[Ficlet] Flower to You

liakyu presents;

Flower to You

EXO’s Baekhyun & EXO’s Chanyeol | Romance, Fluff, Childhood, AU | General | 430 words

Warning: Boys love!

“Apa aku juga akan dapat bunga?”

Chanyeol menghilang bagai hantu, lebih parah daripada itu karena biasanya hantu suka muncul lagi tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat. Tapi Baekhyun bingung. Anak yang tidak bisa dibilang anak kecil itu—karena tingginya sudah sama dengan orang dewasa yang normal—tidak muncul lagi di hadapannya setelah tiga jam terlewat, setelah Baekhyun selesai tidur siang dan menghabiskan sereal cokelat murah yang dihadiahkan bibinya saat minggu lalu terkena demam berdarah.

Baekhyun mengarah ke luar rumah, dengan harapan bisa menemukan si bocah tinggi di sana. Baekhyun tahu Chanyeol tidak akan pulang sebelum pamit padanya. Kalau dia sedang di kamar mandi, Chanyeol akan berteriak kencang-kencang sampai si kucing bongsor, Honey, mengembangkan bulu-bulunya. Kalau dia sedang tidur seperti tadi, Chanyeol akan melompat ke atas tempat tidur dan melakukan segala cara supaya Baekhyun membuka matanya, walau cuma satu, atau cuma setengah. Dan Baekhyun tidak merasakan kualitas tidur siangnya tadi jelek, yang menandakan tidak ada apa pun yang mengganggu tidurnya, termasuk serangan pamitan Chanyeol.

Jadi ke manakah dia?

Aha! Baekhyun menemukan kepala hitam yang mencuat di antara bebungaan kuncup yang ditanami ibu Baekhyun di atas tanah-tanah kaya humus. Itu pasti Chanyeol! Soalnya kepalanya—rambutnya—berbentuk jamur.

“Ah, Baekkie. Kemarilah, aku punya sesuatu untukmu.” Begitu ucap bocah jangkung yang memang benar Chanyeol itu ketika Baekhyun muncul dengan cara merangkak dari balik batang-batang bunga. Rencana yang telah pupus: mengagetinya.

“Apa?” Baekhyun segera berjongkok, mengikuti gaya Chanyeol yang seakan tidak bisa menegakkan kaki-kaki jenjangnya lagi.

“Bunga!”

Baekhyun menatapi mawar putih yang baru muncul dari balik punggung Chanyeol, terdiam sesaat. “Kau memetiknya?” Pertanyaan itu dibalas anggukan si tinggi, dan Baekhyun menahan teriakannya yang hampir meloloskan diri. “Ibuku pasti akan marah!”

“Ouch,” decak Chanyeol tampak sebal dengan tangan kiri yang bebas menyentuh dagu, “tapi kan ini untuk anaknya.”

Baekhyun hampir melupakan itu. Demi tisu basah, saat ini Chanyeol sedang mempersembahkannya sebatang bunga. Memang kosakata yang dipakai agak berlebihan, tapi Baekhyun tidak tahu kalau hal-hal picisan begini bisa ia temukan walau ia belum dewasa; tidak masalah kalau bunga yang ia dapat adalah bunga dari pekarangannya sendiri.

“Oh, oke tidak apa-apa. Ibuku tidak akan marah!” seru Baekhyun cepat sembari menyambar mawar putih itu dari tangan besar Chanyeol. “Terima kasih.” Tersenyum lebar, Baekhyun mencium sekilas aroma kelopak bunganya. Sang pemberi tersipu. “Apa aku juga akan dapat bunga?”

Ekspresi Chanyeol yang dilanda kepenuhharapan—bibir ditipis-tipiskan dan dilengkungkan, alis naik-turun, dan lubang hidung kembang-kempis—ingin membuat Baekhyun menyimpan kata-kata itu untuk diucapkannya di hati, tapi entah kenapa akhirnya ia menyerukannya juga; lantang.

“Bunga cintaku!”

Dan kini Baekhyun ingin ditanggapi.

“Kau pasti terlalu banyak menonton drama orang dewasa.”

.fin.