Aku memutar badan, mendapati sosok tinggi Park Chanyeol—sahabat sehidup semati Baekhyun—tengah menundukkan kepalanya sedikit untuk meminta maaf karena telah menabrakku.

“Dia pergi ke sana, kelihatannya terburu-buru,” jawabku cepat sambil mengibaskan tangan, menunjukkan bahwa aku baik-baik saja. “Omong-omong, dia kenapa, sih?”

“Kenapa apanya? Baekhyun baik-baik saja, kok.”

“Kauyakin?” tanyaku cepat sambil memicingkan mata, curiga. “Di mataku, kelihatannya dia sedang terobsesi dengan Polaris dan tak mau berhenti membicarakan bintang yang satu itu. Ia bahkan memberiku surat, bertanya apakah ia bisa menjadi Polaris-ku. Baekhyun tidak kerasukan hantu menara astronomi atau semacamnya, kan?”

“Oh—“ Chanyeol mengangguk paham, sepasang iris cokelatnya mendadak mendelik ke arahku dengan sikap jengkel. “Kalau begitu, Baekhyun jelas kenapa-napa. Dan itu salahmu.”

Spontan langkahku pun berhenti, sementara tanganku otomatis terulur untuk menyambar jubah panjang Chanyeol dan membuatnya nyaris tersandung. “Salahku? Aku bahkan tak melakukan apa-apa dan—“

“Salahmu, Nona,” ulang Chanyeol mantap sambil menarik ekor jubahnya dari cengkeramanku dan mengeluarkan decakan sebal. “Salahmu karena kau tidak peka, bahkan setelah Baekhyun mengucapkan puisi romantis tadi di kelas. Berapa tahun kau tinggal bertetangga dengannya, hah?”

“Itu tidak ada hubungannya. Dan apa maksudmu dengan tidak peka?”

Chanyeol mengembuskan napas dalam, terlihat bosan. Ia mengetuk puncak kepalaku ringan dengan tongkat sihirnya, lantas berujar, “Kalau kau peka, seharusnya kau sadar.”

“Soal?”

“Soal perasaan Baekhyun padamu.”

.

.

Bohong kalau aku berkata bahwa ucapan Chanyeol tadi tidak mengendap di dalam sel-sel kelabu otakku. Dan bohong besar kalau aku mengaku bahwa aku belum memikirkan jawabannya.

Hari sudah malam dan aku terpaksa bergadang lagi karena tugas astronomi. Kali ini, Profesor Spencer meminta kami untuk mengamati pergerakan planet dan akibatnya, serta tak lupa mengingatkan bahwa kami harus mengamatinya malam ini juga, tepat pada pukul satu malam.

“Hei!”

Aku mendongak, mendapati Baekhyun yang sedang melangkah keluar dari rumahnya sendiri seraya mengulum senyum. Malam ini, ia mengenakan sweter biru muda pas badan dan membiarkan rambutnya yang sewarna madu sedikit berantakan tertiup angin, terlihat kasual dan….

“H-hai,” balasku gugup sambil ikut mengulas senyum, mati-matian berusaha menyembunyikan aliran darah menuju pipi yang tak bisa dikontrol. Kalimat Chanyeol tadi jelas membawa dampak yang cukup parah pada otakku, membuatku tak mampu melepas pandangan mata dari figur Baekhyun yang—entah kenapa—mendadak terlihat lebih menarik daripada biasanya.

“Ini teleskopmu. Untung Chanyeol sudah—“

“Baek, untuk pertanyaanmu kemarin,” potongku kilat sebelum Baekhyun sempat berbicara lebih panjang lagi, “aku… aku tak mengerti maksudmu.”

“Tak perlu kaupikirkan,” timpal Baekhyun langsung, matanya mendadak sibuk mengamati sesuatu entah apa di langit sana. “Ini sudah hampir jam satu dan kita harus mengerjakan—“

“Aku berusaha tidak memikirkannya.Tapi, aku tak bisa, Baek. Aku tak bisa mengabaikannya begitu saja kalau… kalau…” Aku menarik napas panjang, berusaha meredakan debar jantung yang tiba-tiba berpacu. “Kalau yang kemarin itu adalah pernyataan cinta darimu.”

Rona merah sontak muncul di pipi Baekhyun, sementara dehaman pelan terus meluncur berulang-ulang dari kedua belah bibirnya. Pemuda itu melirikku dengan salah tingkah, sebelah tangannya yang tadi mengulurkan teleskop kepadaku sudah ditarik kembali. Sambil menggaruk tengkuknya dan mengamatiku dari sudut mata, Baekhyun pun akhirnya bergumam dengan nada menuduh, “Kau bilang kau tak mengerti.”

Well, itu…” Kumasukkan tanganku ke kantung celana, jemariku otomatis menemukan secarik kertas kecil pemberian Baekhyun kemarin. “Aku hanya tidak bisa memahami makna dibalik ‘menjadi Polaris-mu’, tetapi aku mengira kalau—sebenarnya Chanyeol memberiku kisikan—kau menyukaiku.”

Samar-samar, aku bisa mendengar suara rendah Baekhyun yang sedang merutuki kelakuan sahabatnya dan gumaman kesalnya soal “pernyataan cinta yang gagal”. Tetanggaku itu mengentakkan kakinya ke atas permukaan tanah beberapa kali, sebelum akhirnya kembali menyadari presensiku dan berucap pelan, “Sebenarnya, aku baru akan menjelaskan soal itu kepadamu. Soal, eh kautahu, Polaris dan rasa, eum, rasa sukaku.”

Baekhyun mengatakan itu semua dengan kecepatan tinggi, membuatku menjungkitkan sebelah alis dan harus berusaha keras menahan tawa. Seraya membiarkan pemuda itu mengambil tempat di sebelahku—lagi-lagi kami duduk berdampingan di teras rumah—aku memutuskan untuk meraih teleskopku dan mulai mengamati langit malam; setengahnya untuk mengalihkan perhatian, sementara separuhnya lagi untuk menciptakan aura sesantai mungkin di antara aku dan Baekhyun.

“Jadi… kau sudah tahu.”

Aku tak menjawab. Kubiarkan Baekhyun terus berkata-kata sementara aku sendiri sedang berusaha keras untuk mengendalikan reaksi tubuhku yang aneh dan menata isi hatiku yang terasa acak-acakan. Yah, kau tidak mendapat sebuah pernyataan cinta setiap hari, bukan? Terlebih jika pengakuan itu dilontarkan oleh tetanggamu sendiri, orang yang sudah kaukenal sejak masih kecil dulu.

“Begini…” Baekhyun meneguk salivanya keras-keras dan memalingkan wajahnya ke arahku, mendadak mengambil keputusan untuk menatapku dalam-dalam sembari berbicara. “Kautahu apa karakteristik bintang utara, bukan? Tak pernah berpindah tempat, setia berada di sana sebagai petunjuk arah. Pernahkah kau menyadari kalau selama ini—”

Suara Baekhyun memelan menjadi sebuah bisikan, membuatku terpaksa merunduk sedikit lebih dekat ke arahnya demi menangkap kata-kata yang hendak ia ucapkan. Dalam keheningan malam, aku bisa mendengar deru napas Baekhyun yang hangat, menerpa pipiku dengan lembut sementara ia berujar, “—selama ini aku selalu bertingkah layaknya Polaris?”

Kurasa Baekhyun pasti melihat mulutku yang sudah setengah jalan terbuka dan hendak mengajukan pertanyaan, karena ia mendadak saja mengulurkan lengannya dan merangkul bahuku tanpa izin. Senyum di wajahnya mengembang lagi, kini terlihat lebih percaya diri. Masih sambil mengeratkan rangkulannya pada diriku, ia menunjuk ke arah langit malam dengan telunjuk tangan kanannya dan berkata, “Apa pun yang terjadi, para pengembara pasti selalu bisa menemukan bintang utara. Tak peduli bagaimanapun kondisi mereka, mau susah atau senang, bintang itu… selalu setia, bukan?”

Aku mengangguk, mengiyakannya tanpa kata. Lamat-lamat, aku mulai bisa menangkap apa maksud tersembunyi di balik pesan Baekhyun tempo hari. Namun, kendati demikian, aku tetap memilih untuk bungkam dan membiarkan Baekhyun menyelesaikan penjelasannya terlebih dahulu.

“Aku berusaha untuk menjadi seperti itu.” Baekhyun menarik napas panjang, nada bicaranya sekarang terdengar mantap. “Sejak aku menyadari isi hati ini, aku mulai bersikap seperti itu kepadamu. Layaknya Polaris, aku tidak pernah beranjak dan berganti tempat. Sadar atau tidak, aku selalu di sana, mengamatimu dan berusaha untuk membantumu di kala membutuhkan.”

Lalu, segalanya pun mendadak jelas.

Ingatanku seketika terlempar ke masa lalu, teringat akan masa-masa dimana Baekhyun bisa muncul tanpa peringatan untuk menawarkan bantuan atau menaburkan secercah keceriaan. Aku ingat bagaimana kakiku patah saat belajar menerbangkan sapu dan Baekhyun adalah orang pertama yang berlutut di sisiku untuk menggendongku ke ruang kesehatan; aku ingat bagaimana Baekhyun meminjamkan buku pelajarannya kepadaku di saat aku lupa membawa buku dan guru Mantra kami mengadakan ulangan dadakan; ingat bagaimana ia pernah mentraktirku sekantong besar manisan apel—favoritku sepanjang masa; atau ketika ia mengetuk jendela kamarku tepat pukul dua belas malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

Ya, Baekhyun melakukan hal-hal semacam itu selama bertahun-tahun dan…

Uh, oh, kurasa Chanyeol benar.

….ke mana saja aku sampai tak menyadarinya?

“Maafkan aku.”

Tak ada ungkapan lain yang bisa kuucapkan untuk mengekspresikan perasaanku saat ini, malu yang bercampur dengan guratan rasa bersalah di segala tempat. Aku merasa bodoh, merasa tolol karena tidak pernah menyadari perhatian Baekhyun selama ini sementara lelaki itu berjuang keras untuk membuatku memperhatikannya.

“Tak perlu. Kurasa… sekarang aku sudah mendapatkan perhatianmu, bukan?”

Aku menunduk dalam, menyembunyikan isi hatiku yang kini kian campur aduk. Oke, kali ini aku harus mengakui bahwa ucapanku kemarin soal “aku-tak-mungkin-naksir-Baekhyun” harus segera ditarik. Maksudku, siapa sih orang waras yang mau mencampakkan lelaki super perhatian seperti Baekhyun?

“Byun Baekhyun.”

Hm?” Baekhyun menelengkan kepalanya ke arahku, memamerkan satu senyuman manis nan lembut yang seketika membuat kakiku lemas seperti es krim yang melumer di tengah terik mentari, menghadirkan gelitik bak sayap kupu-kupu yang bersinggungan dengan kulit, serta mencekat napas dan seluruh kata-kataku di tenggorokan. Sial. Aku rasa, Baekhyun tak perlu susah-susah membuat ramuan cinta untuk menjeratku ke dalam pesonanya.

“Kalau begitu—“ Baekhyun berdeham sekali, lantas mengerling ke arahku dengan sorot menggoda, “—setelah semua yang kulakukan, boleh aku mengulanginya lagi?”

“Mengulangi?” beoku dengan tampang bingung, sementara Baekhyun masih tersenyum-senyum dengan penuh percaya diri.

“Iya, mengulangi. Tentunya kau… tak akan menolakku, bukan?”

Mataku sontak terbelalak lebar mendengar ucapan Baekhyun yang kelewat percaya diri. Kendati begitu, aku—untuk yang kesekian kalinya—tak bisa memungkiri bahwa pernyataan Baekhyun barusan benar adanya.

Um, oke. Silakan.”

Baekhyun terkekeh senang, lantas sejurus kemudian mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius. Ia melepaskan rangkulannya pada pundakku dan meraih sebelah tanganku, menangkup jemari itu erat-erat dalam genggaman tangannya yang hangat. Sepasang iris gelapnya menatapku tanpa jeda, menelisik dalam dan menghadirkan degupan kencang di dada. Tubuh Baekhyun kini semakin condong padaku, mengeliminasi jarak yang ada dan hanya membiarkan satu jengkal saja membentang di antara kami.

“Biar kuulangi….”

Aku menahan napas. Baekhyun mengeratkan genggamannya pada tanganku.

“Bolehkah aku menjadi Polaris-mu?”

Dan kali ini, tanpa perlu menimbang-nimbang atau berusaha menguraikan maksud tersembunyi di balik kalimat itu, aku menganggukkan kepala. Mengiyakannya tanpa perlu berargumen, sekaligus meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang tengah disodorkan oleh Baekhyun kepadaku saat ini adalah sebuah ketulusan.

“Tentu saja.”

Yeaaaaaaa—“

Tapi…” Aku memotong teriakan melengking Baekhyun, lantas menarik lengannya agar ia berhenti melonjak-lonjak dan mendengarkan, “Kau tentunya paham, bukan, bahwa ini semua amat mendadak untukku?”

Mendengar pertanyaan itu, Baekhyun pun sontak bungkam dan lamat-lamat melirik ke arahku dengan tatapan curiga, seolah takut bahwa aku akan membatalkan jawaban “iya” atas pernyataan cintanya barusan. Aku terkikik geli.

“Jangan mendelik begitu, Baek, kau menyeramkan.”

Ia pun kini berganti memasang wajah cemberut.

“Hei,” ucapku selembut mungkin sambil meraih tangannya, menautkan jari-jariku dengan milik Baekhyun seerat mungkin. “Maksudku adalah, aku tak mungkin bisa langsung membalas isi hatimu secepat itu. Aku menyukaimu, Baek, itu sudah jelas. Namun, rasa itu belumlah sebesar rasa sukamu padaku. Apa kau mengerti?”

“Oh….” Baekhyun mengangguk singkat, tampaknya paham dengan arah pembicaraanku. “Kau butuh waktu? Untuk membiasakan diri, menerimaku sebagai pacar, dan—eh—membalas cintaku sepenuhnya?”

“Semacam itulah.” Aku mengedikkan bahu. “Tentu saja aku menyukaimu, itulah alasan aku menerimamu. Dan seiring berjalannya waktu, aku tentunya bisa—eum, tahu ‘kan, maksudku? Membalas perasaanmu, juga mencintaimu lebih besar lagi, mungkin.”

“Tentu. Kau tak perlu mengkhawatirkan soal itu, tahu,” sahut Baekhyun santai, kepanikannya reda seketika. Kami kembali duduk berdampingan seraya mengamati langit malam, menatap berbagai rasi bintang yang bertebaran di atas sana dan mencari-cari Polaris—si bintang utara yang melambangkan Baekhyun, si penunjuk arah yang menuntunku pada seseorang sepertinya.

“Omong-omong, Baek…” Aku menyandarkan kepala pada bahu lelaki itu, senang ketika Baekhyun membalasnya dengan cara menyelipkan jemari di sela-sela surai kecokelatan rambutku. “Kurasa aku bisa memahami kenapa kau begitu menggemari Polaris, itu manis seka—“

“Astaga!” Baekhyun sekonyong-konyong melonjak kaget, membuat kepala kami saling terantuk. Tetangga—ah, atau aku harus mulai belajar menyebutnya kekasihku?—itu kini menatapku dengan sorot horor dan mata membeliak, terlihat cemas setengah mati. Wajahnya pias, sementara tangannya kini sibuk menyetel teleskop dan mulai mengarahkannya ke langit malam.

“Kenapa?”

“Tugas kita! Jam berapa ini?”

Aku tersentak kaget, serta-merta ikut merasakan panik yang menjalar sementara mataku terarah pada arloji yang melingkar di pergelangan tangan. “Pukul satu lewat dua puluh! Ya ampun, kita belum ketinggalan banyak, ‘kan? Apa sudah ada pergerakan yang berarti?”

Baekhyun mengabaikan ocehanku, kini terfokus sepenuhnya pada lubang intip di teleskop. Ia mengamati langit malam dengan tekun, sebelah tangannya sibuk mencorat-coret perkamen dan menggambar beberapa pola pergerakan berbentuk elips di sana.

“Baek?”

“Kita tak ketinggalan banyak, kok. Aku akan membantu tugasmu nanti. Serahkan saja pada ahlinya.”

Aku mengangguk paham, merasa lega selama sepersekian jenak. Namun, sedetik kemudian, mataku kembali memicing ke arahnya dengan penuh curiga. “Byun Baekhyun, kaubilang kau hanya jago dalam hal rasi Ursa Minor dan Polaris-mu itu. Kauyakin bisa—“

“Aku berbohong,” sanggah Baekhyun sambil melempar pandang jenaka. “Ini, bisa bantu tuliskan, tidak? Mars, posisi 43 derajat dari….”

Tapi, aku mengabaikannya. Sepasang manikku memelototinya tanpa ampun, membuat yang bersangkutan tak ayal menoleh ragu-ragu dan langsung menelan ludah. “Eh, maksudku…”

“Kau berbohong?”

Eum, well… sebenarnya tugasku sudah selesai sejak dua hari yang lalu.”

“Lantas?”

“Kemarin itu aku hanya…” Baekhyun menarik napas dalam, tangannya tiba-tiba terulur untuk mencubit pipiku dengan gemas. “Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyatakan perasaanku. Seharusnya, aku mengatakan semua itu kemarin, tetapi keberanianku luntur seketika dan malah berakhir dengan surat konyol yang menimbulkan kebingungan.”

Kukerjapkan kelopakku beberapa kali, sekeras mungkin berusaha menahan tawa agar tidak tersembur keluar. Astaga, Byun Baekhyun. Ia berbohong hanya untuk… menemuiku malam-malam begitu?

“Hei, jangan tertawa!”

Pada akhirnya aku pun melepas kikikan geli, tanganku balas terulur untuk mencubit pipi Baekhyun. “Habisnya kau… kau benar-benar akan melakukan apa saja, ya? Termasuk menemuiku pukul satu malam?”

“Memang kenapa?” balas Baekhyun defensif, teleskopnya mendadak terlupakan di atas kursi batu. “Waktu itu aku mengamatimu dari kaca jendela rumahku sendiri, melihat bahwa kau masih berkutat dengan tugas astronomi. Kupikir tak ada salahnya ‘kan, kalau aku… ugh, intinya aku sudah berbuat baik dengan menemanimu kemarin malam!”

Aku terbahak lagi, kali ini sembari membiarkan Baekhyun yang masih mengerucutkan bibir bawahnya merangkulku erat-erat. Ia tidak melepaskan rangkulannya, bahkan ketika tangan dan matanya mulai bekerja mengoperasikan teleskop sembari menggerutu panjang lebar.

“Cara marahmu lucu sekali.”

“Aku tidak marah.”

“Tidak usah membantah.”

“Tapi aku tidak—“

“Aku menyukainya, kok,” sahutku cepat. “Terima kasih, untuk semua perhatian itu.”

Rona di wajah Baekhyun spontan muncul lagi, membuatnya terlihat seperti tomat. Ia terbatuk-batuk pelan, kentara sekali sedang menyembunyikan kegirangannya setelah mendengar kalimatku barusan.

“Tak masalah. Se-sekarang, untuk tugas kita—kau menulis dan aku mengamati?”

“Siap, Tuan Byun!” balasku riang seraya meraih perkamen, lantas mulai menulis setiap hasil pengamatan Baekhyun dengan teliti. Sesekali, aku akan meliriknya tanpa sadar dari sudut mata, kemudian mendapati ia membalas lirikanku dan saling bertukar senyum. Terus seperti itu, sementara sang bintang utara bersinar makin terang di atas sana, layaknya seorang Baekhyun yang kini berada di sisiku dan membuat hari-hariku ke depan semakin cerah dengan sinarnya.

Ya, itulah dia.

Dia adalah tetanggaku yang usil, yang diam-diam menyukaiku, yang selalu memperhatikanku di setiap detiknya, dan juga yang telah membuatku tanpa sadar jatuh terperosok dalam pesonanya.

Dia adalah Byun Baekhyun.

Dia… Polaris-ku.

.

.

Love is the star to every wandering bark

Whose worth unknown, although his height be taken

—Shakespeare’s sonnet 116—

…01:00 AMPolaris…

fin.

A/N:

I’m back with EXO series!

Di tengah banyaknya project numpuk yang mostly ber-cast anak VIXX, akhirnya aku inget untuk menyelesaikan yang satu ini ((dilempar anak exo)) dan bisa publish juga :’)

Anyway, dari spoiler yang udah beredar lama (?), EXO series yang kedua ini memang disingkat EFS—EXO Fantasy Series. Cuma, aku tetep mau mengingatkan kalau EXO Series di tanganku jatuhnya akan tetap ber-genre romance semua. Fantasy di sini hanya untuk latar tempatnya dan beberapa scene aja. Jadi, JANGAN (sengaja di caps) pernah meminta saya untuk bikin cerita di luar genre romance dalam EXO Series ini, okay? Mungkin nanti bisalah aku bikin fic EXO bergenre lain (psychology, family, surrealism, dsb) tapi jelas itu nggak bakal masuk di series ini. Jadi mohon maaf kalau ada yang mengharapkan seri ini bakal fantasy tingkat dewa dengan segala aksinya, karena tidak, ini seri dikhususkan untuk membuat Anda semua kena diabetes ((kicked)) xD

Tapi tetep, karena namanya fantasy, pasti bakal ada sesuatu yang unik dan membuat fic romance ini beda dengan yang lain ((halah)). So keep stay tuned for the 2nd story and…

Mind to review, please? 😉

68 tanggapan untuk “01:00 AM—Polaris”

    1. PERTAMA-TAMA AKU MAU BILANG MAKASIH KARENA INI YG KUTUNGGU sejak spoiler-spoiler 🙂 ahahaha xD Makasih udah nulis ini Amer (ketcup ketcup)

      Dan uwooow! First, Baekhyun seperti yg kutahu dari kamu langsung xD dan betapa aku exitednya liat judul ini udah muncul di IFK 😉

      Langsung saja ke TKP cerita.
      Baekhyun….. Omonaaa! kau pintar sekali naak mengandaikan dirimu sebagai Polaris! Itu bener-bener kereen bgt! Dan itu tentunya karena Authormu yg menjelmamu sekeren ini. Berterima kasihlah pada Amer, Baek xD ahaha.

      Dan seperti biasanya (as always) aku Amer selalu membuatku gelindingan dan diabetes setiap baca seriesnya. Superduperr manissss. Aku harus berenti makan manis malam ini ;—; Apalagi ini Baek yg biasanya selalu gombal di tangan Amer, tapi kali ini dia tidak sedang menggombal. Sungguh, aku suka sama pengandaiannya sbg Polaris itu dan itu emg bermakna bgt! ngenaa! Itu bikin sweet bgt! AAAAA! Baek kalo kamu jadi Polaris. Aku jadi rasinya aja ya biar kamu tetap di sana! xD ahahaha (ini baru gombal geje xD)

      Ehmm, lalu utk latarnyaa! aku sukaaa bgt sama HarPot. Jadiii aku sukaa juga sama lattar di sini. Sumpah aku ngebayangin sekolah mereka kayak Hogwarts gitu! AAA kereeen sumpaah!

      Yeaaay pokoknya series ini selalu kutunggu. Spoiler yg kedua siapa nih? ahaha xD (semoga Amer upload pict lg di twitter xD)

      See you on next fic Mer:* Bubyeee

      -Uci

      Suka

      1. HAI UCIII!! *ketjup balik* haha iya sama-sama dear, ini spoilernya emang udah sampe kadaluarsa (?) dan ficnya baru keluar sekarang xD salahkan VIXX yang bikin feel nulisku ke exo kesedot semua hahahah /dibuang/

        haha oke komen ini mungkin bisa ya aku screen caps terus aku kirimin ke baekhyun, biar dia bilang terima kasih ke aku gitu /nggak/ dan kamu yakin ci ini nggak gombal? .__. aku aja nyaris keriting nih jari2 pas ngetik, habis itu cheesy banget si baek make kode2 di kelas segalaaa /ya kenapa kamu bikin gitu mer/ -_-
        dan btw gombalanmu boleh tuh ci! harusnya itu diselipin di paragraf terakhir terus garap tugasnya pun gajadi xD

        ahaay, iya aku juga potterhead dan bahkan sampe bela-belain baca ulang bukunya demi membangun feel seri ini ;;; itu sekolahnya belum keliatan banget sih, mungkin di next part soalnya aku sendiri juga masih bingung bikin deskripsi tempatnya -__- /curhat/

        ahaha spoiler yang kedua? tunggulah besok kalo posternya jadi, pasti aku upload ke twitter xD

        okeee, makasih banyak ya Ci! see ya! 😀

        Suka

    1. Aaaaaa amer, baiklah…aku tadi lagi di jalan dan langsung nerima notif di email hahaha xD terus langsung berasa, ah ini pasti si amer xD

      Okeh, tadi pas dijalan aku baru baca setengah, terus pas di rumah ngulang lagi dari awal hohoho xD SOALNYA INI BYUNBAEK AKU GANYANTAI, AKU GABISA NYANTAI OWKAAAYYY!!!

      baiklah mari menulis drabble di sini hahaha ato mungkin ficlet ato vignette ((kicked))

      THIS IS SOOOO AMAZING! I CANT BREATHE!! Okelah, aku belakangan ini udh gabaca novel fantasi dan langsung semacam kesengat lagi sama fic ini, membangkitkan kenangan lama(?) Dan harpot dan segala macemnya gitu. Ah, sukaaakk banget xD

      Yaps! Karena aku cuma bisa ngebayangin latar harpot, aku ngebayangin rumah mereka tuh kayak si hagrid gitu, semacam rumahnya gitulah di desa apatuh namanya (oke nanti aku baca lagi hahaha) ((ini aku sampe nulis komen di color note kkkk)). Pas yang pertama itu, duh mau banget ngerjain PR astronomi sama byunbaek, gangerti tapi gapapa lah aku mau hahaha xD dan berkirim surat dengan burung hantu, itu hedwig kah? Hahaha yaudah kalo gak ada, minjem dari si harry kalo gitu hahaha

      Dan dan dan…kenapa chanyeol ada di sana hah? Kenapa mer, kenapa? Dia suka mengganggu scene byunbaek x oc gitu hahaha ((itu fic lain dir)). Dan suka banget pas yang di kelas itu aaaaaaaacks!!! Suka suka banget! ah kamu tau banget aku lemah kalo ada orang yang udah nyelipin puisi shakespear begini duh duh duh ulalala aku suka banget! Aku sampe nyatet masa sonetnya yang itu c”: TAPI DI SINI DIA ASDFGJDBDKL banget ya, berpuisi di kelas gitu dan sebenarnya kode. Harusnya baekhyun bikin hastag #inikode biar ceweknya aware. ((ini semua salah baekhyun)) ((dilempar teropong sama baekhyun))

      Dan pas mereka ngerjain tugas bareng lagi itu…/meleleh/ pake si ceweknya gak langsung nerima lagi, kamu maunya toh apa sih, cewek? Hahaha xD dan mereka udah tetanggaan sejak lama, haduh mau nari sambil nyanyi lagunya rihanna deh yang ‘where have you been~’ ya, tapi kalo dia langsung suka kan gak seru huhu

      Okeh dari segi cerita, kapan aku tak pernah suka sih mer. Dan yang bikin melongo adalah kamu nemu aja istilah istilah polaris dan rasi
      bintang Ursa Minor, atau apapun itu, oke, karena aku melongo semelongo melongonya, gini mukaku :O

      HAHAHAHA

      Dan baca profesor spencer aku malah ngebayangin si profesor snape, duh pikiranku ke mana, padahal bukan hahaha xD

      Dan dan…aku…apa ya, suka banget deh hehehe dan oh ya, ngebayangin si chanyeol ini nanti punya toko kayak si george and fred hahaha soalnya dia kan semacam konyol dan okeh ini rusuh banget gak sih? Hahahaha xD maaf ya, kamu taulah aku bagaimana *winkeu

      Dan sebelum ini berakhir, boleh aku pesen-pesen gitu? Hahaha
      Aku mau pesen kalo si luhan nanti jadi pemain quidditch yak??? Hahaha aduh itu unyu pasti dan cool kkkk xD eh tapi terserah amer sih hahaha

      Okeh, udah deh, meledak banget nih aku. Makasih untuk ficnya yang amazing yabg membuat mukaku gini :O
      Hahaha maacih juga ini pertama2 langsung si byunbaek heuheuheu, aku terharu ((padahal emang kebetulan aja sih si amer dapet idenya buat byunbaek)) ((baiklah))

      Aaaaa can’t stop talking duuhh udah deh. Sekian huhu

      Ditunggu yang lainnya, seperti biasa. Me love this, me love you, me love byunbaek!! :3 ayey! See yaaaaaa~

      Suka

      1. AAAAAA KAKAAAAK! Oke pertama, ini komen nggak sampe vignette karena aku udah dengan isengnya copas ini ke word dan ternyata cuma (?) 500+ words XD eh tapi itu banyak sih, aku aja sampe begini O_O pas baca….

        Yap ini Byunbaek dan aku udah menduga bakal ada reaksi2 semacam ini muehehe, dan emang harpot itu bikin nostalgia banget deh kak, aku aja pas bikin ini bolak-balik buka novelnya lagi :’)

        eum, sebenernya aku sedikit (sedikit aja) mau ketawa pas kak dira bilang rumah Baek kaya Hagrid hahahah xD ya mirip dikit lah, cuma ini bentuknya tinggi kaya menara, kasian lah baek kalo punya rumah cuma pondok hagrid doang ((digiles hagrid)) dan sejujurnya aku juga gapaham astronomi kak, anak ips gini… semua itu credit ke wikipedia termasuk si mas2 shakespeare segala .__.

        kenapa ada chanyeol? karena aku baekyeol shipper /eh/ entah deh, kalo udah nulis nama baekhyun itu pasti tangan ini gatel nulis nama chanyeol juga… sepaket gitu kali ya mereka /apaan/
        dan emang baekhyun kasian bangeeet, udah kode tapi ceweknya ga peka =) untung ini gurunya bukan snape, kalo iya mah udah direbus jadi ramuan itu abang byunbaek /kabur

        chanyeol eum *lirik draft* ntar aku bakal bikin dia sekonyol mungkin ((apa?!)) dan bolehlah mungkin aku selip-selipin mainan aneh macem punyanya fred sama george xD /terus ceweknya malah takut/
        dan untuk yang kesekian kalinya…. KAK KENAPA SIH KITA SEHATI! aku sebenernya lagi mikir alur buat yg lain dan pas banget komen ini masuk terus aku baca tentang luhan-quidditch dan itu semacam “uwoo bener nih, luhan kan demen main bola, jadiin aja pemain quidditch” ehehe makasih banyak kak! 😀

        yap sama-sama kak diraaa! me love you and byunbaek *coret* jongin too! see ya! :*

        Suka

  1. Polaris..

    Ah, boehkah aku maleleh saat ini? kalo perlu menyublim seketika.
    NJIRRR!! AMEEER, INI FLUFFY ABIS, AKU GA TAU MAU NGOMONG APA, DAN INI BAEKHYUN DAN INI MANIS BANGET, DAN INI..((matiin caps/ambil napas/tekan caps lagi)) D.A.E.B.A.K.

    ehm.. JK.Rowling punsepertinya harus belajar nulis romance dari kamu.
    Ini FAIL BANGET. KAMU GAGAL GAK MENCURI HATIKU DENGAN TULISANMU /ga nyante/

    Aku ngebayangin baek disini kaya pas dia di fansign nature republic, ah..dia tampan banget disitu dengan pakaian rajut abu-abunya itu
    Byunbaek, kamu kalo nembak liat-liat situasi dong, jadinya malah kencan di tengah-tengah tugas kan, haha~
    Ini keren, niat bikinnya,ga maen-maen pake istilah astronomi yang ga semua orang awam tau. Dan kenapa pembicaraan tentang langit dan rasi bintang itu selalu membawa aura romance, ah.
    sepertinya malam ini saya akan iseng ngintipin bintang dari kaca jendela/salah kamu mer..

    Overall, suka banget sama karyamu ini. Kutunggu karya yang lainnya ^.^
    /sebenernya mau komen banyak, tapi langsung blank nih, bayangan byunbaek melayang-layang di kepala/ah, maaf saya ngerusuh

    Senyum lima jari buat author kece yg satu ini 😀

    Suka

    1. Hai kakak! eum btw, aku liat kak dira manggilnya “dhin” begitu di twitter, jadi aku panggil kak Dhin aja ya 😀

      aduh kak jangan meleleh dong, apalagi menyublim ((menyublim itu kaya kapur barus ilang di udara kan ya? .__.)) nanti kalo gitu siapa dong yang nemenin baekhyun? :3 /malahgombalinreader/

      duh itu kebalik kali kak… aku yang belajar banyak dari tante (?) rowling soalnya dia penulis favoritku sampe sekarang ❤ yah walaupun kalo romance2 gitu aku belajarnya dari kebanyakan ngayal sih /eh/

      ahaha iya sebenernya ini pun pertama kali aku terjun ke istilah2 astronomi dan itu pun harus bolak-balik ke gugel-wikipedia .__. dan emang yang namanya nonton bintang + cowok cakep dan baik + digombalin (?) itu idaman para wanita banget sih huhuhu ;;;

      yap, dan jangan bilang ini kurang rusuh kak soalnya ini udah panjang sekaliii ^^
      makasih banyak ya kak Dhin! ah dan salam kenaaal! :3

      Suka

  2. Masih -atau selalu- keren seperti tulisan-tulisan yg sebelumnya. Dan, jujur sih, tulisan kakak -mungkin lebih tepatnya, sebagian besar ff di ifk- jadi motivasiku untuk kembali ke dunia tulis-menulis hehe. Bingung mau komentar apa, bagiku ini sudah bagus untuk dikomentari lagi. Jadi … Aku akan menunggu fanfiction selanjutnya saja deh 😀

    Suka

    1. Aaaa, makasih banyaaak!
      Ah dan aku ikut seneng sih kalo tulisan para SC di IFK bisa memotivasi, jujur aku pun bisa terus nulis dan nulis sejak gabung sama IFK :**

      okaaay, thanks for reading ya! 😀

      Suka

  3. KAK AMER!!HUAHAHAH
    AHAHA! AKHIRNYAA…. Setelah melewati hutan hitam, bertemu Centaur dan lain-lain.. lalu melintasi abad demi abad ((astaga)) akhirnya ini Series di-publish juga, yaaah, :”'””) ((terharu)). Lalu aku baca ini sambil dengerin Deli Spice yang The Confession cobaaak. Aduh! Feel anak-anak Reply dan ini semacam ngebaur dan ngebentuk lembah cherry-bombs yang “MAYGAT BAEK KAMU KOK CERDAS SEKALEEH,”

    SATU SATU SATU : Rasi Bintang Utara. Aduh, udah, deh. Aku pernah denger soal rasi bintang dan tau satu rasi yang disebut Polaris. Jadi begitu disuguhin ini semacam yang familier dan, uh oh, sial lah kamu Byun kamu belajar dari mana, begitu???? Nyarinya pake rasi bintang cassiopea juga bisa ya kalo gasalah inget? Hehehe. Yang jelas, ini semacam nambah-nambah ilmu di bidang astronomi, tauuk, kak. Terutama anak sosiaaal yaaaa. Anak ipa juga tapi, kan? Ah yang jelas ini menyeluruh dan, IYA SAYA TAU EFS INI EMANG ROMANCE DAN HARUS NGEFLUUFFFFF GAMAU TAUUU POKOKNYA FLUFF FLUFF FLUFF! ((fangeol gila)). KAYAK INI LAH, Byun di sini nampak begitu… uh. ((elusdada)) ((mencobamengingathunhan))

    BAEK IS SO AMAZING! AKU JUGA MAU DONG DITAKSIR PEMUDA YANG PINTER KAYAK GITUUUUU, ((aaaaaaaaamiiiin))

    Somehow aku jadi mikir, jangan-jangan nanti kak Amer bikinin buat Suho yang ada kaitannya sama kata-kata “untuk meja nomor 3,” ngahahahahaha. Old-fashioned bangaat! Suho suho…. ckck. Etapi gapapa sih, asal jangan main “jogiyo jogiyo”-an. Dan intinya, rasi bintang ursa minor emang pas banget kak di sini awawaw aku menahan diri unttuk tidak gelindingan!

    KEDUAAAA:: Aku potter-freaks jebal :”( Rasanya mau “AAAAAA HARRY POTTER AAAAAAA. BAWA AKU KE HOGWARTS JEBAAAL.” Meskipun gaada yang peduli sih, kak. hahahaha. Udah Prof. Spencer berasa kayak Prof.Snape cuma rambutnya perak, kan. Ya beda deh. harusnya Prof. sooman aja juga boleh, kak. mengajar management acounting khusus agensi. hahaha. Aku jadi berpikir ((mikirmuluih)) kalo di sini ada penggunaan sihirnyaaaa, Baek, aku vera-verto terus kuubah jadi bantal terus aku peluk-gigit kamuuu! ((ngumpet dari kakdir))

    Sub-cast kitaaaa : uri Chanyeol. Semacam kok kamu lebih keren dari Byun Baek mas di sini? Gatau kenapa, di pikiran aku si Yeol ini keren-kece banget di sini! ‘-‘b XXXDDD

    Kira-kira yang kedua siapa ya? I have no idea. TAPI AKU RELA NUNGGU TERUS ASAL ITU KAK AMER {{}} Kak amer jjang!

    [P.S] Kak amer harus tau aku tadi abis dari page DramaWeek dan liat scroll down ada yang judulnya 01.00 AM Polaris aku semacam yang being amazed and then click it and….. this one is yours.

    [P.P.S] COBA AJA ITU POSTERNYA BYUNBAEK YANG DI SEOUL MUSIC AWARD!!! ADUUH ITU SOAMAZING! He looksalike the real witch

    Dadaaah Kakak Ameeerr!;;) 🙂

    Suka

    1. DHILAAAA!!!
      welcomeee, btw kamu ngespot di atas tapi komennya di bawah sini xD dan omong2, kamu berniat ngalahin kak dira apa gimana sih pas komentar….

      yap aku pun terharu dan pas baca opening komen kamu ini jadi sadar kalo ini adalah series yg aku janjiin sejak taun lalu tapi baru kelar sekarang :’)

      dan kamu juga familier sama rasi ini? aaaa, iya nih aku habis gugling soal polaris jadi favorit banget gitu sama bintang satu ini, padahal dari dulu bintang favoritku itu spica, tau nggak? itu tuh dua bintang yg jadi satu gitu dhil, kan so sweet (apanya) xD
      yap nyarinya pake semacam garis lurus gitu dan kalo ga salah nginget gambarnya emang ada di sebelah cassiopeia~
      dan you know me so well kalo EFS itu harus fluff ahaha, jaga2 doang sih itu note, kalo2 ada yg minta buat ini jadi action ((since I’m suck at that genre, like seriously)) .__.

      eung… aku udah mikirin storyline buat suho dan enggak kok! no no no, aku nggak bakal bikin dia jadi old fashioned ((peluk junma erat2)) apalagi make jeogiyo jeogiyo ungnyo ungnyo-nya si kris, it’s not my style kali dhil /apaan xDD

      dan kenapa aku ngakak baca profesor sooman xD spencer ini emang macem snape berambut perak, tapi dia nggak galak kok~ kalo galak mah si baekhyun udah dikutuk jadi kodok pas sok berpuisi ria itu muehehe /kicked/
      dan pasti adalah make2 tongkat sihir, paling di next part karena di sini aku bingung mau nyelipin mantra di mana… ya kali si baekhyun mantrain ceweknya biar nempel sama dia terus ((etapi ini bisa dicoba))

      yang kedua…. eum tunggulah posternya jadi, nanti kamu pasti liat aku kasih spoiler lewat twitter 🙂
      okeeee makasih banyak ya dhilaaa! ini rusuh banget dan me like this comment ((seandainya komen ada tombol like-nya haha)) see ya! 😀

      P.S: mungkin kita jodoh dhil (?) makanya kamu tertarik gitu :p
      P.P.S: akhir2 ini banyak foto baek cakep sih, gimana kalo dia kita pinjem sebentar dari kak dira? xD

      Suka

  4. KAKMEEEERRRRRR! Dirimu comeback bikin heartattack tau nggak T___T aaaah aku ikut deg deg an heuheu ;;;;;;;

    Sumpah kak, udah nggabisa ngomong, pokoknya ini BUAGUS BANGEETTTTT akkkk;;___;; /makan kakmer/

    Duh samaan kaya kakdir, pikiranku terbang ke harpot dan sumpah ini apa fluffy cheesy apa ajalah pkoknya positif aku udah meleh + diabet deh heuheu. Sehun dong kaaaakkk, pliseu pliseu T^T

    Pokoknya bagus deh kaaak, aku reblog boleh yaaa? Ditunggu karya selanjutnya kaak<3

    Suka

    1. *nyanyi heart attack*
      Halo Lusiiii! ehe iya nih akhirnya comeback setelah kebentur WB berulang-ulang, dan akhirnya EFS pun kelar juga :’)

      haha iya harpot emang pengaruhnya besar banget dan syukur deh kalo kamu bisa bayangin ini kaya yg kak dira bayangin 😉
      dan untuk sehun… ditunggu aja yaaa! si yehet ohorat ini juga bakal aku buat semanis mungkin walau ga segombal byunbaek xD

      okeee silakan kalo mau reblog! makasih banyak ya cantiiik! 😀

      Suka

      1. /lanjut nyanyi heartattack/
        Hai juga KakMer, sama kak WB menggangu otak memang. Tp justru saat galau inspirasi pun dateng heuheu

        Hehehe sipdeh kak, pokoknya ini FF fav banget deh /semua jd fav perasaan/-____-
        Iya, sama yang pict fict nya kakak wktu itu, Sehunnya belum keluar juga :3
        Gapapa ga manis, yg penting kyeopta xD /banyak mau/

        Sama-sama kakak yang lebih cantiiikkk{}

        Suka

  5. KAK AAMEEEEEEERRRR! /culik Baekhyun, bungkus, bawa pulang/

    Sejak Kakak nge-tweet, post ini bener-bener aku tungguin serius HAHAHAHAA bener-bener bikin gregetan pas baca! Dari awal fantasy-nya kerasa bangett huu :]

    Astagaa disini Baekhyun bagaikan anak polos yang pintar, lucu, plus romantis, perfect banget tau gasihT_T sifat dia yang kepedean bikin dia keliatan bener-bener… em, nyata-kah? ahah iya, sifat baekhyun yang pede ga ketulungan ituu!!xD

    and da girl, well she is so lucky…. punya pacar dengan karakter Baekhyun disini emang bikin nyubit pipinya mulu, ngegemesin sih 😡 apalagi disini mereka sama-sama polos gituuu aaah gatau lagi deh fluff-fluffyyy! manisnya ga ngira-ngira nih!!

    latar belakangnya juga ga rumit buat dibayangin, bacanya enak! soalnya udah kebiasa sama diksi kakak yang…. apa ya? pokoknya khas kak amer gituXD pengalihan bahasanya (?) cocokkk!

    alur & tema fanficnya bener-bener anti mainstream! tapi kalo dibanding sama ‘after 72’, aku lebih suka karena starring Jongin alias ma bias hahihuheho :3 tapi semua fanfic kakak emang keren-kereeeenn! /two thumbs up/ overall, aku suka gaya nulis kakakk! /tsah/

    daebaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!! 😀 😀 😀

    Suka

    1. HALO LAIIIIIS :3 /bantuin bungkus baekhyun/

      ah makasih banyak ya udah ditungguin segala huhuhu… maaf kalo aku udah terlalu sering mem-php kalian dan baru bisa publish sekarang muehehehehe /dilempar/

      kalo sifat kepedean sih kayaknya nyata, tapi kalo pinternya gatau ((dibuang)) yah emang di sini dia cowok idaman banget sih, walau kepedean itu .__.

      ehehe dan untung kamu bisa ngebayangin dan merasakan fantasinya karena ini tuh semacam latar yg mengambang (?) dan aku sendiri bingung tujuh keliling pas buat -__-

      haha after 72 itu juga favorit nomer satuku sih, habis kan ada abang Jo *tos dulu kita* XD
      makasih banyak ya cantiiik 😀

      Suka

  6. Pertamanya aku kira isinya bakal bnyk berkutat dg hal2 sihir ala harpot, sehingga aku agak enggan membaca. Coz gak suka harpot. Hhee. Tapi setelah dipantengin baik2, ternyata persepsiku salah. Kyaa demen bener dg ide tentang polaris, apalage interaksi bacon yg sdikit foolish n sweet. Klu aku ingat2 lagi ff exo na saeng kbnykn ttg cinta dlm persahabatan ya. Love it.

    Suka

    1. Haiii, makasih ya akhirnya udah mau ngeklik dan baca ini 🙂 ehe iya awalnya aku juga mau bikin kaya harpot tapi setelah dipikir ulang bikin latar sendiri lebih asik kayaknya 🙂
      ehe iya nih kalo bikin fic exo biasanya kebawa ttg cinta dalam persahabatan… mungkin ini semacam curhat colongan juga kali ya xD
      thanks yaa 🙂

      Suka

  7. Kakak… menyedihkan banget ya… aku belum komen apa-apa udah 25 komen T_T //mojok

    aku jadi nge-blank xD jadi… ehm.. maap kalo pada akhirnya aku gak bisa hrboh kayak biasanya.

    itu.. awalnya baca judulnya tuh kayak yng gini “aduh.. kenapa semua yang berkaitan dengan Baekhyun tuh cahaya? gak elemennya… gak FANSITE-nya (Polarlight), bahkan kali ini judulnya Polaris, haha 😆

    dan… selamat kak, kakak udah kembali ke zona nyaman kakak di dunia fantasy x”D //terhura //soalnya kan aku belum pernah baca fic kakak yang fantasy.. haha… (pernah gak ya? pernah gak sih?) dan ini memuaskan banget! terlebih ada rasi bintangnya gitu xD tahu gak kak, di Atlantis Series itu kan pengaturannya berdasarkan Rasi Bintang? karena sekarang Rasi Bintang ketambahan 1 dan 1 zodiak gak sama rata lagi jadi 12, aku pikir itu seru haha xD //apa ini

    terlebih..terlebih…

    aduh kak, aku dulu waktu suka banget sama EXO (ya padahala sekarang masih suka), aku paling suka Baekhyun. kalo kakak kenal aku dari dulu, pasti yang kakak tahu adalah fic-ku gak pernah gak pake Baekhyun. gak series gak OS pake Baekhyun mulu, dan pasangannya Miyoung :”” jadi, setelah baca ini tuh… kayak…

    “ANJIR!!! LEO SAMA HOWON MAU DIKEMANAIN?! MASA’ BIASKU GANTI LAGI??!! AH GAK ANTIK-GAK ANTIK!!”

    semacam berusaha menahan diri dari godaan Baekhyun yang manis (?)

    dan cara Baekhyun nembak itu, aduh, aku suka banget… *_* “Bolehkah aku menjadi polaris untukmu?”
    kalo aku yang dapet sih bakal teriak “ENGGAAAKK!!” //ditendang
    enggak sih, becanda. yang bener bimbang. antara mempertahankan Howon yang cool, Leo yang kebapakan, sama Baekhyun yang serupa dengan N omma, jadi yah… //plis sa plis

    tapi, kenapa si cewek gak pernah nyadar ya? aduh, katanya udah dari kecil temenan, tapi perasaan temen sendiri gak ngerti.. aduh… /.\ jadi meragukan deh ni cewek tuh sebenernya manusia apa bukan (apa hubungannya sa?)

    tapi, beda sama aku, cirikhas kak Amer itu di diksinya yang memukau, haha, dan ketika kak Amer bikin fic bergenre apapun, selalu ada Romance dan Fluff… dan misalkan kakak jadi freelancer (duh…) pasti tanpa baca keterangan author-nya, yang udah biasa baca fic kakak pasti komen “ini punya Amer nih…”
    kalo aku kan selalu ada thriller-nya, haha //mana bentar lagi bikin Voodoo doll lagi, haha //lagi ne-fans Vixx

    intinya, ini memukau kak :” sebenernya aku udah selesai baca tadi malem, tapi mata udah ngantuk berat, jadi aku tidur aja~~ dan.. dan… 2nd story make siapa nih? kayaknya bukan SUho deh :3

    Keep writing kaka :”)
    p.s : pasti ini jadi MOTW deh xD (Rock your body body, rock your body)

    Suka

    1. Halo Sasaaa! ah it’s okay kok, toh spot pertama di ABT selalu kamu yang ngisi :’)

      dan kamu bilang ini ga heboh? kamu mau aku lempar pake sepatu? .__. ini tuh panjang banget sampe aku pas nge-scroll mikir “apa tangannya ga pegel yg ngetik komen nih…” ((padahal sendirinya tukang rusuh))

      dan yap, aku juga pas ngetik judul Polaris langsung kepikiran “lah baekhyun jodoh bener sama cahaya2 begini” xD
      ahaha kamu tau banget sa kalo fantasy-romance tuh zona nyaman pertamaku sebelum psychological fic.. dan emang nulis ini tuh aku menikmati banget meskipun….ya begitulah, sampe mau jedotin kepala rasanya pas riset tentang polaris dan rasi2 ini -_-

      hahahahah udah sa udah, seni berbias banyak itu asik kali, aku aja punya sederet XD kan kalo bosen (?) tinggal ganti, sedia payung sebelum hujanlah ((teori macam apa ini??!))

      Btw, ini bukan mereka dari kecil temenan sih.. lebih ke kenal dari kecil tapi deketnya cuma sekedar nyapa atau minta tolong~ ya semacam baekhyun itu secret admirer si cewek gitulah sa~

      romance – fluff emang ga bisa lepas dari aku kayanya Sa, soalnya dulu awal nulis tuh aku kecantolnya dua genre itu dan makin lama makin berbahaya (?) kalo bikin fluff .__. mungkin udah jodoh kali ya sama dua genre ini xD

      2nd story? errr, tunggu aja yaaa… aku kasih spoiler aja nih, tebakanmu bener kalo bukan suho :p

      anyway, makasih banyak sasaaa! jangan sedih walau kamu nggak pertama, aku tetep cinta kok (?) ❤

      Suka

  8. Okay eon.. Ini… FAVORITE BANGET! Bikin senyum senyum sendiri gini hahaha. Keren deh ya. Bikin yang banyak lagi eoon~~ FIGHTING!

    Suka

  9. okay,, ini kali pertama aku comment setelah sekian lamanya cuma jadi secret reader..
    swear tsukiyamarisa itu yg udah bikin aku jatuh cinta sama fanfic
    terutama setelah baca LAL…
    fanfic-nya punya spot tersendiri buat aku
    dan.. ini yg paling aku suka: produktif banget, mau di blog ato ifk

    Suka

  10. Amerrrrrrr!!!! Astaga baek manis bgt siih… bikin gemesssss… #gigitguling.. aduh, aq ga banyak kritik atau saran lah, ini kan emang uda jadi ladang kamu… n yaampun aq ga bisa bayangin pas scene chanyeol keluar pake jubah a la Harry potter gtu… hihi.. Aq ga tau kenapa, tapi menurut aq ff kamu sangat2 cocok buat tema valentine (mengingat ini bulan februari).. hoho.. Congrats amer, kamu emg ga pernah ngecewain reader kamu termsuk aq.. hoho.. Aq tunggu next chappie-nya…^_^

    Suka

    1. Ahahaha iya baekhyun bikin gemes dan emang minta digigit atuh itu xD
      ah chanyeol make jubah ala harry potter kayaknya emang keren banget, soalnya dia kan tinggi gitu ya, make apa aja cocok ((kenapa malah bahas chanyeol))

      okeee, stay tuned aja yaaa, diusahakan pas februari ini deh biar sesuai suasana valentine :3 makasih banyaaak! 😀

      Suka

  11. ugh! aku kesel sama cewe baekhyun! polosnya keterlaluan ini, masa gak tau itu si baek lagi nyatain perasaan sih! -__-
    musti ya dikasih tau chanyeol dulu baru ngerti Y.Y
    maaf Mer, aku terlalu terbawa suasana sama fanficmu XD
    intinya nih FF bisa bikin emosi readers naik turun. melayang-layang ada, pengen nonjok muka orang juga ada. seharusnya si cewe berterimakasih tuh sama laki saya /siapa?/diinjek/ kalo gak karena dikasih tau chanyeol mana tau dia si baek lagi nembak.
    aku beneran kesel loh Mer waktu baekhyun nyinggung2 Shakespear tapi si cewe cuma masang tampang bingung + bego – pinter x tulalit = hitung sendiri. /digiles traktor/
    ada ya cewe polosnya sampe begitu Y.Y
    yah tapi akhirnya terobati juga sama sikap malu2 baek tapi percaya diri banget bakal diterima cintanya. asik deh sampe lupa sama tugas. besok tinggal tunggu hukuman aja kalo belum selesai. untungnya itu baekhyun, kalo chanyeol? haha selamat menjalankan hukuman dah XD
    ngemeng2 tentang chanyeol, dia kenapa ancur banget di sini? cakep2 tapi males, usil pula…ckck…
    oke Mer, aku tunggu EFS yang lainnya. semangat buat project yang lain ^^9

    Suka

    1. aduh aduh Ty jangan kesel lah, kan kalo ceweknya ga polos ga seru (?) ntar adanya baekhyun gagal ngegombal xD

      hahaha ya gimana dong, Baekhyun nyinggung shakespeare itu udah semacam makanan sehari-hari kali ya, jadinya si cewek ga nyadar juga ((dibuang)) habis baek kan emang raja gombal gitu, entah kenapa mukanya cocok /heh/

      dan yah, karena ini baekhyun yang cakep dan suaranya bagus, pede bakal diterima gapapalah… untung ye dia cakep, kalo nggak mah udah ditendang tuh sama ceweknya /jahat/
      chanyeol eum… karena dia cocok perannya begitu? /nggak/ entahlah, aku di sini ngebayangin yeol tuh murid males tapi cakep yang penggemarnya dimana-mana gitu deh, macem pembuat onar tapi tetep disayang (?) /apa

      okeee, stay tuned yaaa, makasih banyaaaak! 😀

      Suka

  12. Baek manis deeh, romantis banget nembak pake latar belakang polaris gitu.
    Ini ff pertama yg castnya nembak cewek, dengan alasan kreatif gini. Hihihi. Berapa lama ya baekhyun mikirin cara nembak cewek kayak gini? Gak kebayang baek asli kayak gitu. Yg ada belum kelar ngejelasin, dia udah ketawa ngakak. Hahahaha

    Suka

    1. sebenernya…baekhyun itu perpaduan antara romantis dan gombal, beda tipis lah (?)
      hahaha, eum, berapa lama mikirnya? kalo akunya sih ada buat konsep buat nembak ini dari taun lalu ((siapa yang nanya)) .__.

      anyway, thanks for reading ya! 😀

      Suka

  13. Manisssss bangeeetttt aku ga berenti senyum selama baca ini 😀 ude kayak tengkorak idup -_- baekhyun romantis banget deehhh yang jadi ceweknya ya ampunnnn besyukur banget dapet tetangga kayak gitu(?)

    Keep writing ‘-‘)9

    Suka

  14. Plislah itu likenya kenapa cuma bisa sekali tekan aaaaak!!!
    duh mer, aku baca ini… aduh aku… ah, speechless! ini keren banget dan dari kemarin gatel banget pengen komen tapinya baru sempet sekarang. hahahaha
    dan yah, dua anak itu bener-bener bikin aku senyam-senyum. mulai dari atas, turun ke tengah, dan sampe bawah dan… dan… aku gatau harus gimana menghadapi momen mereka berdua yang unyu itu!
    blushing~ sepanjang cerita hahahahahahaha xD
    aku suka banget sama pembawaan cerita kamu yang semakin mengalir. dan dan dan… ya, kamu menyajikan warna baru dengan membawa nyawa harpot ke sini! hawanya jadi beda aja gitu dari semua fanfic romance yang pernah kubaca xD aku suka bangetlaaaaaaaaaah.

    pokoknya aku akan menunggu series yang selanjutnya! huhuhu serius aku ketagihan mer Dx

    Suka

    1. Halo kak Nisaaaa! aduh kenapa ya aku terharu baca komen ini, semacam dikomen sama author favorit itu… ;;;
      dan it’s okay, aku santai aja kak soal komen-mengomen, diutangin gapapa asal tetep dibayar (?)

      haha yap ini percobaan baru sih sebenernya kak bawa2 harpot setelah melewati diskusi panjang (?) sama kak dira dan yang lain.. untunglah ini nggak fail :’)

      okeee, nanti series berikutnya aku tag lagi deh :3 makasih banyak atas komentarnya ya kakaaaak :**

      Suka

  15. HALOOOH KAK AMER… semoga kakak inget aku. ituloh, sasaeng fans kakak /yakininget?/

    Oh dan… APA-APAAN FANFIC INI? FANFIC SWEET MACAM BEGINI BIKIN DIABETESKU NAMBAH KAK… /segitunya/ Tanggung jawab lho kak! Kalau gak beliin aku tropi**na slim, paling gak kasih aku Baekhyun deh. Yayaya… Gara-gara kak Amer juga, aku jadi dikira sarap kali sama orang gara-gara senyum-senyum sendiri waktu lagi keluar.

    Dan dan… aduh gimana yah bilangnya? Itu Baekhyun kenapa bisa pinter begitu? /parah/ (bias sendiri dinistakan) Menyelesaikan tugas astronomi yang ruwet itu dengan mudah? /lupakan/ Ditambah ini fanfic temanya kaya di hogwart-hogwart begitu. AKU SUKAAA…

    Kak Amer, terimakasih ya. Kakak udah bikin aku tambah ‘saranghae’ sama Polarisku (re:Baekhyun). Dan, kak maafkan daku karena baru bisa komen sekarang. Pokoknya, aku akan selalu menunggu fanfic-fanfic ‘awesome’ dari kak Amer o:)

    Your sasaeng fans

    Suka

    1. Haloo Dena, ah bener kan ya ini aku? Maaf aku agak dodol nih kalo ngapalin nama orang, bahkan nama temen sekelas di kampus aja ga apal-apal u,u

      Hahaha tanggung jawabnya aku beliin tropi**** slim aja yaaa, kalo kasih baekhyun itu susah dek, udah mahal (?) banyak yang mau pula xD
      udah nggak usah heran kenapa baekhyun bisa pinter… sekali-kali lah dia dibuat bener (?) dikit karena biasanya dia aku buat gombal abis ._.

      iya sama-samaaa, kembali kasih juga cantik 🙂
      dan makasih banyak ya atas komentarnyaaa! see ya! 😀

      Suka

  16. Halo author-nim, salam kenal dulu nih soalnya aku baru kali ini baca karyamu hehe. dan sepertinya aku jatuh cinta…beneran suka semua unsur dan elemen yang ada di fanfic ini TT how could you do this to me, author-nim TT posternya keren, aku suka banget. simple but nice. diksi, alur, semuanya aku bener-bener suka. ceritanya, udah ngga tau mau ngomong apa. really a sweet story, entah kenapa bacanya ngefly sendiri muehehe. byun baekhyun kamu romantis sekali, nak. terima kasih pokoknya author udah nulis cerita ini, sangat ditunggu next story-nya, author-nim hwaiting!

    Suka

    1. Halo jugaaa dan salam kenal! Amer 95 liner, how should I call you? 🙂

      Ehehe makasih ya atas apresiasinya dan itu poster belum sekeren itu kok… Saya juga nggak ahli mainan photoshop dan semacamnya xD

      Makasih banyak ya udah bacaa! Okee, stay tuned aja ya buat seri yang berikut, thanks! 😀

      Suka

  17. Keren banget ceritanya pake astronomi trus berhubungan dengan shakesphare<<ini nulisnya ngasal. xD
    Jujur aku buta soal rasi bintang kayak gitu. Wkwkwk .__.
    Seperti biasa cerita yang kamu bikin selalu bikin jempol-jempol bangkit(?) (:
    Baekkie'nya belagu banget ngungkapin perasaan pake bawa-bawa Polaris sama puisi. Akibatnya, sukses bikin aku melting dan gak bisa berhenti senyam-senyum. xD

    Ditunggu next story'nya..!! Hwaiting! ^^)9

    Suka

  18. AAAAAKKK;_______; Aku mo nangis pelangi. Aku udah kayak orang gila karena senyum-senyum sendiri pas baca ini huhu. Lama-lama aku kena diabetes. Kemarin dijejalin SeolHyuk secara bombastis(?) dan sekarang ini…….. Terusterus INI CASTNYA BYUN BAEKHYUN BACON LAGI. AKU GABISA UNTUK TETAP TENANG PAS BACANYA OWUWOOOO!;____; Aku…… gamau mati muda DX /lebay/.

    Uhuk. Sebelumnya halo kak Amer! Aku berasa lancang(?) gitu dateng-dateng langsung heboh tanpa menyapa sama sekali.__. Dan ya ampun, ini komennya udah mencapai angka puluhan ternyata. Aku……………….. ketinggalan DX

    UWAAA akhirnya yang ditunggu-tunggu dirilis juga! Rada kesel juga sih gabisa liat pas malam perilisannya(?) soalnya ya… hapeku udah sekarat dan kalau buka internet via web pas malem-malem aku ga dibolehin DX apes.

    Jadi ngeliatnya baru kemarin pagi DANDANDAN ASTAGAAAA MATAKU LANGSUNG MELEK;; INI FLUFF AND CHEESY EVERYWHERE. JAEGGAK JAEGGAK.

    “Bolehkah aku menjadi Polaris untukmu?” <<– Ini aku nahan diri buat gak gelindingaaan. Apalagi pas dijelasin maksud dari kalimat tersebut dan aaaak… aku tinggal berharap agar aku enggak dianggap orang gila 😦 Ini anak juga pandai ngode ternyata /kicked/. But yeaaah, aku suka penjelasan tentang Polaris-nya 😀

    Aku gemes sama karakter Baekhyun disini. Antara cerdas-terlalu percaya diri-(uhuk)cheesy. Pingin dikarungin terus dibawa pulang ke rumah. Si karakter perempuannya ini beruntung ya punya laki seperhatian Baek;;

    Dan ini latarnya aku malah langsung kepikiran Hogwarts masaa XD
    Terus ini nambah pengetahuan astronomi jugaakk XD Ya kalau rasi bintang gitu aku jarang banget googling. Paling taunya cuma sekadar angin lewat. Dan ini juga aku baru denger ada rasi bintang yang namanya Polaris.___.

    Aku gatau mau komen apa lagi. KAK AMER JJANG POKOKNYA! Makasih sudah buat aku gelindingan dan senyum-senyum gaje di pagi hari. Kira-kira cast 2nd story-nya siapa ya? Jongin atau siapakah? Kalau boleh, aku minta ditag-in dong hehehehe :3

    Udah segitu aja kali ya.__. Byebye kak Amer~ Tunggu komenku di I Just Wanna~~

    -Nada

    Suka

  19. KAK AMERRRR >< //bener nggak namanya-maap ini gara-gara habis vacum nggak mbaca FFnya kak Amer XD//
    Ini FF sumpah bagus, keren, daebak BANGET
    Emang udah khasnya kak Amer ya, tiap FFnya ibagus banget, feelnya kerasa, romancenya ngena banget~

    Gimana caranya bisa kayak gitu? Pingun Banget bisa mbuat FF kayak kak Amer T.T

    Eh, btw, yang 'polaris-polaris' itu awalnya aku juga nggak ngerti, tapi waktu Baek njelasin aku juga jadi ngerti, berasa jadi si 'aku'nya betulan.
    Si Byun Baek so sweet banget~

    Oke sekian,
    ditunggu ep ep //read : FF// lainnya ya~

    Fighting!!

    Suka

  20. Hell(?)–to–the–ooooo maafkan diri ini yg baru bisa meninggalkan jejak dimari T-T /janganlempardiriinidenganteropong/ /hush/ /kembalikekomen/

    Baiklaaa, sekarang dimulai bener deh tapi dari mana yaaa? /kicked/ canda koq .___.v
    Ah mer, masalah fluffy2 gini mah ga perlu dipertanyakan lagi, dirimu memang jagonya…dannnn, spertinya dirimu demen(?) sekali bikin persahabatan jdi percintaan…well, memang pada nyatanya di kehidupan pasti terjadi seperti itu /oke,melantur/

    Fix kak meyeyeh luluh mencair kalo berhadapan langsung sama baek macam gini. Gimana keberanian yg menciut(?) seketika pas mau nembak dan berujung pada polaris. (Btw kak gatau detail2nya sebelum baca ini dan ya, dapet ilmu tambahan 😀 ) tapi bener deh mer, aplg dikasih puisi2 macam shakespeare, hati ini pun gembira(?) Tapi kenapa harus muncul si salah satu tiang listrik konyol disini? Tapi dan tapi gpp denk, si yeol cukup membantu si aku menyadari perasaannya walau sebenernya baek jg sih ujung2nya..hahahha

    Makasi ya mer uda menghadirkan cerita ini, bikin kak nostalgia sama harpot > < kak ga sabar tunggu series lanjutannya..dan karna masih terpengaruh sama syotaim yg haunted house, kak jdi pengen xiuchen dapet peran yg keren2 cool gitu..keyen aduh kayanya klo mreka kaya ikutan goblet of fire, lawan naga (oke,ini uda melantur abis nan gaje)
    Dan u know mer, exo member disini kak bayanginnya macam mreka itu member orde phoenix gitu ya..hahaha /sekip/ /makin ngaco/ /setop oh setop/

    Dannnnnn sekian kata2 tak berarti nan tak bermutu dari kak T-T semangat terus ya mer, fighting2 dan kak nantikan siapapun yang bakal muncul kemudian…luph lup :*

    Suka

  21. INI PUNYA BYUNBAEK AJA MANISSSSNYA GILA… GIMANA PUNYA JUNMYEON. BISA DIABETES MELLITUS AKU KAK AMER *gak nyante*
    gak tau mau ngmong apa?? ini baekhyun pngen aku bawa pulang. wkwkwk XD
    kerennn… aku juga suka harpot.
    udah ini mah udah keren kak. keke

    Suka

  22. sedih banget baru tau ff ini TT.TT maafkan aku yang baru ngestalk IFK ini._.

    Sebelumnya mau kenalan dulu biar saling kenal hehe._.v namaku bella 99L liat komen-komen di atas kayaknya bisa dipanggil kakak ya? hehehe

    pas pertama kali liat cover sama judul, mikirnya ‘ah, paling cuma seputar polaris’ gak taunya ini LEBIH. INI BUKAN SEKEDAR POLARIS ATAUPUN IMAJINASI SEJENAK DARI HARPOT, INI KEREN BINGIT. FF FANTASY TENTANG RASI BINTANG TERKEREN YANG PERNAH AKU BACA SEPANJANG HIDUPKU ;;33

    mana lagi baekhyun yang imut-imut itu jadi maincast yang suka ngegombal. meleleh aku rasanya /jatoh ke pelukan baekhyun/ /dilempar balik/ dan entah kenapa aku mendadak speechless tentang ff ini. pokoknya ff ini keren sekeren-kerennya keren. aduh aku bingung mau komen apa lagi untuk ff ini. aku masih speechless tentang pernyataan cinta manis dari baekhyun itu. ngebayangin baekhyun kayak gitu ke aku /ehem ehem/ /keselek/ /lupakan/

    penulisan yang cukup membuat pembaca mabuk kepayang dibuatnya. dan cukup membuat pembaca sendiri bisa nangkep maksudnya. ah aku jadi ngefans sama kakak ;;;

    semangat ngelanjutin seriesnya kak. aku tunggu yang lainnya. keepwriting kak. semangat! ‘-‘)99

    P.S : maaf kalo ada bagian sksd yang nyelip di atas-_-vv

    Suka

  23. ARRRHHGG!! INI MANIS PAKE BANGET!! *teriak pake toa*

    Amer *sok kenal*, aku bacannya sambil senyum-senyum. Ayo tanggung jawab! Kamu udah bikin aku kaya orang gila gara-gara efef-mu! Haha

    Sumpah, ini efef manis banget. Siapa sih yang nolak kalo ada tetangga kece kaya Baekhyun tiba-tiba ngasih surat “Bolehkah aku jadi Polaris-mu?”, mau ngerti ato nggak apa arti suratnya pokoknya jawab iya aja, daripada disambar orang. .wkwkwk *tuh kan aku jadi gila*

    Pokoknya aku suka, ditunggu next seriesnya ^^ *kecup Amer* *kabur gandeng Polaris-ku (red:Baekhyun)*

    Suka

  24. dudududuh….kak Amer… aku bru bca ff ini ..

    SO SWEET NYAAAAAA!!!
    kk emg gk pernah gagal buat kita2 kena2 heart attack + diabetes :’) xD

    udhlah..gak ada yg bisa d komenin lagi..suka (y)!!!

    kata2 si Baek ituloh.. berasa romantis bgt >\\\<
    “Bolehkah aku menjadi Polaris untukmu?”

    klo gue mah "boleh bgt Baek.." 😀

    hehe..di tunggu yah kak..Exo series & ff lainnya 🙂

    Suka

  25. ARGHH,YAKIN INI PASTI KENA DIABETTT !! -_- . DUH,BAEK KAMU MANIS SEKALII !/melting/ . GIMANA AKU BISA BERALIH KE LAIN HATI KALO KAMUNYA MANIS KAYA GINII :3 /blushing/
    KAK AMER,KENAPA KALO BIKIN FIC SELALU KADAR MANISNYA OVERDOSIS??Noh,aku jadi kelebihan kadar gula kaaaann *panik*/(insulin mana insulin -_-)/ . INI ASELI MANIS,GURIH,DAN PENUH RASA XD (?) /nyamnyam/(*ini efef woi,bukan gorengan v_v) . DAN EFEF INI HEBAT BANGET!! tadinya aku sempet ngerasa ngantuk,antara sadar/enggak.Eh,malah nemu efef ini \o/ ,dan bahkan setelah liat foto baek-ga tau kenapa mata langsung terang (?) /dor/*(ada chemistry)*
    COVERNYA ITU SIMPLE,ELENGAN,KEREN!LOVE IT KA ❤ . KESAN MAGIC-NYA BERASA BANGET!
    LAST,AKU TUNGGU GULA-GULA YANG LAIINN :* /HUG/

    Suka

  26. KAK AMEEEEER FIC INI ADALAH POLARISKU DI TENGAH MALAM SUNYI (?) #halah

    Hayo Kak ini siapa? :p

    Ok Kak, jadi sebelumnya aku mau say hi karena sudah lama nggak komen dan wandering around di sini (baca: IFK)
    dan kedua:
    AKU MINTA MAAF KAK ;A; Dulu aku janji mau komen di EVS dan aku masih belum komen… IYA KAN?
    ;A;

    Back to the story…
    ‘Jaraknya hanya lima langkah dari rumahku sendiri’ Okeh kalimat ini bikin aku mikir kalo Byun ini ‘Pacar Lima Langkah’ xD gegara tadi di tv ada penyanyi dangdut nyanyi lagu ini xD <sumpah ini nggak penting

    Well aku sukaaa banget dengan genre fantasi-fluff macam ginian /sebenernya lebih suka fantasi-yang-berakhir-nyesek/ tapi ini juga unyuuu banget :3 Apalagi Baek itu unyu /plak

    Berhubung saya penggemar Harry Potter jadi langsung kebayang gitu ini settingnya gimana xD aaaaaah~ /gelindingan/

    TT___TT Duh Kak aku akan setia menunggu yang selanjutnya~ with mooore fantasy genreeee hahahaha /maunya/

    Well bye Kak~ Good Night! /lambai-lambai 😀

    Suka

  27. Sumpahhhhhh demi apapun
    sungguhhhhh bener bener suka sama ff ini
    manisssss bangetttt deh 🙂
    Berasa banget kaya diri sendiri yang jadi ceweknya
    berasa masuk banget ke dalem ceritanya
    ahhhh pokoknya suka bangeeetttt

    Suka

Leave Your Review Here!