Swan Black [Session 3]

swan-black

Swan Black [Session 3]

—from MyungSooJung’s Black Project.

..stand alone of A Case.

***

A Movie by:

Mizuky

Poster by:

Shafira

|| Duration: Series | Main Cast: Kim Myungsoo, Jung Soojung, and OCs ||

|| Genre: Romance, AU! Crime, Sci-fi, Mature, Detective Story | Rating: PG-15 ||

Summary:

Soojung dengan keahlian skating-nya, justru membawa dampak yang tak diinginkan bagi masa depannya dan juga Myungsoo. Kedua orang itu terjebak di dalam sebuah jebakan es yang kejam.

***

.

2013 © All Right Reserved.

.

***

Prolog | Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4

***

 

Kekalutan kian mencekam suasana di hall room tersebut. Mereka semua kian membisu tatkala sebuah teror yang menakutkan kembali meretas ke permukaan. Ketika malam telah merintis, embusan angin menjadi saksi bisu bagaimana rasa teror itu begitu sangat menugal. Kian lama mereka masih termenung, rupanya mereka masih syok atas apa yang baru saja terjadi. Bahkan seorang pemuda yang berumur 17 tahun itu menyender-lemaskan tubuhnya ke arah dinding yang kokoh dan dingin.

 

“Kau tidak apa-apa, Yun Hee?” Suara dalam nan berat milik Jo memecahkan kesunyian kala itu. Fokus mereka kini sudah kembali, menyorot ke arah seorang wanita yang tengah bergetar takut sendirian di tempat duduknya. Dengan sebuah selimut dan secangkir kopi hangat, ia pelan-pelan menuturkan kata per kata yang sangat ingin diutarakannya.

 

“Aku baik-baik saja, Jo.” Semua tahu bahwa itu adalah kebohongan. Semua orang tak bodoh untuk mengira bahwa raut wajah cemas yang berlebihan terpatri sebagaimana peluh yang terus membanjiri wajah tirus cantik milik gadis itu.

“Kau terlihat berantakan, Anakku,” ucap Sang Joon—Ayah Yun Hee—yang kemudian merekatkan kembali pelukannya kepada Yun Hee.

Yun Hee menghela napas panjang. Bagaimana ia tidak takut jika kamarnya dirusak sedemikian rupa hingga hanya menyisakan sebuah tanda silang besar berwarna merah darah yang menakutkan di dinding ruangannya.

Yun Hee masih sangat ingat ketika ia masih dapat bersiul saat memasuki kamarnya, lalu terpampanglah sebuah pemandangan mengerikan yang sanggup membuat tubuhnya begitu lemas. Matanya membuka lebar, selebar yang dapat ia lakukan. Ia pun jatuh terduduk sambil membekap mulutnya akibat pacuan adrenalin yang ekstrim. Semua barang-barangnya dihancurkan oleh si peneror. Mulai dari kasurnya yang dirusak, hingga semua beludru kapas menyembul keluar membuat pernapasan sedikit sesak karenanya.

Berbagai foto yang terpajang di dalam kamarnya, pecah tak beraturan. Lemari kayu polosnya pun tak luput dari incaran sang pelaku. Lemari itu dirusak engselnya dan pakaiannya dilempar ke sembarang tempat. Bau anyir begitu kuat menusuk hidung yang dilansir karena adanya penggalan kepala ayam yang terletak di pojokan ruangan. Foto dirinya dicabik-cabik tiada ampun, menandakan kebencian yang begitu dalam pada sosok Yun Hee.

Benar, begitu tidak warasnya dan gila.

 

Myungsoo berusaha mencerna apa yang sedang terjadi, namun otaknya tak dapat dipaksa untuk berputar. Seolah ia menemukan sebuah jalan buntu yang menutupi kepelikan kasus ini. Sebenarnya, dia sudah berhasil menemukan satu fakta umum, hanya saja ia pikir fakta yang ia simpulkan ini tak dapat menjadi sebuah petunjuk besar yang membantu—atau setidaknya untuk saat ini.

 

Pelaku begitu lihai dalam melakukan aksinya. Tak ada jejak satupun yang tertinggal. Apapun bentuknya, entah jejak potongan kuku, rambut, sidik jari, bahkan jejak kaki—mengingat ruangan milik Yun Hee langsung beralaskan bumi.

Meskipun si pelaku menggunakan sarung tangan, setidaknya saat mengacak-ngacak kamar Yun Hee, pasti ada sehelai rambut—entah itu rambut kepalanya atau bulu badannya—yang terjatuh, namun itu nihil. Atau barangkali Myungsoo dapat menemukan jejak-jejak kaki di atas tanah karena pelaku mengacak-acak ruangan Yun Hee secara brutal dan pastinya penuh tekanan, namun tanah—atau lantai—itu hanya menunjukkan wajah datarnya.

Myungsoo pusing. Semuanya terlalu rapi. Pemuda itu sangat yakin bahwa peneror Yun Hee dan pembunuh Ellise adalah satu orang yang sama, dan motif dibalik ini semua adalah rasa iri dan dendam yang luar biasa.

Namun, sebagai seorang detektif muda yang handal dan sudah sukses memecahkan berbagai macam kasus, ada suatu hal yang mengganjal di lubuk hati pemuda itu. Seperti sebuah kesengajaan. Ia yakin, si pelaku pasti sudah merancang semua ini dari jauh-jauh hari mengingat betapa rapinya kasus yang ia buat.

Bahkan hingga kini, si pelaku sukses membuat para polisi untuk memijit keningnya yang terus berkedut linu.

 

“Sepertinya si pelaku juga mengincar Anda, Nona Yun Hee.” Inspektur Nakawara angkat bicara, menyita seluruh fokus agar tertuju padanya. “Demi keselamatan Anda, sebaiknya kami sarankan Anda untuk menggunakan program perlindungan saksi dari kami. Jadi, jika terjadi apa-apa pada Anda, polisi dapat langsung bertindak.”

Semuanya mengangguk setuju, dan tentu saja orang tua Yun Hee menyambut antusias tawaran dari Inspektur buntal itu. Namun, hal itu bertentangan dengan apa yang ada di pikiran si White Swan.

 

“Aku tidak setuju.”

 

“Apa? Tapi mengapa, Sayang?” Yun Ri—ibu Yun Hee mendebat keputusan anaknya.

“Aku tidak mau kebebasanku terkekang, Ibu. Kalau aku menerima tawaran itu, polisi pasti akan mengikutiku ke mana pun aku pergi, dan aku tidak suka itu, Ibu. Itu juga tidak membuktikan bahwa keselamatanku terjamin. Lihat saja, bahkan ada polisi di sini namun si pelaku masih bisa melakukan aksinya dengan menerorku!” Yun Hee berteriak histeris. Ia kemudian mencengkeram kedua lengannya kuat-kuat.

 

Dan, itulah yang dipikirkan oleh Myungsoo.

Sejak tadi ia dapat menangkap pergerakan polisi yang bergerak ke sana kemari ke berbagai ruangan—entah apa tujuan mereka. Dan si pelaku masih bisa melancarkan aksinya. Terlebih dengan memecahkan bingkai foto dan beberapa perabotan, tentunya akan menimbulkan suara berisik yang mengganggu, namun tidak ada suara sama sekali. Myungsoo yakin ia berada tak jauh dari kamar Yun Hee.

Itulah letak keanehannya. Atau barangkali jika si pelaku menyamar menjadi salah seorang anggota polisi di sini, dan begitu dapat melancarkan aksinya ia langsung kabur begitu saja? Mungkin itu bisa saja terjadi. Mengingat banyak orang yang sibuk mondar-mandir di sekitar camp, maka hal itu dapat meloloskan si pelaku untuk berlari keluar.

 

Tidak itu masih aneh!

 

Tak ada bekas atau cela apapun.

Terlalu rapi.

Tak ada suara berisik yang seharusnya timbul.

Suasana saat itu seolah berjalan sebagaimana mestinya.

Terlalu janggal jika dilakukan oleh orang yang menyamar.

 

Seperti sudah dipersiapkan terlebih dahulu.

 

“Myungsoo, sebenarnya ada yang sejak tadi mengganjal di pikiranku.” Ucapan pelan dari Soojung membuat Myungsoo tertarik kembali ke alam sadarnya.

Keningnya berkerut, dan tanpa perlu bertanya lebih lanjut, Soojung sudah mengatakan hal selengkapnya.

“Saat aku sedang duduk menyender di dinding itu, aku mendengar suara seperti, ‘srek srek srek’ atau mirip sekali seperti benda yang diseret. Tapi karena dibalik dinding itu adalah tanah yang luas, aku pikir itu mungkin perbuatan beberapa kru yang sedang sibuk membereskan alat-alat show,” ujar Soojung.

 

Bunyi benda yang diseret?

 

“Kau sungguh-sungguh mendengarnya dari balik dinding itu?” tanya Myungsoo.

Soojung mengangguk yakin. “Bagaimana kalau kita ke sana saja sekarang?”

 

***

 

Ada sebuah goresan kecil di dinding yang bercat merah itu dan juga setitik noda tinta warna merah yang berada di atas tanah. Anehnya, goresan kecil itu hanya berukuran berkisar 5 cm saja.

“Apa kau menemukan sesuatu, Myungsoo?” Soojung angkat bicara setelah ia melihat Myungsoo yang masih saja terdiam merenung. Gadis itu berpikir mungkin saja Myungsoo tengah menemukan sebuah jalan buntu.

Dan ia benar.

Myungsoo kemudian berdiri sambil menarik napas dalam-dalam. Pikirannya bagai sehelai benang kusut yang tak dapat terurai. Dan Myungsoo hampir ingin mengangkat tangan jika Soojung tidak memberinya sebuah senyuman hangat. Cukup hangat, karena ia merasa tubuhnya kini memanas ketika hawa dingin perlahan menelusup membelai telapak kakinya yang terpampang jelas.

Entah berasal dari mana, kini tangan pemuda itu memeluk erat Soojung dalam dekapannya. Hidungnya mencoba menyimpan aroma tubuh Soojung yang semanis madu dan berusaha menyimpannya di dalam otak sebagai semacam pelumas sinergi.

Dan, itu terus berlanjut hingga sinarnya sinar rembulan yang menerpa wajah sendu mereka.

 

===

.

.

===

 

Keesokan harinya.

 

Siapa bilang Myungsoo akan menyerah? Di dalam kamus pemuda itu, tidak ada kata menyerah. Ia kembali ke tempat perkara—tanpa Soojung. Ia terpaksa meninggalkan Soojung sendirian karena gadis itu—bagaimanapun juga—harus berlatih karate sesuai jadwal ekskul di sekolah mereka.

Dan, Myungsoo bebas hari ini.

 

“Bisa kita bicara sebentar, Nona Yun Hee?”

Yun Hee, korban teror kemarin, mendongak kaget ketika telinganya menangkap sebuah suara yang menyapanya. Ia menengok sebentar ke belakang dan mendapati sosok Myungsoo yang sudah berdiri bersandar di ambang pintu.

“Tunggu sebentar.”

Myungsoo sabar menunggu.

Yun Hee lalu mengingat rambut ala kadarnya agar terlihat sedikit rapi. Ia kini berada di ruangan pribadi milik orang tuanya, sedang kamarnya yang dulu sudah dipasangi police line dan tentu saja tak ada seorangpun yang boleh memasuki kamarnya terdahulu.

Ia kemudian menyopot kaki kanan palsunya setelah duduk di kursi roda. Meski Myungsoo sudah mengetahui fakta tersebut, namun tak urung ia merasa aneh juga melihat pemandangan seperti itu—tetapi pemuda itu nampaknya enggan untuk bersuara.

Yun Hee lantas mengayuh kursi rodanya ke arah Myungsoo.

“Kuharap kau tidak segan dengan keadaanku,” ucap Yun Hee, dan Myungsoo menjadi sedikit salah tingkah.

 

 

***

 

“Bisa kau ceritakan kronologis kejadian saat kau menemukan kamarmu yang berantakan itu?” Myungsoo memulai interogasinya tanpa ada basa-basi.

Mereka berdua kini sedang berada di pinggiran sungai, dekat dengan tempat camp Swan Swimming. Semilir angin berdesir hebat menerpa wajah keduanya. Gemercik suara sungai terdengar mengalun lembut, ramah di telinga masing-masing. Matahari sudah sedikit tergelincir, menandakan bahwa hari sudah semakin sore. Itu artinya, dalam satu setengah jam lagi ia harus mengantar Soojung pulang.

 

“Aku sangat ketakutan saat itu. Aku tidak mengira bahwa pelaku juga turut menerorku.” Gadis itu mulai bercerita. Myungsoo lalu memasang telinganya agar ia bisa mendapatkan sebuah informasi yang berharga.

“Saat itu, karena sudah larut malam dan aku cukup mengantuk, aku memutuskan untuk tidur di kamarku walau yang lainnya masih belum terlelap. Aku masih melangkah santai bahkan sambil bersiul saat berjalan menuju kamar pribadiku. Namun, aku menemukan sebuah keanehan ketika sampai di depan pintu kamarku. Saat itu aku mencium bau  anyir dari arah kamarku. Aku pikir itu mungkin hanya halusinasiku saja. Tapi, nyatanya tidak.” Yun Hee meremas ujung bajunya hingga membuat kusut. Kepalanya menunduk ke bawah, sedang bahunya mulai bergetaran. Ia benar-benar merasa takut.

“Sejak malam itu, aku seperti terus diawasi oleh seseorang. Seseorang dengan mata tajamnya yang seolah ingin membunuhku seperti ia membunuh Ellise. Aku—aku takut. Tolong aku! Orang itu seperti ingin membunuhku!” Dengunan napas Yun Hee mulai tak beraturan. Jemari-jemari kurusnya bergerak untuk menjambak rambutnya hingga membuat beberapa helainya yang rontok ke bawah.

 

“Hentikan, perbuatanmu! Kau hanya menyakiti dirimu sendiri, Yun Hee-ssi! Tidak ada siapapun yang ingin menyakitimu!” Myungsoo mulai mengambil langkah. Ia tak ingin Yun Hee sebagai saksi mata penting terluka hanya gara-gara sebuah kekonyolan semata.

Dan, kini Yun Hee sudah tampak sedikit tenang.

“Kau sama sekali tidak mengerti bagaimana rasanya menderita ketakutan seperti ini, Myungsoo-ssi!” Teriak Yun Hee di tengah erangan napasnya.

Myungsoo memejamkan matanya sejenak. Ia tidak bisa membiarkan situasi ini terus berlanjut. Waktu sangat berharga, karena waktu akan terus berputar tanpa peduli apa saja yang akan ia telan selama perputarannya.

 

“Menurutmu, adakah orang yang kira-kira menyimpan dendam padamu? Dan, aku ingin tahu mengapa kau pikir penerormu itu sama dengan pelaku yang membunuh Ellise?”

Yun Hee sedikit terbata. Ia menegakkan punggunya, dan mulai mengusap air matanya. “Aku pikir… mungkin Lizzie. Tapi aku tidak tahu pasti.”

Myungsoo mengangguk. “Lantas, saat kau menemukan kamarmu dalam keadaan berantakan, selain bau anyir, adakah kejanggalan lain yang kau temukan?”

Yun Hee berusaha untuk mengingat, dan Myungsoo sangat berharap bahwa kali ini ia bisa mendapatkan sebuah penuturan untuk menguatkan hipotesa sementaranya. Sayangnya, Jung Yun Hee hanya menggeleng pasrah.

“Tidak ada kejanggalan lain yang kutemukan, Myungsoo-ssi.”

Myungsoo tersenyum paksa. “Tidak apa-apa. Terima kasih atas segala penuturanmu. Hari sudah semakin sore, aku ingin pulang. Sampai jumpa di malam hari, Nona Yun Hee-ssi.”

 

Dia berbahaya. Dia mungkin bisa mengetahui pelaku di balik kasus ini. Aku harus bisa membungkam mulutnya. Dan juga gadis itu.

 

===

.

.

===

Malamnya….

 

“Bisakah untuk kali ini saja kau tidak mencampuri urusan kepolisian, Myungsoo-ssi? Aku hargai bantuanmu selama ini, tapi aku akan sangat berterima kasih kalau kau tidak juga mondar-mandir di sekitar TKP, Myungsoo-ssi,” ujar Inspektur Nakawara. Oh, sepertinya Inspektur buntal itu sudah merasa jemu akan kehadiran Myungsoo.

Yang ditegur hanya tersenyum kikuk sembari menampilkan deretan giginya yang putih bersih dan tertata rapi. Ia menggaruk tengkuk belakangnya yang dirasa tak gatal alih-alih untuk menyembunyikan rasa malunya.

“Ah, aku rasa aku tertarik dengan kasus ini. Mohon kesediaannya supaya saya bisa membantu para polisi untuk mengungkap kasus ini, Inspektur!” Myungsoo lalu membungkukkan badannya guna memberi hormat sekaligus membujuk orang yang berumur 45 tahun itu.

Inspektur Nakawara mengembuskan napasnya pasrah. Meski ia tak mau mengakui hal ini, namun dia juga membutuhkan otak cerdas Myungsoo untuk membantunya guna memecahkan kasus ini.

“Baiklah, tapi jangan sampai kau mengganggu jalannya penyelidikan.”

Myungsoo tersenyum menang.

Tapi, Myungsoo rasa ada sesuatu yang kurang.

 

Ke mana Soojung? Aku tidak melihatnya.

 

Ia lalu mengedarkan pandang, dan tersenyum kembali ketika menemukan Soojung yang tengah berbincang dengan Yun Hee. Ia berniat untuk menghampiri Soojung, namun langkahnya tertahan ketika ia mendengar diskusi lirih dari tiga orang kru Swan Swimming.

 

“Baru pertama kali terjadi kasus mengerikan seperti ini selama Swan Swimming memulai tur. Aku takut barangkali nanti pamor grup kita akan turun karena terjadi kasus yang menimpa dua ace kita.”

“Benar. Tapi, selang waktunya terasa singkat ya. Padahal baru beberapa jam yang lalu Ellise ditemukan tewas, tapi sudah ada teror yang menimpa Yun Hee.”

“Anehnya, kenapa baru sekarang terjadi? Padahal Ellise baru saja memenangkan kejuaraan lomba skating dunia. Kasihan sekali dia.”

“Eh, tapi kalian sadar, tidak?  Tumben sekali Yun Hee memakai sepatu skate-nya yang lain. Ke mana sepatu skate merah keberuntungannya, ya?”

“Ha! Kau benar! Aku juga heran.”

 

Myungsoo tertarik akan fakta terakhir.

 

Sepatu skate?

 

Ia lalu memandang ke arah Yun Hee.

 

Kuharap dugaanku salah.

 

***

 

“Jadi kau dipilih untuk mewakili sekolahmu di dalam perlombaan skating, begitu?”

 

Soojung mengangguk. Ia mengeluh pada Yun Hee perihal paksaan dari pihak sekolah mengenai hal itu. Skating bukanlah bidangnya, namun kenapa ia yang harus maju untuk lomba? Soojung mendengus sebal.

Sontak, Yun Hee pun tertawa geli melihat reaksi Soojung yang menurutnya terlalu berlebihan. Ia menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyum simpul. Matanya menatap ramah ke arah Soojung.

Skating itu mengasyikkan. Sekali kau memahami dunia skating, kau akan ketagihan untuk terus berputar di atas balok es. Percayalah padaku. Kalau kau merasa kesulitan, kau bisa bertanya padaku. Aku akan mengajarimu dengan senang hati,” ucap Yun Hee.

“Wah?! Benarkah kau akan mengajariku? Tapi, aku takut barangkali aku jatuh saat melakukan skating.” Dan, rasa percaya dirinya mulai luntur perlahan.

Lagi-lagi Yun Hee hanya tersenyum simpul. Soojung membatin, ia juga malu jika melakukan hal bodoh di depan Yun Hee, yang notabene sudah menjadi ace di dunia skating. Soojung juga heran mengapa Yun Hee masih dapat tersenyum secerah itu mengingat baru kemarin ia mendapatkan teror berdarah yang menakutkan.

“Apa kau pikir aku tidak pernah jatuh? Asal kau tahu saja, Soojung yang cantik, meskipun aku sudah cukup bisa dibilang profesional di bidang skating, aku juga pernah melakukan banyak sekali kesalahan. Kau lihat kakiku ini? Ini merupakan salah satu dari kesalahan terbesarku. Sudah tak terhitung lagi berapa kali aku jatuh saat pertunjukkan. Bahkan, seorang profesional sekalipun, pasti pernah melakukan kesalahan di dalam hidup mereka.”

Soojung tersentuh hatinya. “Mungkin kau benar. Tidak seharusnya bagiku untuk terus mengeluh seperti ini. Aku merasa malu padamu, Yun Hee-ssi.”

“Tidak apa-apa. Oh ya, bisakah kau ambilkan jaket di kamarku? Tolong. Di sini udaranya dingin sekali.”

Soojung mengangguk. “Baiklah.” Ia lantas bangkit berdiri sambil berjalan menjauhi Yun Hee yang sedang berkarut dengan pikirannya.

 

***

 

Sementara itu, Soojung….

 

Yun Hee kini sudah memiliki kembali sebuah kamar pribadi—ia tidak lagi menumpang di kamar orang tuanya. Ruangan itu bersih dan rapi. Mungkin karena adanya sebuah permisif yang cukup berdampak akibat minimnya perabotan yang tersedia. Sepanjang yang Soojung dapat lihat di sana hanya ada sebuah ranjang tidur dan sebuah meja kecil.

Tidak ada apa-apa lagi. Mungkin kamar itu belum sepenuhnya dibereskan, mengingat hanya dalam waktu satu malam saja Yun Hee sudah pindah ke dalam ruangan baru.

 

Dan, saat inilah malapetaka mulai menguar kembali ke permukaan.

 

Soojung tertarik melihat sebuah buku—atau bisa disebut sebagai diary—yang tergeletak begitu saja di atas meja. Diary itu cukup usang dengan tulisan pembuka sebagai cover khas huruf lawas. Berwarna cokelat kulit gelap. Perlahan tangan penasaran Soojung membuka halaman per halaman.

Urat-urat matanya memerah, sedang yakinlah Soojung bahwa kini tubuhnya sudah menegang. Tangannya bergetar, namun ia masih saja nekad untuk membuka halaman selanjutnya.

 

Semakin ia menyelam lebih dalam, semakin banyak ketakutan akan ketenggelaman yang ia akan ia dapatkan.

 

Soojung tahu, ia sudah membuka sebuah kotak pandora yang seharusnya tidak ia buka. Atau bahkan ia lirik.

 

“Jung Soojung, sedang apa kau di sana?”

Suara lembut itu terdengar seperti seringaian dari neraka di pendengaran Soojung. Gadis itu menengok sedikit ke arah si Pemanggil.

“K-kau….” Lafalnya tergapah di batas tenggorokan. Mata tajam itu terus menyorot untuk mengintimidasinya.

“Mengapa kau melakukan ini semua?!” Akhirnya, Soojung berani berteriak setelah ia tersudutkan.

Orang itu menampilkan sebuah smirk yang sarat akan kemisteriusan dan kelicikan. “Sebaiknya, kau tutup mulut dan  matamu, serta berpura-puralah untuk tak mengetahui semua hal ini.”

Sebulir keringat telah turun menuruni pelipis Soojung. “Tidak! Kau bersalah! Kaulah pelaku di balik semua ini! Kau juga yang—”

 

BUGH!

 

Tubuh Soojung merosot ke tanah. Matanya terpejam kaku, dan perlahan kesadarannya berlari menjauhi dirinya. Sosok misterius itu kembali menyeringai lebar. Sebuah benda tajam mengilap ia angkat tinggi-tinggi, tepat di atas tubuh Soojung yang terkulai tak berdaya.

 

“Kau sangat berbahaya, Jung Soojung. Kau sudah mengetahui rahasiaku. Kau harus mati, Jung Soojung!”

 

Dan, saat sosok itu akan menghunuskan benda tajam yang sedari tadi di genggamnya, sebuah teriakan muncul mencegah aksinya.

 

“Soojung, Soojung kau ada di dalam?”

 

Bahaya. Mengetahui identitasnya akan segera ketahuan, ia segera kabur dari tempat itu dengan membawa buku diary cokelat miliknya.

 

Dan, pintu pun telah terbuka. Rupanya itu Myungsoo.

Pria itu terperangah kaget ketika melihat tubuh Soojung yang terkulai lemas serta kepalanya yang berdarah. Ia melihat sebuah pisau yang tergeletak di samping kaki Soojung. Myungsoo geram. Lantas ia segera membawa tubuh Soojung untuk segera dirawat ke rumah sakit.

 

Seketika, gemparlah kembali seluruh anggota Swan Swimming.

 

***

Keesokan harinya…

 

“Kau benar-benar tak dapat mengingat apapun?”

Gadis itu menggeleng lemah. Ia menatap kosong selimut biru yang membalut kakinya untuk menghalau hawa dingin dari pendingin ruangan yang terpasang. Hal itu membuat seluruh orang yang berada di ruangan itu kompak tersenyum masam. Terutama Myungsoo.

 

“Saudara Jung Soojung mengalami syok yang sangat parah, sehingga membuatnya kehilangan ingatan untuk sementara saja.” Sang Dokter angkat bicara.

“Soojung, ini aku Choi Jinri! Sahabatmu!” Seorang gadis berambut cokelat muda pendek, dengan wajah seperti baby face terlihat sangat cemas akan kondisi Soojung. Gadis itu cantik. Ia tinggi, matanya yang menyorotkan kecemasan tetap tak melunturkan sosok indah di balik dua manik itu. Kulitnya putih susu, ia hanya mengenakan skinny jeans dan sebuah t-shirt polos berwarna kuning. Sepertinya gadis itu—Jinri—sangat terburu-buru ketika diberitahu bahwa Soojung masuk rumah sakit.

 

Soojung menggeleng lemah. Tangannya yang ringkih meremas ujung selimut yang membalutinya. Ia sama sekali tak dapat mengingat apapun. Bahkan jika ia tak diberitahu siapa namanya, mungkin dia tak akan pernah mengingat namanya. Otaknya seakan seperti masih kosong, tak ada isi apapun di dalamnya.

Namun, hatinya sedang mengalami gejolak yang begitu hebat. Entah tak tahu mengapa, Soojung merasa sangat ketakutan saat ini. Ia merasa seperti ada seseorang yang terus mengincar nyawanya. Kendati di sana hanya ada seorang pemuda yang ia ingat memperkenalkan dirinya sebagai Kim Myungsoo, kedua orang tuanya, dan seorang gadis yang baru saja ia tangkap namanya sebagai Choi Jinri.

“Maaf sebaiknya nona Soojung jangan dipaksa untuk mengingat sesuatu terlebih dahulu. Saya takut barangkali jika dia dipaksa secara keras seperti ini, ia justru tidak dapat mengingat apapun lagi,” ucap sang Dokter.

Mereka semua langsung terdiam.

“Baiklah, saya permisi dulu. Jika ada apa-apa, cukup bunyikan bel saja. Permisi.”

 

***

 

Myungsoo menggeram marah. Ia tahu Soojung pasti tengah diincar oleh seseorang. Entah apa maksud dari semua ini. Myungsoo kini sedang berada di camp Swan Swimming. Kebetulan di sana sedang sepi. Seluruh anggota Swan Swimming sedang berlatih di dekat gedung pertunjukkan. Tentu saja adanya kasus ini tak mengahalangi eksistensi mereka di bidang skating yang sudah berkaliber tinggi.

Ini suatu kesempatan bagi Myungsoo untuk dapat menggali informasi lebih dalam lagi.

Pertama, ia melangkahkan kakinya menuju tempat di mana Soojung kehilangan kesadarannya kemarin. Ruangan milik Yun Hee.

Aneh.

Sudah dua kali ini Yun Hee menjadi penyebab kericuhan. Dua hari yang lalu, ia mendapatkan teror mengerikan, dan kini Soojung yang kebetulan berada di kamarnya, di serang oleh orang misterius yang lagi-lagi terjadi di kamar Yun Hee.

Dan saat itu Yun Hee sedang berada di ruangan lain yang sedang berbincang-bincang bersama beberapa kru Swan Swimming lainnya.

 

Apa mungkin si pelaku itu salah mengira Soojung sebagai Yun Hee? Mungkin setelah ia tak sengaja memukul Soojung dan tahu bahwa Soojung bukanlah Yun Hee, si pelaku langsung pergi begitu saja?

 

Otak Myungsoo terus berputar. Tangannya menyusuri ujung meja. Lalu, ia membuka laci meja itu satu per satu yang bertotal enam buah laci. Namun, semuanya kosong. Ia berjalan di sekitar garis putih—tempat di mana ia menemukan Soojung dalam keadaan tak sadar. Myungsoo menemukan sebuah kejanggalan. Matanya menyipit manakala salah satu manik hitamnya melihat sebuah goresan kecil di samping tempat tidur. Pemuda itu langsung mendekat.

Goresan itu sama seperti yang ia temukan kemarin bersama Soojung. Tipis dan panjangnya hanya sekitar 5 cm. Lagi-lagi Myungsoo dibuat penasaran oleh semua ini. Terlebih Soojung kini sedang mengalami guncangan mental. Apa mungkin Soojung melihat si pelaku?

 

“Uh, kepalaku berat sekali,” keluhnya.

Ia memijit pelan keningnya yang terasa seperti sedang bergejolak parah. Ia berniat untuk bangkit berdiri, namun sesuatu telah menghentikkan pergerakannya.

Benar, Myungsoo telah mendapatkan suatu fakta. Atau mungkin sebuah titik terang. Buru-buru pemuda itu langsung menggerakkan kakinya dengan segera ke tempat di mana Ellise terbunuh. Di dalam otaknya, ia sedang mencoba meluruskan benang-benang kusut yang sempat membuatnya putus asa.

 

.

.

 

 

Dan sesampainya ia di sana, sebuah senyum telah mengembang sempurna di bibirnya.

 

Cih, trik lama. Bagaimana bisa aku tertipu? Tinggal mencari tahu siapa pelakunya….”

 

Tanpa Myungsoo sadari, seseorang tengah mengamatinya dari kejauhan.

 

Dia bisa menjadi bahaya terbesarku!

 

***

 

Keesokan harinya….

 

“Selamat pagi, Soojung.” Itu suara milik Myungsoo. Dan Soojung tahu itu.

Meski Soojung telah kehilangan—untuk sementara—ingatannya, namun tak sulit baginya untuk mengingat suara Myungsoo yang khas. Dia tak akan pernah lupa ciri-ciri pemuda itu. Bahkan ketika pertama kali ia membuka matanya, yang ia ingat adalah seberapa dalamnya tatapan mata milik Myungsoo. Bisa dibilang setiap otaknya mengenang Myungsoo, Soojung tahu ada bagian terdalam dari hatinya yang menjadi hangat.

“Kau belum menjawab salamku.” Myungsoo memberengut kesal, lalu tangannya menurunkan sebuket bunga lili putih yang harum. Ia berniat untuk menggantikan bunga di kamar rawat itu karena sudah layu.

Soojung hanya tersenyum kecil. “Iya-iya, selamat pagi juga, Kim Myungsoo.” Soojung membalas tersenyum.

Dan lagi, sentuhan hangat Myungsoo di puncak kepalanya telah berhasil membuat kedua pipinya merona merah. Ini bukan pertama kalinya ia bertingkah seperti idot layaknya saat ini. Bahkan melihat Myungsoo melemparkan senyum kepadanya sudah sanggup membuat hatinya mencelos.

Mata Soojung terus saja menangkap gerak-gerik Myungsoo. Pemuda itu tengah berjalan mendekati vas bunga yang terletak di atas meja dekat dengan ranjang, di mana ia sedang setengah duduk. Setelah mengganti bunganya, Myungsoo segera duduk di samping Soojung.

“Kuharap aku bisa segera mengingat semuanya,” ucap Soojung lirih. Ia memlintir ujung selimut birunya yang lumayan tebal.

Myungsoo tersenyum maklum. “Jangan terlalu memaksakan dirimu, Soojung.” Myungsoo mengelus pelan punggung tangan Soojung. “Kau pasti bisa mendapatkan kembali ingatanmu.”

Soojung merasa malu. Ia ingat, sebagaimana ketika pertama kali ia membuka matanya, ia tak merasa asing dengan pemuda yang berdiri di ujung pintu. Sorot matanya tajam dan tegas, rambut dengan jambul khas yang meliuk tajam semakin menambah kesan misterius yang berada di dalam dirinya. Awalnya Soojung berusaha mencari ruas-ruas mengenai eksistansi pemuda itu, namun tak sedikitpun sebuah file yang ia temukan di dalam otaknya.

Lalu, selama beberapa dekade ke depan ia senang telah mengetahui bahwa Kim Myungsoo merupakan nama dari pemuda yang berdiri di depan pintu, sekaligus temannya sejak kecil. Ia senang. Jangan lupakan ekspresi konyolnya saat sedang menahan berkas-berkas kemerahan di kedua pipinya yang putih.

 

“Bagaimana, apa kau sudah menemukan siapa pelakunya? Mungkin saja—seperti yang diceritakan oleh polisi kemarin, bisa jadi orang yang menyerangku adalah pelaku yang sama dengan orang yang meneror Yun Hee-ssi dan pembunuh Ellise,” ucap Soojung.

Myungsoo menggeleng lemah. Ia lantas melepaskan pegangan tangannya dari tangan Soojung. “Aku hanya baru mengetahui trik bagaimana si pelaku dapat mengelabui kita semua, tapi aku sama sekali buntu untuk mencari tahu siapa pelaku itu sebenarnya.”

“Uh, andai aku mendapatkan kembali ingatanku, aku pasti akan bisa memenjarakan si pelaku!” Ucap Soojung menggebu-gebu.

Myungsoo tertawa kecil. Ia senang sudah dapat melihat Soojung tersenyum, bahkan tertawa kembali. Ia sangat frustrasi ketika dokter mengatakan bahwa Soojung kehilangan ingatannya, dan itu berarti Soojung sama sekali tidak mengingatnya.

Untunglah, Soojung mau menerima kehadirannya. Dan, sepanjang hari itu mereka habiskan untuk saling berbincang bersama.

 

***

 

Malam Hari.

 

Kali ini Myungsoo-lah yang menginap untuk menjaga Soojung. Soojung sudah terlelap dalam tidur pulasnya, dan entah karena apa Myungsoo terjaga di tengah malam. Kamar inap itu gelap, paling hanya ada penerang dari cahaya malam kota di luar sana. Karena Myungsoo rasa ia tak dapat tidur kembali, ia ingin berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, atau mungkin lebih tepatnya ia ingin membeli sekaleng minuman soft drink dan menganalisa petunjuk-petunjuk yang ia temukan hari ini.

Myungsoo pergi dan meninggalkan Soojung sendiri. Saat ia menutup pintu, keadaan koridor rumah sakit tampak sepi. Pantaslah mengingat saat itu bulan tengah menjadi penguasa hari. Beberapa lampu kamar terlihat mati, namun ada pula yang diterangkan. Dalam perjalanan, Myungsoo sedikit menguap. Merasa sedikit kedinginan, ia merapatkan jaket cokelat tebalnya. Uap hasil pernapasannya terlihat jelas manakala ia menghembuskan napasnya. Ia hanya membeli sebuah coca cola dan snack. Selepas itu ia memutuskan untuk cepat-cepat kembali ke kamar Soojung.

 

Pemuda itu melangkah ringan, padahal Soojung tengah dalam keadaan bahaya.

 

.

.

 

 

Malam itu Soojung terbangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik dari arah belakangnya. Maka dari itu, ia menegakkan punggungnya dan sedikit mengucek matanya.

Eungh, Myungsoo apa itu kau?”

Saat dalam keadaan setengah sadar, ia melihat ke arah sofa karena pada pukul delapan malam tadi ia baru melihat Myungsoo sedang tiduran di atas sana. Namun, sekarang pemuda itu telah menghilang.

 

“Sayang sekali temanmu tak ada di sini.”

 

Sebuah suara cukup mengejutkan Soojung. Kesadarannya telah kembali sempurna seiring dengan detak jantungnya yang berpacu cepat. Pupil matanya membesar ketika kedua manik kelam itu tepat membidik seseorang yang menggunakan penutup wajah hitam dan menodongkan pistol ke arahnya. Inilah ketakutannya.

Perasaan itu datang menyergapnya kembali. Buru-buru ia mencoba melepaskan selang infusnya yang membelit pergerakannya. Perasaannya sudah cemas tak keruan.

“Mau ucapkan selamat tinggal, Jung Soojung?”

Orang itu menyeringai lebar di balik topeng ski hitamnya. Identitasnya tertutupi dengan sempurna. Bahkan matapun tak dapat membedakan apakah orang itu laki-laki atau perempuan. Namun, Soojung tidak memikirkan hal itu.

 

Dor!

 

Deg

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Cklek

 

“SOOJUNG!!!”

 

.

.

.

| T B C |

Hallow, saudara-saudara bagaimana kabar kalian semua? 😀 Hehe, semoga baik-baik aja ya 🙂 Kira-kira adakah yang menunggu ff ini? Aduh jangan salahkan saya kalau tambah absurd dan ngga jelas misterinya /.\ Dan, AW MYUNGSTAL MOMENT IS BACK! 😀 Maaf juga kalau kurang nggreget karena aku kurang bisa bikin romance (Walaupun hampir di setiap fic-ku selalu ber-genre romance 😆 )

Hm, sepertinya di kasus ini udah bisa dan mulai ketahuan siapa pelakunya 😀 ayo, mari kita bantu Myungsoo bersama-sama dalam mengungkap kebenaran kasusnya dengan cara terus mengikuti perkembangan Swan Black 😀 <– KETAHUAN PROMOSI!!

Oke, gausah banyak cincong, ayook yang mau kasih kritik, saran, atau pujian /emangada/ ke saya, bisa lewat @qy_zu atau id line saya: 03301098

Oh ya mungkin Swan Black akan berakhir di chapter 4 atau 5 😀 Dan, disini aku mau mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah meninggalkan komentar, serta untuk Shafira tercintaah, makasih ya untuk poster unyunyaa :**

See yaa! 😀

50 tanggapan untuk “Swan Black [Session 3]”

  1. Zukyyyyyy~ aku seneng kamu ngelanjutin Swan Black-nya ga terlalu lama kaya yg chapter kemarin XD padahal baru sebulan yg lalu ya kalo ga salah chapter kedua kamu post~ aku seeennneeeengggg XD
    Udah keliatan sih, menurut tebakanku si Yunhee ya? O_o dia bikin alibi seakan-akan dia juga di teror, padahal dia sendiri ya ngelakuin itu? Dan aku penasaran sama goresan 5cm itu ._____.
    Dan yg aku tunggu2 pun tiba XD Soojung dalam bahaya dan Myungsoo jadi hero-nya! Cuma ini scene terakhir bikin kepo bener -____- kamu selalu ngasih TBC di bagian yg tepat buat para readers penasaran 😐
    Kayaknya komen aku kepanjangan ya? Hehe 😀 sekian dulu deh, nanti aku komen lagi waktu part 4 udah kamu post! Fighting! 😉

    Suka

    1. Hai kak 🙂 waduh seneng banget kak Monic jadi pembaca pertama cerita ini 😀 hehe..
      aduh yang chapter kemarin itu pasti eungg.. lama banget ya? T^T hehe.. aduh pasti mengecewakan bangets yaa T.T hehe..

      err iyaaps mungkin bisa jadi Yun Hee :3 hehe 😆 /slapped/ goresan 5 cm itu sebenernya agak penting agak engga juga sih ._. aku belum nentuin itu goresan mau dibuat kaya apa :/ HAHAHA 😆 /kicked/
      herr.. engga Soojung dalam kondisi baik-baik saja kok 😉 kekkeke~ iyaa aku emang paling suka bikin orang kepo 😀 NYAHAHA~
      engga papa kkok kak kepanjangan komennya aku malah seneng 😀 okeyy makasih kak :3

      Suka

  2. Kayaknya aku tahu siapa pelaku nya, tapi cuma nebak2 aja sih. Dari awal aku curiga ke YunHee.
    Aku curiga waktu Yun Hee ngomong gini:

    “Aku tidak mau kebebasanku terkekang, Ibu. Kalau aku menerima tawaran itu, polisi pasti akan mengikutiku ke mana pun aku pergi, dan aku tidak suka itu, Ibu. Itu juga tidak membuktikan bahwa keselamatanku terjamin. Lihat saja, bahkan ada polisi di sini namun si pelaku masih bisa melakukan aksinya dengan menerorku!” Yun Hee berteriak histeris. Ia kemudian mencengkeram kedua lengannya kuat-kuat.

    Kayak nya aku tau alasan YunHee nggak mau waktu ditawarin untuk program perlindungan saksi, karna dia takut nanti diikuti polisi otomatis dia tidak bisa leluasa melakukan aksi jahatnya. Dan waktu si pelaku mengacak2 kamar YunHee itu nggak ada satupun orang yang tau kalo ada yang berkeliaran di sekitar kamar YunHee padahal banyak polisi di tempat itu. Jadi dugaanku, pelakunya adalah pemilik kamar itu sendiri, YunHee.

    Suka

      1. eungg.. dari awal itu dari chapter dua apa chapter tigaa hayoo :p kekke~ uhm, prediksimu boleh juga 😉 aku tampung dulu yah 😉 hehehe :p

        Sip, jadi kamu curiga sama Yun Hee kan? OKE CANTIK TUNGGU AJA DULU YAA :))

        Suka

  3. kak zukyyyyyy akhirnya keluar juga lanjutannyaa…

    aduh ini makin seru, menurut aku sih dari awal yunhee tapi gatau yah._. dan mmm mungkin ada sedikit typo ya kak? /soktau/ kayak pas “Yun Hee lalu mengingat rambut ala kadarnya agar terlihat sedikit rapi.” mengingat atau mengikat? xD dan “Ia menyopot kaki kanan palsunya” itu menyopot atau mencopot? /aku juga gatau yang benernya sih /slapped dan yang lainnya aku gatau deh, mungkin mataku yang kurang tajam /kicked

    aku tunggu lanjutannya kak, maaf jika komentarnya jadi sok tau begini huhuhuhu T_T

    Suka

    1. yeay setelah bertahun-tahun mendekam di folder akhirnya part tiga keluar juga ^o^ HEHE :mrgreen:
      okayy banyak kok yang curiga sama Yun Hee, emang sih disini dia mencurigakan bangets 😎 ngahaha~ iyaa itu typo, makasih ya atas koreksinya 😀 matamu jeli ya 😯
      yang betul menyopot kok, aku udah liat di KBBI gitu sih, hehe ._.

      gapapa kok 🙂 aku malah seneng ada yang mengoreksi cerita absurdity ini :d HAHA 😀 makasih yaa :)))

      Suka

  4. Mian thor aku udah baca dr tadi siang di skolah, pas mau komen istirahat udah selesai -_-” jadi baru komen sekarang deh ._.

    1 hal yg aku pikirin di otak begitu ngeliat chapter ini keluar: “Akhirnya keluar lanjutannya!!! > < "

    Serius deh, makin kesini ceritanya tuh makin rumit, tapi mulai chapter ini sih kayanya aku udah mulai menduga2 pelakunya nih. Meski masih ragu haha

    Dan jujur, diantara anggota2 Swan Swimming, yg paling kucurigain tuh Yun-hee ._. Tapi disisi lain aku agak ga yakin, soalnya ga mungkin cerita dengan tema "detektif" bakal ngasih jawaban misterinya se"mudah" dan se"gamblang" ini ._.

    Diantara seluruh clue, yg paling bikin aku muter otak tuh soal "goresan 5 cm". 😐 yg bikin aku bingung tuh, kenapa selalu 5 cm? Dugaan aku sementara sih itu tuh goresan sepatu skate Yun-hee yg ilang / ga dia pake itu ya.. ._.

    Lalu, untuk Myungstal-nya..:
    APA INI AUTHOR?!!!!?!?!? Krystal…… Ditembak?!!!!!?? o_o
    ANDWAEEE!!! KALO KRYSTAL DITEMBAK SIAPA YG NEMENIN MYUNG NANTI? SIAPAA???!!!!?? #capsjebol

    Author, please….. Jebal….. Jangan pisahin Myung sama Stal T_T #okeinilebay #abaikan

    Dan author, aku bener2 ga kecewa sama sekali sama cerita ini. Aku bener2 jadi ngefans sama kamu nih thor :DD aku jadi penasaran, sebenernya kamu itu line brp thor? Kok bisa2nya kamu buat cerita yg sebegini bagusnya?? Sampe2 aku terhanyut dalam cerita xDD

    Aduh, kepanjangan nih komennya ;_; Maaf atas segala ke-gaje-an dan ke-SKSD-an aku. Tapi ini semata2 karena aku penasaran sama author yg udah lama aku kagumi dlm hati ini #gombal xD

    Oke, sekian komenku. Pesan terakhir, FIGHTING!!! ^^ ~

    Suka

    1. KYAAAAAA KOMENMU PANJANG SAYA SUKA SAYA SUKA :3 ngehehe~
      aduh maafkan daku yang kayaknya lelet banget ngelanjutin chapter ini -_- gosh, tugas sekolah membunuhku T^T dan maaf baru sempet aku reply sekarang :”) jangan marah ya :”)

      HAHA jadi kamu pikir pelakunya itu Yun Hee? siip prediksimu aku tampung dulu ya 😉 ih ini kan cerita, pasti rada ada curiga-curiga dikit, habis aku masih butuh banyak kritik dan saran tentang pembuatan cerita detective story T.T

      hm, tbh untuk goresan 5 cm itu jangan terlalu dipikirkan yah 😉 penulisnya sendiri aja masih bingung itu goresan gunanya buat apa -_- /geplak/ i’m seriously..

      haha kalau gitu AKU MAU PISAHIN MYUNG SAMA STAL AHH~ /tendang/
      ah syukurlah kalau kamu ngga kecewa :”) ADUH MAKASIH UDAH JADI FANSKU :”) aku 98 line, uhm kamu lebih tua atau lebih muda dari aku? 🙄 sekali lagi makasih yaa 🙂

      JIAH AKU NGEFLY NIHH~ ADUH MAKASIH YAA :**

      Suka

  5. Duh…… Ceritanya KEREN!!!! Selalu aku tunggu, walaupun kyaknya aku belum pernah komen sebelumnya #hehe 😀 Misteri2nya itu loh bikin pnasaran. Menurut aku yg jdi pelakunya itu si Yoo Hee //asal nebak sih/, soalnya dia agak aneh gitu. Trus Endingnya itu apa?!!!! Kenapa “DOR”!! Soo jung tertembak kah??? Huaaahhh lanjutannya aku tunggu!!!!

    Typo sudah manusiawi /eh??/^^V, jdi klo banyak typo wajar lah hehe 🙂 Semangat!!

    Suka

    1. EEHH makasih hehe 😳 gapapa kok aku juga jarang update nih T^T hehe..
      eung.. menurutku malah misterinya masih terlalu kurang nggreget tapi kataku ya cukup lah untuk penulis pemula macam saya 😀 nyehehe~

      er.. namanya Yun Hee, bukan Yoo Hee 🙂 hehe :p okeehh tunggu aja part empatnya 😀 siip makasih atas dukungannya 🙂

      Suka

  6. Pelakunya Yun Hee sih kata aku ya rancu aja udah tau dia dalam bahaya gak mau ditawarin program perlindungan dari polisi..
    Haaa akhirnya lanjut juga, aku tunggu lanjutannya authornim 🙂

    Suka

  7. Yunhee kah pelakunya trus diary itu milik yunhee kan. Aku yakin itu yunhee, soojung di tembak atau yunhee yang tertembak akhh pnsaran cepet di lanjut thor,,

    Suka

  8. -shock- aaaaa!!! swan black part ke 3 nya udah keluar?!!!! /muterin monas 10 kali sambil bawa bendera/ aaaaa!!!!!! Aaaaaa!!! Aaaaa!!! #plak oke, suka banget sama fanfic ini. Bikin penasaran, pintar, seru, ada romance nya juga, bikin deg-deg kan enak dibaca. Titik.

    Pelakunya si yunhee yaaaa??? Iya kan? Harus iya!!! /? #eh myungsooooo.. Temuin penjahatnyaaaaa balaskan dendam soojungmu tercintaaa~ /?

    Tapi…… TBC nya nyebelin juga ya n_n di bagian paling-paling-paling-paling seru… Bikin penasaran . Authornim minta di jejelin bolu bakar isi cabe nih kayaknya~_~

    Authorniiiiiim~ pokoknya lanjutin yaaa~ cepet tapi~ disini aku menungguuuuuuu!!! XP

    Suka

    1. AAAA HALO CANTIK 🙂 hehe.. UDAH KELUAR DONG 😀 HEHE.. eh kamu beneran muterin monas? ga capek tuh? haha 😆 /slapped/
      waduh jadi satu rasa di satu fanfik yaa? hehe :3 makasih lho 🙂 dan kamu mencurigai Yun Hee sebagai pelakunya? jadi pada kompakan nuduh Yun Hee nih? :p hehe.. /kicked/ IYAA MAKANYA DUKUNG TERUS DIRIKUUH YAA <33 hehe.. TBC emang selalu nyebelin sih :") habis ideku udah stuck disitu :") maaf yaaa 🙂 semoga bisa memakluminya 😀 OKEEE TUNGGU AJA, MAKASIH CINTAAA 🙂

      Suka

  9. gomawo authornim udah dilanjutin ffnya 🙂
    nyaris frustasi aku nunggunya.

    aku juga ngeduga kalo yunhee pelakunya, sempet agak nyesel sih waktu ngeduga kayak gitu, soalnya yunhee-nya ngomong bae banget sama soojung kesannya kayak kakak gitu.

    myungstal moment always awesome 🙂

    Suka

    1. eh ngga perlu berterima kasih ._. lagipula aku yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah mau menunggu dan berkomentar di ff ini :”) hehe..
      Iya maaf ya kalau update-nya lama banget T.T hehe..

      siip banyak yang sekongkol buat nuduh si Yun Hee ternyata ._.hehe.. Makasih yaa 🙂

      Suka

  10. Bacanya tadi malam, komennya baru sekarang –”
    Wow >< Akhirnya setelah menunggu dan menunggu, lanjutannya muncul juga X)) Makin seru aja nih ceritanya. Dan feelnya kerasa banget, suer ! Aku jadi bisa ngerasain gimana susahnya menjadi Myung Soo yang harus bolak-balik nyari bukti. Tanpa jejak? Pelakunya daebak banget ==" Pas baca bagian Yun Hee pakai kursi roda, aku jadi bisa menduga kalau dia pelakunya. Entahlah dari awal aku udah bisa ngebayangin kalau anak sok polos (?) itu adalahlah penjahatnya ==" Pokoknya gitulah, udah kehabisan kata-kata. Dan bagian terakhir pas Krystal ditembak, apakah dia mati ? Kalau dia mati siapa yang bantuin Myung Soo T.T Pokoknya ditunggu lanjutannya, oke? Bye bye *rusuh =="

    Suka

    1. Hai, firaa 🙂 aduh kayaknya kamu komen di setiap ffku deh, padahal aku jarang komen di blogmu T-T maafkan sayaaah 😥
      hehe maaf juga ini lanjutannya emang lamaaaa banget, biasalah anak sekolah, ribet mikirin tugas yang tiada tara =.= wks.. makin seru? alhamdulillah berarti ceritanya ga begitu ancur :B hehe.. ya begitulah bukti di kasus ini masih rancu abis dan aku masih bingung nentuin endingnya kaya gimana .__. hell yeah /slapped/

      eh emang apa hubungannya kursi roda sama jadi penjahat? ._. ngahaha~ siip jadi kamu juga menduga kalau pelakunya adalah Yun Hee? 😉 kita tunggu ajaa yaa~ makasih lho fiir 😉

      Suka

      1. Ah….Tak apa-apa, lagi pula aku memang suka sama ffmu kok 😀
        Hahaha~ Sesama anak sekolah aku juga bisa merasakannya kok, sering disibukkan oleh tugas dan ulangan yang numpuk –”
        Entahlah, pas baca bagian Yun Hee pakai kursi roda, aku jadi ngebayangin aja kalau dia pelakunya *eh?* Atau jangan-jangan pelakunya pakai plastik di kakinya biar engga ada jejak /tambah ngaco/
        Pokoknya ff-mu aku tunggu deh kekekeeke~

        Suka

  11. huwaaaa author-nim, teganya dirimu padaku. KENAPA TBC? T___T itu dornya plis suara petasan aja plis. Ah soojung jangan ketembaaaak! Itu ketembak gaksih? Kenapa tebeseeee? T_T Bisaaaa bgt dirimu bikin gue heboh di pagi hari. Udah tahan napas baca bagian akhir pas tbc gue langsung tereak-_-

    tapi sumpah gue suka sekali ceritanya, romance myungstalnya dikit sih tapi cerita crimenya itu seru banget. Gue udah feeling kalo pembunuhnya itu si yunhee sendiri. Dari awal chapter ini gue udah curiga sama dia. Bener gak tebakan gue author-nim? ._.
    Itu yg soojungnya ilang ingatan, gue jadi inget Ran yg pernah kasusnya kaya gitu jg sampe sinichi aja dilupakan /malahngomonginconan-_-

    walaupun gue sedih soalnya di-tbc-in, makasih banget ini updatenya cepet:’) maaf ya author-nim, gue baru komen di chapter ini. Maafin gue… /sungkem bareng myungsoo/ SEMOGA CHAPTER SELANJUTNYA CEPET JUGA YA KAYA BUROK. TERUS SEMOGA NIAT MENULISNYA MEMBARAAA! Amiiiin! S.E.M.A.N.G.A.T

    Suka

    1. Haai, gurilem 🙂

      Err.. panggil saya Zuky aja, 98 L 🙂 jangan panggil authornim ah, kurang enak gitu T-T iya mungkin itu bisa jadi suara petasan gara-gara ada anak-anak kecil tengah malam iseng banget nyalain petasan, atau suara kejutan party gitu 🙄 /dor/ haha 😆 /slapped/
      aduh, gimana ya kalau Soojungnya ketembak? akankah saya dibunuh? 😥 hehe..

      HEHE pukul saya pukul aja saayaa aku ini emang ahli dan suka banget bikin TBC di akhir cerita 😎 NYAHAHA~

      Romance MyungStalnya masih dikit? :O hm, dari awal chapter ya? berarti kamu yang punya the strong feeling, bagus 😀 hehe.. untuk pelakunya, saya ga berani memastikan tunggu aja di next chapternya 😉 /dibunuh/ :p iyaaps itu juga mengadaptasi dari komik Conan yang pas Ran hilang ingatan 🙂 ngga tahu selain scene di London, part yang aku suka itu pas si Ran hilang ingatan :”) perhatian Conan ke Ran itu ya ampuun asdfghjkl banget T.T

      Amin 🙂 Makasih cintaaa <33

      Suka

      1. EH SERIUSAN 98LINER? O.O PARAH BANGET SUMPAH pen nangis pelangi liat manusia semuda kamu udah bisa nulis cerita bagus :’) /kasih lope lope dari langit/ okeee gue panggil zuky yaa authorniiiiim *ups :3

        kalem aja kalem kalo soojung ketembak gakan gue bunuh ko, paling gue cegat di gang deket pertigaan(?) bareng myungsoo. liatin aja…..
        zuky suka conan jugaaaaaa? suka ran-sinchi jugaaaaa? /tos wkwkwk emang kalo udah ada adegan ran-sinichi atau conan ngeblush gara-gara ran itu udah asdfghjkl banget hihihi

        kalo bisa next chapternya jangan di-tbc-in di tengah jalan dong T-T tunggu nyampe dulu gitu kek ah T-T

        Suka

  12. eonn .. aku suka sama ff mu :))
    mian baru komen karna baru baca-_-
    kemarin hp aku error jadi ff eonn cuman sampe part 2 doang T__T *kenapajadicurhat?’-‘

    lanjut ya eonn ._. jangan lama-lama eonn ku yang cantikk

    keep writing ‘-‘)9

    Suka

  13. Eungg~ sebelumnya,aku kan udah sering ngerusuh d fanfic2 km tapi aku agak bingung sebenernya mau manggil apa ini…Mizu? Zuky? Kakak? Adek? /plakk/
    kalo gitu aku perkenalkan diri dulu #EA
    aku Ty, terserah sih mau panggil Ty atau Seul, dua2nya oke hehe. 95L, salam kenal ya ^^
    cukup, back to story
    oooh…no!! #lebay
    soojung amnesia! Gimana ini,dia kan yg megang kuncinya. Ngeselin deh itu pembunuh padahal dikit lg juga kan bakal terungkap. Ayo soojung ayo inget lagi~ /getok kepala klee/
    aih aku masih mikirnya yunhee nih,gak tau jg kenapa Y.Y
    tapi bisa jg sih yg lain,sampe di part ini pun abu2nya gak memudar. Myung aja belum dapet clue apa2, apalagi aku yg otaknya selalu lola ini :3
    diary itu…ada di kamar yunhee,jadi mungkin itu punya yunhee. Cuma kalo emang dia nyimpen semua bukti di kamarnya kenapa dia harus minta tolong sama soojung buat ambili jaket? Itu mah sama aja kayak sengaja kasih soojung kesempatan supaya tau pelakunya dia. Cuma kayak yg aku bilang di atas,ini masih abu2. Aku masi belum bisa kasi kesimpulan pelakunya emang yunhee…ini cuma ngira2 sih yunhee pembunuhnya.
    Ng…gimana kalo orangtua yunhee?? Atau orangtua ellise? Perkiraan keduaku ya 2 orang itu…bisa jadi kan…
    Ah…myungsoojung moment…akhirnya ada pegang2an,peluk2an jg,walaupun cuma nyempil dan sebentar. Seenggaknya bikin lega jg bisa baca adegan romantis mereka XD
    wkwk..kalo myung mah gak bisa dilupain sama soojung. Walaupun otak blank,tapi hati tetep inget kan… /author muntah/
    aaa…myung cepetan balik!! Soojung ditembak itu…huwaaa jangan kena dong.,
    aish…tbc itu menyakitkan hati Y.Y
    pas lg seru2nya padahal nih,
    cepet update ya.. >.^

    Suka

    1. HAII KAK TY, SELAMAT DATANG LAGI 🙂 maaf banget telat reply komennya T.T sesungguhnya, aku senang kakak mau baca cerita ini :”)

      siip.. ayoook kita kenalan :B namaku Diyah Ayu Anggraeni, tapi cukup kak Ty panggil aja aku Zuky atay Ky, jadi nama kita agak samaan gitu 😀 Ty-Ky :3 whats a good name 😎 /plak/ dan aku 98 line, jadi maaf aku harus memanggil kakak dengan embel-embel ‘kak’ ._. /kemudian saya diceburin ke danau toba/

      HAYOOOO SOOJUNGNYA MAU MATI GIMANA YAA :p /joget joget/ iyanih si pembunuhnya emang ngeselin banget -_- dan Soojung juga.. aduh dia ketembak /.\ kasihaaan Soojung TT Myungsoo sih ngga jagain Soojung.. cih /diinjek/
      aduh, otakku aku juga nih masih pake pentium belum pake intel TT masih standard dan menurutku Myungsoo pasti sebentar lagi berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuh Ellise, penyerangan terhadap Soojung, dan teror ke Yun Hee 😎 di chapter 4 bakal ketahuan kok 😀 cihuyy~~

      nah itu dia.. jadi semacam Yun Hee itu agak aneh gimana, kalau emang dia pelakunya ga mungkin dong dia nyuruh Soojung buat ambilin jaket di kamarnya.. jadi siapakah pelaku utama di balik kasus ini? 🙄 haha.. hayooo siapa hayooo… /drum roll/

      eh masa sih kakak ngira orang tua Ellise yang ngebunuh Ellise sendiri? berarti semacam orang tua yang makan bangkai anaknya sendiri dong -o- heungg…. /.\ yang pasti pelakunya bukan orang tua Ellise :3 hehe..

      tbh, itu adegan peluk-pelukkannya sedikit awkward karena yaaahhh itu cuman jadi semacam pelonggar di tengah kepelikan cerita ini /.\ HAHA.. /slap

      SIIP MAKASIH KAK TY YANG PALING MANIS 🙂

      Suka

  14. menurut tebakanku pasti yang pembunuhnya itu Yunhee kan? hehehe okeh ini hanya tebakan
    kepalaku ikut ruwet pas kamar Yunhee di acak acak sama si pembunuh itu
    bagaimana bisa coba, ngacurin kamar tanpa suara berisik seperti itu @_@
    hehehe… sorry thor baru bisa koment sekarang.. biasalah.. susah jadi orang pemalas itu :p
    ini sudah lanjutannya kan? klo sudah q mo cari lanjutannya dulu yaa *jangan tiru reader ini dirumah, hanya dilakukan oleh yang profesional (?) 😀

    Suka

    1. hm… pelakunya jadi udah fix si Yun Hee nih? :p hehe..
      haha masa sih kepalamu sampai ruwet kaya gitu? hehe maaf yah 😥 karena yang buat juga ikut-ikutan ruwet sama kaya kamu T.T hehe maaf ya.. okeyy itu mau tahu rahasianya? :p tunggu ya 🙂 hehe..
      gapapa kok say 😉 ini juga baru terbit ._. part 4 belum ada tunggu aja ya ._.
      hehe… makasih yaaa 😀 aku menghargai komenmu kok 😉 kalau ngga sempet mention aja ke twitter @qy_zu biar aku tahu kamu udah baca yang ini 😉 hehe..

      Suka

  15. zukyyyyyyyyyy, kak uda baca ini dari lama tapi baru ninggalin jejak sekarang ._______.
    dan kak makin jatuh cinta sama detective story kamu..uda semacam kaya kak baca conan aj deh..tapi ya zuky, gatau otak kak yg lemot ato gimana, msh blum bisa nebak pasti siapa yg ngebunuh dan mw nyelakain soojung..walau ad sih prediksi tapi mending tggu crita selanjutnya aj..hahaha biar makin seru aj gitu xDD

    Suka

    1. hehe.. gapapa kali kak, ga harus komen, cukup mention aja aku udah seneng kok kak 😎 hehe.. kak Silvya baik deh 😉

      err.. makasih 😳 dan maaf aku belum bisa baca satupun karya milik scriptwriter tetap IFK yang baru sampai sekarang TT uh janji hari sabtu bakalan mulai deh baca-baca! 😀 err… sebenarnya sih ini masih jauh sama conan.. /YA IYALAH KYY, KARYAMU KAN MASIH DIAMBANG BATAS/ T.T
      eh.. belum bisa? gapapa kok kak 😉 nanti pasti bisa sendiri! tunggu part empat keluar ya kak 😉 makasih kak Silvya 🙂

      Suka

  16. Waa wa wa! TBCnya nyampah abis!! #plak. Dor? Dor?? Itu suara pistol kah? Atau sound effect? (Ngaco) tapi knp tau2 ada pistol? Bukannya si pelaku suka nyiksa org?#abaikan.

    Gmn itu nasib Soojung?? Nginget summary-nya yang “membawa dampak yang tak diinginkan bagi masa depannya dan juga Myungsoo” wowowow apa itu dampaknya? Nyawa Soojung terancam? Ahh molla.. :/ pokoknya Fighting ya eon bikinnya! Btw aku gk liat ada typo tuh.. atau akunya aja yang gk sadar krn udh terhanyut(?) Sama ceritanya? Haha pokoknya sekali lg.. fighting eon! Maap kalo comment gaje ini mengganggu ketentraman(?)

    Suka

    1. Haaai, Ryiung 😀
      ah ga suka TBC kan? sama, tapi maafkan saya ya karena aku ini parah banget tentang idenya T.T hehe habis otakku bilang, part 3 harus sampai disitu jadi udah deh aku TBC-in XD /dor/

      hm, kalau pakai pistol kan kemungkinan ketahuannya lebih kecil ketimbang pake kekerasan, gitu sih menurut pikiranku 🙄 jadi kubuat si Pelaku itu nglukai Soojung pake pistol 😀 /kicked/
      err… untuk summary-nya, mungkin nanti bakal jauh banget dari summary, jadi ya diabaikan saja ._. tapi, tebakanmu bener 😀 hihi.. iya jadi intinya kasus ini nanti bakal membawa dampak tersendiri lah 😉

      aduh, kamu terhanyut ya pas baca cerita ini? 😥 aku terharu T.T iya ada typo kok nak 😉 aku udah tahu, tapi belum sempet ngecek T.T makasih ya atas komen indahnya 🙂

      Suka

  17. Tok Tok!! Adek, boleh komen?

    Oke… lagi-lagi komen di atas udah mewakili apa yang pengen aku tulis, terus disini mau aku tulis apa? dan lagi, aku mau review apa dari ini?

    ok, sebenarnya itu pertanyaan yang gak perlu kamu jawab dek, nyantai

    yang pasti, aku sebel ketika kamu nge-cut bagian yang mendebarkan itu //yah emang ending cerita bersambung tuh kayak gitu ya HAHA// dan, oh, sebenarnya ini udah kebuka kan siapa pelakunya? tapi poin yang bikin penasaran itu kan ‘gimana si pelaku bisa ketangkep’ gitu ya? haha… aduh… aku agak lemot //efek gak ngerjain PR Matematika malah surfing internet//

    Soalnya di atas kan ada spoiler-nya gitu… yah yah… yang pasti bakal lebih seru lagi kalo lebih di misterius-in lagi siapa pelakunya (?) //ini komen nge-sok banget//

    tapi Zuky, kok kamu bisa sih bikin FF kayak gini? AAHHH //jambak rambut//
    aku gak bisa bikin FF kayak gini, yang satu kasus bisa jadi 3 chapter–bahkan lebih. aduh, aku malu deh, aku bener2 butuh belajar, kamu jauh lebih baik dari aku, beneran -_-

    ok ok… see you at 4th Part!! Mention ya kalo dah kelar 😀

    Suka

    1. /bukain pintu/ silahkan masuk, mau minum apa ya? 🙂 /bawakan teh beracun/ /kicked/

      sejujurnya, aku udah tahu banget dimana letak kesalahan penulisan dan berbagai macam typo yang ada disini .___. cuman kalau aku memperbaiki ulang, nanti ffnya malah jadi tambah ancur soalnya wordpress itu nyebelin untuk setting-an penulisan -_- gerr…

      pertama, kakak pasti udah tahu lah kan ya 😉 kan kakak juga udah baca sendiri part 4-nya ;; HAHA dan GOMMENASAI AKU BELUM REVIEW FANFIC KAKAK YANG SAXOPHONE T_____T maaf banget kak ;A; hari minggu deh janji! 😀

      iyap diatas udah aku spoiler-in, dan alhamdulillah masih banyak yang belum nyangka kalau aku bakal ngelibatin Lizzie disini 😀 HAHA, dan emang sih hampir semua pada jawab pelakunya Yun Hee dan bener -,- yassalam…

      aku.. aku ga pinter kak, karena sejujurnya aku cuman ahli di bidang genre Detective Story, selebihnya? ZUKY MAH NOL GEDE! HAHA 😆 /slap
      dan itupun sebenernya bisa aku jadiin satu chapter lagi alias jumlah total chapter-nya bakal ada lima, cuman… aku takut barangkali nanti tambah lama pengerjaannya T___T hiks..

      OKE AKU SELALU MENGAGUMIMU, KAK SASA CANTIK {} MAKASIH BANYAK YA 😀

      Suka

  18. Woaaaahhh!!!!!! Semakin seru !!! :3 Beneran, pusing mau nebak siapa pelakunya -_- tapi antara percaya atau tidak percaya saya menduga pelakunya adalah YunHee. Tapi… entahlah… masih mau baca part 4 dulu 😀 Ada typo._. Cuman satu atau dua… tapi gak mengganggu. Keseluruhan ceritanya keren. Suka banget.. Ceritanya greget banget ya XD mau ketahuan… eh, Soojungnya amnesia._. Ehm…. yaudah lah, next chapter 4… mau baca dulu xD

    Suka

Leave Your Review Here!