The Second Story of Nine Angels: The Rescue of The White (Chapter 1)

the-resque-of-the-white

Title: The Second Story of Nine Angel’s: “The Rescue of The White”

Main Cast:

  • Kim Taeyeon (SNSD)
  • All SNSD Members

Support cast

  • OC
  • Many Korean Star

Duration: Chaptered

Genre: Fantasy, action

Rating: SU

Summary:

Kim Taeyeon mulai menjalani hari-harinya sebagai seorang buronan dari klan Shinigami. Tanpa sepengetahuannya, Klan Shinigami rupanya bergerak dengan cepat untuk mendapatkan dirinya.

Quote:

Akhirnya Season 2nya rilis!! Apakah ada yang menunggu kelanjutan serial ini? #hening. Oh ya, Credit to Kihyukha, thanks buat posternya!! Ya sudah, author mengucapkan Happy reading!!!.

CONFUSE

Mimpi ini terus menghampirinya ketika ia tertidur.

Kim Taeyeon berdiri di depan pintu sebuah rumah kecil bercat hijau yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Ia memakai sebuah pakaian tidur berwarna putih dengan motif bunga-bunga.

Nafasnya berasap, udara di sekitarnya dingin menusuk kulitnya. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Pohon-pohon rindang menutupi dirinya dari sinar matahari yang terlihat malu-malu dibalik langit yang mendung.

Serpihan-serpihan kecil berwarna merah muda berterbangan di sekitarnya. Benda itu seperti potongan kertas origami, tapi menurut pandangannya itu bukan sebuah kertas origami. Terlalu ringan jika kertas origami ini melayang di udara. Ia perhatikan lebih dekat, serpihan itu bentuknya seperti kelopak bunga, kelopak bunga sakura.

Seorang pemuda yang dari wajahnya terlihat sebaya dengan dirinya. Pemuda itu memakai kimono hitam berwarna hitam yang persis seperti apa yang dipakai Andri Valerian, seragam khas klan shinigami. Yang membedakannya adalah sebuah rompi putih yang menutup kimono hitamnya. Di tangannya, ia memegang sebuah gagang pedang. Sebuah gagang tanpa mata pedangnya.

Selain pemuda itu, ia melihat seorang perempuan dengan rambut pirangnya yang panjang tergeletak tepat di hadapan pemuda itu. Wajah perempuan itu menghadap tanah sehingga ia tak dapat melihat siapa itu. Cairan darah merembes dari badannya, memerahkan rumput di sekitarnya. Tangannya memegang sebuah pedang es yang mulai mencair.

Tunggu, Pedang es, rambut pirang? Jangan-jangan perempuan ini adalah…

Tidak, Ia tidak mau membayangkan kemungkinan aneh yang muncul di benaknya.

Perhatiannya kembali tertuju pada pemuda berkimono hitam itu. Laki-laki itu mengangkat tangannya. Derap langkah beberapa orang terdengar mendekati tempatnya sekarang. Orang-orang berkimono hitam muncul dari belakang laki-laki itu. Ia tahu, dirinya adalah target dari pasukan itu.

Ia mencoba melarikan diri, tetapi seperti usahanya sia-sia. Jumlah pasukannya terlalu banyak. Di saat-saat begini, Ia tak membawa lencana quincynya. Taeyeon tak bisa melakukan apa-apa dan pada akhirnya ia terpaksa menyerah.

Seketika ia beranjak ke sebuah tempat yang berbeda. Rumah bercat hijau, perempuan yang berlumuran darah tadi sudah tak ada di hadapannya. Ia berada di sebuah lapangan. Tidak bukan di lapangan, melainkan di sebuah tebing yang berujung pada sebuah jurang.  Ia berada dalam posisi terikat di sebuah kayu pasak yang bentuknya seperti salib.

Ada beberapa orang yang berkumpul memandanginya. Ia seperti terpidana yang siap dihukum mati.

Ia merasakan panas yang amat sangat. Panas ini bukan panas sinar matahari. Hawa ini serasa ingin mendidihkan darahnya dan membakar setiap sel dalam tubuhnya menjadi abu.

Sebuah bayangan burung terbang terliaht jelas sedang terbang mendekatinya. Betapa kagetnya dirinya ketika burung itu terlihat terbungkus oleh bara api, seperti phoenix. Semakin dekat, panas yang ia rasakan semakin gila. Burung itu serasai ingin membakar habis dirinya dan seluruh masa depannya.

ŜŜ

“Bangun Taeyeon!! Bangun!! Mr.Tony sedang berjalan ke arahmu!!”

Suara Krystal membangunkan Kim Taeyeon dari mimpi buruknya. Badannya dibasahi oleh keringat seakan ia benar-benar sudah berhadapan dengan seekor burung api. Suara burung itu, kepakan sayapnya, semuanya masih terbayang di benaknya.

“Tae, lihat!!” Krystal kembali memperingatkan sahabatnya yang beru bangun itu. “Mr.Tony sepertinya menjadikanmu sebagai target berikutnya.”

Taeyeon yang beru bangun masih menggosok-gosok matanya. Samar-samar ia melihat Mr.Tony yang memakai kemeja berwarna merah menghampirinya. Mr.Tony adalah guru pembimbing kelompoknya dan juga guru mata pelajarah sejarah Korea di SM Academy, tempat Taeyeon menimba ilmu untuk menjadi seorang entertainer.

“Bagaimana mimpi anda, Kim Taeyeon? Apakah anda mimpi indah?” ujar Mr.Tony yang berdiri di samping Taeyeon dengan memegang buku sejarah yang menjadi pedomannya dalam mengajar.

“Sekarang bisakah kau jelaskan padaku siapa itu Yu Gwan Sun dan apa peranannya dalam sejarah Korea Selatan?” Mr.Tony menanyakan materi yang baru selesai ia terangkan beberapa menit yang lalu. Dia memang sering begitu, selalu bertanya pada siswa yang ia anggap tak memperhatikan penjelasannya.

Otak Taeyeon kosong. Tak ada gagasan apapun di kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Mr.Tony. Dirinya yang terus tertidur selama Mr.Tony menjelaskan hanya bisa diam sampai Mr.Tony kembali berbicara untuk mengomelinya.

“Sepertinya Yu Gwan Sun tak mampir dalam mimpi anda ya, Kim Taeyeon!” kata Mr.Tony dengan nada kesal. “Aku harap kau sekarang segera pergi ke toilet dan cucilah mukamu agar kembali fresh. Satu lagi untukmu Kim Taeyeon, jangan sekali-kali meremehkan pelajaran sejarah Korea Selatan.”

“Saya mengerti, Mr.” jawab Taeyeon. Dengan wajah tertunduk, ia meninggalkan kelasnya.

Ia membasuh wajahnya di wastafel. Di cermin, ia melihat wajahnya terlihat lebih segar dari sebelumnya tapi tidak dengan pikirannya. Mimpinya masih terus terngiang-ngiang di kepalanya. Sejak ia tahu dirinya menjadi buronan klan shinigami dalam sebulan ini, ia tak bisa tidur dengan nyenyak. Terkadang malah ia tak tidur semalaman.

Bersamaan dengan bunyi bel sekali yang menandakan pergantian jam pelajaran, Taeyeon keluar dari kamar mandi. Tangannya bergerak menyeka air di wajahnya. Masih dengan kepala tertenduk, ia berjalan dan tanpa sengaja ia menabrak Mr.Tony yang baru keluar dari kelasnya.

“Ma…Maaf Mr.Tony, aku tak sengaja.” Baru di kelas ia diomeli oleh Mr.Tony, mungkin sekarang ini ia akan kembali diomeli oleh Mr.Tony

Tidak seperti apa yang dipikirkan Taeyeon, Mr.Tony sama sekali tidak terlihat marah. “Taeyeon, sebenarnya apa yang sedang terjadi kepadamu?” Wajahnya terlihat peduli terhadap masalah yang sedang dialami oleh Taeyeon.

“Tak hanya sekali ini aku melihatmu begitu. Berkali-kali aku memergokimu tertidur selama jam pelajaran. Guru mata pelajaran lain juga sering melaporkan padaku tentang tingkahmu itu. Mereka bilang kau terlihat kusut dan pucat. Apa kau sakit?”

Taeyeon hanya terdiam. Walaupun ia bercerita pada Mr.Tony tidak akan dapat menyelesaikan masalah. Mungkin Mr.Tony malah akan mengira dirinya gila jika ia mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang dicari-cari oleh para shinigami.

“Atau kau sedang banyak masalah?” Mr.Tony melanjutkan bicaranya. “Saranku lebih baik kau tak usah masuk 2 atau 3 hari nanti. Kau pergilah ke suatu tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih tenang dan segar. Kau harus refreshing, aku selalu melakukan itu jika kepalaku sedang suntuk.”

Senyum, hanya itu saja yang Taeyeon lakukan untuk membalas apa yang dikatakan guru pembimbingnya itu. JIka apa yang dikatakan Mr.Tony itu bisa menyelesaikan apa yang sedang dialaminya sekarang, dia akan senang sekali.

Mr.Tony meninggalkan Taeyeon setelah ia menyampaikan saran padanya untuk mengurangi beban masalah Taeyeon, walaupun bagi Taeyeon saran itu sama sekali tak ada pengaruhnya. Taeyeon segera masuk kelas lagi untuk mengikuti pelajarang selanjutnya, yaitu kelas acting. Ia cukup lega sebab pelajaran ini tak memerlukan atensi khusus darinya.

Ketika ia masuk belum ada guru yang duduk di meja guru yang ada di depan kelas. Krystal, Victoria, Dan Kwang Soo terlihat sudah berkumpul di dekat tempat duduknya. Mereka sepertinya terlihat khawatir pada ketua kelompok mereka.

“Tae, sebetulnya kau ini kenapa sih? Aku melihat ada yang aneh darimu akhir-akhir ini.” Kata Krystal dengan nada penasarannya.

“Tidak kok, tidak apa-apa denganku!” Ia sudah memutuskan untuk tak menceritakan masalh ini pada siapapun. Biarlah dirinya sendiri yang tahu, dan Andri Valerian.

Kwang Soo memandangi wajah Taeyeon. Ada yang aneh dengan sahabatnya ini, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu.

“Benar kau tidak apa-apa?” Kwang Soo bertanya untuk memastikan.

Taeyeon mencoba tersenyum untuk mencoba kekhawatiran dan keraguan teman-temannya. “Benar kok!! Coba lihat wajahku, apakah orang yang sedang mendapat masalah bisa tersenyum seperti ini?”

Beruntung baginya, obrolan dengan ketiga sahabatnya berhenti ketika Mr. Go Ara guru kelas acting di SM Academy memasuki kelasnya. Orangnya terlihat modis dengan memakai rok kerja berwarna abu setinggi lutunya dan memakai baju panjang berwarna pink.

Taeyeon untuk saat ini mencoba melupakan masalah yang terus menderanya sebulan ini. Msalahnya sebetulnya Cuma satu, dirinya yang menjadi buronan klan Shinigami.

Mimpi yang terus mendatanginya saat tidur juga cukup mengganggunya. Pria berkimono hitam dengan rompi berwarna putih, wanita berambut pirang yang berlumuran darah yang tak terlihat wajahnya, dirinya yang diikat di kayu pasak berbentuk salib. Semua itu melebur menjadi satu di kepalanya dan menimbulkan kesatuan yang bernama, kebingungan.

Bingung, itulah yang pantas untuk menggambarkan keadaan dirinya saat ini. Ia bingung harus melakukan apa, ia bingung sampai kapan menjalani hidup sebagai pelarian seperti ini.

Tanpa ia sadari, bel dua kali berdering tanda jam pelajaran hari ini sudah selesai menyadarkan ia dari lamunannya. Pelajaran hari ini sudah selesai dan waktunya untuk pulang. Waktu yang disukai oleh seluruh sisa SM Academy, tapi tidak dengan dirinya. Tak ada perbedaan baginya, baik di rumah, di sekolah, ataupun di kantor SSC, semuanya sama saja.

Ia berjalan menyusuri lorong setelah ia keluar dari kelasnya. Lorong yang tadinya sunyi sepi saat jam pelajaran masih berlangsung mendadak dipenuhi oleh murid-murid yang membuat suasana menjadi berubah 180 derajat.

Taeyeon menembus gerombolan murid-murid. Ada beberapa dari mereka yang tersenyum untuk menyapa dirinya. Ia membalas senyuman mereka dengan senyum sekedarnya yang ia paksakan untuk keluar.

Ia sampai di lokernya yang berwarna cerah, memasukkan kode kombinasi angka untuk membuka kuncinya. Beberapa buku yang ia bawa ia masukkan ke dalam. Hari ini dia ingin pergi ke kantor SSC. Sudah seminggu ini dia tak datang ke sana. Masalah ini terkadang membuatnya lupa bahwa sekarang ini dirinya adalah seorang agen SSC.

Saat ia akan menutup lokernya, Ia mendega suara langkah orang yang sedang berlari menghampirinya. Victoria,salah satu anggota kelompoknya ada di depannya sekarang.

“Tae, aku tahu kalau kau sedang menghadapi masalah yang cukup berat. Kalau ada apa-apa atau kau butuh seseorang yang ingin kau ajak bertukar pikiran atau mencurahkan isi hatimu, kau hubungi saja aku. Walaupun memang aku ini daya tangkapnya tak terlalu baik.”

“Terima kasih Victoria.” Taeyeon tersenyum melihat ketulusan sahabatnya ini. “Tapi kurasa memang tak ada yang perlu kau takutkan. Aku baik-baik saja kok.”

“Terserah Tae sajalah! Kau bisa hubungiku kapanpun kau mau, Handphoneku selalu menyala 25 jam sehari!!” seru Victoria.

“Victoria, sehari itu 24 jam, bukan 25 jam.” Koreksi Taeyeon.

Victoria tertawa kecil. “Maaf aku lupa. Ya sudah aku pulang dulu ya. Krystal dan Kwang Soo sudah menungguku di mobil. Sampai jumpa, Tae!!” Victoria melambaikan tangannya. Taeyeon membalasnya sampai Victoria tak terlihat lagi.

Taeyeon berjalan menuju lapangan parkir SM Academy. Ia mencari mobil Hyundai Atoz miliknya. Sebetulnya ia tak terlalu suka dengan mobil pribadinya itu karena bentuknya yang seperti telur asin. Ia tetap memakai mobil itu walaupun ia sudah mendapat fasilitas mobil dinas yang lebih baik dari SSC, karena mobil Hyundai Atoz ini adalah hadiah dari ayahnya.

Ia tak menemukan mobilnya di sana. Kira-kira di mana ya Kim Kibum memarkir mobilnya? Semenjak Kim Kibum memberi tahu dirinya mengenai ia yang menjadi buronan clan Shinigami, Kim Kibum selalu menemani kemanapun Taeyeon pergi.

“Aku di sini, Kim Taeyeon!!” kata Ki Bum yang tiba-tiba muncul di belakangnya. “Ayo ikut aku, mobilnya kuparkir di luar. Di sini aku tak dapat tempat tadi.”

Mereka berdua berjalan ke luar gedung SM Academy. Tak jauh dari bangunan utama, ada sebuah lahan kosong tak bertuan yang dimanfaatkan sebagai lapangan parkir alternatef jika tempat parkir yang disediakan di dalam gedung penuh.

“Sekarang kita mau ke mana? Apa langsung pulang?” Tanya Ki Bum ketika ia sudah duduk di kursi kemudi.

Taeyeon berpikir sebentar mengenai tujuannya lalu menjawab, “Mungkin aku ingin pergi ke kantor SSC. Sudah seminggu ini aku tidak ke sana soalnya.”

“Okay, kita siap meluncur ke sana.” Ki Bum menjawab dengan semangat. Ia langsung tancap gas meninggalkan lahang kosong ini.

Ki Bum menjalankan mobil menuju SSC Aerial Base. Untuk ukuran manusia, Ki Bum terbilang cukup pintar. Baru sebulan ia belajar menyetir, ia langsung mahir melakukannya. Tekhnik menyetirnya sudah seperti supir professional. Taeyeon pun merasa nyaman disupiri olehnya. Ia tahu kapan harus ngebut dan kapan harus berjalan lambat.

Tak memakan waktu lama, mereka sudah sampai di basement SSC Aerial Base. Taeyeon keluar dari kursi depan begitu juga dengan Ki Bum.

“Taeyeon, kira-kira berapa lama kau berada di sini?”

“Sepertinya malam ini aku akan menginap di sini. Kamarku di sini sudah lama tak ditempati. Kau pulang saja.” Ujar Taeyeon.

“Aman tidak kau menginap di sini?” Tanya Ki Bum Khawatir. Ia takut jika tiba-tiba klan shinigami datang menyerang Taeyeon dan orang-orang yang ada di sini tak cukup kuat untuk melindunginya.

“Tak apa-apa. Jangan khawatir.” Taeyeon tersenyum untuk mengurangi kekhawatiran Ki Bum, seakan ia tahu apa yang dipikirkannya “Teman-temanku di sini kuat kok untuk melindungiku. Sampai jumpa!!” Taeyeon pergi ke arah pintu masuk dan menghilang dari hadapan Ki Bum.

Setelah melihat Taeyeon pergi, Ki Bum memutuskan untuk keluar sebentar dari mobil. Ia haus dan ingin mencari minuman dingin. Ia berpikir di dalam gedung pasti ada kantin dan di sana dia bisa mendapatkan minuman dingin.

Saat ia berjalan, sebuah mobil Hyundai CRV berwarna metalik memasuki basement. Lampu sorot mobil itu membuat matanya silau. Ia terus memperhatikan mobil itu sampai si pemilik mobil turun.

Wajah pemilik mobil itu sudah tak asing lagi baginya. Wajah itu, 15 tahun yang lalu pernah ia jumpai saat pecahnya pertempuran antara shinigami, quincy dan santo.

“Mr.Lee So Man, tak kusangka kita bertemu di sini.” Ujar Ki Bum.

“Kau masih ingat denganku ya, Andri Valerian atau mungkin kupanggil dengan nama koreamu, Kim Kibum.” Lee So Man tersenyum. Bocah laki-laki yang ia temui 15 tahun lalu mengalami sedikit perubahan. “Pertemuan denganmu membuat semua telah berhubungan lagi, quincy, santo dan shinigami sudah saling bertemu. Bukankah inni sebuah nostalgia layaknya 15 tahun yang lalu?”

“Mungkin saja. Kebetulan, ada yang ingin kubicarakan denganmu, Mr.Lee So Man. Ini mengenai Kim Taeyeon.”

“Rupanya kau selama ini sudah bersama Kim Taeyeon ya? Pantas saja aku merasakan ada aura yang berbeda yang menempel padanya.” Kata Lee So Man. “Baiklah, lekas ceritakan. Aku ingin mendengar apa yang ingin kau sampaikan mengenai Kim Taeyeon.”

ŜŜ

Taeyeon berjalan dengan santai ke ruangan SNSD yang ada di lantai 9. Begitu dia masuk, Jessica langsung menyambutnya.

“Wah Tae!!” teriak Jessica yang langsung memberikan pelukan hangat pada Teddy bear yang sudah tak datang ke ruangan ini seminggu lamanya. Wajahnya terlihat sangat senang, layaknya anak kecil yang mendapatkan boneka yang sangat diinginkannya.

“Kau kemana saja? Sudah seminggu ini aku tak memelukmu!!” seru Jessica sambil memukuli pipi Taeyeon yang membiarkan Jessica melakukannya.

“Maaf, aku banyak masalah di sekolah dan toko kacamataku kemarin.” Jawab Taeyeon.

Taeyeon memperhatikan seisi ruangan SNSD. Seluruh anggota sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sunny sedang sibuk dengan komputernya. Sepertinya ia sedang mengerjakan suatu laporan melihat banyaknya tumpukan kertas di meja kerjanya dan dari raut wajahnya laporan itu cukup menyulitkannya. Yuri sedang menonton acara berita selebriti di TV sambil menikmati snack dari rumput laut ditemani Yoona di sampingnya. Hyoyeon sedang membaca Koran di meja kerjanya.

“Hey, apa kabar Taeyeon?” Tiffany yang sedang menggunting kuku di mejanya menyapa Taeyeon.

“Aku baik-baik saja.” Jawaban standar dari Taeyeon.

“Hey Taeyeon, kau punya toko kacamata kan di rumahmu?” Tanya Yuri dengan suaranya yang tak jelas terganggu dengan snack rumput laut yang sedang ia kunyah.

“IYa, memangnya kenapa?”

Yuri meletakkan plastic snacknya dan memandang Taeyeon. “Aku ingin membeli kacamata yang membuat Tiffany berhenti membaca isi hati orang. Aku sudah mulai muak dengan kemampuannya itu. Kau jual tidak?”

“Kacamata seperti itu tidak ada dan tidak akan pernah ada.” Jawab Taeyeon.

“Kau itu kenapa Yuri? Ada masalah denganku? Apa jangan-jangan kau marah karena kau kalah terus main poker denganku kemarin?” Tanya Tiffany dengan senyumnya yang mengejek.

Yuri tak menjawab. Tanpa dijawab pun, Tiffany bisa mengetahui apa yang dipikirkannya.

“Jess, Sooyoung dan Seohyun kemana?” Tanya Taeyeon yang tak melihat Sooyoung dan Seohyun.

“Sooyoung ada di kantin dan Seohyun sedang istirahat. Badannya demam soalnya kemarin ia kencan sampai malam dengan Kyuhyun.” Jawab Jessica.

Taeyeon lalu duduk di meja kerjanya dan menyalakan komputernya. Ia tak tahu harus melakukan apa jika berada di ruangan ini selain browsing di Internet. Membosankan memang menunggu di sini jika tak ada misi yang harus dikerjakan. Semenjak pertarungan dengan Kang Gary dua bulan yang lalu, kelompok SNSD belum menerima misi lagi.

Tapi di sisi lain ia berharap untuk tidak mendapatkan misi dalam waktu dekat ini sampai masalah yang dialaminya ini selesai. Jika mengerjakan sesuatu dengan hati yang gundah, hasilnya tak akan maksimal, pikirnya.

ŜŜ

Kangta mendudukkan badannya di kursi kerjanya di loby. Punggungnya sudah mulai pegal menahan badannya. Memperhatikan halaman SSC Aerial base, memandangi agen-agen dan para karyawan yang mondar-mandir di hadapannya sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.

Dulu aku juga seperti ini, kenangnya. Ia juga selalu setiap hari, mengumpulkan data untuk misinya. Saat-saat dimana dia menjadi aktif menjadi agen memang ia rindukan. Ia memutuskan untuk tetap bekerja sebagai satpam di tempat di mana dia menghabiskan sebagian besar hidupnya, SSC Aerial Base.

“Hei Mr.Kangta!! Kau sedang melamunkan apa?” teriakan HwanHee, salah satu office boy di kantor ini membawa dia kembali dari lamunannya.

“Rupanya kau Hwanhee, mengagetkan saja.” Kata Kangta sambil mengelus-elus dadanya. “Aku sedang bernostalgia melihat masa-masa dimana kita menjalankan misi bersama-sama. Apa kau masih ingat, Hwanhee?”

Hwanhee tersenyum ringan. Kata-kata Kangta itu membuat alam pikirannya memunculkan bayangan dimana ia belum memakai seragam OB dan belum berurusan dengan alat-alat kebersihan dan sebangsanya. Saat dimana dia masih menjadi salah satu agen SSC yang menjalankan misi-misi berbahaya bersama rekan-rekannya. Kangta adalah orang yang sering memberikan saran dan mendampinginya dalam melakukan itu semua.

“Jangan samakan aku denganmu. Aku berhenti karena memang tubuhku sudah menjerit kesakitan. Tak seperti kau yang berhenti dengan alasan yang tak jelas.”

“Mati satu tumbuh seribu, Hwanhee. Ada banyak calon-calon agen berbakat yang muncul di Academy. Kalau kita para agen-agen tua masih memenuhi SSC ini, kapan akan terjadi regenerasinya?”

“Terserah kau sajalah.” Jawab Hwanhee sambil duduk si sebuah kursi kosong, tepat di sebelah Kangta.

Di depan pintu masuk ke Lobby SSC Aerial Base yang terlihat jelas dari tempat Kangta, Sebuah Genkan (pintu masuk rumah tradisonal Jepang) muncul tiba-tiba.

Perlahan pintu itu terbuka. Dari dalamnya keluar beberapa orang yang berpakaian kimono hitam dengan pedang di pinggang mereka. Jumlahnya lebih dari 50 orang. Mereka melangkah mendekati pintu masuk SSC Aerial Base. Dua orang satpam yang berjaga di depan pintu menghadang langkah mereka.

Tanpa ampun, salah seorang dari kawanan misterius itu mencabut pedangnya dan menyerang kedua satpam itu hingga tewas. Semua itu terlihat jelas oleh semua orang yang ada di lobby, termasuk Kangta dan Hwanhee.

Para agen yang sedang berada di lobby langsung mengacungkan pistol mereka ketika para kawanan misterius itu memasuki lobby. Kawanan misterius ini membunuh orang yang tak bersalah, pasti mereka semua bukan datang dengan tujuan baik-baik.

“Manusia, manusia. Senjata kalian tak akan berarti di hadapan kami.” Seru seorang perempuan dari kawanan misterius itu. Sepertinya orang yang bicara ini adalah pemimpinnya dan dia jugalah yang membunuh dua orang satpam tadi.

Benar saja, ketika peluru ditembakkan, tak ada satupun yang mampu mengenai kawanan misterius itu. Jangankan mengenai mereka, sebelum mencapai sasaran saja peluru itu sudah jatuh dari udara.

“Sudah kubilang tadi, senjata seperti itu tak akan berguna di hadapanku.” Perempuan itu mencabut pedangnya. Pedang itu membuat gemetar seluruh agen yang tadi menodongkan pistol, seakan pedang itu ingin merasakan cipratan darah semua orang yang ada di sekitarnya.

Ia berjalan ke salah satu agen yang mematung karena ketakutan. “Ampun, jangan bunuh aku.” Agen itu memelas memohon belas kasihan.

“Kalau kau tidak mau mati, beri tahu aku, dimana Kim Taeyeon? Apakah sekarang ia ada di dalam gedung ini?”

“Aku….Aku tak tahu…”

“Tidak tahu berarti mati!!” Pedang yang menghunus tadi terayun ke arah lehernya. Agen itu memejamkan matanya, bersiap untuk mati.

Agen itu mendengar sebuah suara, seperti suara dua buah besi yang saling beradu. Ia penasaran, kenapa ia belum mati? Matanya pun Ia buka, sebuah pedang lain menahan pedang yang ingin mencabut nyawanya. Kangtalah yang melakukannya.

“Maaf, aku tidak bias membiarkan orang asing masuk tanpa izin ke sini, apalagi membuat kekacauan. Aku akan sedikit memberi pelajaran padamu, orang asing!!” Kangta memandang si pemilik pedang yang ditahannya.

“Hwanhee, bunyikan alarm. Kita dalam keadaan darurat.”

TO BE CONTINUED

11 tanggapan untuk “The Second Story of Nine Angels: The Rescue of The White (Chapter 1)”

  1. Yeeaaayyy ^^
    aku seneng sekali waktu baca ini! ^^
    kangen sama aksinya Taeyeon dkk.. ^^
    walau kadang masih suka nostalgia dengan membaca The Story Of Nine Angel yang pertama.
    ayo thooorr ^^ cepet dilanjutin yah 🙂
    Chapter 2 ditunggu! 😀

    Suka

  2. Kyyaaa >.< Baru dapat ceritanya X_X *nangis dipojokan*
    Kren lanjuttannya thor *o* *peluk author deh + cubitt pipinya kayak jessica dengan taeyeon* ._.V
    Lanjut thor pnasaran dgn aksi mreka ^-^

    Suka

Leave Your Review Here!