Little by Little

wpid-lil-by-lil.jpg.jpegBTS Park Jimin, Min Yoongi (Suga), Kim Namjoon (Rap Monster), Jung Hoseok (J-Hope), BAP Moon Jongup, iKon Kim Jinhwan, Jung Chanwoo, GOT7 Kunpimook Bhuwakul (Bambam)

Various OC (Minha, Rin, Lui, Rui, Jinhee, Claire, Fei, Mony)

on

Little By Little

by

21browniepoints

Fluff, Friendship, Hurt/Comfort, Childhood!AU, Comedy

Ficlet(s)

G

Mari berpetulang bersama delapan pasang makhluk-makhluk cilik yang manis!

Jimin melihat adik kembarnya didorong hingga jatuh oleh beberapa anak kelas tinggi. Darahnya mendidih, matanya panas. Minha kini jatuh terduduk di lantai, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Jimin bisa mendengar isak tangis pelan kabur dari mulut adiknya. Ia mengkalkulasi sebab dan akibat tindakannya. Kakinya berlari di koridor.

“Aduh sakiiiit!” Salah seorang dari kakak kelas yang rambutnya paling panjang dan diikat dua mengeluh ketika tangan Jimin melayang menarik kuncirnya. Salah seorang dari mereka memanggil guru, melapor soal Jimin yang mengganggu mereka. Jimin ingat nasihat Yoongi. Tidak boleh mengganggu anak perempuan. Tapi kali ini mereka membuat Minha menangis. Jimin tidak punya pilihan lain. Jimin dan anak itu di bawa ke ruang kepala sekolah.

Bukan salah dia dan Jimin kalau mereka berdua berteman dengan anak kelas tiga yang katanya tampan. Toh Yoongi tetangga mereka, Minha tidak merasa ia merebut Yoongi dari kakak-kakak kelas itu. Tapi Minha masih tetap jadi sasaran kemarahan mereka. Minha masih sesenggukan, ia tidak ingin diam. Ia takut terjadi sesuatu pada Jimin. Tapi sepasang kaki mendarat di depannya. Sepatu itu adalah sepatu yang di kenalnya. Yoongi.

Yoongi menepuk punggung Minha agar anak kelas satu itu diam. Bersama mereka masuk ke ruang kepala sekolah dan menjelaskan duduk perkaranya pada mereka. Jimin mendapat hukuman untuk menyalin, tapi tidak sebanyak milik anak itu. Dan lagi, Yoongi secara langsung mendeklarasikan bahwa ia tidak mau berteman dengan anak gadis galak sepertinya. Minha merasa ia menang. Ia sayang Kak Jimin dan Yoongi.

Mereka bertiga mengayunkan langkah sejajar. Yoongi merogoh kantungnya, mengeluarkan beberapa uang receh.

“Aku akan beli es krim untuk kita bertiga.”

“Huh? Aku juga dapat, Hyung? Tapi tadi aku ‘kan mengganggu anak perempuan?”

“Kau justru dapat dua, kau berani sekali, membela Minha. Aku akan memberikan punyaku untukmu.”

Senyum Jimin merekah, ia berjalan dengan bangga.

***

“LUIIIIIII!”

Wajah Jimin berantakan, dan es krim di tangannya nyaris mencair setengah. Gadis yang dipanggil tak kunjung keluar dari rumah. Jimin mengetuk kakinya tidak sabar. Kemana perginya Lui?

“AHN LUIIIIIIII!”

“Jimin?” Suara ibu Lui muncul, wajahnya terlihat lelah.

“Ya Tante, Lui ada?” tanya Jimin.

“Ada. Tapi sedang sakit. Ayo masuk dulu. Ada perlu apa dengan Lui?”

Pintu terbuka lebih lebar dan ia melihat seseorang tengah berjongkok di depan kamar Lui. Jimin tidak kenal dengan sosok itu. Tapi ia terlihat sedih.

“Aku mau memberi es krim untuk Lui.”

“Wah, maaf ya, Lui sedang sakit. Jimin tidak boleh menjenguk, nanti tertular.”

“Memang Lui sakit apa, Tante?”

“Cacar.”

Jimin menatap es krim di tangannya dengan sedih. Ia sudah berlari kencang untuk berbagi dengan Lui, tapi yang dituju malah sedang sakit.

“Ya sudah deh kalau begitu. Jimin pamit dulu Tante. Semoga Lui cepat sembuh.”

“Terima kasih ya Jimin, nanti Tante sampaikan pada Lui.”

Mau tak mau Jimin memakan dua eskrim di tangannya dengan cepat. Kalau Lui sudah sembuh, ia akan membelikan Lui es krim. Yoongi Hyung bilang, ia bisa beli es krim karena menabung. Jimin akan menabung juga, ia akan menanyakan caranya pada Yoongi Hyung.

***

Rui menatap pintu kamar adiknya sambil cemberut. Bagaimana bisa adiknya sakit dan ia tidak di perbolehkan masuk ke kamar adiknya? Bukankah dengan begitu ia bisa main dokter-dokteran dengan adiknya? Selama ini ia sudah mengalah, jadi pasien terus. Sekarang gilirannya menjadi dokter harusnya.

Tapi ibunya mengunci kamar Lui dan tidak memperbolehkannya masuk. Curang!

Tapi ibunya terlihat lelah dan ia menangkap kata gawat saat ibunya bicara di telepon. Ia jadi merasa khawatir. Rui mengambil boneka kesayangan Lui yang tertinggal di kamarnya. Rui hanya ingin melihat seberapa parah keadaan Lui. Dan mengembalikan boneka itu, siapa tahu dengan begitu Lui jadi cepat sembuh.

Di depan, ada sebuah mobil berhenti. Seorang berjas putih dan seorang anak kecil masuk ke rumah mereka. Rui mengenalinya sebagai seorang dokter. Anak kecil laki-laki itu ditinggalkan di ruang tamu, sementara dokter itu berjalan ke arahnya, akan masuk ke arah kamar Lui. Ini kesempatan emas!

Rui menyelinap, tapi tangannya ditahan oleh seseorang. Anak lelaki yang tadi di ruang tamu. Pintu kamar Lui sudah tertutup, sekarang ia tidak bisa lagi masuk dan bermain dengan adiknya. Rui semakin cemberut, ia mengebaskan pegangan tangan anak laki-laki itu.

“Kau tidak boleh masuk, adikmu ‘kan sedang sakit.” Katanya.

“Tapi aku mau main dengan Lui!”

“Tidak boleh! Lui sedang di… hmmmm di….”

Rui mengangkat alisnya menunggu. Alasannya lebih baik masuk akal karena ia kesal sekali.

“Dikarantika! Iya, itu!”

“Apa itu?”

“Yah, pokoknya tidak ada yang boleh bertemu dengan adikmu, begitu kata Ayah.”

“Tapi orang dewasa boleh?”

“Iya, mereka ‘kan lebih sehat.”

“Tapi aku mau main dengan Lui.”

“Eh, begini saja…”

Anak lelaki itu membisikkan sesuatu pada anak perempuan itu, lalu mereka mulai sibuk. Ketika dokter itu dan ibu Rui keluar dari kamar, tumpukan mainan milik Rui menjumpai mereka.

“Ada apa ini, Rui?”

“Hehe, aku meminjamkan semua mainanku pada Lui, Bu. Supaya Lui tidak kesepian. Soalnya kata dia, Lui sedang dikarantika. Aku ‘kan belum  boleh main dengan Lui lagi.” Jawab Rui. Anak lelaki itu mengangguk.

“Dika-ran-ti-na, Namjoon, bukan karantika.”

“Ooh…”

Dokter yang adalah ayah Namjoon itu mengacak rambut mereka berdua. “Ya, nanti Dokter sampaikan ya, pesan kalian!”

Keduanya berlari ke luar.

“Namjoon hati-hati ya!”

“Iya, Ayah!”

Tidak sampai beberapa menit kemudian, Namjoon berhasil menabrak pot bunga milik ibu Rui hingga pecah berkeping-keping. Biaya berobat Lui akhirnya digratiskan.

***

Ketika Namjoon di ajak pergi oleh ayah mereka, Jinhee merasa marah. Jelas saja, Namjoon itu tangannya bisa merusakkan benda-benda, tapi masih saja tetap diajak bekerja oleh. Padahal Jinhee bisa lebih daripada Namjoon. Jinhee tidak merusak barang!

Gadis kecil itu menyusuri jalan, ia bosan berada di rumah terus, tapi kawannya bermain juga tidak ada. Jadi ia mengayuh sepedanya memutar kompleks, tanpa tujuan.

Jinhee jadi ingat, di kompleks ini ada yang baru pindah. Tidak jauh dari rumah mereka, dan anak lelaki tetangga itu kalau tidak salah seumuran dengan Namjoon. Mungkin Jinhee bisa mengajaknya bermain?

Tapi ternyata Jung Hoseok baru saja kecelakaan dan mematahkan kakinya karena jatuh dari pohon. Jinhee memberengut kesal, kenapa hari ini sial sekali sih? Ia tak punya kawan main sama sekali!

Ia duduk di bawah pohon sambil mengipas diri. Hoseok duduk di teras, kruk bersandar di sampingnya. Jinhee merasa bosaaaaaaan sekali, sampai seorang wanita lewat di depan rumah Hoseok.

Ada suara suitan kencang. “WOHOOOO, CEWEK CANTIK LEWAT!” Disusul dengan suara tawa menggelegar dari seberang sana. Si wanita tekekeh malu, tapi lewat dengan selamat di depan rumah Hoseok.

Seorang perempuan lagi lewat, dan hal yang sama terjadi. Kecuali perempuan dewasa itu memelototi Hoseok.

Seorang lagi lewat dan pujian itu jatuh ke dalam telinga yang tuli karena orangnya sedang memakai earphone.

Jinhee penasaran. Bagaimana jika dia yang lewat akankah Hoseok memanggilnya cantik juga?

Jadi gadis kecil itu lewat secara kasual sambil mendorong  sepedanya. Tapi Hoseok tidak memanggilnya cantik.

“Hai Mawar!”

‘Kenapa mawar sih, namaku kan Jinhee.’ Bisik Jinhee dalam hati. ‘Lagipula  aku maunya dipanggil cantik.’

“Mawar main di sini dong, temenin aku!”

Jinhee menoleh dengan kesal. Jemarinya menggestur ke dirinya sendiri. “Aku?”

“Iya.”

“Namaku Jinhee.” Gadis kecil ini menekankan kekesalannya dalam nada suara.

“Iya, aku tahu kok. Tapi kamu cantik dan kata Mamaku, bunga paling cantik itu bunga mawar. Makanya namamu diganti aja ya jadi Mawar?”

***

Jinhwan memproses kalimat dari seberang jalan itu. Jung Hoseok memang punya suara mengalahkan guntur. Dan ia sendiri hanya bisa menggeleng mendengar kalimat itu.

Langkahnya tiba di depan rumah Claire. Ia mengikat tali anjingnya di boks surat di depan rumah Claire. Ia sudah berjanji sore ini akan mengajak Claire bermain dengan anjingnya. Jinhwan punya tugas tiap sore mengajak anjing itu berjalan-jalan.

Bel menggema di dalam rumah, beberapa saat kemudian, sosok gadis kecil itu muncul dari dalam.

“Jinhwan?”

“Iya, kau sudah siap?” Jinhwan menunjuk ke arah sebundel bulu yang terikat di tiang boks surat.

“Uhhh, anu… aku…”

Jinhwan melihat pakaian Claire. Gadis kecil itu tampak sudah siap memang, bajunya sudah rapi, bukan piama biasa untuk tidur siang. Ada sisa-sisa bedak juga di wajah Claire, bukti bahwa ia sudah mandi.

“Kenapa memangnya?”

Claire tersipu malu, ia menatap ke bawah, ke arah sepatunya.

Oh.

Jinhwan tersenyum manis, ia lalu berjongkok.

“Bilang dong, kalau masih belum bisa ikat tali sepatu.”

Jinhwan membentuk simpul pita yang cantik, dan alasan Claire sebenarnya hanya karena ia suka simpul pita milik Jinhwan.

***

Chanwoo nampak bersemangat pagi ini. Claire, kakaknya, sempat bingung, tapi ia memilih menghiraukannya. Tak ada yang bisa menghapus senyumnya. Dua buah kotak bekal di tangannya membuat bebannya makin berat. Tapi ia bisa membayangkan senyum merekah milik kawan sekelasnya. Kemarin ia meminta ibunya membuat dua buah bekal makan siang, satu untuknya dan satu lagi untuk Fei.

Chanwoo memperhatikan seorang kawan sekelasnya yang sering kali tidak bawa snack. Chanwoo tidak tahu apakah Fei tidak punya ibu yang biasa mempersiapkan hal-hal seperti itu, tapi ia merasa sedih. Sudah beberapa kali Chanwoo ingin berbagi dengan Fei, tapi Fei selalu menolaknya karena takut tidak cukup untuk mereka berdua.

Jadi sekarang, ia bisa makan berdua dengan Fei, tentu saja.

Namun semesta tidak berpihak pada Chanwoo. Begitu ia tiba di sekolahnya, ada seorang yang berlutut di depan Fei. Dengan jaket tebal dan kacamata hitam. Memberikan Fei sebungkus biskuit. Kekesalan Chanwoo berkobar, siapa pria misterius itu?

Chanwoo melingkarkan lengannya pada lengan Fei, dan menantang sosok itu dengan matanya.

“Ini siapa, Sayang?” tanya sosok itu sambil mengusak rambut Chanwoo.

“Ini temanku, namanya Chanwoo. Dia baik sekali, Yah. Kalau aku tidak punya jajanan, dia beri punyanya. Tapi aku tidak mau.”

Oh jadi ini ayahnya Fei? Chanwoo jadi merasa malu.

“Yups, aku Jung Chanwoo , Paman. Senang bertemu dengan Paman!”

“Kalian lucu sekali. Jagakan Fei untuk aku ya?”

Dada Chanwoo membesar mendengar kalimat itu. Bayangkan, ia diberi kepercayaan besar untuk menjaga Fei!

“Aku akan pergi untuk waktu yang lama.”

Chanwoo tidak tahu, tapi ia berjanji dengan tulus. Sampai kapan pun, ia akan menjaga gadis kecil di sampingnya.

***

Jongup berlari sekencang-kencangnya, ia harus mencapai boks pasir paling pertama!

Tapi langkahnya terhenti mendengar suara tangis familiar. Ia menoleh ke belakang, dan salah seorang senior menabrak tubuhnya hingga ia jatuh. Tapi matanya tak lepas dari sosok yang menangis itu.

Rin.

Jongup segera melupakan rencananya untuk mencapai boks pasir favoritnya. Ia segera mendatangi Rin.

“Kau kenapa?”

Rin masih tersedu, sementara Jongup menatapnya lekat-lekat. Rin kini menunjuk lututnya yang berdarah, barulah Jongup tahu apa yang jadi masalah.

“Ayo kita bilang pada Bu Guru.”

Tapi Rin tidak menampakkan tanda-tanda akan berhenti menangis dan bangkit. Jadi ia memutuskan untuk memanggil gurunya saja.

Di dalam kelas, tangis Rin sudah mereda, lolipop menyumbat mulutnya, sementara Bu Guru mengerjakan luka di lutut Rin. Jongup tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi.

“Jongup tidak mainan di luar?” tanya Bu Guru.

Ia menggeleng. Ia khawatir pada Rin tentu saja, Bu Guru ini bagaimana sih?

Rin melepaskan lolipopnya. “Jongup juga butuh diobati Bu.”

Jongup mengikuti jemari Rin yang menunjuk ke arah telapak tangannya. Ia mengernyit melihat gumpalan debu dan darah di sana. Sejak kapan dia terluka?

“Ya ampun!” Bu Guru segera mengalihkan perhatian dari Rin yang sudah selesai dibalut lukanya. Ia mengambil pembersih luka dan bersiap untuk membersihkan luka di tangan Jongup.

“Duh, Jongup. Ibu tidak punya permen. Kamu tahan ya, jangan menangis kencang-kencang, soalnya ini bakal perih.”

Rin menyodorkan permen bekasnya ke mulut Jongup. “Jangan nangis ya?”

Jongup terheran sebentar, tapi ia memakan lolipop itu juga. Bu Guru tertawa melihat mereka.

“Bu Guru kenapa tertawa?” tanya Rin.

“Tidak apa-apa. Kalian lucu.”

***

Sosok yang mereka identifikasi sebagai ibu dari Lui berdiri di depan kelas. Gadis kecil yang lebih tinggi dari seluruh kelas itu mengintip. Mony mengenalinya sebagai Rui, kakak kawan sekelas mereka.

“Kak Rui?” tegur Mony.

“H-hai Mony.”

“Lui tidak masuk sekolah?”

Gadis yang lebih tua itu menggeleng, sambil menggumam tentang karantika. Mony tidak mengerti apa itu, tapi ia mengeluarkan suara pelan seolah tahu benar tentang perkara itu.

“Rui, kau pergilah ke kelasmu. Bel akan bunyi sebentar lagi.” Wanita di pintu itu mendorong ransel Rui pelan agar gadis kecil itu pergi. Rui meninggalkan senyum untuk Mony dan berlari ke kelas yang lebih tinggi, yang letaknya lebih jauh.

Pembicaraan itu tidak berlangsung lama, Bu Guru segera mengumumkan soal absennya Lui di depan kelas. Sayang sekali, kawan mereka berkurang satu untuk hari ini.

Pada saat makan siang, Mony mendiskusikan hal ini dengan kawannya, Bambam.

“Menurutmu, bagaimana caranya menyembuhkan Lui?” tanya Mony. Puding vanilanya sudah berubah menjadi bubur karena di aduk dengan sendok. Mony tidak suka puding vanila.

“Aku mana tahu, bukankah ada dokter yang bisa melakukan hal itu?” tanya Bambam balik.

“Jangan begitu, kau tidak mau Lui sembuh dan main lagi bersama kita?”

“Mau sih. Tapi aku bukan dokter dan aku tidak mau jadi dokter!”

“Kita tidak perlu jadi dokter, kau tahu seperti kata buku dongeng, kita bisa jadi penyihir!”

“Penyihir?”

“Iya, untuk menyembuhkan Lui.”

Bambam merasa bahwa ini bukanlah ide yang buruk. Jadi penyihir terdengar keren, dan mereka melakukan kebaikan. Jadi Bambam menyetujui ide itu.

Setelah makan siang, Mony mengambil sebuah buku dari rak. Buku yang paling tebal karena penyihir punya resep sihir yang banyak. Buku itu berat sekali, Mony terhuyung-huyung membawanya. Mereka membuka satu halaman secara acak dan menemukan sesuatu yang familiar.

“Aku tahu ini!” pekik Mony.

“Apa?”

“Ini jamur! Aku ingat Mama pernah masak satu dan rasanya enak.”

“Jadi kita butuh jamur untuk ramuan penyembuh Lui?”

“Yaps! Kau tahu di mana kita bisa menemukan jamur?”

Bambam menggeleng. Keduanya lantas berpikir keras mencari jawabannya. Lalu Bambam ingat sesuatu.

“Mony, aku sepertinya punya jamur.”

“Di mana?”

“Di kaki.”

Mony mengernyit sebentar. Bambam membuka kaus kakinya. Ada kulit yang mengelupas di sekitar sela jari kaki Bambam. “Kata Ibu, ini jamur. Aku jarang mencuci kaki kalau habis bermain, makanya jamuran.”

Mony mengangguk mendengar penjelasan Bambam. “Tapi bagaimana cara mengambilnya?”

“Pakai pisau? Tapi nanti sakit!” Bambam mengontradiksi dirinya sendiri.

“Aku ambil sendok saja. Jamurnya terlihat terlalu kecil, tapi kita membutuhkannya.”

Mony baru saja akan mengerik ‘jamur’ itu ketika Bu Guru datang ke kelas dan terpekik kaget melihat sendok stainless milik kantin yang hilang berada di tangan Mony.

“Nak, apa yang kalian lakukan?”

“Kami akan mengambil jamur dari kaki Bambam, Bu!” Mony bercerita dengan semangat.

Setelah lima belas menit cerita dari keduanya, Bu Guru menangkap Plantae Encyclopedia milik salah satu relawan yang masih kuliah berada di tengah ruangan. Merasa menangkap sebagian besar kisah mereka, Bu Guru menaruhnya di meja dan mulai mengobati ‘jamur’ di kaki Bambam dan menasihati mereka berdua.

“Kalian tidak usah jadi penyihir, jadi anak-anak saja sudah menyusahkan.”

15 tanggapan untuk “Little by Little”

  1. KAAAAYYY IM BACK YEAAAH! Setelah rusuh bareng di line mau lanjut rusuh lagi di sini yaassshh!!! XD
    First……….YUNGI WAE GENTLE SEKALI MINHA UCUL PULA TRUS JIMIN JUGA BIKIN GEMAS YAAMPUN ASTAGA aku suka kaay! Manis simpel tapi kerasa feel bocahnyaa uhuhuhu ♡
    Duaa……KO JIMIN POLOS BANGET ASTAGA. Lui sakiit yaampun gewees yak lui biar dikasih eskrim sama jemen ihihihihi ♡
    Tigaaa……NGAKAK PARAH SUMPAH KAAY INI IDENYA SOMPLAK BANGET poloossss ruinya polos banget aku suka duu cubitable :33 hhhhhhh namjun nabrak pot bunga aku makin ngakak astaga masih piyik koo udah rabun, joon? /digampar rui/ wkwkwkk
    Empat….ANJIR JUNG HOSOK MASIH PIYIK DAH TUKANG GOMBAL. Astaga aku ngakak hosok panggil jinhee mawar terus yaampun yaampun ini hosok……bikin spicles ♡
    Lima….pft nahan kepslok ah biar keliatan kalem ((GAK)) yaampun demi suara indah gujune aku pen nabok claire…….dia sok sokan gabisa ngiket tali sepatu taunya modus biar diiketin jinan anjir claire sini riris keplakin dulu wakakaka. Astaga kaay diabetes kay aku suka suka suka. Gemaassshhh ♡
    Enam….. chanuyaaaa sejak kapan kamu jd se-cowok ini deek? Siapa yang ngajarin? Yaampun sini nuna uyel duluuu uhuhuhuhu ♡
    Tujuh…….RIN KOK LUCU SIH YAAMPUN GEMESSSSHHHH……makan lolipop gitu duh bayanginnya childhood chorom bikin ngiriii ♡
    Terakhir…….MONY SAMA BAMBAM GABISA YA GA SEPOLOS INI?? ((eh kata amer polos sama bego beda tipis)) jadi monbam ini polos apa begooo?? Wkwkwk. Astaga jamur di kaki. Astagaaa KALIAN KENAPA SIH???? *keplakin mony bambam* aduuhh…….dua piyik ini minta dikarantika (……) wkwkwkwkwk

    Udaah kaaay!!! Pokoonya aku sukaa semuanyaaa!!!! GEMASSH SENDIRI BAYANGINNYAA UHUHUHUHU. Goodjob, 21browniepoints-nim! Saranghaaaeeee ♡♡♡

    Suka

    1. astaga komen karis bisa jadi ficlet sendiri

      1. bukannya yunha jiminha emang identik sama yang manis-manis gini?
      2. iya nih lui pake sakit pulak coba enggak kan dapet eskrim…
      3. memang namjun tuh gitu god of destruction banget kasian mamanya lui rui…
      4. aku inget kalo hosok jinhee katanya kapel gombal kan, maka jadilah ff ini wkwk
      5. tuh belajar sama kleri kalo mau modus, dari kecil aja udah jago ya kak? wkwk
      6. aku dah kehabisan ide untu canu akhirnya jadi rada mainstream gini kak wkwk
      7. rin juga sebenernya modus itu wkwkwk
      8. aku paling enjoy nulis ini soalnya abis nulis separagraf aku ngakak sendiri sambil cemas, apa gak terlalu dodol jadinya, tapi akhirnya dipos juga hahahahhaha

      makasih ya kak udah baca dan komen!

      Suka

  2. Ngakak banget di namjooonnn, terus ya ampun kisahnya chanwoo harus didramain pake banget!! hoseok dari kecil ternyata emang udah genit gitu ya ? agskaldjskks dan monyyyyy ya ampun, untung kamu beneran masih kecil coba gedean dikit kakak jitakk. Fiuh, udah gitu aja. Feel nya dapet, dari yg kocak, gentle sampe harus disebut apa, babo ? (buat bambam) ㅋㅋㅋ keep the childhood story juseyoooo

    Suka

    1. haiiiii riseuki!

      wkwk aku jarang nulis canu makanya gitu jadinya. hoseok memang daebaque masih masa penyembuhan kaki patah aja tetep gombals. mony memang out of the box gitu kan pemikirannya biar hidup jadi seru katanya hehehehehehehe

      makasih ya riseuki udah komen dan baca!

      Suka

  3. HALO KAK 21BROWNIEPOINTS INI LUCU BANGET DEH KUCUKAAA(?)

    1st : duhh jimin gemesin banget narik kuncir orang😂 yoongixminha kok unyunyu walaupun masih kecil, terus so yoongi gentleman aneuddz(?)😂
    2nd : mana si jimin minta di ajarin nabung! Duhhh wkwk
    3rd : NAMJOON UNYU BANGET MINTA DIKARANTIKA DI HATIKU(?) /slapped/ terus adegan nabrak pot bunga lucu banget astaga! Tuhkan bapaknya jadi ngasih gratis:(
    4th : HOSEOK KAMU KECILNYA BEGINI GEDENYA GIMANA BANGG 😂😂😂😂😂
    5th : duh buntelan putih yang lagi diiket jadi saksi bisu modusnya Claire😂
    6th : Chanwuu yaampun berani banger pelotot2in camer(?) Nahlo……
    7th : CIE JONGUPXRIN COUPLE FAV SETELAH MINHAXYOONGI 😂 UNYU NGEDZ PERMENNYA BUAT BERDUA!!
    8th : Monyxbambam emang couple somplak dari yang tersomplak! Udah dari mony nyolong mangga, ini mau ngambil jamur kaki bambam?! Emang bisa dibuat sup jamur? ;_; please kak uchin kandangin mony(?)

    Yeaay couple2 IFK dikumpulin disini dalam bentuk anak kecil yang lucu lucu😂 suka ide dan hasil ceritanyaa

    Suka

    1. haiiii dreamjelly!

      1. mereka memang unyu ko, versi gede aja unyu paagi versi kecil
      2. iya biar bisa ngelamar lui pake eskrim wkwkwk
      3. susah memang si namjun mah forever god of destruction
      4. gedenya tetep anten aned tetep gombal dong wkwkwkwkwwk
      5. untung bukan yang lain ya alo ada bisa-bisa claire dipedang sama fansnya jinan wkwk
      6. ya kan canu gak tahu kak kalo itu camer wkwkwkwkwkwwk
      7. habis bu guru kehabisan permen siih ehehehehehehe
      8. memang monybam suka gitu

      makasih ya udah baca dan komen!

      Suka

  4. KAAYY AKU GAK TAU MAU KOMEN APAAN BUSEET INI LUCU PARAH!!!
    childhoodnya berasa banget gemes ampe bikin yengir2 sendiri kaya orang gila… Untung bacanya di kamar jadi ga ada yg liat ((kalem))

    Oke!! Yg pertama; ini lucu bnget mas jimin ngelindungin adeknya terus ada mas yoongi yg ngasih reward ke dia. Huhuhuhu gemas mas yoongi dewasa sekaleee
    Kedua; kasiaaan bangeet mas jimin mau main, eh temennya lagi sakit. Aku juga dulu bingung kalo salah satu temen lgi sakit trs ga bisa main bareng ((pukpuk mas jimin))
    Ketiga; ampuuunn dek rui ucul bgt pengin liat lui yg lagi sakiit eh tetiba ketemu namjun bahahhaha mana percaya aja lagi kalo dia lagi di karantika xD
    Keempat; ASTAGA BAGIAN INI MULES BANGETT HOSEOK NGAPA GOMBAL PADAHAL NGOMONG AJA BELOM BECUS HAHAHHA 😂
    Kelima; OMG JINCLAIRE VERSI KECIIILLL… Mbak claire ngapa tumben malu2 kucing gitu sih gemess mana jinannya juga soksok jadi pria gitu padahal masih bocah piyik…
    Keenam; aku gak tau mau sedih atau gimana di bagian yg ini.. Ngeliat bapaknya fei bilang mau pergi jauh kok ya aku takutnya pergi selamanya gitu(?) kan kasan fei… Canu seakan dikasih wasiat buat jaga fei gitu huhuhuhu ((peluk duaduanya))
    Ketujuh; yang ini juga lucu paraaahhh sweeettt… Biasanya bocah mah cuek bebek temennya mau sakit kaya apa, tapi rin mau aja bagi lolipopnya hhuhuhu dek sini kakak cium dulu
    Kedelapan; NAH NAH NAHKAN YANG INI ABSURD KAN PARAH KLIMAKS BANGET DI TARO DI AKHIR BIKIN TAMBAH NGAKAK hahhahah ga ga ngerti lagi kamu kepikiran apaan sih kay sampe bikin kaya gini… Lawak abis pengin kugigit duaduanya huhuhu

    Beneran capek banget baca dari awal alurnya sweet gitu, eh mulai ke belakang mlah bikin perut mules saking lawaknya xD pokoknya sukaaa!!! 💙💙💙

    Suka

    1. haiiii kak titaaa

      1. memang yungi lebih dewasa dari umurnya wkwwkwkwwkwk
      2. ya kan emang problema anak kecil tuh gitu, temennya sakit terus kesepian huuuuu kasian imin
      3. karantika sih emang bener artinya tapi salah ngomong si namjun hahahahahahaha
      4. HAHAHAHAAHHA KOK AKU JADI KETAWA BACA NGOMONG AJA BELUM BECUS KAK WKWK
      5. padahal itu kleri mah modus aja wkwkwkwkwkwk
      6. iya kan bapaknya fei suka tugas luar kota nanti pulangnya 98496949234932 tahun kemudian makanya fei harus dijagain canu wkwkwk
      7. jadinya ciuman gak langsung lagi hahahahahaha
      8. gatau juga kak aku lagi mikir apa suka absurd memang kok yang dua ini

      makasih ya kak udah baca dan komen!

      Suka

  5. Segala karantika dan jamur semuanya bersatu, fine kak kei, fine… Namjoon emg peusak ye, jebal joon, rumah org joon, biaya berobat jd gratis joon joon elu sih

    Suka

  6. Oh my god! Apa ini apa ini apa ini >< buahahahahhahaba………….. Ngakak sumpah kak. polos banget tuh anak² :V tapi sempet sedih pas bagian jimin lari² bawa ice cream itu. selamjutnya bener² bikin ngakak hahahaha…..

    Suka

  7. Ya Ampun!! ini lucu banget… dan cerita Mony-Bambam menjadi klimaks segala kepolosan bocah-bocah di atas.

    Keep writing! ditunggu cerita mereka yg lain..
    🙂

    Suka

Leave Your Review Here!