[Ficlet] Special Gift

a birthday movie presented by thelittlerin

for our lovely scriptwriter, tsukiyamarisa

.

starring

Minha [OC] &  Suga (Min Yoongi) [BTS]

and a slight of

Seolhyun [AOA], Jimin [BTS]

.

genre Fluff

rating Teen

duration Ficlet

.

Happy watcing ^^

 

 

“Jimin memberimu apa tahun ini, Minha-ya?”

 

Minha tidak menjawab. Bukan karena Jimin tak memberinya apa-apa, tapi karena dia tidak mendengar pertanyaan Seolhyun seutuhnya. Pikirannya masih terfokus pada tugas matematika yang tersisa satu nomor, membuatnya sedikit mengabaikan topik obrolan teman-temannya. Gadis itu hanya bergumam pelan, meminta Seolhyun mengulangi pertanyaannya barusan. Sebuah permintaan yang membuat Seolhyun mendesah napas.

 

“Hari ini kan hari ulang tahunmu, apa Jimin sudah memberimu sesuatu?” tanya Seolhyun lagi. Kali ini dengan memberi sedikit detail agar Minha mengerti sepenuhnya.

 

Bukannya langsung menjawab secara lugas, Minha malah terdiam sejenak. Mengingat kembali apa yang sudah terjadi pada dirinya seharian ini. Melihatnya, lagi-lagi Seolhyun hanya bisa menghela napas.

 

“Eum…dia orang kedua yang mengucapkan selamat, dia membelikanku sepotong tiramisu sebagai kue ulang tahun dan dia memberiku bros kecil,” jawab Minha. Gadis itu memasang wajah polosnya seperti biasa sedangkan Seolhyun –dan yang lain yang ikut mendengar—sudah memasang ekspresi tidak percaya. Tampaknya mereka semua tidak menyangkan bahwa seorang Park Jimin akan bertingkah seperti itu di hari ulang tahun saudari kembarnya.

 

“Lihat, aku tidak sepelit itu!” Tahu-tahu saja suara nyaring milik Jimin menggelegar di seluruh penjuru kelas. Sepertinya lelaki itu sudah kesal dengan semua persepsi orang tentang dirinya.

 

“Kalau begitu, orang pertama yang mengucapkan selamat itu…Yoongi?”

 

Pertanyaan –yang lebih terdengar seperti pernyataan—dari Rin langsung disambut anggukan oleh Minha. Tak ada gunanya dia mengelak, toh teman-temannya sudah bisa membaca raut wajahnya dengan sangat baik.

 

“Lalu, Yoongi memberimu apa, Minha-ya?”

 

.

.

 

Minha melangkahkan tungkainya malas. Sejatinya dia paling malas jika harus pulang sendirian seperti ini. Namun apa boleh buat, sang kakak, Park Jimin, harus berlatih dance untuk kompetisi minggu depan dan Yoongi tidak menjawab pesan teks yang dikirimkannya sebelum bel pulang berbunyi. Itu tandanya sore ini Minha harus pulang sendirian kan?

 

Hanya tersisa jarak beberapa puluh meter lagi hingga rumahnya saat Minha tiba-tiba menghentikan langkahnya. Gadis itu tiba-tiba teringat dengan pertanyaan Seolhyun yang tidak bisa dia jawab tadi. Apa Yoongi sudah memberinya sesuatu?

 

Ya, walaupun lelaki itu adalah orang pertama yang memberinya ucapan selamat –tepat enam belas menit setelah pukul dua belas malam—tapi lelaki itu belum memberinya hadiah apa-apa hingga saat ini. Fakta ini membuatnya memikirkan satu hal, apakah Yoongi –yang notabene adalah kekasihnya—tidak menyiapkan apa-apa untuk ulang tahunnya?

 

Tidak, tidak mungkin begitu.

 

Dengan cepat, Minha mengenyahkan pikiran buruk tersebut dan cepat melanjutkan langkah. Bisa saja Yoongi terlalu sibuk hari ini hingga tidak sempat menyerahkan hadiahnya kan? Atau mungkin ada alasan lain yang tidak perlu diketahui oleh dirinya.

 

“Oh, Yoongi oppa,” ujar Minha terkejut saat mendapati Yoongi berdiri di depan pintu rumahnya. Seperti sedang menunggu seseorang.

 

“Baru pulang?”

 

Minha mengangguk pelan. Heran dengan kemunculan Yoongi yang bisa dibilang cukup tiba-tiba dan penasaran dengan bungkusan yang berada di dekat kaki Yoongi. Tidak, Minha tidak pernah membiarkan harapannya membumbung terlalu tinggi.

 

“Oppa sedang apa di sini?”

 

Gadis berambut hitam itu langsung merasa seperti sudah melontarkan pertanyaan bodoh ketika Yoongi tergelak pelan. Minha hanya bisa mengerucutkan bibirnya ketika Yoongi mengelus rambutnya pelan.”Untuk bertemu denganmu, tentu saja.”

 

“Untuk apa?”

 

Yoongi tergelak lagi, meninggalkan Minha dalam sebuah tanda tanya besar. Yoongi memang sering mendengar kalau Minha terkadang bisa menjadi tidak peka, terutama ketika gadis itu sedang kelelahan. Mungkin ini salah satu saat di mana hal itu terjadi.

 

“Memberimu hadiah ulang tahun,” jawab Yoongi sembari menunjuk bungkusan di dekat kakinya. Bungkusan itu cukup besar, cukup untuk membuat Minha merasa kasihan membayangkan Yoongi membawanya sendirian.”Karena aku tidak bisa membawanya ke sekolah, jadi aku memutuskan untuk membawanya ke sini. Maaf ya, sudah membuatmu menunggu.”

 

Minha menggeleng cepat, senyumnya langsung saja mengembang.”Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, apa itu teddy bear?”

 

Yoongi mengangguk. Dirinya mengingat bahwa Minha pernah berkata dia menginginkan sebuah boneka beruang berukuran besar.

 

“Terima kasih, oppa!” pekik Minha senang sembari mengangkat hadiahnya. Hampir saja gadis itu terjungkal ke belakang kalau dia tidak segera mengatur keseimbangannya. Namun senyum lebar tetap terpasang di wajah lelahnya.

 

“Eumm, sebenarnya aku masih punya satu hadiah lagi untukmu.”

 

“Apa itu?”

 

Lelaki itu tidak menjawab, hanya melangkahkan kakinya mendekati kekasihnya. Minha sendiri hanya bisa mengerjapkan matanya ketika Yoongi mensejajarkan wajah mereka berdua.

 

Dan Minha lagi-lagi hanya bisa mengerjapkan matanya ketika Yoongi mengecup pipi kirinya.

 

“Selamat ulang tahun, Park Minha.”

 

fin.

a.n.

HAPPY BIRTHDAY tsukiyamarisa aka AMER ^^ walaupun udah bilang di twitter, tetep aja nggak afdol kalo gak diucapin di sini~~

betewe, fic ini ditulis dalam waktu +/- 30 menit dan tanpa adanya proses editing, jadi maafkanlah saya kalau ada kesalahan…. /bow/

so, mind to review? ^^