[Ficlet] Hitungan Kelima

by jojujinjin (@sanhaseyo on Twitter)

.

starring NCT U’s Doyoung & OC’s Kang Jia

Ficlet // G // Fluff

.

Di hitungan kelima, biasanya siulan bocah panti asuhan sudah hilang….

.

Kira-kira sebulan setelah Kim Doyoung mengenal Jia: ia tidak pernah menyapa Jia dengan sebuah tepukan di pundak, dengan pekikan nama dari kejauhan, mau pun menyebut marganya dengan embel-embel ‘eh’. Metode Doyoung untuk mengambil perhatiannya bisa dibilang unik, atau pun memalukan—karena anak panti asuhan yang lain selalu menyoraki mereka tatkala hal itu terjadi dan sumpah, Jia tidak bisa melakukan apa pun selain bungkam. Membiarkan semburat merah jambu menjamah sepasang pipinya.

Namun Sabtu sore itu, lain lagi ceritanya.

Jia merasakan sesuatu mengalungi pergelangan tangannya; dan tentu saja dia tak terkejut. Ia menoleh, membalas cengiran konyol Doyoung tak kalah cerah, sebelum mulai berhitung.

Satu….

“Mau ke mana, Ji?” tanya Doyoung. Surainya yang cerah berantakan—kemungkinan besar habis dijambak Minhyung, Si Pecinta Warna Jingga.

Dua….

Jia nyaris meringis karena; Tuhan, kenapa tangan Doyoung terasa hangat sekali?

“Minimarket, kita kehabisan pasta gigi. Ada yang mau kau titip, tidak?”

Tiga….

Doyoung melenggut lamat. “Aku juga mau membeli sesuatu.”

Empat….

“A-apa?”

Merutuk dalam hati, Jia menggigit lidahnya yang gagal membulatkan perkataannya.

Lima….

Di hitungan kelima, biasanya siulan bocah panti asuhan sudah hilang dan begitu pula jemari Doyoung di lengannya.

Biasanya.

Tapi saat itu mereka semua tengah menyantap makan malam dan Jia lagi mengikat tali sneakers-nya di teras. Jadi tiada jingkatan alis Jaehyun yang menyebalkan atau lemparan bola kertas Taeyong yang selalu mengenai antara ibu jari dan telunjuk Jia.

Hitungan Jia sudah sampai dua puluh, dan yang Jia lakukan sedari tadi hanyalah menatap kosong jemari Doyoung yang tiba-tiba saja sudah menyelinap di antara kepunyaannya.

And Jia feeling all but warm, isi perutnya yang berubah menjadi puluhan kupu-kupu dan jantungnya yang berdentum begitu cepat.

“Entahlah, aku lupa apa, tapi mungkin kalau aku ikut denganmu—“

“Doyoung,” Jia membasahi bibirnya sebelum berdeham.

Entah Jia berhalusinasi atau apa, tapi Doyoung nyatanya masih mampu melebarkan lengkungan bibirnya yang sudah jelas kepalang melintangi wajahnya bak bulan sabit. “Iya? Kenapa?”

Doyoung mendapati Jia tak mampu berkata-kata. “Jia?”

Lalu fokus Doyoung ikut jatuh ke genggaman tangan mereka.

Jia mendeham lagi. “K-kamu, tidak mau melepas … maksudku—“

“Aku baru berani melakukannya sekarang.”

Doyoung tertawa gugup, dan benak Jia sontak dipenuhi sejuta enigma bertuan; lelaki itu, Kim Doyoung, yang pada detik selanjutnya menghapus semua tanda tanya di kepala Jia dengan sebuah kalimat sederhana diiringi remasan tangannya yang memabukkan.

“Aku baru berani benar-benar menggenggam tanganmu sekarang, dan aku menyesal kenapa aku tidak melakukannya sejak dulu.”

Sejak saat itu, metode Doyoung memanggil Jia menjadi kesukaannya, meski di kebanyakan waktu ia tak kunjung melepas genggamannya bahkan setelah hitungan kelima.

.

.

Fin.

a/n: tolong jangan salah paham doyoung bias kedua saya di nct u kalo ultimate-nya:

https://twitter.com/sanhaseyo/status/719370150311370752

ANYWAY terima kasih TBFLR menjadi MOTW berkat readers semua!! thank you veery much :”> please stan ASTRO theyre so underrated;-;