[Creepy] Intimidate

Main Cast : Im Jaebum and OC | Genre : Daily-Life, Supranatural!AU, Horror!Slight, Fluff!Slight | Duration : Vignette | Rating : G

Seorang teman yang paling mengintimidasi ialah ia, Im Jaebum.

“Berhenti menilikku begitu, Jaebum. Kau harus tahu bahwa akupun bisa merasa risih,”

Aku berkata sambil membalik halaman majalah fashion mingguan yang baru kuterima. Pria itu tidak bereaksi, masih saja membatasi pergerakanku oleh tatapannya yang menembus kepala itu.

Im Jaebum memang demikian. Aku mengenalnya musim gugur lalu. Pada waktu itu aku tengah berlibur di rumah salah satu saudara, dan tidak sengaja bertatap muka dengannya; yang bahkan pada saat itu tengah menatapku dengan penglihatan super mengganggu.

Kurang lebih tiga musim berganti, tetapi ia masih saja tidak bergulir selayaknya waktu. Ia tetap di sana, di dekat aku yang tidak betah dengan segala pindaian itu. Suatu hari aku menanyakan padanya mengenai ini, dan dia hanya mampu dicengkeram geming berkepanjangan. Huh, sayang sekali perilakunya tidak sesuai dengan rupa tampan yang ia punya.

“Hei, jangan menatap aku seperti itu. Lebih baik perhatikan saja gadis-gadis di sana. Nampaknya mereka mengagumimu banget,” tawarku pada akhirnya. Sebelah sudut bibirnya naik, dan dia membagi seringai yang didamba-dambakan para gadis itu. Melambai singkat pada mereka.

“Sudah aku lakukan. Sekarang kau puas, Nona?”

Pura-pura tidak peduli, aku hanya melejitkan bahu. Item-item di halaman jauh lebih menarik buatku. Tentu saja Im Jaebum masuk hitungan, tapi hanya kalau dia berlaku normal dan berhenti membuat aku merasa tertekan.

“Omong-omong, apakah kau punya acara pekan nanti?”

Aku meliriknya dengan ujung mata. Berpikir-pikir mengenai jadwal kerja sambilanku yang mungkin saja berbenturan. Namun, sesungguhnya tiada sesuatu yang kosong di sana. Jadi aku menggeleng prihatin.

“Maaf sekali, jadwalku penuh.” Dibilang seperti itu, Jaebum malah sumringah. Ia menyeruput coke di dekat kami dan menghela napas.

“Itu bagus.”

Ei, pria ini! Siapapun di jagat raya tahu maksud pertanyaan itu. Meski aku pribadi pun masih sangsi akan maknanya. Begini, masalahnya ini merupakan kali pertama Jaebum menanyakan hal lain dariku.

“Memangnya kenapa bertanya begitu?” Jaebum tersedak minumannya. Pria itu mendorong bahuku sebal. Tapi dia buru-buru menjawab.

“Oh, iya, kalau kau tidak pergi ke manapun. Jangan lupa telepon aku, oke? Aku bakal menemanimu.”

Dengan gestur menelepon, dia angkat diri dari bangku tempatnya duduk tadi. Sementara aku terbengong-bengong atas aksinya yang tidak pernah bisa ditebak.

“Yah! Im Jaebum! Mengapa aku harus meneleponmu kalau aku sendirian? Kau kira aku ini gadis macamㅡ”

Jaebum menepuk bahuku, menghentikan pertanyaan kolotku dengan senyumnya yang menawan itu. Detik ketika aku tenggelam dalam geming, ia menunjuk sisi kosong di sampingku.

“Ituㅡkau mungkin bakal bertatap muka dengan nenek seram di sebelahmu kalau dia tahu kau sendirian.”

Oh, shit. Aku sudah tahu segala tatapan itu memiliki makna lain selama ini.

Fin.